Kebebasan sementara yang dicapai oleh para Maha Rsi tergolong

Centralpendidikan.com - Pembelajaran diberlakukan siswa kelas 11 agar mendapatkan nilai terbaik dalam penyelenggaraan ujian Penilaian Akhir Tahun atau PAT semester 2. Terutama di mapel Agama Hindu di semua jurusan (bagi siswa beragama hindu) untuk satuan pendidikan pengguna Kurikulum 2013 Revisi.

Materi Soal PAT Agama Hindu Kelas 11 Tahun 2022 diselaraskan berdasarkan KI dan KD serta jenis persoalan Asesmen Kompetensi Minimum atau yang disingkat AKM. 

Selanjutnya, Bapak/Ibu guru pengajar dapat menggunakan lembar ujian PAT Agama Hindu Kelas 11 ini sebagai referensi dalam melakukan penyusunan naskah asli PAT Agama Hindu XI.

Kebebasan sementara yang dicapai oleh para Maha Rsi tergolong

Hasil ujian PAT di mata pelajaran Agama Hindu tersebut akan digunakan untuk mengukur capaian kompetensi siswa sesuai Standar Kompetensi Lulusan yang telah diresmikan di mata pelajaran Agama Hindu kelas 11. Dan menjadikannya sebagai penentu kenaikan kelas siswa ke tahap berikutnya.

(Full PDF (+50 butir) dan Kunci Jawaban di akhir artikel)

1. Mantra yang diucapkan guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk menghancurkan dan menyengsarakan orang lain disebut...A Kawaca mantra B Tamasika mantraC Rajasika mantra D Satwika mantraE Diksa mantra2. Perbuatan himsa karma yang dibenarkan dalam slokantara 59 yaitu untuk persembahan, untuk mempertahankan diri, dan untuk disuguhkan kepada tamu yang disebut...A Dharma wigate B Walikrama pujaC Atithi puja D Dewa pujaE Ahimsa3. Bentuk dharmasastra yang bentuk penulisannya berupa uraian – uraian yang panjang atau lebuh terinci disebut...A Nibanda B SutraC Smrti D SrutiE Sastra4. Salah satu bagian dari kelompok Upaveda adalah kitab ayur veda. Kitab ini membahas mengenai...A Ilmu pemerintahan negara B Membahas tentang ilmu kedokteranC Berbagai aspek tentang ilmu seni D Kumpulan cerita-cerita kunoE Sejarah para dewa-dewa 5. Pengekangan hawa nafsu kelamin dalam ajaran Dasa Yama Bratha disebut...A Mona B UpasthanigrahaC Bharata D UpawasaE Tapa6. Seorang Rsi yang pertama kali datang ke Bali mengajarkan tentang tata cara melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Widhi adalah...A Mpu kuturan B Dang hyang asatapakaC Dang hyang dwijendra D Rsi markendryaE Rsi agastya7. Tingkah laku yang memberikan kepuasan pada diri sendiri disebut...A Smrti B SrutiC Sadacara D AtmanastutiE Acara8. Menurut teori sudra dikatakan bahwa, agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra, mereka datang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak. Kelemahan teori sudra adalah...A Kasta sudra umumnya tidak memiliki pengetahuanB Memiliki semangat petualang C Kasta sudra ingin memperbaiki tarap kehidupanD Tidak boleh menyebrangi lautan E Penyebaran agama Hindu banyak di daerah pedalaman9. Empat jalan untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat disebut...A Catur warga B Catur purusarthaC Catur asrama D Catur margaE Catur warna 10. Sebuah candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke 9 masehi, oleh dinasti sanjaya adalah...A Candi prambanan B Candi borobudurC Candi sewu D Candi kalasanE Candi cetho11. Para maha Rsi pada saat melakukan tapa, yoga, dan samadhi mampu melepaskan segala ikatan keduniawian. Kebebasan sementara yang dicapai oleh para maha Rsi tergolong...A Salokya B Purna muktiC Samipya D Karma muktiE Sarupia12. Menghubungkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan penyerahan diri sepenuh hati dengan tap brata yoga samadhi disebut...A Raja marga B Bhakti margaC Karma marga D Jnana margaE Yoga marga13. Yang menjadi sumber hukum hindu adalah veda sruti, sila, acara, dan atmanastuti. Yang dimaksud dengan acara adalah...A Sabda suci yang langsung didengar oleh para RsiB Veda yang ditulis berdasarkan ingatan para RsiC Rasa puas pada diri sendiri berdasarkan kepentingan umumD Tingkah laku orang-orang yang beradabE Adat istiadat yang hidup dalam masyarakat yang merupakan hukum positif14. Yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid dimana bagian dasar penumpangnya dibuat lebar / besar atau makin keatas semakin kecil disebut...A Meru parastar yantra B Patala yantraC Meru pristha yantra D Ruram pristha yantraE Bhu pristha yantra 15. Yantra yang berfungsi untuk mengamankan lingkungan atau tempat tinggal disebut...A Yantra wisnu B Yantra sri cakraC Yantra sarvatobhadra D Yantra samraharaE Yantra raja16. Seorang Rsi yang mengajarkan tentang tata cara pembuatan pelinggih padmasana di Bali bernama...A Rsi markandya B Danghyang NirarthaC Mpu sang kulputih D Danghyang DwijendraE Mpu kuturan17. Kubur batu yang bentuknya seperti keranda atau lesung dan mempunyai tutup disebut...A Prasasti B DolmenC Sarkofagus D MenhirE Yupa18. Sembilan arah mata angin dikuasai oleh Dewata Nawa Sanga dengan tempat stanaNya masing-masing. Untuk arah tengah pulau Bali, Dewa yang berstana adalah Dewa Siwa, beliau distanakan di Pura...A Pura Besakih B Pura BaturC Pura Kebo Edan D Pura Goa GajahE Pura Pusering Jagat19. Agama hindu diberi kebebasan untuk menyampaikan sradha dan bhaktinya kepada Tuhan dengan melibatkan aspek yantra, tantra dan mantra. Yantra yang berfungsi untuk mencapai kebebasan disebut...A Yantra smarahara B Yantra muktiC Yantra wisnu D Yantra ganapatiE Yantra sri Cakra 20. Setiap atman yang telah mencapai moksa mengalami keadaan yang disebut Sat Cit Ananda, yang artinya...A Berada disisi tuhan B Atman bersumber dari brahmanC Kebenaran, kesadaran, dan kebahagiaan abadiD Kesenangan duniawi

