Hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni adalah

Gencil News- Simak latihan soal beserta kunci jawaban untuk SMA kelas 12 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam latihan soal berikut ini membahas teknik gagasan dalam teater.

Materi

Karya seni berawal dari sebuah konsep berupa gagasan-gagasan atau ide-ide pencipta yang akan dikomunikasikan kepada penonton.

Konsep itu kemudian dituangkan ke dalam media ungkap teater maka lahirlah sebuah karya teater.

Proses produksi yang diawali dengan konsep hingga terwujudnya sebuah karya teater disebut proses kekaryaan teater.

Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keorisinilannya. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya.

Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni.

Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

Keunikan sebuah gagasan seni dapat dapat tanggapi melalui teknik pengungkapan ide-ide dalam bentuk media ungkap seni.

Teater yang senantiasa menyertakan berbagai media ungkap seni membutuhkan kemampuan teknis para penggarap untuk mengolah dan mengomunikasikannya kepada penonton.

Gagasan yang orisinal dan unik harus didukung oleh kemampuan teknis mengomunikasikannya kepada penonton.

Baca juga   Indonesia Terima Vaksin AstraZeneca Donasi Jepang

Teknik pengungkapan gagasan-gagasan dalam teater banyak tertumpu pada pemain. Pemain adalah unsur pokok dalam teater, sedangkan yang lainnya adalah unsur pendukung untuk memperkuat permainan.

Jika unsur pokoknya jelek maka pertunjukan tersebut dapat dikatakan gagal.

Bagi pemeran ada tiga hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian karakter tokoh yang sesuai dengan lakon, yaitu (1) memahami naskah, (2) observasi, dan (3) latihan.
Setelah memahami naskah yang akan digarap, kemudian mengadakan observasi ke suatu tempat yang telah ditentukan.

Maksud observasi adalah untuk mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh cerita yang terdapat dalam naskah. Setelah memahami betul tentang perilaku peran yang diobservasi, kemudian mengadakan latihan.

Latihan soal

1. Sebutkan dan jelaskan proses latihan untuk memerankan sebuah tokoh!

Jawaban:

Dalam proses latihan terdiri dari tiga cara berikut.

1. Olah tubuh, yaitu melatih anggota badan agar mencapai kelenturan, stamina, dan daya reflek tubuh. Hala-hal yang dilatih adalah kekuatan tubuhagar kalian memiliki ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat. Selain itu peregangan yaitu pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan mempunyai daya gerak refleks.

Baca juga   Soal Dan Kunci Jawaban Ulangan Kelas 8 Pelajaran IPA

2. Selain olah tubuh juga olah vokal (olah suara). Suara harus terlatih sedemikian rupa agar suara benar-benar sesuai dengan peran yang dimainkan. Sehingga yang terdengar betul-betul suara tokoh cerita yang ada dalam lakon. Suara juga butuh kelenturan dan butuh keterbiasaan, jika tidak maka akan menimbulkan serak dan tidak akan mencapai tokoh cerita yang diharapkan. Pada dasarnya seluruh panca indra harus diolah dan dilatih untuk mewujudkan peran-peran yang sesuai dengan keinginan naskah.

3. Olah sukma, yaitu melatih daya konsentrasi agar terbiasa dalam memusatkan pikiran terhadap sesuatu. Dengan penuh konsentrasi maka akan terhindar dari lupa dialog atau lupa bloking (permainan tempat), serta gestur (sikap badan). Jika terbiasa mengolah sukma untuk konsentrasi, maka akan cepat hafal, cepat paham termasuk menerima pelajaran baru. Sebaliknya jika tidak dapat konsentrasi karena tidak terlatih, maka akan sulit untuk mengerti apapun.

Ketiga teknik latihan di atas wajib dilakukan oleh calon-calon pemeran dalam proses latihan teater.

Oleh karena demikian proses produksi teater harus mengutamakan disiplin yang tinggi serta kemauan yang keras untuk menuju sukses yang besar.
gerak dalam teater.

Dalam memerankan tokoh-tokoh cerita harus dilakukan secara wajar. Tidak berlebihan (over acting) baik dialog maupun gerak atau aksi. Ada macam-macam gerak yang dilakukan oleh aktor atau aktris di atas pentas.

Baca juga   Kunci Jawaban Kelas 5 SD Tema 1 "Udara Bersih Bagi Kesehatan"

Gerak-gerak tersebut penting dilakukan oleh para pemain untuk menegaskan watak atau karakter yang dibawakannya.

