Karakter atau ciri utama mobilitas vertikal adalah

Memasuki era dunia modern, banyak individu yang berupaya untuk hidup lebih sejahtera karena faktor perubahan sosial. Mereka berusaha untuk mendapatkan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka dengan upah terbaik yang bisa mereka dapatkan. Ketika mereka berhasil, terjadi perpindahan posisi dari yang tadinya tidak berhasil menjadi berhasil. Namun ketika mereka gagal, posisinya bisa terjadinya berpindah menjadi gagal / bangkrut atau tetap pada posisi awalnya. Perpindahan dalam proses dalam posisi status sosial yang terjadi pada seseorang atau suatu kelompok orang dalam suatu struktur sosial sehingga sering kali masyarakat ini sering di sebut mobilitas sosial.

Secara sederhana mobilitas berasal dari dua kata dalam bahasa latin yaitu mobilitas sosial yang berarti adanya pergerakan atau perpindahan, dan sedangkan sosial dapat diartikan sebagai masyarakat. Ketika kedua kata itu digabung, dapat mengandung makna bahwa pergerakan inilah yang yang dimaksud melibatkan seseorang atau sekelompok orang sebagai proses interaksi sosial dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Dengan demikian, pengertian mobilitas sosial adalah suatu proses pergerakan naik atau turunnya status seseorang atau kelompok masyarakat, lebih dikenal dengan istilah social climbing (naik) dan social sinking (turun).

Mobilitas sosial terbagi menjadi beberapa bentuk-bentuk mobilitas sosial berdasarkan jenis maupun faktor pendorong mobilitas sosial. Berdasarkan jenisnya, mobilitas sosial terbagi menjadi dua jenis yaitu mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal. Keduanya mempunyai pengertiannya masing-masing dan tentunya dengan cirinya yang berbeda, berikut penjelasannya:

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Jenis mobilitas ini dapat diartikan sebagai pergerakan sosial dalam bentuk perpindahan posisi yang terjadi pada seseorang entah itu naik maupun turun derajatnya. Ciri-ciri mobilitas sosial vertikal:

  • Terjadi kenaikan maupun penurunan posisi, pangkat, jabatan atau kualitas hidup pada seseorang.
  • Biasanya kenaikan atau penurunan ini diakibatkan oleh faktor-faktor seperti kekayaan, kekuasaan dan tingkat pendidikan seseorang.
  • Mempengaruhi kehidupan seseorang secara keseluruhan dengan perubahan yang signifikan (misalnya, dari miskin menjadi kaya, ataupun sebaliknya dari kaya menjadi miskin).
  • Bisa terjadi pada siapa saja dalam kondisi apapun.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Jika mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan dari atas ke bawah maupun sebaliknya, mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan posisi masyarakat dengan derajat yang sama (bergeser). Mobilitas sosial horizontal juga lebih tepat dikatakan sebagai pergeseran dibanding perpindahan. Berikut ciri-ciri mobilitas sosial horizontal:

  • Perpindahan posisi, pangkat maupun jabatan berada pada tingkatan yang sama.
  • Tidak mempengaruhi kehidupan seseorang secara keseluruhan (misalnya, yang tadinya guru matematika di SMP A dipindah tugaskan menjadi guru matematika di SMP B).
  • Biasanya hanya terjadi pada pangkat, posisi ataupun jabatan. Kekayaan tidak mengambil peran dalam mobiltas sosial horizontal.
  • Tidak terjadi perubahan kedudukan maupun derajat.

Itulah ciri-ciri mobilitas sosial berdasarkan jenisnya yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas horizontal. Jika kita ingin menggali lebih dalam, mobilitas juga terbagai berdasarkan ruang lingkupnya yaitu mobilitas sosial intragenerasi dan mobilitas sosial antargenerasi. Namun dua jenis beserta cirinya yang diberikan diatas sudah mewakili keseluruhan ciri yang membedakan berbagai jenis mobilitas sosial yang menjadi faktor pendorong dinamika kelompok sosial.

Pada intinya, mobilitas sosial horizontal perpindahan yang tidak mengalami kenaikan atau penurunan derajat sedangkan mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan yang mengalami kenaikan atau penurunan derajat seseorang maupun sekelompok orang. Semoga artikel ini semakin membuka wawasan Anda mengenai mobilitas sosial.