E Aku adalah tuhan

MUTIARAHINDU -- Moksa merupakan bagian terakhir dari Panca Srada yaitu lima keyakinan umat Hindu. Adapun bagian dari kelima panca Srada adalah percaya adanya Brahman, percaya adanya Atman, percaya adanya Karma Pala, percaya adanya Punarbhawa, dan percaya adanya Moksa. Moksa sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu akar kata “Muc” yang artinya “Membebaskan” atau “Melepaskan” (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015: 2).

Kebebasan sementara yang dicapai oleh para Maha Rsi tergolong
Foto: Istimewa

Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Moksa adalah terbebasnya jiwa (atman) dari ikatan duniawi atau samsara (kelahiran kembali). Ngurah Nala dan Sudharta (2009: 41) menjelaskan apabila Atman itu sudah bersih, oleh karena Ia mentaati petujuk-petunjuk Sang Hyang Widhi (Tuhan), maka Atman itu tidak terikat dengan hokum karma, disebut Niskama Karma, dan Tidak lagi mengalami Punarbhawa, tidak mengalami Samsara. Keadaan inilah yang disebut Moksa atau kelepasan (pembebasan).

Moksa juga merupakan bagian dari Catur Purushàrtha yaitu empat tujuan hidup umat Hindu. Ada pun bagian-bagiannya adalah dharma (kebenaran), artha (kesejahteraan), kama (keinginan/kenikmatan duniawi), dan moksa (kebebasan sejati). Moksa dapat disamakan dengan nirwana, nisreyasa (keparamarthan) yang merupakan Brahman yang sangat gaib dan berada di luar pikiran manusia, dengan demikian Moksa dapat disamakan dengan Nirguna Brahman (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015: 2).