Tanpa gerak, akan berkesan statis, namun terlalu banyak gerak juga akan berkesan over.

Oleh karena itu, gerak-gerak pemain seharusnya wajar dan beralasan. Di bawah ini ada macam-macam gerak yang dilakukan pemain dalam pertunjukan drama.

2. Sebutkan macam-macam gerak pemain dalam sebuah teater!

a. Movement adalah perpindahan tempat pemain dari satu tempat ke tempat lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dan sebagainya.

b. Gestures adalah gerakan badan dengan angotanya, ke kiri, ke kanan, berputar ke belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya.

c. Business adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini dilakukan secara spontan, tanpa terpikirkan. Misalnya ketika mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.

d. Gait adalah gerakan besar misalnya cara berjalan. Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.

e. Detail adalah gerakan-gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik nafas, mengernyitkan alis dan sebagainya.

Hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni adalah

Page 168 - Buku Paket Kelas 12 Seni Budaya Semester 1

P. 168

Hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni adalah

Tujuan Pembelajaran A. Konsep Karya Cipta Teater Setelah mempelajari konsep, teknik, dan prosedur berkarya teater, peserta didik diharapkan mampu melakukan berikut. 1. Mengidentifikasi gagasan-gagasan atau ide-ide yang diusung dalam karya teater. 2. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam karya teater. 3. Mengidentifikasi teknik dalam mengolah media ungkap dalam karya teater. 4. Menganalisis karya teater secara utuh. 5. Menunjukkan kelemahan dan kekuatan masing-masing unsurnya. 6. Membuat ulasan lisan tentang karya teater yang ditanggapinya. 7. Membuat resume pergelaran teater yang ditontonnya. 8. Mempresentasikan karya kritiknya dalam forum diskusi dengan teman sekelasnya. 9. Menyusun naskah drama. 10. Mempresentasikan hasil kreativitas dalam bentuk pergelaran. Karya seni berawal dari sebuah konsep berupa gagasan-gagasan atau ide- ide pencipta yang akan dikomunikasikan kepada penonton. Konsep itu kemudian dituangkan ke dalam media ungkap teater maka lahirlah sebuah karya teater. Proses produksi yang diawali dengan konsep hingga terwujudnya sebuah karya teater disebut proses kekaryaan teater. Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keunikannya. Istilah lain bisa disebut orisinal. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. Sesuatu yang unik adalah sesuatu yang lain daripada yang lain, utuh ciptaan seseorang (seniman) atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk karya seni. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni. Keunikan bukan semata-mata dambaan seorang atau kelompok pencipta seni, melainkan juga harapan dan tuntutan apresiator seni. 158 Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK Semester 1

Hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni adalah
   166   167   168   169   170   
Hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni adalah

Halo teman-teman semua! Apa kabarnya nih? Semoga selalu sehat dan tetap semangat mengikuti pembelajaran baik secara online atau offline ya. Kali ini penulis ingin membagikan materi Seni Budaya Kelas 12 Bab 7 mengenai Teater. So, tanpa menunggu lama, langsung simak ulasan di bawah ini ya.

Untuk memahami konsep kekaryaan teater yang unik, orisinal dan utuh, harus melalui analisis unsurnya. Unsur-unsur tersebut adalah: 

  1. Naskah/lakon sebagai bahan baku pergelaran teater
  2. Tempat pertunjukan
  3. Sutradara
  4. Pemain
  5. Properti

Proses produksi yang diawali dengan konsep hingga terwujudnya sebuah karya teater disebut proses kekaryaan teater. Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keunikan atau orisinal. Artinya, karya itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. 

Sesuatu yang unik adalah sesuatu yang berbeda, utuh ciptaan seniman atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk karya seni. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni, harapan dan tuntutan apresiator seni. 

Teater diproduksi untuk disajikan kepada penonton. Antara karya yang diciptakan oleh penggarap dengan penonton, terselip sebuah tujuan, yaitu komunikasi. Komunikasi dapat terwujud apabila ada kesesuaian antara karya cipta teater dengan tingkat apresiasi penontonnya. 

Antara karya seni teater dengan penontonnya harus ada kesesuaian. Sehingga, dalam penyajian teater selalu mempertimbangkan unsur-unsurnya hingga terwujud sebuah komunikasi. 

Teknik pengungkapan gagasan dalam teater tertumpu pada pemain. Pemain adalah unsur pokok dalam teater, yang lainnya adalah unsur pendukung untuk memperkuat teater. Jika unsur pokoknya jelek maka pertunjukan dikatakan gagal. 

