Jelaskan mekanisme yang terjadi pada bagian di atas

“Inflamasi adalah reaksi kekebalan alami yang dimiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan penyakit atau mikroorganisme jahat. Inflamasi pada tubuh bisa terjadi akibat berbagai hal. Contohnya ketika jaringan tubuh mengalami infeksi, panas, cedera, atau terkena racun.”

Halodoc, Jakarta – Sudah tak asing dengan istilah inflamasi atau peradangan pada tubuh? Inflamasi adalah mekanisme tubuh untuk melindungi dirinya dari infeksi mikroorganisme asing. Contohnya seperti bakteri, jamur, ata virus. 

Inflamasi sering dikaitkan dengan luka pada bagian luar tubuh, seperti luka terbuka atau pembengkakan. Padahal, proses terjadinya inflamasi terbilang kompleks. Nah, mau tahu seperti apa mekanisme terjadinya inflamasi pada tubuh? Berikut ini ulasan selengkapnya

Baca juga: Waspada Inflamasi Akibat Infeksi Pernapasan

Dimulai saat Tubuh Melawan Mikroorganisme Jahat

Seperti penjelasan di atas, inflamasi adalah mekanisme yang diperlukan sebagai pertahan tubuh. Proses inflamasi tidak hanya terjadi pada mereka yang mengidap kanker, diabetes, atau penyakit jantung saja. Ketika tubuh mengalami luka pada bagian luar tubuh, tubuh juga bisa mengalami proses inflamasi. 

Ingat, jangan menganggap proses inflamasi selalu merugikan tubuh. Inflamasi adalah proses yang diperlukan tubuh untuk menangkal ancaman mikroorganisme jahat. Lantas, seperti apa proses inflamasi pada tubuh? 

Inflamasi adalah proses mekanisme pertahanan tubuh yang tidak hanya dimulai ketika tubuh mengalami masalah. Contohnya, luka yang telah terinfeksi oleh bakteri hingga mengeluarkan nanah. Namun, proses inflamasi sudah dimulai ketika tubuh mencoba melawan mikroorganisme atau iritasi berbahaya.

Ketika tubuh merasa terancam oleh keberadaan mikroorganisme asing, maka sel-sel darah putih dan zat lainnya dalam sistem kekebalan tubuh, akan melakukan perlawan dalam rangka membentuk perlindungan. 

Inflamasi pada tubuh bisa terjadi akibat beberapa hal. Contohnya ketika jaringan tubuh mengalami infeksi, panas, cedera, atau terkena racun. Sel-sel yang rusak tersebut melepaskan zat kimia histamin, bradikinin, dan prostaglandin. Ketiganya berfungsi agar pembuluh darah melebar, sehingga darah dan sel darah putih dapat mengalir lebih banyak ke area tersebut. 

Selanjutnya, area terdampak biasanya terasa hangat dan membengkak. Proses ini inflamasi ini juga bertujuan untuk mengisolasi zat asing tidak menginfeksi jaringan tubuh lainnya.

Nah, ringkasnya inflamasi adalah reaksi kekebalan alami yang dimiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan penyakit. 

Baca juga: Kapan Inflamasi Memerlukan Pemeriksaan oleh Dokter?

Inflamasi Akut dan Kronis

Terdapat jenis dua jenis inflamasi pada tubuh, yaitu akut dan kronis. Mungkin kita lebih akrab dengan tipe akut. Tipe ini contohnya terjadi ketika lutut luka akibat benturan, atau jari luka karena teriris pisau.

Sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan pasukan sel darah putih untuk mengelilingi dan melindungi area tersebut. Membuat area tersebut menjadi kemerahan dan membengkak.

Menurut ahli di Harvard Medical School, prosesnya bekerja dengan cara yang sama ketika kita mengalami infeksi flu atau pneumonia. Jadi, inflamasi adalah proses yang penting, tanpanya cedera bisa bernanah dan infeksi sederhana bisa mematikan. 

Lalu, bagaimana dengan peradangan kronis?

Peradangan kronis juga dapat terjadi sebagai respons terhadap zat lain yang tidak diinginkan dalam tubuh. Misalnya, racun dari asap rokok, atau kelebihan sel lemak (terutama lemak di daerah perut). Di dalam arteri, peradangan memicu aterosklerosis akibat penumpukan lemak, plak yang kaya kolesterol. 

Tubuh merasakan plak ini sebagai sesuatu yang tidak normal dan asing, sehingga berusaha untuk menghalangi plak dari aliran darah. Tapi jika dinding itu rusak, maka plaknya bisa pecah.

Kemudian, isinya bercampur dengan darah, dan membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah. Nah, gumpalan ini yang bertanggung jawab atas sebagian besar serangan jantung dan stroke.

Baca juga: Ini Gejala Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Mau tahu lebih jauh mengenai inflamasi pada tubuh? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Kamu juga bisa membeli suplemen atau vitamin untuk meningkatkan sistem imun menggunakan aplikasi Halodoc. Tanpa perlu repot keluar rumah, kamu bisa membelinya kapan pun dan di mana pun. Praktis, kan?

Jelaskan mekanisme yang terjadi pada bagian di atas
Referensi:
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2021. What is an inflammation?
Harvard Medical School. Diakses pada 2021. What is inflammation?
WebMD. Diakses pada 2021. What Is Inflammation?

“Hal paling mendasar yang membedakan pernapasan dada dan perut adalah mekanismenya. Pada pernapasan dada, mekanismenya menggunakan otot-otot tulang rusuk. Sementara pernapasan perut, mekanismenya menggunakan otot-otot diafragma, yaitu di antara rongga dada dan perut.”