Alam Moksa tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, hanya orang yang mengalami yang bisa merasakan. Kata Moksa dapat juga disebut Mukti, yang berarti mencapai kebebasan jiwatman atau kebahagian rohani selamanya. Orang-orang yang telah mencapai moksa (bebas dari reinkarnasi) akan mengalami kebenaran, kesadaran, kebahagian (Sat, Cit, Ananda).

Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Moksa adalah terbebasnya Atman (jiwa) dari ikatan duniawi (maya) sehingga menyatu dengan Brahman (Tuhan). Orang yang telah mencapai Brahman akan merasakan kebahagiaan tertinggi (Sat cit ananda). Semua orang dapat mencapai tingkatan ini asalkan mengikuti ajaran agama.

Kapan Saja Manusia Bisa Mencapai Moksa

Mudana dan Ngurah Dwaja, (2015: 3) menjelaskan bahwa semua orang pada hakikatnya dapat mencapai moksa, bila mengikuti petunjuk-petunjuk agama. Hal ini dapat terwujud bilamana seseorang telah terbebas dari keterikatan. Upaya mencapai moksa dapat dilakukan dengan cara menyadari dan berupaya menumbuh-kembangkan usaha untuk melepaskan diri yang sejati dari keterikatan. Usaha-usaha itu diantaranya; dengan berperilaku yang baik, berdana-punya, beryajna, dan tirthayatra.

Selain itu dapat juga dilakuan dengan berusaha mengendalikan sifat-sifat tri Guna yang ada dalam diri manusia, yaitu sattwam, rajas dan tamas. Usaha untuk menyeimbangkan sifat-sifat tersebut memanng sangat sulit, namun yakinlah bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan disiplin diri. Menghayati dan pengamalan ajaran kitab suci, melakukan pemujaan, kerja secara tulus dan iklas, serta menanamkan keyakinan pada diri kita bahwa segala sesuatu berawal dan berakhir pada Tuhan. Orang mencapai moksa bila telah menyadari dirinya yang sejati. Moksa dapat dicapai di dunia maupun setelah hidup ini berakhir sepeti disebutkan dalam Bhagawadgita, XI. 54.

“Bhaktyā tv ananyayā úakya // ahaý evam-vidho ‘rjuna, // jñātuý draûþuý cha tattvena // praveûþuý cha paraýtapa”

“Tetapi, melalui jalan bakti yang tak tergoyahkan Aku dapat dilihat dalam realitasnya dan juga memasukinya, wahai penakluk musuh (Arjuna) Paramtapa”.

Tingkatan-Tingkatan Moksa

Berdasarkan beberapa sumber, moksa dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan. Ada pun tingkatan-tingkatannya adalah sebagai berikut;

Menurut Sudirga (2002: 89), tingkatan moksa dapat dibedakan menjadi tiga yakni Jiwa Mukti, Wideha Mukti dan Purna Mukti. Adapun maksud dari ketiganya adalah sebagai beriku:

  1. Jiwa Mukti, yaitu moksa yang diperoleh semasa masih hidup, dimana atman manusia tidak terpengaruh oleh gejolak indria dan maya. Moksa ini, dapat disamakan Sarupya (sadharmya) dan Samapya.
  2. Wideha Mukti yaitu moksa yang dicapai oleh manusia semasa hidupnya, di mana atmanya telah meninggalkan badan wadagnya (jasadnya), tetapi roh yang bersangkutan masih terkena pengaruh maya yang tipis. Moksa pada tingkatan ini, atma dinyatakan setarakan dengan Brahman, tetapi belum dapat menyatu dengan-Nya, hal ini diakibatkan masih ada pengaruh maya. Moksa Widehamukti dapat disejajarkan dengan salokya.
  3. Purna Mukti yaitu moksa yang paling sempurna, dimana atman manusia sudah bisa bersatu dengan Brahman. Moksa ini dapat diperoleh setelah meninggal. Istila Purna Mukti sejajar dengan Sayujya.

