Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain


Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain
Karunia Roh Kudus

Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Efesus 4:7

Talenta-talenta yang dipercayakan Kristus kepada sidang-Nya khusus melukiskan pemberian-pemberian dan berkat-berkat yang dikaruniakan Roh Kudus. “Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan; kepada yang seorang Roh yang sama memberikan Iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.” Karunia yang diterima semua orang tidaklah sama, akan tetapi kepada setiap hamba Tuhan sesuatu karunia Roh dijanjikan.

Sebelum Ia meninggalkan murid-murid-Nya, Kristus “mengembusi mereka dan berkata, Terimalah Roh Kudus.” Sekali lagi Ia berkata, “Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku.” . . .

“Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus,” Roh itu ”memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya.”

Karunia itu telah menjadi milik kita dalam Kristus, akan tetapi memiliki karunia-karunia itu sesungguhnya bergantung atas penerimaan kita pada Roh Allah.

Allah tidak meminta kita melakukan pekerjaan yang ada di hadapan kita dengan kekuatan kita sendiri. Ia telah menyediakan pertolongan ilahi bagi segala peristiwa darurat yang tak dapat kita hadapi dengan sifat kita sebagai manusia. Ia mengaruniakan Roh Kudus untuk menolong dalam setiap kesukaran, untuk meneguhkan harapan dan jaminan kita, untuk menerangi pikiran kita dan membersihkan hati kita. . . . Tidak ada batas pada kegunaan seorang, yang mengesampingkan diri sendiri, menyediakan tempat bagi pekerjaan Roh Kudus dalam hatinya dan menghidupkan suatu kehidupan yang semata-mata diserahkan kepada Allah. . . . Kristus menjelaskan bahwa pengaruh ilahi dari Roh Kudus akan bersama-sama dengan para pengikut-Nya hingga akhir zaman.

Hidupku Kini hal. 39


Pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia dan semua umat Kristen di seluruh Indonesia, yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus. Shalom! Mimbar Kristen minggu ini akan membaca dan merenungkan Firman Tuhan yang terambil dari Efesus 2:1-10:

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita oleh kasih karunia kamu diselamatkan dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Umat Kristen yang saya kasihi dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia, semata-mata kasih karunia. Itu yang menjadi dasar keselamatan kita oleh Yesus. Itu yang menjadi dorongan-dorongan utama di dalam hati Allah untuk melakukan satu tindakan besar yaitu menjadi manusia dan dalam kemanusiaan-Nya mengorbankan diri-Nya menyelamatkan kita dari dosa.

Kasih karunia, semata-mata kasih karunia. Sebab, kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Bahkan, kita berasal pun dari kedagingan kita sendiri. Kita sering melakukan kesalahan dan dosa dan kita tidak sanggup untuk membebaskan diri sendiri dari kesalahan dan dosa. Kita lemah, kita terbatas namun kita menginginkan sebuah suasana hidup yang baru, suasana hidup yang penuh damai, suasana hidup yang penuh sejahtera tetapi kita sering tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak membawa damai, yang tidak membawa kesejahteraan, yang tidak menjaminkan keadilan.

Kasih karunia, semata-mata kasih karunia. Bahwa dalam semua yang kita inginkan itu, bahwa dalam semua yang kita harapkan itu oleh kelemahan-kelemahan tadi, kita sering melakukan dosa dan terjebak di dalamnya. Tetapi Allah, Allah memiliki sesuatu yang lain di dalam hati-Nya, yaitu kasih-Nya yang tidak dapat dibendung oleh apapun, kepedulian-Nya kepada orang-orang lemah, kepedulian-Nya kepada manusia ciptaan-Nya yang berdosa, yang mau diangkat-Nya, yang mau dipulihkan-Nya. Karena itu Ia menunjukkan kasih karunia.

Rasul Paulus di dalam bacaan kita mengajak kita, terutama semua umat Kristen. Di dalam masa minggu sengsara Yesus Kristus untuk mari kita merayakan kesukacitaan kita semua. Bersukacitalah, sesungguhnya bersukacitalah sebab telah datang keselamatan untuk kita. Karena itu Paulus hendak mengingatkan kita, mari pandang kepada salib Kristus yang membebaskan kita dari segala kuasa-kuasa termasuk kuasa kerajaan dunia, kuasa kerajaan-kerajaan angkasa yang membuat kita jatuh terjebak di dalam dosa.