Bagi pemeran, ada tiga hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian karakter tokoh yang sesuai dengan lakon, yaitu memahami naskah, observasi, dan latihan. Setelah memahami naskah yang akan digarap, kemudian mengadakan observasi ke suatu tempat yang telah ditentukan. 

Maksud observasi adalah untuk mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh cerita yang terdapat dalam naskah. Setelah memahami tentang observasi, kemudian mengadakan latihan. 

Latihan bisa dilakukan dengan 3 cara : 

  1. Olah tubuh : melatih anggota badan agar mencapai kelenturan. Jika sudah lentur, akan mudah menirukan gerak-gerak apa saja tanpa merasa kaku dan nyeri di otot.
  2. Olah vokal : suara harus terlatih agar suara asli tidak terdengar lagi. Yang terdengar adalah suara tokoh cerita yang ada dalam lakon. Suara butuh kelenturan dan keterbiasaan, jika tidak maka akan menimbulkan serak dan tidak akan mencapai tokoh cerita yang diharapkan.
  3. Olah sukma : Melatih daya konsentrasi agar terbiasa dalam memusatkan pikiran terhadap sesuatu. Dengan penuh konsentrasi, akan terhindar dari lupa dialog atau lupa bloking (permainan tempat), gestur (sikap badan). Jika terbiasa mengolah sukma untuk konsentrasi, akan cepat hafal, paham termasuk menerima pelajaran baru. Jika tidak dapat konsentrasi karena tidak terlatih, akan sulit untuk mengerti apapun.

Dalam memerankan tokoh cerita harus dilakukan secara wajar. Tidak berlebihan (overacting) dialog dan gerak/aksi. Ada beberapa gerak yang dilakukan oleh aktor atau aktris diatas pentas. Gerak tersebut penting dilakukan untuk menegaskan watak/karakter yang dibawakannya. Tanpa gerak, terkesan statis, namun terlalu banyak gerak akan terkesan over. 

Baca Juga: Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 8 Menyusun Naskah Pantomim

Macam-macam gerak yang dilakukan pemain dalam drama : 

  1. Movement: perpindahan tempat pemain dari satu tempat ke tempat lain
  2. Gestures: gerakan badan dengan anggotanya, ke kiri, ke kanan, berputar ke belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya
  3. Business: gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh tangan, jari, kepala
  4. Gait: gerakan besar misalnya cara berjalan
  5. Detail: gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik nafas, mengernyitkan alis dsb.

Prosedur menurut ke khasan karya teater : 

  1. Tujuan penciptaan: mengomunikasikan gagasan kehidupan melalui pertunjukan teater
  2. Media pengungkapan: terdiri atas bahasa verbal dan bahasa nonverbal
  3. Tata kelola proses produksi teater: serangkaian cara, strategi, dan teknis produksi untuk mewujudkan gagasan artistik yang diharapkan

Naskah Teater

Naskah/lakon dibuat oleh penulis naskah (sastrawan). Ada penulis naskah yang merangkap sebagai sutradara, karena penulis lebih tahu tentang maksud isi naskah/lakon yang ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam menciptakan naskah, tetapi kurang bagus menyutradarainya dalam bentuk pertunjukan. 

Banyak dramawan yang hebat sebagai sutradara, tetapi tidak dapat membuat naskah. Antara penulis naskah dengan sutradara teater memiliki hubungan timbal-balik. Kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan. Penulis naskah terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat. Sutradara terkenal dengan karya pertunjukannya. 

Didalam naskah terdapat : 

Dalam naskah terdapat gagasan-gagasan pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan/ide terdiri dari satuan-satuan kecil, yaitu nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat. Tidak semua nilai dalam kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa nilai saja. 

Seperangkat nilai bersatu menjadi gagasan/ide. Gagasan-gagasan atau ide-ide bersatu menjadi sebuah tema. Dalam sebuah lakon terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema, contohnya fragmen (sajian drama yang ceritanya merupakan penggalan dari cerita utuh). 

Dalam naskah ada tokoh-tokoh cerita yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut jika diklasifikasi menjadi: 

  1. Protagonis: peran utama
  2. Antagonis: peran lawan
  3. Tritagonis: Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis
  4. Peran pembantu

Dalam naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur dramatik terdiri dari bagian pertama, kedua, dan ketiga. Bagian pertama adalah pemaparan (eksposisi), bagian kedua adalah konflikasi, bagian ketiga koflik, bagian keempat klimaks, bagian kelima anti klimaks, dan bagian akhir adalah keputusan. 