Karakter atau ciri utama mobilitas vertikal adalah

Karakter atau ciri utama mobilitas vertikal adalah
Lihat Foto

shutterstock.com

Mobilitas sosial horizontal dan vertikal

KOMPAS.com - Mobilitas sosial terjadi tidak hanya dilakukan individu atau kelompok, tetapi juga dapat terjadi pada keturunan atau antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas antara dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya.

Mobilitas sosial berhubungan dengan kedudukan dan peran seseorang atau kelompok untuk mencapai kedudukan dan mungkin peran lain yang berbeda dengan semula.

Kedudukan dan peran sosial yang telah dimiliki oleh seseorang atau masyarakat, tidak selamanya bertahan pada tingkat yang sama.

Bisa juga mengalami perubahan, baik ke tingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah atau berubah dari suatu kedudukan dan peran sosial yang lain.

Dilansir dari buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati, kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan dalam mobilitas sosial.

Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial dan Faktornya

Kedudukan seseorang dapat menjadi lebih tinggi atau menurun karena adanya penghargaan yang diberikan kepada perannya.

Sebaliknya, keberhasilan seseorang atau masyarakat dalam melakukan peran, bergantung pada kedudukannya.

Contohnya, seorang karyawan biasa yang memiliki prestasi dan keterampilan melebihi karyawan lain akan segera diangkat menjadi kepala. Sebaliknya, manager yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik kemungkinan akan diturunkan jabatannya.

Gerak sosial dalam kedudukan dan peran

Di dalam kedudukan dan peran sosial terdapat dua dimensi gerak sosial yang cukup prinsip. Gerak sosial tersebut adalah:

Mobilitas vertikal adalah perpindahan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dari status satu ke status lainnya yang berbeda kelasnya. Perpindahan demikian terjadi karena adanya peluang setiap individu dan kelompok untuk berpindah dalam kelas yang lebuh tinggi maupun yang lebih rendah. Biasanya masyarakat yang memberikan perpindahan secara vertikal adalah masyarakat yang terbuka dan tidak menganut sistem kasta.

Dengan demikian setiap orang memang ingin berusaha untuk berpindah dari status yang lebih tinggi akan tetapi justru ada yang sebaliknya malah menjadi menurun tergantung keadaan dan kondisinya.

Sebagai contoh mobilitas vertikal: seorang yang bekerja sebagai mekanik karena usahanya yang keras maka berhasil menjadi seorang kepala bengkel atau memiliki bengkel.

Dalam ilmu sosiologi gerak sosial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

  • Gerak sosial yang naik dinamakan social climbing (up ward mobility).

Misalnya: seorang karyawan yang memiliki prestasi bagus maka dimutasi menjadi kepala bagian.

Gerak sosial vertikal naik dengan ciri-ciri:

  1. Perpindahan individu yang memiliki status yang rendah berubah menjadi emiliki status yang lebih tinggi.
  2. Adanya perubahan derajat suatu kelompok sosial dalam masyarakat yang diletakan pada status yang tinggi.
  • Gerak sosial yang turun dinamakan social sinking (down ward mobility).

Misalnya: seorang presiden yang mengecewakan rakyatnya sehingga harus diturunkan menjadi rakyat biasa.

Gerak sosial vertikal menurun dengan ciri-ciri:

  1. Terjadinya penurunan status yang dimiliki oleh individu dalam suatu masyarakat.
  2. Akan terjadinya disintegrasi dalam suatu masyarakat.

Prinsip-prinsip dalam gerak sosial terutama dalam gerak sosial vertikal adalah:

  • Unsur-unsur gerak sosial vertikal terdapat hampir di setiap masyarakat, meskipun masyarakatnya memiliki sistem pelapisan tertutup, tetap diyakini ada gerak sosial yang vertikal.
  • Betapapun terbukanya sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat, tetapi sedikit banyak dijumpai adanya hambatan untuk melakukan mobilitas sosial vertikal naik.
  • Setiap masyarakat memiliki ciri-ciri yang khas dalam mengawasi gerak sosial vertikal.
  • Laju gerak sosial vertikal disebabkan oleh faktor ekonomi, politik dan jenis pekerjaan.

Dalam mobilitas vertikal terjadi proses-proses:

  • Kenaikan pangkat.
  • Degradasi, degradasi atau penurunan kedudukan merupakan suatu tindakan untuk mengganti seseorang yang kurang cakap dengan seseorang yang lebih cakap tetapi dapat pula merupakan suatu hukuman.
  • Pelepasan, biasanya pelepasan terjadi karena kesalahan atau kecakapan yang kurang dalam usia yang cukup tinggi untuk dipensiunkan.

