Inti ajaran pokok yang terkandung dalam semua kitab Allah adalah

Semua kitab Allah Swt berisi ajaran yang benar dan baik yang sesuai dengan masanya, pokok Ajaran / isi yang sama dan tertuang dalam semua kitab Allah Swt adalah tentang (B) perintah untuk mengesakan Allah.

Sebab, pada Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, untuk Bani Israel dalam menghadapi Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan, maka kitab Taurat mengajarkan bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah (Keesaan).

Sedangkan kitab Zabur, diturunkan pada Nabi Daud yang juga pada saat itu kaum Bani Israel, yang pada zaman Raja Thalut yang sombong. Sehingga juga berisi keesaan Allah.

Kitab injil juga berisi keesaan karena diturunkan pada Nabi Isa, kitab ini merupakaan perbaikan dari kitab-kitab sebelumnya, dan mengabarkan tentang Nabi Isa adalah hanyalah utusan Allah dan akan ada utusan terkahir yaitu nabi Muhammad.

Kemudian, al-Qur’an juga berisi tentang aqidah, Tuhan itu satu, dan tidak beranak. Makanya semua kitab sama-sama membahas tentang keesaan.

Semua kitab Allah Swt berisi ajaran yang benar dan baik sesuai dengan masanya, Ajaran yang sama dan tertuang dalam semua kitab Allah Swt adalah tentang….

a. tata cara berumah tangga.

b. perintah mengesakan Allah Swt.

c. larangan membunuh binatang.

d. hukum-hukum mengenai tata negara.

Penjelasan

  • Maksud soal: isi yang sama dalam 4 kitab Allah.
  • Kata kunci: ajaran yang sama.
  • Jawaban yang benar adalah B.

Karena Taurat ditrunkan pada nabi Musa dengan kisahnya melawan kekafiran Fir’aun yang mengaku Tuhan, lalu Zabur diturunkan pada nabi Daud yang melawan raja Thalut yang sombong, kemudian Injil diturunkan untuk mengabarkan bahwa Isa itu nabi dan aka nada utusan terkahir yaitu Muhammad. Makanya pokok yang sama dalam kitab-kitab berisi keesaan.

  • Sedangkan A, C dan D salah.

Berdasarkan buku paket, tidak ada keterangan yang tentang berumah tangga, membuuh binatang dan tata negara dalam Taurat, maupun Zabur, sehingga salah.

Jawabannya

Semua kitab Allah Swt berisi ajaran yang benar dan baik sesuai dengan masanya, Ajaran yang sama dan tertuang dalam semua kitab Allah Swt adalah tentang

(B) perintah mengesakan Allah SWT, karena kitab Taurat diturunkan pada masa Musa untuk pedoman Bani Israil dalam melawan Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan, begitu pula dengan Zabur, Injil yang menjelasakan tentang KTidak Ada Tuhan Selain Allah.

Jawaban mengutip keterangan berikut:

Inti ajaran pokok yang terkandung dalam semua kitab Allah adalah

Maaf kalau BENAR.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengingatkan agar masyarakat mempelajari jenis materi pelajaran yang diriwayatkan Hatim Al-Asham RA dari gurunya, Syaqiq Al-Balkhi RA. Suatu hari, kata Imam Al-Ghazali, guru dan murid ini terlibat percakapan penting.


“Hatim, sejak kapan kau mulazamah denganku?” tanya Syaqiq.


“Sejak 33 tahun lalu guru,” jawab Hatim.


“Pelajaran apa yang kaudapat belajar dariku selama itu?”


“Delapan masalah.”

“Innā lillāhi wa innā ilayhi rāji‘ūn, separuh lebih umurku berlalu bersamamu tetapi kau hanya mendapatkan delapan masalah?”


“Guru, aku tidak tahu masalah selain delapan itu. Aku tidak berbohong.”


“Kalau begitu, terangkan kepadaku delapan masalah itu,” kata Syaqiq.


Di hadapan gurunya Syaqiq Al-Balkhi, Hatim Al-Asham lalu menyebutkan satu per satu delapan pelajaran yang dikuasainya dengan baik:


1. Kulihat banyak orang mencintai kekasih dan kegemarannya. Tetapi semua itu hanya menemaninya sampai kubur. Ketika orang-orang itu diletakkan di kubur, semua itu berpisah darinya. Sedangkan aku menjadikan amal baik sebagai kekasih sehingga ketika aku diletakkan di dalam lubang kubur, amal baik itu akan selalu bersamaku.


2. Ketika membaca “Wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan nafsa ‘anil hawā, fa innal jannata hiyal ma’wā,” (Surat An-Nazi’at ayat 40-41), aku yakin bahwa kalam ilahi ini benar. Oleh karena itu, aku mendidik diriku untuk menolak dorongan-dorongan nafsu sehingga diriku tetap berbakti dalam ketaatan kepada Allah SWT.