Dalam menganalisis sebuah naskah drama, yang harus diperhatikan adalah judul naskah, pengarang, tema, dan keunikannya. Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang memiliki bakat dibidang penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu membuat atau menciptakan sastra drama sehubungan dengan bakat dan minatnya. 

Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia. Para penonton drama sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi, bukan realitas yang sebenarnya. Namun, terkadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membuat naskah drama : 

  1. Struktur cerita
  2. Karakter/perwatakan
  3. Diksi/bahasa
  4. Ide/gagasan
  5. Perlengkapan pertunjukan

Pengertian Teater

Teater adalah seni pertunjukan yang sarat dengan simbol-simbol. Simbol adalah sarana untuk menghantarkan makna pesan penggarap. Adapun pesan adalah nilai-nilai yang dikomunikasikan kepada publik atau penonton untuk mendapat tanggapan dan apresiasi. 

Peristiwa panggung merupakan peristiwa simbolis yang diangkat dari pengalaman kehidupan manusia. Penonton dapat menikmati pertunjukan teater melalui proses penafsiran makna-makna dari simbol-simbol yang dihadirkan di atas panggung. Simbol hanyalah sarana atau media untuk menyampaikan makna pesan seniman kepada penonton. 

Dalam teknik penyampaian gagasan teater dan seni lainnya, tidak secara jelas seperti pidato/ceramah. Seni mengusung nilai-nilai terselubung dalam balutan simbol hingga menarik untuk dicerna. Menonton teater harus berpikir untuk menafsirkan makna pesan yang berada dibalik simbol. Keindahan menonton teater, apabila mampu menerjemahkan apa yang diungkapkan simbol. 

Jenis Simbol dalam Teater

Jenis simbol dalam teater ada 3, yaitu visual, verbal, dan auditif. Simbol visual adalah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton, meliputi seluruh wujud, bentuk, warna, dan tubuh para pemain. Simbol verbal adalah simbol yang diungkapkan dengan kata-kata oleh para pemain, narator, dan dalang. Simbol auditif adalah simbol yang berbunyi atau simbol yang ditimbulkan oleh bunyi. 

Semua yang nampak di atas pentas akan mengirimkan pesan makna kepada penonton. Seperti gestur, gerakan, kostum, ekspresi wajah, dan perkakas pendukung pemain yang ada di atas pentas. Tata cahaya juga memperkuat simbol visual, seperti terang, redup, merah, jingga, kuning, biru dsb. 

Contoh adegan simbolis : 

Contoh adegan teater yang menjadi juara 1 FLS2N 2014 di Semarang : 

Simbol yang digunakan dalam teater berfungsi memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan. Kualitas komunikasi ditentukan oleh proses pencarian /eksplorasi, latihan, dan penjiwaan. Bahasa verbal/kata-kata adalah sarana simbolis dalam komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan lancar, kedua pihak harus saling memahami yang diungkapkan melalui ucapannya. 

Komunikasi dalam Teater

Bahasa nonverbal sangat membantu proses komunikasi ketika bahasa kata-kata terbatas oleh perbendaharaan dan struktur kalimat yang diucapkan. Mitra komunikasi akan paham tentang apa yang dimaksudkan melalui gerakan anggota tubuh ketika berkomunikasi. 

Bahkan diam dalam teater adalah komunikasi. Duduk termenung di sudut ruangan tanpa kata-kata adalah komunikasi, karena orang lain akan menafsirkan tentang apa dan mengapa merenung. Bahasa nonverbal yang visual tidak terbatas oleh kata-kata dan tidak terbatas oleh satu makna. Komunikasi nonverbal kadang menimbulkan multi tafsir bergantung pada pengetahuan dan pengalaman penafsir yang menjadi mitra komunikasi. 

Bahasa visual juga meliputi bentuk dan warna. Bentuk bulat berbeda makna dengan persegi, berbeda dengan segitiga, dsb. Setiap bentuk dimaknai beragam oleh kehidupan budaya seperti perkakas rumah, senjata tradisional, dsb. Warna-warna yang digunakan untuk kostum pemain atau properti memberi makna berbeda dari warna yang berbeda.

Contoh permainan kain putih sebagai properti : 

Teknik pengungkapan gagasan dalam teater yaitu multimedia. Media tersebut berupa bahasa ungkap sebagai sarana komunikasi yang meliputi audio dan visual. Bahasa/kata-kata yang diucapkan para pemain dan musik termasuk kategori audio, bahasa tubuh, bahasa warna, dan bentuk termasuk kategori visual. 

