Cacing tanah berkembang biak dengan cara fragmentasi

Perkembangbiakan Fragmentasi pada Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Amongguru.com. Cacing pipih termasuk dalam filum Platyhelminthes. Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, platy yang artinya pipih dan helminthes yang berarti cacing.

Filum Platyhelminthes secara sederhana terbagi ke dalam empat kelas utama sebagai berikut.

1. Turbellaria

Turbellaria adalah kelompok cacing pipih yang sebagian besar hidup bebas, misalnya Planaria (genus Dugesia).

2. Trematoda

Trematoda merupakan cacing hisap yang bersifat parasit, misalnya Fasciola hepatica.

3. Monogenea

Momogenea sebagian besar merupakan cacing parasit eksternal yang menempel pada ikan.

4. Cestoda

Cestoda merupakan kelompok cacing parasit yang dikenal sebagai cacing pita, karena tubuhnya yang sangat panjang, misalnya cacing pita babi (Taenia saginata).

Cacing tanah berkembang biak dengan cara fragmentasi

Ciri-ciri Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Sesuai dengan namanya, cacing ini memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk pipih, memiliki tiga lapisan embrionik (triploblastik), dan tidak berongga (aselomata).

Cacing pipih tidak bersegmen, sehingga antara kepala, dada, dan perut, tidak memiliki batas yang jelas.

Cacing pipih memiliki organ tubuh, otak, dan sistem pencernaan dan ekskresi meskipun tidak sempurna.

Cacing tanah berkembang biak dengan cara fragmentasi

Cacing pipih juga hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral, sehingga dimasukkan dalam kelompok Bilateria,

Selain itu, cacing pipih juga dikelompokkan dalam Protosmia, karena di dalam perkembangan embrionya, mulut pada embrio cacing pipih akan terbentuk terlebih dahulu daripada anus.

Cacing pipih tidak memiliki organ pernapasan, sehingga pertukuran udaranya dilakukan melalui difusi antara permukaan tubuhnya dengan air.

Dengan demikian, sebagian besar cacing pipih memiliki tubuh mikroskopis yang berbentuk seperti pita atau bentuk lain mirip daun pipih.

Pernafasan dalam bentuk difusi ini menjadikan cacingh tanah mudah dehidrasi, sehingga mereka hidup di habitat air atau daratan yang lembab.

Sistem Reproduksi Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Berbicara mengenai organ reproduksinya, maka cacing pipih sebagian besar memiliki struktur seksual jantan dan betina pada satu tubuh atau sering diistilahkan hermaprodit.

Perkembangbiakan cacing pipih dapat terjadi secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual).

Perkembangbiakan generatif cacing pipih melalui proses pembuahan, sedangkan perkembangbiakan vegetatifnya dalam bentuk fragmentasi (pemutusan bagian tubuh).

Perkembangbiakan generatif cacing pipih diawali dengan fertilisasi internal pada saat sel sperma membuahi sel telur (ovum).

Pada beberapa sepesies, telur akan menetas menjadi larva yang melayang-layang sampai akhirnya menemukan habitat yang cocok, selanjutnya melakukan metamorfosis.

Fragmentasi pada Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Fragmentasi adalah ciri khas perkembangbiakan vegetatif cacing pipih (Platyhelminthes).

Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan teknik memutuskan bagian tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru.

Pada saat individu cacing pipih dipotong menjadi dua bagian atau lebih, maka potongan-potongan itu dapat menjadi individu baru.

Cacing tanah berkembang biak dengan cara fragmentasi

Cacing pipih membuat duplikat diri dengan membelah diri menjadi potongan-potongan tubuh (fragmen). Selanjutnya setiap fragmen akan tumbuh menjadi individu baru.

Di dalam melengkapi referensi Anda tentang sistem reproduksi hewan, silakan baca artikel terkait berikut.

Perkembangbiakan Ikan (Pisces) – (Baca)

Perkembangbiakan Burung (Aves) – (Baca)

Perkembangbiakan Reptil – (Baca)

Perkembangbiakan Katak (Amfibi) – (Baca)

Perkembangbiakan Mamalia – (Baca)

Perkembangbiakan Hydra – (Baca)

Perkembangbiakan Porifera – (Baca)

Perkembangbiakan Coelenterata – (Baca)

Perkembangbiakan Amoeba – (Baca)

Perkembangbiakan Cacing Pita – (Baca)

Perkembangbiakan Protozoa – (Baca)

Demikian ulasna mengenai perkembangbiakan fragmentasi pada Cacing Pipih (Platyhelminthes). Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

Merdeka.com - Keanekaragaman hewan yang ada di seluruh dunia memang luar biasa. Di Bumi kita tercinta ini banyak hewan yang hidup baik di udara, daratan, air, dan juga tanah. Hewan ini menjalankan perannya masing-masing. Ada yang merugikan manusia, dan ada juga yang menguntungkan. Berbagai jenis hewan ini dipelajari dalam ilmu Biologi dengan sistem klasifikasi. Kali ini, yuk kita bahas tentang jenis cacing pipih (Plathyhelminthes).