Pengertian Mobilitas Sosial Masyarakat.  Di dalam bahasa Indonesia, mobilitas diartikan sebagai gerak. Sehingga, mobilitas sosial atau social mobility  adalah suatu gerak dalam struktur sosial atau social structure. Artinya ada proses perpindahan sosial atau adanya perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial yang lain.

Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas sosial merupakan gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah.

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Beberapa definisi mobilitas sosial diantaranya adalah

1). Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Horton dan Hunt

Mobilitas Sosial adalah  gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Perpindahan kelas sosial ini dapat diartikan sebagai peningkatan maupun penurunan.

2). Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Kimball Young dan RaymW. Mack,


Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola -pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat- sifat hubungan antara individu dengan kelompoknya.

3). Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Robert M.Z. Lawang

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.

Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

Pada dasarnya jenis mobilitas sosial dibedakan menjadi mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.

1). Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan kedudukan secara mendatar atau perpindahan dalam lapisan yang sama. Tidak terjadi perubahan derajat atau kedudukan seseorang. Mobilitas sosial horizontal pada dasarnya merupakan perpindahan dari suatu posisi ke posisi lainnya yang sederajat.

Contoh Mobilitas Sosial Horizontal misalnya seorang menteri dalam cabinet sekarang menjadi menteri pula dalam kabinet sebelumnya.

Mobilitas horizontal memiliki dua bentuk yaitu bentuk intragenerasi dan antargenerasi.

a). Mobilitas Horizontal Intragenerasi

Mobilitas sosial horizontal intragenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri seseorang, atau terjadi secara individual.

Contoh Mobilitas Sosial Horizontal Intragenerasi

Misalnya seorang guru sebuah sekolah swasta ingin memperbaiki nasibnya. Kemudian mengikuti serangkaian tes agar diterima sebagai guru di sekolah negeri. Akhirnya diterima dan menjadi guru di sekolah negeri.

b). Mobilitas Horizontal Antargenerasi

Mobilitas horizontal antargenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam dua generasi atau lebih.

Contoh Mobilitas Horizontal Antargenerasi

Misalnya, orang tua adalah seorang anggota TNI dengan pangkat perwira menengah. Sedangkan, anaknya lebih memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri yang berada pada lapisan menengah pula.

Jenis Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal merupakan perpindahan status atau strata atau jenjang atau tingkatan atau kelas social yang disandang individu atau sekelompok warga masyarakat pada lapisan sosial yang berbeda. Ada perpindahan atau perubahan status sosial atau kedudukan sosial dari yang lebih rendah menuju status sosial atau kedudukan sosial yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu: Sosial Climbing dan Sosial Sinking

a). Mobilitas Vertikal Naik (Sosial Climbing)

Mobilitas vertikal naik adalah perpindahan dari suatu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:

– Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, Contoh Mobilitas Vertikal Naik adalah sebelumnya sebagai camat, kemudian jadi wali kota.

– Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi.

b). Mobilitas Vertikal Turun (Sosial Sinking)

Mobilifias vertikal turun adalah perpindahan dari suatu tingkatan tingkatan yang lebih rendah. Mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk utama, yaitu:

– Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contoh mobilitas vertikal turun adalah sebelum wali kota, kemudian menjadi warga masyarakat biasa lagi.

– Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa distntegrasi kelompok sebagai kesatuan.

Selain itu  Mobilitas vertikal dapat dibedakan menjadi mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas Sosial Vertikal Intragenerasi.

Mobilitas sosial vertikal intragenerasi adalah mobilitas social yang terjadi pada individu atau seseorang atau anggota masyarakat. Status sosial berpindah dari suatu status social tertentu ke status social lainnya. Perpindahan status ini, dapat menaik atau menurun.

Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Intragenerasi.

Misalnya, seorang tentara atau militer mula-mula pangkatnya adalah sersan, kemudian naik menjadi letnan, dan seterusnya. Di sini terjadi perpindahan status atau jenjang atau tingkatan social individu yaitu seorang tentara. Mobiltas sosialnya dinyatakan dengan kepangkatan pada system tentara atau militer.