Kemudian Supartha (1991: 27) menjelaskan bahwa tingkatan moksa jika dilihat dari segi kebebasan yang dicapai Atman, maka moksa dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu:

  1. Moksa yaitu kelepasan yang masih meninggalkan badan bekas berupa jenazah atau badan kasar
  2. Adi Moksa yaitu kelepasan dengan meninggalkan bekas berupa abu.
  3. Parama Moksa ayitu kelepasan tanpa meninggalka bekas.

Penjelasan mengenai moksa juga terdapat dalam Brahma Purana. Titib (2006: 20) menyebutkan bahwa ada tiga tingkatan moksa yakni Moksa dari keterikatan Ajnana (kebodohan), Keselamatan lepas dari ragasamksaya (sehancurnya keterikatan yang sangat mendalam atau amat melekat, dan Trsnaksaya (mengancurkan kehausan seperti Sangat terikat denga keduniawian (Suhardana, 2010: 25).

Mudana dan Ngurah Dwaja, (2015: 7) menjelaskan bahwa moksa dibagi menjadi empat. Adapun keempatnya adalah sebagai berikut:

  1. Samipya yaitu moksa yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Moksa seperti ini dapat dilakukan oleh para Maharsi dan Yogi dengan cara melakukan Yoga Samadhi sehingga terlepas dari unsur-unsur maya, sehingga beliau dapat mendengar wahyu Tuhan. Dalam posisi moksa seperti ini Atman (jiwa) berada sangat dekat dengan Tuhan. Setelah Beliau selesai melakukan samadhi, maka keadaan para Maharsi dan Yogi kembali sebagai biasa, di mana , ikiran emosi, dan organ jasmaninya aktif kembali.
  2. Sarupya (Sadharmya) yaitu moksa yang didapat oleh seseorang di dunia ini, karena kelahiran orang tersebut, di mana kedudukan Atman (jiwa) merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya awatara Wisnu yakni Sri Rama, Buddha dan Sri Kresna. Walaupun Atman telah mengambil suatu perwujudan tertentu, namun ia tidak terikat oleh segala sesuatu yang ada di dunia ini (maya).
  3. Salokya yaitu moksa yang dapat dicapai oleh Atman (jiwa), di mana Atman itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Sang Hyang Widhi (Brahman). Ketika ataman mecapai posisi Moksa ini, Atman telah mencapai tingkatan Deva (Dewa) merupakan manifestasi dari Sang Hyang Widhi itu sendiri.
  4. Sayujya yaitu moksa yang tertinggi di mana Atman (jiwa) telah dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa. Dalam keadaan seperti inilah sebutan Brahman Atman Aikyam yang artinya “Atman dan Brahman sesungguhnya tunggal (satu)”.

Demikianlah tingkatan-tingkatan moksa dan pengertiannya sertakeberadaan orang yang dapat mencapai moksa, dan perlu diikuti dengan kesungguhan hati. “Karena itu penderitaan pikiran hendaklah diusahakan untuk dimusnahkan dengan kebijaksanaan, sebab tentunya lenyap oleh kebijaksanaan, seperti misalnya api yang menyala, pasti padam oleh air, jika telah musnah penderitaan pikiran, maka lenyaplah pula sakitnya badan (Sarasamuscaya, 503).”

Ngurah Dwaja, I Gusti dan Mudana, I Nengah. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Suhardana, Komang. 2010. Moksa Brahman Atman Aikyam. Surabaya: Paramita.

Sudirga dkk., Ida Bagus, Widya Dharma Agama Hidu. Ganesa. Bandung, 2004.

Suparta dkk., Drs. I Nyoman Suda. Pendidikan Agama Hindu. Ganesa, Bandung. 1991.

Titib, I Made. 2006. Persepsi Umat Hindu di Bali Terhadap Svarga, Neraka, Moksa Dalam Svargarohanaparva. Surabaya: Paramita.