Mari memandang kepada Kristus yang oleh kasih karunia Allah yang besar telah menyelamatkan kita dan mengangkat kita dari dosa. Salib adalah wujud pekerjaan Allah untuk pemulihan yang besar. Salib adalah tahun rahmat Tuhan yang datang untuk kita. Sebab dalam tahun rahmat Tuhan itu, Ia membebaskan kita dari semua belenggu. Ia pulihkan kita sebagai umat, Ia pulihkan bangsa, Ia pulihkan bumi, Ia pulihkan dunia ini dalam keadaan apapun. 

Dalam keberdosaan kita, Tuhan pulihkan. Dalam hiruk pikuk bangsa kita, Tuhan pulihkan. Dalam realitas pandemi saat ini, kita pun harus percaya Tuhan pun sedang mengerjakan tindakan pemulihan. Itu terjadi semata-mata oleh kasih karunia dan kasih karunia itu yang membimbing kita kepada karunia keselamatan. Sebab itu, Paulus mengatakan bahwa itu buah dari iman, itu bukan hasil usaha kita, itu bukan pekerjaan kita sendiri melainkan kasih karunia Allah. Artinya Allah telah bekerja dan menunjukkan bagaimana cara-Nya ia bekerja dan cara itu  adalah mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa.

Akhirnya Tuhan mau, seperti kata Paulus, Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya, dalam kasih karunia, yaitu di dalam jalan-jalan Allah. Karena itu pada masa minggu sengsara Kristus ini, Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya, di dalam sukacita yang besar, bahwa telah datang rahmat Allah yang menyelamatkan kita semua, telah datang rahmat Allah yang menyelamatkan bangsa, telah datang rahmat Allah yang menyelamatkan kita dari pandemi.

Dalam hal itu, saya mau mengajak semua umat Kristen untuk meyakini bahwa vaksinasi adalah bagian dari sebuah upaya pemerintah untuk memulihkan kita dari pandemi ini. Dan itu adalah bentuk kasih karunia Allah. Sebab kini dalam situasi pandemi melalui vaksinasi yang kita kuduskan Tuhan sedang melakukan tindakan pemulihan-Nya untuk kita semua. Karena itu bersukacitalah, bersukacitalah sebab semuanya terjadi semata-mata oleh kasih karunia Allah untuk kita, untuk bangsa Indonesia, untuk bumi. Tuhan memberkati kita semuanya. Amin

Pendeta Elifas Tomix Maspaitella (Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku)

PENDAHULUAN

Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain

1. Tuhan memberikan karunia pada tiap orang secara unik, dan kita tidak dapat memilih sendiri, semuanya sesuai dengan design Tuhan.

2. Tuhan menempatkan karunia pada tiap orang, jika kita mengabaikannya hidup kita tidak akan maximal

3. Kita sering melakukan kesalahan dengan : • Membuang-buang waktu kita pada hal yang bukan bidang kita

• Membuang-buang waktu kita untuk mengubah pemberian Tuhan yang unik dalam diri kita, agar kita menjadi seperti keunikan orang lain. Hal ini sia-sia.

belovedlove.org

Pendahuluan

Allah begitu banyak memberikan kasih karunia /anugrah kepada kita, dan kasih karunia itu adalah sesuatu yang tidak layak kita terima tetapi diberikan Allah. Kasih karunia itu diberikan bukan tergantung pada manusia (bukan karena dia pekerja keras, kaya dan pintar) tetapi tergantung pada kemurahan hati Allah diberikan kepada siapa yang Dia inginkan. Dalam Yoh 1:1-14 juga menjelaskan beberapa kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang tertentu, antara lain : 

Yesus Memberi Hidup Yang Sesungguhnya (1-5)

Dalam ay 4 ada sebuah kalimat yang menarik, yang di alamatkan kepada Yesus Kristus  : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.  Jelas kalimat ini tidak bisa di ucapkan oleh manusia seluhur or semulia apapun, walaupun ia adalah Prof, DR kitab suci & tidak pernah buat dosa, tidak bisa mengatakan kalimat seperti ini, karena pasti tidak akan terbukti.