Mobilitas sosial intragenerasi dapat terjadi menaik maupun menurun. Contoh mobilitas sosial intragenerasi yang menurun adalah seorang tentara yang diturunkan pangkatnya karena pelanggaran disliplin. Semula pangkatnya letnan diturunkan menjadi seran. Dalam hal ini, mobilitas socialnya direpresentasikan oleh kepangkatan pada system militer.

Contoh lainnya, pegawai yang diturunkan jabatannya karena tidak mampu meningkatan keuntungan perusahaan dalam beberapa tahun. Semula jabatannya manager, kemudian diturunkan menjadi staf. Pada kasus ini, mobilitas socialnya direpresentasikan oleh jabatan yang dipegang pegawai.

Mobilitas sosial vertikal antargenerasi

Mobilitas sosial vertikal antargenerasi adalah mobilitas sosial yang tidak terjadi dalam satu orang atau individu, tetapi terjadi dalam duagenerasi. Kakek dengan orangtua, bapak atau ibu, orang tua dengan anak – anaknya. Dibandingkan dengan mobilitas horizontal, mobilitas vertikal lebih banyak memberikan dampak atau pengaruh terhadap masyarakat.

Contoh Mobilitas sosial vertikal antargenerasi

Misalnya, bapak atau orangtuanya dahulu berprofesi seorang dosen, sedangkan sekarang anaknya hanya lulus sekolah menengah atas saja. Hal itu menunjukkan mobilitas vertical yang menurun. Pada kasus ini terjadi perpindahan status atau strata antargererasi dari orang tua yang berprofesi dosen ke anaknya yang hanya lulusan sekolah menengah saja. Strata social direpresentasikan dengan prosfesi atau pekerjaan.

Ciri- Ciri Mobilitas Sosial Vertikal

Ciri-ciri mobilitas vertikal adalah sebagai berikut.

a). Mobilitas vertikal terjadi pada masyarakat yang menganut sistem pelapisan sosial terbuka maupun sistem pelapisan sosial tertutup.

2). Mobilitas vertikal terjadi menurut norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

3). Kondisi politik dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan mempengaruhi laju mobilitas vertikal.

4). Saluran-.saluran dalam masyarakat merupakan sarana berlangsungnya mobilitas vertikal.

Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial

Mobilitas social selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya fenomena  mobilitas sosial didorong oleh beberapa faktor, seperti perbedaan status ekonomi, perbedaan status sosial, masalah kependudukan, ambisi pribadi, situasi politik yang selalu berubah, dan motif  bersifat keagamaan.

Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Masyarakat

Setidaknya ada dua faktor yang memengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern, yaitu faktor struktural dan faktor individu.

a). Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.

Contoh Faktor Struktural

Contoh faktor struktural adalah ketidakseimbangan lapangan pekerjaan dengan jumlah pelamar.

b). Faktor Individu

Faktor individu adalah kualitas tiap-tiap orang ditinjau dari tingkat pendidikan, penampilan, dan keterampilan pribadi. Faktor nasib juga dikategorikan sebagai factor individu.

Contoh Faktor Individu

Misalnya, suatu daerah membuka banyak lowongan pekerjaan, tetapi penduduknya tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

c). Perbedaan Status Sosial

Pada dasarnya, manusia akan berusaha meningkatkan statusnya demi perbaikan atau kesejahteraan hidupnya. Sehingga selalu ada kecenderungan untuk terjadinya mobilitas sosial.

d). Perbedaaan  Status Ekonomi

Sebagian Penduduk berusaha pindah ke daerah lain atau berimigrasi atau ke kota besar atau urbanisasi dengan harapan dapat memperbaiki keadaan ekonomi atau taraf hidupnya.

e). Situasi Politik

Mobilitas sosial dapat juga disebabkan oleh politik. Sebagian masyarakat memilih untuk meninggalkan tanah airnya dan pindah ke negara lain yang mereka anggap cocok dengan pola pikir dan aspirasi politiknya, untuk mendapatkan kenyamanan hidupannya.

f). Motif-Motif Keagamaan

Dalam fakta sejarah telah mencatat bahwa di dalam masyarakat juga terdapat mobilitas penduduk yang disebabkan latar belakang atau motif keagamaan. Contohnya ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah untuk dakwah agama Islam, atau adanya tugas suci dari para misionaris untuk mengajarkan agama ke negara lain.

g). Faktor Kependudukan (Demografi)

Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Pada daerah yang padat penduduknya, terutama di kota-kota besar, anggota masyarakat cenderung melakukan mobilitas sosial untuk menduduki lapisan yang lebih tinggi.