1. Penggarap Teater

Penggarap teater melakukan teknik pengungkapan secara efektif, panggung merupakan ruang yang terbatas, tetapi harus mengesankan banyak hal. Jika panggung harus mengesankan suasana pantai, karena peristiwa cerita terjadi di pantai, tidak mungkin suasana pantai yang sebenarnya dipindahkan keatas panggung. 

Penggarap teater hanya menghadirkan benda-benda yang khas dan dapat mewakili suasana pantai. Jika tidak dapat menghadirkan benda-benda pantai dengan sesuatu alasan tertentu, sarana simbol dapat menggunakan bunyi deru ombak atau desir pasir tertiup angin laut menyentuh dedaunan yang berada disekitar pantai. 

Jika hal itu pun tidak bisa dilakukan, ada cara instan yang biasa digunakan para penggarap teater, yaitu dengan lukisan atau print out foto pantai pada kanvas besar atau layar belakang. Untuk memperkuat suasana pantai dipertegas oleh media lain, seperti sistem pencahayaan, warna, desain kostum pemain, akting pemain yang seolah-olah seperti perilaku orang-orang pantai. 

Kejelian penggarap dalam menghadirkan benda-benda, warna-warna, bentuk-bentuk, bunyi-bunyi dan perilaku-perilaku untuk mengesankan suasana tertentu adalah nilai kreativitas yang sangat tinggi. 

2. Pengarang

Pengarang menuangkan ide-ide ceritanya melalui kata-kata yang terhimpun dalam sebuah teks naskah drama. Teks naskah drama yang memuat kata-kata itu adalah simbol-simbol verbal sebagai sarana untuk mengomunikasikan gagasan cerita. 

3. Penampil dalam Teater

Penampilan teater merupakan proses pemanggungan sebuah lakon. Naskah drama berupa teks berisi kata-kata karya seorang pengarang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa pentas oleh para seniman penggarap. Istilah lain untuk proses penterjemahan bahasa ungkap yang dipanggungkan adalah transformasi. 

Bahasa kata-kata dalam teks naskah yang awalnya hanya simbol-simbol verbal, kemudian diperkaya dengan simbol-simbol audio dan visual. Seorang penggarap teater akan selalu mencari padanan sarana simbol yang digunakan dalam teks naskah kedalam versi pertunjukan. Misalnya, kata “tidak” dalam teks naskah cukup dengan bahasa tubuh dengan cara menggelengkan kepala. 

Dapat juga kata “tidak” divisualkan dengan gerakan tangan yang seolah-olah menolak atau mungkin dapat menggunakan seluruh media ungkap visual, verbal dan audio agar betul-betul lengkap. Perlu diperhatikan bahwa dalam penggunaan media ungkap, efektivitas dan kesesuaiannya dengan karakter tokoh cerita yang dimainkan. 

Karakter tokoh yang lincah, berani dan tegas menyertakan bahasa tubuh ketika dia sedang berbicara. Tokoh yang dingin, pendiam, atau pemalu, sulit berkomunikasi dengan orang lain. Akibatnya gagasan, hasrat, atau keinginginannya sulit untuk dipahami orang lain. Kedua karakter tersebut dapat hadir dalam satu cerita dan bagaimanana cara menampilkannya. 

Untuk menerjemahkan bahasa teks (sastra drama) kedalam bahasa pertunjukan harus punya banyak pengetahuan dan pengalaman. Jika garapan drama tidak disertai dengan pengetahuan dan pengalaman, maka produk drama yang dipertunjukan akan berkesan miskin pengalaman dan pengetahuan.

Seseorang yang memiliki banyak pengetahuan tidak akan kehabisan ide untuk manafsirkan hal-hal yang ada dalam sastra drama untuk kebutuhan pertunjukan. Seseorang yang memiliki banyak pengalaman dalam proses garapan dan menonton karya orang lain, sangat memungkinkan untuk menghadirkan ide-ide yang orisinal, bukan tiruan dari karya orang lain. 

Orisinalitas karya adalah keunikan seniman penggarap yang membedakan dirinya dengan seniman lainnya. Semua itu berindikasi pada suksesnya garapan drama, serta itulah kualitas karya yang membuat penonton merasa empati pada karya tersebut.

Daftar Pustaka: 
Budiman, A., dkk. 2015. Seni Budaya SMA/MA Kelas XII Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.