Contoh umpan balik kepala sekolah kepada guru

Informasi Tambahan 1.1 Umpan Balik Konstruktif dan BijakSetiap pelaksanaan supervisi akademik hendaknya dilakukan dengan prosedur yang baik. Hasil analisis pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah perlu disampaikan kepada guru sebagai umpan balik untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di sekolah.Untuk memberikan umpan balik, kepala sekolah perlu menyampaikannya secara konstruktif dan bijaksana sehingga pelaksanaan supervisi akademik dapat dipahami sebagai bagian dari program untuk peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di sekolah, bukan kegiatan untuk mengkritik kompetensi guru yang disupervisi. Umpan balik yang tidak tersampaikan dengan tepat bisa menjadi petaka. Penerima umpan balik bisa saja trauma, merasa terhakimi, atau malah muncul stigma negatif pada kegiatan bernama ‘umpan balik’ itu sendiri. Maka, penting bagi kepala sekolah mempersiapkan diri cara menyampaikan umpan balik dengan baik. Ada pun persiapan yang perlu dilakukan kepala sekolah untuk memberikan umpan balik kepada guru yang telah disupervisi.1. Komunikasi Kepala sekolah perlu memperhatikan komunikasi dalam penyampaian umpan balik kepada guru yang telah disupervisi. Komunikasi dua arah antara kepala sekolah dan guru perlu dibangun saat pemberian umpan balik. Hal ini dimaksudkan supaya ada kesempatan saling memberikan dukungan secara positif untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang baik atau bahkan yang lebih baik lagi. Kepala sekolah selain secara aktif menyampaikan hasil supervisi akademik, juga perlu menjadi pendengar yang aktif atas respon yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan.Bahasa yang dipergunakan juga harus jelas dan mudah dimengerti serta komunikatif dengan tutur kata yang baik. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu menyampaikan juga umpan balik atas keberhasilan guru dari hasil pelaksanaan supervisi akademik. Kepala sekolah berperan menjaga keseimbangan untuk penyampaian umpan balik dari hasil supervisi yang sudah baik (positif) dan yang masih perlu ditingkatkan (negatif). Hal ini perlu dilakukan supaya umpan balik yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru menjadi umpan balik yang komprehensif.2. Bahasa Tubuh/Gesture/Mimicking Bahasa Tubuh/Gesture/Mimicking adalah gerakan tubuh yang dapat memunculkan makna yang bernilai rasa. Penggunaan bahasa tubuh/gesture/mimicking dapat menciptakan makna yang positif atau dapat juga menciptakan makna yang negatif dalam berkomunikasi. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan penggunaan bahasa tubuh/gesture/mimicking yang kadang digunakan secara reflek saat berkomunikasi.Penggunaan Bahasa tubuh/gesture/mimicking yang positif dapat menambah nilai rasa yang baik dalam berkomunikasi kepada lawan bicara, seperti; rasa nyaman, rasa dihargai, rasa dilibatkan dsb. Kepala sekolah hendaknya secara sadar akan bahasa tubuh gesture/mimicking yang negatif dan menghindari penggunaan gesture/mimicking tersebut.3. Atmosfir/Suasana Atmosfir/Suasana yang baik akan menunjang pelaksanaan umpan balik antara kepala sekolah dan guru. Atmosfir yang baik diawali dengan kondisi fisik yang baik antara kepala sekolah dan guru yang telah diobservasi, seperti; kondisi fisik sehat (tidak sakit) dan badan maupun pakaian yang bersih. Kondisi fisik yang baik akan mendukung rasa nyaman satu sama lain saat pelaksanaan umpan balik kepala sekolah kepada guru. Selain itu, kepala sekolah juga perlu memperhatikan tempat yang baik untuk melakukan umpan balik, seperti; ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak ada keramaian, bebas dari aroma yang menyengat, cukup pencahayaan dsb.

Tempat yang baik diperlukan untuk meminimalkan ‘gangguan’ saat pelaksanaan umpan balik. Selain itu, kepala sekolah juga perlu mengatur waktu yang ideal untuk pelaksanaan umpan balik. Kepala sekolah dapat berkomunikasi dengan guru yang disupervisi untuk menentukan waktu yang sesuai untuk pelaksanaan umpan balik antara kepala sekolah dan guru, sehingga pelaksanaan umpan balik dapat berjalan secara efektif dan efisien tanpa memotong waktu yang telah ditentukan. Kemampuan kepala sekolah memiliki kepekaan akan kondisi psikis guru juga dapat menunjang suasana bagaimana pelaksanaan umpan balik.


Umpan balik pada hakikatnya merupakan komentar terhadap suatu hasil pekerjaan, dalam hal ini adalah proses pembelajaran, yang dapat dilakukan secara tertulis ataupun lisan yang langsung kepada guru.