Karena kalau dilihat dari pada konteksnya maka kata "hidup" yang dimaksud di situ adalah subyek yang bisa menghidupi manusia secara rohani : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Berarti subyek/Kristus itulah yang bisa memberi kehidupan atau menerangi manusia. Jika manusia tanpa subyek/Kristus maka ia dalam kondisi mati/ gelap.

Tetapi karena ia memiliki Kritus maka dari mati menjadi hidup, dari gelap menjadi terang dan hal ini akan terus berlaku sampai kehidupan yang kekal..... karena dikatakan dalam ay selanjutnya "kegelapan tidak bisa menguasainya". Kalau kegelapan tidak bisa menguasai kita, maka kita akan hidup selamanya. Inilah hidup yang sesungguhnya.

Kalau kita semua anak Tuhan punya konsep seperti ini bahwa hanya di dalam Tuhanlah ada hidup yang sesungguhnya maka kita tidak terjebak dan terfokus dalam konstelasi hidup yang bersifat semantara. Karena kalau kita tidak melihat pada hidup yang sesungguhnya maka kita hanya akan melihat pada hidup yang sementara. 

Hidup untuk bisa makan dan minum, hidup untuk kebanggaan dan popularitas diri, hidup hanya untuk keluarga, akhirnya kita yang menjadi tuan atas hidup ini bukan lagi Tuhan yang menjadi tuan. Maka wajar hati kita akan aman dan tentram jika punya banyak tabungan, punya asuransi, punya kedudukan, punya keluarga yang baik dan sehat. Tetapi kalau hanya bersandar pada hal-hal yang sementara, hati tidak akan aman.

Baca juga: Gelar, Lambang dan Karunia Roh Kudus dalam Gereja

Karena semua di dunia bisa berubah yang tidak bisa berubah hanya Kristus, maka bersandar pada Kritsus akan aman.

Ini mungkin sama seperti yang di alami istrinya Ayub : hatinya aman, tentram pada waktu hartanya masih banyak, pada waktu semakin kaya. Mungkin pada waktu Ayub datang menyembah kepada Tuhan dia pun ikut serta, tetapi dia hanya melakukan aktivitas rohani, tetapi hatinya  tidak melekat pada Tuhan. Sehingga pada waktu kondisi dunia berubah menunjukkan siapa sebenarnya istri Ayub,ternyata  hati dia melekat pada dunia ini, tidak melekat pada Tuhan


Page 2

Pendahuluan

Allah begitu banyak memberikan kasih karunia /anugrah kepada kita, dan kasih karunia itu adalah sesuatu yang tidak layak kita terima tetapi diberikan Allah. Kasih karunia itu diberikan bukan tergantung pada manusia (bukan karena dia pekerja keras, kaya dan pintar) tetapi tergantung pada kemurahan hati Allah diberikan kepada siapa yang Dia inginkan. Dalam Yoh 1:1-14 juga menjelaskan beberapa kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang tertentu, antara lain : 

Yesus Memberi Hidup Yang Sesungguhnya (1-5)

Dalam ay 4 ada sebuah kalimat yang menarik, yang di alamatkan kepada Yesus Kristus  : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.  Jelas kalimat ini tidak bisa di ucapkan oleh manusia seluhur or semulia apapun, walaupun ia adalah Prof, DR kitab suci & tidak pernah buat dosa, tidak bisa mengatakan kalimat seperti ini, karena pasti tidak akan terbukti.

Karena kalau dilihat dari pada konteksnya maka kata "hidup" yang dimaksud di situ adalah subyek yang bisa menghidupi manusia secara rohani : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Berarti subyek/Kristus itulah yang bisa memberi kehidupan atau menerangi manusia. Jika manusia tanpa subyek/Kristus maka ia dalam kondisi mati/ gelap.

Tetapi karena ia memiliki Kritus maka dari mati menjadi hidup, dari gelap menjadi terang dan hal ini akan terus berlaku sampai kehidupan yang kekal..... karena dikatakan dalam ay selanjutnya "kegelapan tidak bisa menguasainya". Kalau kegelapan tidak bisa menguasai kita, maka kita akan hidup selamanya. Inilah hidup yang sesungguhnya.

Kalau kita semua anak Tuhan punya konsep seperti ini bahwa hanya di dalam Tuhanlah ada hidup yang sesungguhnya maka kita tidak terjebak dan terfokus dalam konstelasi hidup yang bersifat semantara. Karena kalau kita tidak melihat pada hidup yang sesungguhnya maka kita hanya akan melihat pada hidup yang sementara. 

Hidup untuk bisa makan dan minum, hidup untuk kebanggaan dan popularitas diri, hidup hanya untuk keluarga, akhirnya kita yang menjadi tuan atas hidup ini bukan lagi Tuhan yang menjadi tuan. Maka wajar hati kita akan aman dan tentram jika punya banyak tabungan, punya asuransi, punya kedudukan, punya keluarga yang baik dan sehat. Tetapi kalau hanya bersandar pada hal-hal yang sementara, hati tidak akan aman.

Baca juga: Gelar, Lambang dan Karunia Roh Kudus dalam Gereja

Karena semua di dunia bisa berubah yang tidak bisa berubah hanya Kristus, maka bersandar pada Kritsus akan aman.

Ini mungkin sama seperti yang di alami istrinya Ayub : hatinya aman, tentram pada waktu hartanya masih banyak, pada waktu semakin kaya. Mungkin pada waktu Ayub datang menyembah kepada Tuhan dia pun ikut serta, tetapi dia hanya melakukan aktivitas rohani, tetapi hatinya  tidak melekat pada Tuhan. Sehingga pada waktu kondisi dunia berubah menunjukkan siapa sebenarnya istri Ayub,ternyata  hati dia melekat pada dunia ini, tidak melekat pada Tuhan


Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

Pendahuluan

Allah begitu banyak memberikan kasih karunia /anugrah kepada kita, dan kasih karunia itu adalah sesuatu yang tidak layak kita terima tetapi diberikan Allah. Kasih karunia itu diberikan bukan tergantung pada manusia (bukan karena dia pekerja keras, kaya dan pintar) tetapi tergantung pada kemurahan hati Allah diberikan kepada siapa yang Dia inginkan. Dalam Yoh 1:1-14 juga menjelaskan beberapa kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang tertentu, antara lain : 

Yesus Memberi Hidup Yang Sesungguhnya (1-5)

Dalam ay 4 ada sebuah kalimat yang menarik, yang di alamatkan kepada Yesus Kristus  : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.  Jelas kalimat ini tidak bisa di ucapkan oleh manusia seluhur or semulia apapun, walaupun ia adalah Prof, DR kitab suci & tidak pernah buat dosa, tidak bisa mengatakan kalimat seperti ini, karena pasti tidak akan terbukti.

Karena kalau dilihat dari pada konteksnya maka kata "hidup" yang dimaksud di situ adalah subyek yang bisa menghidupi manusia secara rohani : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Berarti subyek/Kristus itulah yang bisa memberi kehidupan atau menerangi manusia. Jika manusia tanpa subyek/Kristus maka ia dalam kondisi mati/ gelap.

Tetapi karena ia memiliki Kritus maka dari mati menjadi hidup, dari gelap menjadi terang dan hal ini akan terus berlaku sampai kehidupan yang kekal..... karena dikatakan dalam ay selanjutnya "kegelapan tidak bisa menguasainya". Kalau kegelapan tidak bisa menguasai kita, maka kita akan hidup selamanya. Inilah hidup yang sesungguhnya.

Kalau kita semua anak Tuhan punya konsep seperti ini bahwa hanya di dalam Tuhanlah ada hidup yang sesungguhnya maka kita tidak terjebak dan terfokus dalam konstelasi hidup yang bersifat semantara. Karena kalau kita tidak melihat pada hidup yang sesungguhnya maka kita hanya akan melihat pada hidup yang sementara. 

Hidup untuk bisa makan dan minum, hidup untuk kebanggaan dan popularitas diri, hidup hanya untuk keluarga, akhirnya kita yang menjadi tuan atas hidup ini bukan lagi Tuhan yang menjadi tuan. Maka wajar hati kita akan aman dan tentram jika punya banyak tabungan, punya asuransi, punya kedudukan, punya keluarga yang baik dan sehat. Tetapi kalau hanya bersandar pada hal-hal yang sementara, hati tidak akan aman.

