Jelaskan Mengapa Al Qur an diturunkan berangsur angsur tidak sekaligus

  • Artikel
  • Berita
  • Keislaman

Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-angsur

By
Lilis Okviyani
-
23 October 2020
17698
Share
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Jelaskan Mengapa Al Qur an diturunkan berangsur angsur tidak sekaligus

Apa hikmah dari turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur?Sebagai umat muslim pasti kita bertanya-tanya kenapa Al-Quran tidak diturunkan secara sekaligus saja, namun secara bertahap. Tentunya Allah adalah sang pemilik rencana yang baik dan penuh kejelasan akan segala sesuatu.

Dibalik rencana-Nya pasti ada hikmah didalamnya. Proses turunnya Al-Quran dilakukan secara bertahap atau bagian demi bagian sesuai kebutuhan kehidupan manusia dengan kurun waktu selama 23 tahun.

Sebelum menelisik lebih dalam kita perlu mengetahui dahulu 2 tahapan Al-Quran diturunkan. Sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abbas yang dikutip As Suyuthi dalamAl-Itqan fi Ulum Al-Quran:

Tahap pertama, diturunkan sekaligus dari Lauhil MahfudzkeBaitul Izzah di langit dunia sebagaimana susunan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Tahap kedua, diturunkan dari langit dunia kepada Rasulullah SAW, dengan cara berangsur-angsur.

Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al Isra ayat 106 yang artinya:

Dan Al Qur-an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

(QS. Al Isra:106)

Menurut menurut kitab at-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran karya an-Nawawi menjelaskan beberapa hikmah tentang diturunkannya Al-Quran secara bertahap.

Simak yuk uraian tentang hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur berikut ini:

Daftar Isi

  • 1. Menguatkan Hati Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Dakwah
  • 2. Menantang Orang-orang Kafir yang Mendustakan Al-Quran
  • 3. Menyesuaikan dengan Peristiwa-peristiwa dalam Penetapan Hukum
  • 4. Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al-Quran Adalah Benar Dari Allah SWT
  • 5. Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Quran

1. Menguatkan Hati Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Dakwah

Jelaskan Mengapa Al Qur an diturunkan berangsur angsur tidak sekaligus

Pada saat Nabi Muhammad dan para sahabat berdakwah era Makkiyah kerapkali mendapatkan banyak penentang, dijauhi bahkan dicemooh dan disiksa.

Sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah yang artinya:

Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).

(QS. al-Furqan :32)

Selain itu, dukungan agar semakin kukuh dan kuat atas kedzoliman orang kafir, Allah mencoba menenangkan hati Nabi Muhammad SAW dengan turunnya Surat Al-Anam ayat 34 yang artinya:

Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka.

(QS. Al-Anam: 34)

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Dari Lahir sampai Wafat

2. Menantang Orang-orang Kafir yang Mendustakan Al-Quran

Pada dasarnya tujuan kaum musyrik ingin sekali melemahkan Nabi Muhammad SAW dalam dorongan berdakwah, sehingga berbagai cara akan dilakukan oleh kaum Kafir. Seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan sulit dan tidak masuk akal, seperti hari kiamat yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi Muhammad SAW.

Maka turunnya wahyu yang secara berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, namun bisa juga menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Qur-an. Kemudian ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, maka hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat Al-Qur-an yang datang dari Allah Subhanahu wa taala.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Al-Quran

3. Menyesuaikan dengan Peristiwa-peristiwa dalam Penetapan Hukum

Al-Quran diturunkan mengikuti setiap kejadian dan melakukan pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia.

Misalnya, dalam menentukan ke haraman khamar, ia tidak diharamkan secara mutlak namun melalui penahapan.Pertama,Al Quran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya, dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 219 menjelaskan:

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.

(QS. 2 : 219)

Kedua,Alquran melarang orang yang mabuk karenakhamrdari salat, tercantum dalam Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 43 yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

(QS. 4 : 43)

Ketiga,baru diharamkan secara tegas dalam Surat al-Maidah Ayat 90-91 yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

(QS. 5 : 90-91)

Baca Juga: Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Quran

4. Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al-Quran Adalah Benar Dari Allah SWT

Walaupun Al-Qur-an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari dan dengan banyak sekali perselisihan serta ujian dari kaum kafir atau musyrik. Akan tetapi secara keseluruhan terdapat keserasian di antara satu bagian al-Qur-an dengan bagian lainnya. Hal ini tentunya hanya dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.

5. Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Quran

Dengan Al-Quran diturunkan secara bertahap, tentu hal ini akan mempermudah umat muslim dalam membaca serta menghafal tulisan. Karena tidak semua masyarakat Arab saat itu pandai membaca dan menulis, sehingga pengetahuan mereka adalah daya hafalan dan ingatan. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk mempelajari dan menghafalkan setiap ayat-ayat Al-Quran yang turun agar tidak ada yang terlewatkan.

Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang biasa disebutAsbabun Nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman dan ingatan para sahabat.

Itulah sebabnya kenapa Dompet Dhuafa sebagai lembaga Filantropi gencar menciptakan generasi penerus penghafal Al-Quran atau Hafiz. Karena generasi yang Qurani saat ini semakin jarang ditemukan. Sudah sepatutnya sebagai umat beragama dan beriman kita turut berkontribusi, seperti membantu dalam pengadaan Al-Quran yang layak untuk para calon Hafiz di Indonesia, khususnya di wilayah pelosok-pelosok yang serba terbatas dan jangkauan.

Sahabat, begitulah ulasan singkat tentang kenapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur. Semoga menjadi penguat iman serta akidah kita sebagai umat muslim dalam meyakini, membaca, memahami dan mentadaburi setiap ayat-ayat Al-Quran. Wallahualam bisawab.

*Artikel ini diolah dari beberapa sumber : Islampos, Umma.id, Madaninews.id

Sedekah Sekarang

Jelaskan Mengapa Al Qur an diturunkan berangsur angsur tidak sekaligus
Share
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Previous articleZakat: Sehat Dan Menyehatkan
Next articleApa itu Tahun Baru dalam Islam?