Prosedur K3 merupakan sekumpulan sistem dalam manajemen perusahaan, perkantoran atau industri yang terintegrasi satu dengan lainnya untuk meminimalisir resiko atas bahaya dan potensi bahaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja. Show
Dengan penetapan prosedur K3 berbagai potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang di lingkungan kerja dapat diminimalisir. Informasi lebih lanjut tentang prosedur K3 beserta contoh prosedur K3 di lingkungan kerja akan kami ulas dalam uraian lengkap di bawah ini! Prosedur K3 PerkantoranYang dimaksud dengan prosedur K3 perkantoran merupakan suatu sistem manajemen K3 yang diselenggarakan di lingkungan kerja perkantoran. Aturan – aturan tersebut menyangkut pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja demi terciptanya lingkungan kerja yang efisien, aman dan produktif. Dalam penyelenggaraan K3 perkantoran, contoh prosedur yang sebagian besar ditetapkan dalam K3 perkantoran sebagai berikut :
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur K3 dilakukan sebagai suatu keharusan oleh pengelola, karyawan, pengunjung, masyarakat dan pemilik perusahaan dengan memenuhi segala standar aturan K3 yang telah ditetapkan dalam perencanaan. K3 yang telah ditetapkan di suatu perusahaan sesuai dengan peraturan Undang – Undang nomor 1 tahun 1970 memiliki beberapa tujuan utama, diantaranya :
Dengan diberlakukannya prosedur K3 di lingkungan kantor, pekerjaan yang dilakukan sepanjang waktu kerja akan lebih terarah. Dengan demikian segala sesuatunya dapat berjalan kondusif dan sebagaimana mestinya. Prosedur K3 yang Berlaku di IndustriProsedur K3 yang berlaku di industri merupakan suatu bagian dari sistem manajemen industri yang berguna untuk menangani berbagai macam resiko yang berkaitan dengan aktivitas kerja guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien, efektif dan kondusif. Industri merupakan suatu tempat yang sangat rentan dengan segala hal yang berkaitan dengan kecelakaan kerja. Karena itu sistem K3 yang ditetapkan di lingkungan industri harus mengcover segala macam kemungkinan kecelakaan kerja dan resiko kecelakaan kerja. Bagi setiap orang yang bekerja di lingkungan industri, SOP kerja yang diberlakukan untuk mereka adalah penggunaan APD yang sesuai. Porsedur APD Untuk Pekerja IndustriAdapun peraturan APD yang sesuai untuk pekerja industri diantaranya :
Contoh Prosedur K3 Di Tempat KerjaAdapun contoh Prosedur K3 yang perlu diketahui :
Rambu Rambu Kerja di Lingkungan IndustriSelain itu, keberadaan rambu – rambu kerja juga sangat penting. Rambu – rambu kerja di lingkungan industri yang perlu ada meliputi : LaranganRambu – rambu kerja yang berisi tentang larangan merupakan rambu yang berisi gambar lingkaran dengan diagonal berwarna merah di atas putih. Rambu yang berisi larangan merupakan peringatan yang membuat pembacanya ‘tidak melakukan sesuatu seperti apa yang telah dilarang’. PerintahPerintah merupakan rambu yang berisi aturan dan informasi tentang alat pelindung diri ketika bekerja dan cara penggunaan alat – alat penting yang dipakai sewaktu bekerja. Peraturan penggunaan APD yang seperti apa yang telah kami sebutkan sebelumnya juga menjadi bagian dari perintah yang diperlukan berkaitan dengan rambu – rambu kerja di lingkungan kerja. PeringatanRambu – rambu yang berisi tentang peringatan memiliki bentuk segitiga dengan warna hitam di atas putih. Rambu peringatan merupakan jenis rambu yang berfungsi untuk memberikan informasi bahaya yang perlu diwaspadai. PemberitahuanPemberitahuan merupakan suatu tanda atau petunjuk berbentuk segi empat dengan gambar sebuah palang tengah berwarna putih di atas hijau. Peringatan ini berarti tempat untuk memberikan sebuah pertolongan pada waktu terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja yang terjadi di suatu lingkungan kerja tentu tidak akan terjadi begitu saja. Kecelakaan kerja terjadi karena terdapatnya tindakan yang salah dari pekerja, instruktur atau pemimpin yang tidak mengindahkan prosedur K3, tidak adanya prosedur K3 yang ditetapkan, kurang atau minimnya informasi dan penyuluhan tentang alat pelindung diri serta rambu – rambu kerja, serta karena kondisi yang tidak aman di lingkungan kerja. Agar semua penyebab dan potensi kecelakaan kerja dapat diminimalisir, tentu melakukan analisa atas pekerjaan seorang pekerja di lingkungan kerja menjadi suatu aspek yang sangat penting. Contohnya, jika seorang pekerja membutuhkan masker dan alat pelindung tangan ketika bekerja, maka perusahaan harus dan memiliki kewajiban untuk menyediakan bahan tersebut bagi pekerja mereka. Analisa metode kerja bagi masing – masing pekerja juga sangat penting demi menganalisa kebutuhan kerja atas dirinya sendiri, dan menganalisa waktu kerja yang dibebankan terhadap dirinya apakah sudah sesuai dengan prosedur K3 atau tidak. Prosedur K3 juga penting untuk mengetahui segala macam aspek yang berkaitan dengan pekerjaan baik itu lingkungan kerja, alat pelindung diri, mesin dan sebagainya. Sekian penjelasan yang dapat saya bagikan kali ini, semoga ilmunya dapat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kita semua, Aaminn. Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini, sampaikan pendapat atau saran anda di kolom komentar ya. Lebih bermanfaat jika dibagikan ke Skip to contentSetiap bidang pekerjaan haruslah memprioritaskan keselamatan kerja. Selain untuk menjamin keberlanjutan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, penerapan prosedur keselamatan kerja di tempat kerja ditujukan untuk menanggulangi kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Seperti yang kita ketahui bersama, tidak semua tempat kerja dapat memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. Bahkan, cukup banyak bangunan tempat bekerja yang tidak laik untuk difungsikan. Misalnya saja keberadaan ventilasi dan pintu masuk/keluar yang terbatas, struktur bangunan yang membahayakan, temperatur udara yang terlalu ekstrem, maupun tingkat kebisingan yang dapat berisiko terhadap rusaknya indera pendengaran. Perusahaan yang tidak dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pekerjanya bukan hanya dapat mengakibatkan kecelakaan yang menyebabkan sakit/cacat fisik saja, melainkan juga dapat menyebabkan masalah psikologis dan sosial seperti stres akibat jam kerja terlalu tinggi, kekerasan di dalam organisasi, atau masalah lainnya. 5 Tips keselamatan kerja di tempat kerjaAgar keselamatan pekerja terjamin, maka terdapat beberapa tips yang dapat Anda terapkan di tempat kerja. Adapun 5 (lima) tips untuk menjamin keselamatan kerja di tempat kerja adalah sebagai berikut: 1. Patuhi prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bukan hanya diaplikasikan pada perusahaan yang memiliki risiko kecelakaan tinggi saja. Perusahaan dengan risiko kecelakaan rendah pun harus memperhatikan dan menerapkan standar keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. Bahkan perusahaan dengan sektor jasa diwajibkan untuk melindungi pekerja, keluarga pekerja, dan orang lain yang juga terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Adapun tujuan K3 dalam lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
2. Lakukan perawatan dan pemeliharaan alat kerja secara rutinPerawatan dan pemeliharaan peralatan kerja sangatlah penting untuk dijadwalkan secara rutin. Selain bertujuan untuk efisiensi usia mesin, peralatan kerja yang terawat dengan baik akan menjamin keselamatan dan keamanan bagi para pekerja yang akan menggunakannya. Kerusakaan peralatan kerja seperti mesin-mesin produksi kerap terjadi karena buruknya perawatan. Dengan membuat catatan penggunaan mesin dan memantau aktivitas operasionalnya secara rutin, maka setiap kegiatan yang berhubungan dengan produksi tidak akan terganggu produktivitasnya. Perawatan alat kerja seperti forklift dapat menjaga efisiensi usia mesin3. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri)Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, adapun lokasi-lokasi pekerjaan yang wajib mengenakan APD di antaranya adalah sebagai berikut:
Adapun Alat Pelindung Diri yang wajib dikenakan saat memasuki area kerja seperti yang telah disebutkan di atas antara lain adalah sebagai berikut:
4. Ikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi profesionalKompetensi merupakan suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang pekerja. Dalam hal ini, mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi juga harus relevan terhadap pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi juga dapat menyiapkan pekerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang profesional sehingga mereka siap untuk memberikan kontribusinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 5. Penuhi persyaratan keandalan bangunan gedungSetiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan setiap pekerjaannya. Salah satu cara untuk menjami keselamatan seseorang saat ia sedang bekerja di dalam bangunan gedung adalah dengan dilakukannya penilaian keandalan bangunan gedung.
Bukti bahwa bangunan gedung telah andal dan laik secara fungsi dapat ditunjukkan dengan terbitnya Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Sertifikat ini diterbitkan oleh pemerintah daerah atas bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi bangunan berdasar hasil pemeriksaan dari instansi maupun penyedia jasa SLF. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa dengan dimilikinya SLF, maka bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat beraktivitasnya manusia telah terjamin keamanannya. Menerapkan prosedur keselamatan kerja di tempat kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial sebuah perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menjadi tempat bekerja memiliki kewajiban dalam memastikan kesehatan, keselamatan, dan keamanan pekerjanya. Baca juga : Pentingnya Sertifikat Laik Fungsi Pada Bangunan Gedung Menyukai perjalanan, pemberdayaan masyarakat, dan fotografi. Pada tahun 2017 dan 2019 mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata RI dalam ajang APWI (Apresiasi Pewarta Wisata Indonesia) |