Baca juga: Gelar, Lambang dan Karunia Roh Kudus dalam Gereja

Karena semua di dunia bisa berubah yang tidak bisa berubah hanya Kristus, maka bersandar pada Kritsus akan aman.

Ini mungkin sama seperti yang di alami istrinya Ayub : hatinya aman, tentram pada waktu hartanya masih banyak, pada waktu semakin kaya. Mungkin pada waktu Ayub datang menyembah kepada Tuhan dia pun ikut serta, tetapi dia hanya melakukan aktivitas rohani, tetapi hatinya  tidak melekat pada Tuhan. Sehingga pada waktu kondisi dunia berubah menunjukkan siapa sebenarnya istri Ayub,ternyata  hati dia melekat pada dunia ini, tidak melekat pada Tuhan


Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 4

Pendahuluan

Allah begitu banyak memberikan kasih karunia /anugrah kepada kita, dan kasih karunia itu adalah sesuatu yang tidak layak kita terima tetapi diberikan Allah. Kasih karunia itu diberikan bukan tergantung pada manusia (bukan karena dia pekerja keras, kaya dan pintar) tetapi tergantung pada kemurahan hati Allah diberikan kepada siapa yang Dia inginkan. Dalam Yoh 1:1-14 juga menjelaskan beberapa kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang tertentu, antara lain : 

Yesus Memberi Hidup Yang Sesungguhnya (1-5)

Dalam ay 4 ada sebuah kalimat yang menarik, yang di alamatkan kepada Yesus Kristus  : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.  Jelas kalimat ini tidak bisa di ucapkan oleh manusia seluhur or semulia apapun, walaupun ia adalah Prof, DR kitab suci & tidak pernah buat dosa, tidak bisa mengatakan kalimat seperti ini, karena pasti tidak akan terbukti.

Karena kalau dilihat dari pada konteksnya maka kata "hidup" yang dimaksud di situ adalah subyek yang bisa menghidupi manusia secara rohani : Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Berarti subyek/Kristus itulah yang bisa memberi kehidupan atau menerangi manusia. Jika manusia tanpa subyek/Kristus maka ia dalam kondisi mati/ gelap.

Tetapi karena ia memiliki Kritus maka dari mati menjadi hidup, dari gelap menjadi terang dan hal ini akan terus berlaku sampai kehidupan yang kekal..... karena dikatakan dalam ay selanjutnya "kegelapan tidak bisa menguasainya". Kalau kegelapan tidak bisa menguasai kita, maka kita akan hidup selamanya. Inilah hidup yang sesungguhnya.

Kalau kita semua anak Tuhan punya konsep seperti ini bahwa hanya di dalam Tuhanlah ada hidup yang sesungguhnya maka kita tidak terjebak dan terfokus dalam konstelasi hidup yang bersifat semantara. Karena kalau kita tidak melihat pada hidup yang sesungguhnya maka kita hanya akan melihat pada hidup yang sementara. 

Hidup untuk bisa makan dan minum, hidup untuk kebanggaan dan popularitas diri, hidup hanya untuk keluarga, akhirnya kita yang menjadi tuan atas hidup ini bukan lagi Tuhan yang menjadi tuan. Maka wajar hati kita akan aman dan tentram jika punya banyak tabungan, punya asuransi, punya kedudukan, punya keluarga yang baik dan sehat. Tetapi kalau hanya bersandar pada hal-hal yang sementara, hati tidak akan aman.

Baca juga: Gelar, Lambang dan Karunia Roh Kudus dalam Gereja

Karena semua di dunia bisa berubah yang tidak bisa berubah hanya Kristus, maka bersandar pada Kritsus akan aman.

Ini mungkin sama seperti yang di alami istrinya Ayub : hatinya aman, tentram pada waktu hartanya masih banyak, pada waktu semakin kaya. Mungkin pada waktu Ayub datang menyembah kepada Tuhan dia pun ikut serta, tetapi dia hanya melakukan aktivitas rohani, tetapi hatinya  tidak melekat pada Tuhan. Sehingga pada waktu kondisi dunia berubah menunjukkan siapa sebenarnya istri Ayub,ternyata  hati dia melekat pada dunia ini, tidak melekat pada Tuhan


Karunia apa saja yang diberikan Allah dalam kehidupan bersama orang lain

Lihat Humaniora Selengkapnya