Jelaskan mekanisme yang terjadi pada bagian di atas

Halodoc, Jakarta – Setiap manusia memerlukan oksigen yang diperoleh melalui proses pernapasan agar tetap hidup. Ada dua jenis teknik pernapasan yang bisa kamu lakukan, yaitu teknik pernapasan dada dan pernapasan perut. Teknik pernapasan dada adalah proses pernapasan yang selama ini kamu lakukan.

Kendati demikian, teknik pernapasan juga tak kalah penting untuk kamu coba pelajari. Pasalnya, teknik pernapasan perut dinilai mampu mengoptimalkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Lantas, sebenarnya apa sih yang membedakan antara teknik pernapasan dada dan teknik pernapasan perut? Yuk ketahui perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut berikut ini.

Baca juga: Mengenal Fungsi Organ Pernapasan Manusia

Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut

Perbedaan yang paling mendasar dari kedua teknik pernapasan ini adalah mekanismenya. Supaya tidak bingung, berikut perbedaan mekanisme pernapasan dada dan perut:

1. Mekanisme Pernapasan Dada

Pernapasan dada yang selama ini kamu lakukan bekerja dengan mengandalkan pergerakan otot-otot di antara tulang rusuk. Prosesnya dimulai ketika otot di antara tulang rusuk mengembang saat kamu menghirup udara (inspirasi) dan mengempis kembali (relaksasi) setelah mengembuskan udara. Perlu kamu ketahui bahwa otot antar tulang rusuk dan diafragma bekerja dengan mekanisme yang berlawanan.

Artinya, saat otot tulang rusuk berkontraksi, diafragma akan berelaksasi, dan berlaku sebaliknya. Nah, berikut proses terjadinya pernapasan dada:

  • Saat menarik napas terjadi kontraksi otot interkostal sehingga tulang rusuk pun terangkat dan rongga dada membesar.
  • Paru-paru kemudian mengembang dan tekanan udara dalam paru-paru rendah sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
  • Otot diafragma kemudian berelaksasi sehingga perut dalam keadaan datar
  • Saat membuang napas, otot interkostal berelaksasi sehingga tulang rusuk kembali ke posisi semula dan rongga dada mengecil.
  • Paru-paru kemudian ikut mengecil dan tekanan udara dalam paru-paru menjadi tinggi sehingga karbondioksida keluar dari paru-paru.
  • Hal ini menyebabkan otot diafragma berkontraksi dan perut mengembang. 

Baca juga: Jenis-Jenis Pernapasan Manusia yang Perlu Diketahui

2. Mekanisme Pernapasan Perut

Perbedaan yang paling mencolok antara mekanisme pernapasan dada dengan pernapasan perut, terletak pada bagian otot yang bekerja saat proses respirasi atau pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Jika pernapasan dada menggunakan otot-otot tulang rusuk, maka pernapasan perut melibatkan otot-otot diafragma yang terletak di antara rongga dada dan perut.

Nah, pada pernapasan perut, otot diafragma akan berkontraksi saat proses inspirasi dan berelaksasi saat mengeluarkan udara. Berikut proses pernapasan perut yang menggunakan otot diafragma:

  • Udara dihirup melalui hidung lalu menahannya beberapa saat buang membuang udara lewat mulut.
  • Selama menarik napas dari hidung, pastikan mulut tertutup untuk menahan bagian dada tetap datar sehingga diafragma bisa berkontraksi.
  • Hal ini ditunjukkan dengan posisi perut yang lebih condong ke depan atau mengembang. Kamu juga harus merasakan udara masuk mengisi perut.
  • Kemudian, embuskan udara secara perlahan melalui mulut.

Selama proses inspirasi rongga dada mengembang, tetapi otot bagian luar tulang rusuk akan berkontraksi sehingga diafragma pun ikut mengembang. Nah, proses inilah yang memudahkan oksigen untuk langsung masuk ke dalam perut. Ketika pertukaran udara sedang berlangsung dan karbon dioksida siap dikeluarkan, diafragma akan mulai mengendur diikuti dengan otot tulang rusuk dan rongga dada yang mengempis.

Mana yang Lebih Efektif?

Teknik pernapasan yang selama ini kamu lakukan adalah teknik pernapasan dada. Pada pengidap PPOK, pernapasan dada mungkin dapat menyulitkan pengidap dalam mengalirkan oksigen sehingga cenderung menyebabkan sesak napas. Ini karena pernapasan yang bertumpu pada otot dada dapat membatasi suplai oksigen dan membuat oksigen terperangkap di paru-paru akibat mengempisnya diafragma.

Beda halnya dengan teknis pernapasan perut. Otot diafragma yang berkontraksi mampu memberikan lebih banyak ruang untuk rongga dada mengembang. Dengan begitu, paru-paru bisa terisi oksigen lebih maksimal. Meski pernapasan perut dinilai lebih efektif, bukan berarti pernapasan dada tidak punya manfaat kesehatan. 

Baca juga: 5 Latihan Pernapasan Ini Bisa Tingkatkan Fungsi Paru-Paru

Kesimpulannya, kedua teknik pernapasan tersebut sama baiknya. Namun, untuk memaksimalkan suplai oksigen, lakukan teknik pernapasan perut minimal 10 kali sehari untuk mendapatkan manfaatnya. Jika kamu mengalami masalah pernapasan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. Jangan tunda untuk bertanya pada dokter sebelum kondisinya semakin memburuk. Download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. How the Lungs Work.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2021. Learning diaphragmatic breathing.
Cleveland. Clinic. Diakses pada 2021. Diaphragmatic Breathing.
Web MD. Diakses pada 2021. Chest Pain.