Plathyhelminthes adalah satu dari delapan filum yang termasuk dalam hewan invertebrata (hewan tak bertulang belakang). Tubuh cacing pipih sangat unik, karena ia nggak punya saluran percenaan dan nggak punya anus. Nah, kali ini kita akan membahas cara berkembang biak dari kelompok hewan ini, plus pembagian klasifikasinya.

a. Cara berkembang biak cacing pipih

Cacing pipih dapat berkembang biak secara aseksual dan secara seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiaptiap hasil pembelahan akan meregenerasi bagian yang hilang. Cara ini biasa dilakukan oleh Tubellaria sp.

Secara seksual baru bisa dilakukan dengan perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.

b. Klasifikasi cacing pipih

Plathyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas, yaitu sebagai berikut.

  1. Kelas Turbellaria
  2. Kelas Trematoda
  3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)

Nah, itulah beberapa fakta menarik tentang cacing pipih. Selain cacing pipih, filum lain dalam invertebrata adalah hewan berpori (Porifera), hewan berongga (Coelenterata), hewan berkulit duri (Echinodermata), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing gelang (Annelida), hewan lunak (Mollusca), dan hewan berbuku-buku (Arthropoda). Masin-masing filum masih bisa diklasifikasikan lagi ke dalam kelas-kelas. Selamat belajar!

Cacing adalah hewan yang berbadan menyerupai tabung yang panjang dan termasuk dalam hewan invertebrata. Reproduksi atau perkembangbiakan pada cacing cukup unik karena cacing termasuk hewan yang Hermafrodit ( memiliki dua jenis alat kelamin ). Berikut penjelasan cara berkembang biak cacing.

Cacing tanah berkembang biak dengan cara fragmentasi
Seperti yang telah di katakana tadi, kebanyakan cacing adalah hermafrodit dan dapat bereproduksi secara seksual ( kawin ) maupun aseksual ( membelah diri ). Itu berarti masing-masing cacing adalah jantan dan sekaligus betina ( contohnya cacing tanah ). Reproduksi menentukan kelangsungan hidup cacing. Organisme seperti cacing menyediakan makanan bagi banyak hewan lain, jadi mereka harus memperbanyak untuk mengimbangi predasi. metode reproduksi jentik-jentik merah, sementara sederhana, sangat efektif. Saat proses kawin, dua cacing bersama-sama berpegangan satu sama lain. Saat bergabung tersebut mereka bertukar sperma. Pada saat yang sama, lekukan pada bagian bawah dari cacing membantu mengangkut cairan tadi ke vesikula seminalis untuk digunakan nanti. Setelah bergabung sampai tiga jam, cacing mulai memisahkan diri satu sama lainnya. Setelah proses ini berlangsung dan selesai maka kedua cacing tersebut akan hamil dan bertelur. Dari telur tersebut akan keluar anak – anak cacing. Pada akhirnya cacing tersebut akan menjadi dewasa. Di bawah kondisi yang menguntungkan populasi cacing akan berkembang biak dengan cepat. Pada reproduksi aseksual cacing dapat membelah diri, ini terjadi ketika saat keadaan tidak menguntungkan. Beberapa jenis cacing, misalnya cacing pipih ( Planaria ) berkembang biak dengan cara fragmentasi ( membelah diri ). Cacing kadang terpotong menjadi dua karena terkena sesuatu. Jika pada makhluk lainnya setiap potongan tersebut akan mati, tidak halnya dengan cacing. Setiap bagian cacing yang terpotong akan hidup dan menjadi individu baru yang sama persis dengan induknya. Reproduksi aseksual pada hewan sangat jarang terjadi, lebih jarang daripada perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan. Biasanya reproduksi aseksual pada cacing merupakan suatu alternatif dan bukanlah pengganti reproduksi seksual. Jadi dapat dikatakan bahwa reproduksi seksual adalah reproduksi yang utama pada cacing.