3. Aku melihat orang yang berada dan berpangkat menjunjung tinggi dan menjaga baik-baik miliknya. Lalu kubaca “Mā ‘indakum yanfadu, wa mā ‘indallāhi bāqin” (Surat An-Nahl ayat 96). Setiap kali memiliki sesuatu yang berharga, kuhadapkan ia kepada Allah (melalui sedekah) agar kekal terpelihara.


4. Aku perhatikan kebanyakan orang memberikan perhatian pada harta, bibit bebet bobot, kemuliaan, dan nasab kebangsawanan. Ketika kupelajari, aku menarik simpulan bahwa semua itu tidak bermakna apapun. Lalu kuamati “Inna akramakum ‘indallāhi atqākum” (Surat Al-Hujurat ayat 13). Lalu aku beramal ketakwaan sehingga aku menjadi orang mulia di sisi Allah.


5. Aku lihat banyak orang saling menjatuhkan nama baik dan saling melaknat yang bersumber dari kedengkian belaka. Kemudian kuperhatikan firman Allah “Nahnu qasamnā baynahum ma‘īsyatahum fil hayatid duniya,” (Surat Az-Zukhruf ayat 32). Kubuang segera sifat hasad dan kujauhi mereka karena aku yakin bahwa nasib manusia sudah diatur Allah. Aku pun membuang kehendak untuk memusuhi mereka.


6. Kuperhatikan lagi sebagian orang menganiaya dan memerangi sebagian yang lain. Aku lalu merujuk pada firman Allah, “Innas syaythāna lakum ‘aduwwun, fattakhidzūhu ‘aduwwan,” (Surat Fathir ayat 6). Lalu kumusuhi setan semata dan aku berusaha keras untuk menjaga kewaspadaan terhadapnya karena Allah telah bersaksi bahwa setan adalah musuhku. Dengan demikian, aku meninggalkan permusuhan kepada jenis manusia.


7. Aku saksika sebagian orang mengejar remukan roti dan potongan daging, bahkan sampai menjatuhkan harga dirinya. Sebagian orang bahkan terperosok di jalan yang tidak halal untuk itu. Lalu kurenungkan firman-Nya, “Wa mā min dābbatin fil ardhi illā ‘alallāhi rizquhā,” (Surat Hud ayat 6). Aku yakin bahwa aku salah satu makhluk melata di muka bumi yang rezekinya ditanggung oleh Allah. Oleh karena itu, aku menyibukkan diri dengan ibadah yang Allah perintahkan kepadaku, dan meninggalkan nasib rezekiku di tangan-Nya.


8. Aku juga memperhatikan banyak orang bersandar kepada makhluk lain seperti mereka. Sementara aku merujuk pada firman Allah, “Wa man yatawakkal ‘alallāhi fa huwa hasbuhū,” (Surat At-Thalaq ayat 3). Oleh karena itu, kusandarkan diri dan nasibku kepada-Nya, lalu Dia mencukupiku.


“Wahai Hatim, semoga Allah memberikan taufik-Nya kepadamu. Aku memperhatikan ilmu di Kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Kudapati semua kebaikan dan inti agama berkisar pada delapan poin tersebut. Siapa yang mengamalkannya, sungguh ia telah mengamalkan ajaran empat kitab suci tersebut,” kata Syaqiq.


*


Riwayat Imam Al-Ghazali di Kitab Ihya Ulumiddin ini dikutip oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 71. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

bantuin jawab privatter!! tikus yang bergerak?​

apakah setelah pakai lip mask boleh pakai lip scrub​

perbedaan sampul raport dan raport dan fungsi nya ​

1.apa yang kamu ketahui tentang Allah yang maha Esa khalik langit dan bumi jelaskan dengan bahasa mu? 2.apakah kamu mau menyembah Allah bagaimana mana … cara kamu menyembah Allah?dengan bahasa mu sendiri ya​

Jelaskan cara membuat kerajinan tanaman bunga dari kertas​

3. Surat ... adalah tujuh yang diulang-ulang dan ... yang agung yang diberikan kepadaku.​

Apakah AFTA telah berhasil meningkatkan perdagangan internasional antara negara-negara anggotanya?

Kerika kita mau Shalat tapi baru selesai keluar "keputihan", itu harus mandi wajib dulu atau gimana? Kalau misalkan "Tergantung keputihannya" tolong j … elasin apa aja ya​

BHS SPANYOL 20ptsJika kita mengatakan "kita" yg terdiri atas laki-laki dan perempuan, apa yang kita katakan? Nosotros/Nosotras? Karna Nosotros mempuny … ai arti Kita (M) dan Nosotras mempunyai arti Kita (F)​

ADA JALAN BERCABANG MENGARAH KE KOTA A DAN B PENDUDUK KOTA A SELALU JUJUR, SEMENTARA PENDUDUK KOTA B SELALU BOHONG. DI PERCABANGAN ADA SATU ORANG, PEN … DUDUK SALAH SATU KOTA. APA YANG HARUS KAMU TANYA KE ORANG ITU BILA INGIN KE KOTA A?