Setiap guru, apapun latar belakang dan status sosialnya (jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, suku, dan yang berkebutuhan khusus) harus mendapatkan layanan umpan balik yang sama. Umpan balik diberikan sedemikian rupa sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.

Seorang supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi:

  1.  penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan
  2. pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

Secara umum ada dua metode pemberian umpan balik yang efektif.

  1. Verbal (lisan),
    • pemberian komentar terhadap hasil pengamatan proses pembelajaran secara langsung melalui tatap muka tidak ada jarak atau peralatan yang digunakan. Metode ini biasanya dilakukan dengan cara saling berbicara/berdialog, wawancara, rapat, pidato, dan diskusi. Selain itu, pemberian komentar juga dapat dilakukan secara tidak langsung melalui perantara alat seperti telepon, dan lain sebagainya karena adanya jarak si pembicara dengan lawan bicara.
  2. Nonverbal (tertulis),
    • pemberian komentar terhadap hasil pengamatan proses pembelajaran dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Metode ini dapat berupa surat-menyurat, sms, e-mail, foto pembelajaran, dan lain sebagainya.

Umpan balik adalah upaya untuk memberi pertolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi.

Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, serta kinerjanya.

Laporan Supervisi Akademik

Laporan supervisi merupakan dokumen yang berisi catatan terstruktur tentang hasil pekerjaan yang dilakukan oleh supervisor.

Tujuan pelaporan supervisi adalah untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada masyarakat non-profesional yang lebih luas mengenai kekuatan dan kelemahan sekolah, meliputi keseluruhan kualitasnya, standar pencapaian prestasi siswa, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hal yang dibutuhkan.

Selain itu laporan supervisi bertujuan untuk media informasi tertulis bagi pihak-pihak terkait yang ingin mengetahui kondisi suatu sekolah dalam konteks implementasi supervisi.

Laporan supervisi dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:
    • a) menjadi kritik membangun bagi guru untuk melecut semangat sehingga performa mengajarnya akan semakin meningkat dari waktu ke waktu,
    • b) menjadi saran atau bahan pertimbangan bagi guru guna memperbaiki kinerja mengajarnya di masa yang akan datang.
    • a) laporan supervisi merupakan informasi yang sangat berharga bagi kepala sekolah,
    • b) laporan supervisi merupakan penilaian yang sangat bermanfaat sekaligus masukan yang sangat berguna bagi peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang.
    • laporan supervisi menjadi alternatif media informasi bagi orang tua siswa untuk mengetahui secara objektif, tepat, benar, dan akurat mengenai kualitas sekolah tempat anaknya belajar.
    • a) laporan bisa menjadi autokritik baginya tentang mutu sekolah, efektivitas proses pembelajaran, dan sejauh mana program supervisi yang didisain dan dilaksanakan efektif dalam mengembangkan kemampuan profesional guru,
    • b) laporan supervisi bisa dijadikan sebagai titik awal untuk mendisain dan merencanakan program supervisi pada periode berikutnya. Sehingga program supervisi dari satu periode ke periode berikutnya merupakan sesuatu yang berkelanjutan.
    • a) laporan supervisi bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang relevan dengan kondisi sekolah yang real,
    • b) dijadikan sebagai bahan pengkajian kondisi persekolahan secara nasional.

Aspek-aspek yang harus ada dalam isi laporan mencakup empat hal.

  1. Laporan berisi identifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah secara objektif, supervisi merupakan proses kegiatan yang terdiri dari penelitian, penilaian, perbaikan dan peningkatan. Bila keempat kegiatan supervisi tersebut dilaksanakan disertai dengan berbagai teknik supervisi, pasti pengawas atau yang melakukan supervisi menemukan sisi positif dan negatif dari sekolah yang dibinanya.
  2. Laporan supervisi harus mengandung informasi tentang kualitas sekolah secara keseluruhan, semua hal yang menyangkut mutu sekolah secara keseluruhan harus diinformasikan secara objektif dan jelas.
  3. Laporan supervisi harus mencakup standar pencapaian prestasi siswa. Informasi mengenai sejauh mana hasil belajar siswa mampu memenuhi standar-standar hasilbelajar yang telah ditetapkan harus secara jelas dan objektif tertuang dalam isi laporan supervisi yang dibuat oleh supervisor.
  4. Laporan supervisi berisi tentang apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hal yang perlu diperbaiki. Informasi tentang hal apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah menurut perspektif pengawas atau kepala sekolah harus termuat secara jelas dalam laporan supervisi.

*Tulisan diambil dari Modul K13 Kepala Sekolah tahun 2018 jenjang SMA

===============================FLN=========================================