Saluran Mobiltas Sosial Masyarakat

Proses mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa saluran penting, yaitu: (1) perkawinan, (2) organisasi politik, ekonomi, dan keahlian, (3) lembaga pendidikan, (4) lembaga keagamaan, dan (5) angkatan bersenjata. Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut disebut sebagai social circulation.

a). Saluran Mobiltas Bersenjata

Angkatan bersenjata berperan dalam masyarakat dengan sistem militerisme. Misalnya, dalam keadaan perang. Suatu negara akan mengharap kemenangan dari suatu peperangan.

Jasa seorang prajurit Angkatan bersenjata akan dihargai tinggi oleh masyarakat. Karena jasanya pula seorang prajurit memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.

b). Saluran Mobiltas Lembaga Keagamaan

Dapat dikatakan bahwa pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang ini dari lapisan rendah dalam masyarakat. Pemuka agama selalu dihormati dan dipandang sebagai orang yang memiliki kedudukan yang sangat terhormat

c). Saluran Mobiltas Sekolah

Lembaga pendidikan merupakan ssaluran nyata dalam mobilitas sosial vertikal. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai sosial elevator bergerak dari yang paling rendah ke paling tinggi.

d). Saluran Mobiltas Organisasi Politik

Organisasi politik dapat memberi peluang besar bagi para anggotanya untuk mendapatkan kedudukan, jabatan dan posisi pemimpin dalam masyarakat. Melalui pemilihan umum seseorang bisa menjadi seorang bupati, wali kota dan gubernur.

e). Saluran Mobiltas Organisasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang di masyarakat akan menentukan kedudukan dan lapisan sosial seseorang. Bagi orang yang berhasil dalam bidang ekonomi berarti yang bersangkutan berada pada lapisan atas di masyarakat.

f). Saluran Mobiltas Organisasi- Organisasi Keahlian Atau Profesi

Organisasi-organisasi keahlian merupakan suatu wadah yang dapat menampung individu-individu dengan masing masing keahliannya untuk diperkenalkan dalam masyarakat. Jika seseorang memiliki keahlian, orang tersebut berharap dapat menduduki lapisan sosial yang tinggi di masyarakat.

Contoh organisasi keahlian adalah Ikatan Dokter Indonesia, persatuan insinyur Indonesia,  himpunan sarjana ilmu pengetahuan, persatuan sastrawan, dan organisasi pelukis.

Contoh Soal Ujian Mobilitas Vertikal.

Keberhasilan seseorang di bidang pembibitan tanaman pangan mendapatkan penghargaan kalpataru dari pemerintah, ilustrasi ini menunjukkan cara memperoleh status tersebut melalui….

A..Lembaga ekonomi.    B..Pendidikan formal.   C. Prestasi kerja.   D. Struktur social.   E. Interaksi social.

Jawaban: C

Pembahasan:

Mobilitas vertical ke atas atau social Climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang. Social climbing memiliki dua bentuk yaitu:

Naiknnya orang- orang berstatus social rendah status social yang lebih tinggi karena adanya peningkatan prestasi kerja.

Terbentuknya suatu kelompok  baru yang lebih tinggi daripada lapisan social yang sudah ada akibat adanya proses peralihan generasi.

Ilustrasi pada soal adalah termasuk social climbing dengan cara memperoleh status akibat prestasi kerja.

Contoh Soal Ujian Mobilitas Sosial Masyarakat, 

Soal 1. Ahli sosiologi yang berpendapat bahwa tujuan mempelajari mobilitas sosial adalah untuk mendapatkan keterangan tentang kelanggengan dan keluwesan struktur sosial masyarakat adalah ….

a). Horton

b). Hunt

c). Kimball Young

d). Pitirim A Sorokin

e). Selo Soemardjan

Soal 2. Perpindahan kedudukan sosial dari kedudukan yang rendah ke yang lebih tinggi atau sebaliknya disebut mobilitas sosial ….

a). khusus

b). perorangan

c). kelompok

d). horisontal

e). vertikal

Soal 3. Social climbing adalah salah satu jenis gerak sosial vertical yang arahnya ….

a). naik

b). turun

c). tetap

d). standar

e). menyeluruh

Daftar Pustaka: