Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat mencari data dalam tabel dan grafik

Menyebutkan perincian-perincirian secara jelas sama saja dengan menyebutkan judul, menyebutkan penjelasan umum, dan menyebutkan perincian-perincian penting.

Artikel ini menjelaskan tentang cara menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Adapun diagram yang dibahas meliputi diagram garis, batang, dan lingkaran.

--

Halo, bagaimana kabarnya? Semoga tetap semangat, ya!

Kali ini, kita akan belajar sesuatu yang menarik banget nih, yaitu tentang cara penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram. Waah, penasaran nggak, sih? Tapi, sebelum kita masuk ke materi, kakak ingin kamu melakukan sesuatu dulu, nih.

Apa tuuhh??? (sumber: giphy)

Coba deh kamu keluarkan semua isi yang ada di tempat pensilmu. Lalu, kamu kelompokkan sesuai jenisnya, sehingga ada kelompok pensil, pulpen, penghapus, dan lain sebagainya. Setelah itu, hitunglah jumlah dari masing-masing kelompok dan catat hasilnya di kertas. Kalau dari tempat pensil kakak sih, hasilnya seperti ini:

Bagaimana dengan kamu?

Nah, tahu nggak sih kalau tadi kamu sedang melakukan pengamatan. Iya, mengamati berapa banyak jenis alat tulis yang kamu punya dan masing-masing jumlahnya. Hayoo, siapa yang baru sadar kalau ada alat tulisnya yang hilang? Heheheā€¦

Jumlah dan macam-macam kelompok alat tulis yang kamu catat di kertas tadi merupakan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan. Informasi ini bisa kita sebut sebagai data.

Data dapat kita sajikan dalam dua bentuk penyajian, yaitu tabel dan diagram. Adapun diagram yang sering digunakan, yaitu diagram garis, batang, dan lingkaran. Kenapa sih kita perlu melakukan penyajian data? Nah, tujuannya itu supaya data yang kita peroleh lebih mudah dibaca dan dimengerti, sehingga mudah juga untuk dianalisis dan diambil kesimpulannya.

Oke, kita akan bahas satu persatu materi ini secara rinci, yaaa. So, stay tuned, guys!

Menyajikan data dalam bentuk tabel berarti data-data tersebut kita susun dalam urutan baris dan kolom. Terdapat tiga macam penyajian data dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

a. Tabel Baris dan Kolom

Tabel ini digunakan untuk data yang hanya memiliki satu kategori/kelompok saja. Misalnya, data yang kita peroleh dari hasil pengamatan tadi. Ada pensil, pulpen, penghapus, rautan, dan lain sebagainya. Nah, data-data tersebut bisa digabung ke dalam satu kategori/kelompok, yaitu jenis alat-alat tulis. Paham ya maksudnya?

Kalau data tersebut kita sajikan dalam bentuk tabel baris dan kolom, hasilnya akan seperti ini.

b. Tabel Kontingensi

Berbeda dengan tabel baris dan kolom, tabel kontingensi digunakan untuk data yang memiliki lebih dari satu kategori/kelompok. Contohnya, data pada gambar di bawah ini. Di gambar tersebut, diketahui data jumlah siswa kelas 7 berdasarkan jenis kelaminnya. Nah, data tersebut memiliki dua kategori, yaitu kelas dan jenis kelamin. Oleh karena itu, bentuk penyajiannya akan seperti ini.

c. Tabel Distribusi Frekuensi

Terakhir, ada tabel distribusi frekuensi. Tabel ini digunakan untuk data yang dikelompokkan dalam suatu interval/selang nilai. Setiap interval nilai memiliki frekuensi (banyak data). Biasanya, kalau data yang kamu peroleh itu cukup banyak, kamu bisa menyajikannya dalam tabel ini agar bentuknya jadi lebih sederhana. Hmm, bingung, ya? Kalau bingung, coba perhatikan contoh berikut.

Berdasarkan gambar di atas, diketahui data nilai ulangan harian Matematika siswa kelas 7A. Nah, jumlah siswanya ada 30 dan nilainya juga beragam, mulai dari 61 sampai 100. Sebenarnya, kamu bisa menyajikan data tersebut dalam tabel baris dan kolom. Tapi, akan lebih sederhana jika membuatnya dalam tabel distribusi frekuensi.

Jadi, data dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam beberapa interval. Kalau pada gambar, terdapat 4 interval, yaitu 61-70 (nilai 61 sampai 70), 71-80 (nilai 71 sampai 80), dan seterusnya. Kamu perlu tahu juga nih, setiap interval harus memiliki panjang yang sama. Contohnya, interval 61-70 memiliki panjang 10 (dari 61 sampai 70, totalnya ada 10), begitu juga dengan interval 71-80, dan interval-interval lainnya.

Nah, frekuensi itu menandakan banyaknya siswa yang mendapat nilai Matematika sesuai dengan intervalnya masing-masing. Misalnya, frekuensi pada interval 61-70 ada 3, berarti banyak siswa yang mendapat nilai antara 61 sampai 70 pada ulangan harian Matematika ada 3 orang. Jelas, ya?

Oke, kakak harap dengan penjelasan ini kamu jadi paham perbedaan dari ketiga tabel di atas. Sekarang, kita lanjut ke bahasan berikutnya, yuk! Masih pada semangat, kan?

Menyajikan data dalam bentuk diagram berarti data-data tersebut kita susun dan buat dalam bentuk gambar atau lambang. Oleh karena itu, penyajian data dalam bentuk ini akan jauh lebih menarik. Terdapat tiga jenis penyajian data dalam bentuk diagram, antara lain sebagai berikut:

a. Diagram Batang (Balok)

Diagram batang biasanya digunakan untuk menyajikan data yang dapat dikategorikan/dikelompokkan (nilai ulangan, jenis pekerjaan, hobi, dsb) dan data tahunan (harga barang dari tahun ke tahun, besar keuntungan dari tahun ke tahun, dsb).

Pada diagram batang, data akan digambarkan membentuk persegi panjang yang memanjang ke atas. Setiap persegi panjang harus memiliki lebar yang sama dan tidak boleh menempel antara satu dengan yang lainnya. Lalu, bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk diagram batang, ya? Simak contoh di bawah ini, yuk!

Misalnya, terdapat data tinggi badan siswa kelas 7A sebagai berikut:

139, 137, 135, 135, 136, 137, 138, 139, 137, 138, 135, 136, 137, 139, 137, 137, 138, 135, 137, 136, 139, 137, 135, 136, 138, 138, 136, 137, 137, 136.

Nah, untuk membuat diagram batang, kamu harus cari tahu dulu nih banyaknya siswa pada masing-masing tinggi badan. Tapi, data yang diperoleh ternyata masih belum urut (acak), sehingga agak sulit untuk dihitung. Oleh karena itu, kamu harus mengurutkannya terlebih dahulu, mulai dari data yang paling kecil. Supaya lebih mudah, kita susun datanya dalam bentuk tabel, ya.

Setelah itu, buatlah sumbu datar dan tegak yang saling berhubungan. Sumbu datar menyatakan kategori dan sumbu tegak menyatakan banyak data (frekuensi) dari masing-masing kategori. Kemudian, gambar setiap data satu per satu secara berurutan, sehingga diperoleh gambar seperti berikut:

Dari diagram batang tersebut, kita bisa lebih mudah memperoleh beberapa informasi, di antaranya tinggi badan terpendek siswa kelas 7A adalah 135 cm, tinggi badan tertinggi siswa kelas 7A adalah 139 cm, dan kebanyakan siswa kelas 7A memiliki tinggi badan 137 cm.

Gimana, paham sampai sini? Kita lanjut, yaaa...

b. Diagram Garis

Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang berkelanjutan/kontinu, seperti jumlah penduduk setiap tahun, jumlah produksi barang setiap tahun, perubahan iklim dan cuaca pada rentang waktu tertentu, dan lain sebagainya.

Sesuai namanya, pada diagram garis, data akan digambarkan membentuk garis. Nah, cara menyajikan data dalam diagram garis hampir sama dengan diagram batang. Hanya langkah akhirnya saja yang berbeda. Kamu hanya perlu menarik garis secara berurut dari titik-titik yang telah disesuaikan dengan data.

Kalau data tinggi badan siswa kelas 7A kita buat ke dalam diagram garis, hasilnya akan seperti ini:

c. Diagram Lingkaran (Pie)

Diagram lingkaran biasanya digunakan untuk menyajikan data yang dapat dikategorikan/dikelompokkan. Di sini, data akan digambarkan dalam bentuk lingkaran yang terbagi menjadi beberapa juring. Nah, juring-juring ini dapat dinyatakan dalam bentuk persen (%) atau derajat (o). Besarnya persentase dan derajat dipengaruhi oleh besar nilai/frekuensi data, sehingga setiap juring akan memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Jika juring dinyatakan dalam persen, maka untuk satu lingkaran penuh, total persentasenya adalah 100%. Sementara itu, jika juring dinyatakan dalam derajat, maka untuk satu lingkaran penuh, total sudutnya adalah 360o.

Untuk membuat diagram lingkaran, kamu harus menentukan besar persentase atau sudut setiap kategori datanya terlebih dahulu. Kamu bisa menggunakan salah satu rumus berikut ini:

Setelah setiap kategori data sudah diubah ke bentuk persen atau derajat, kamu bisa langsung membuat lingkaran dan membaginya sesuai dengan besarnya masing-masing. Gunakan busur derajat agar pembagiannya bisa lebih tepat, ya.

Nah, kalau data tinggi badan siswa kelas 7A kita sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, hasilnya akan seperti ini:

Oke, selesai sudah bahasan kita kali ini. Gimana, menarik kan materinya?

Supaya kamu tambah paham lagi nih, coba deh lakukan pengamatan sederhana di rumah. Misalnya, kamu bisa bertanya tentang kegiatan apa yang paling disukai teman-temanmu. Nah, dari data hasil pengamatanmu itu, kamu sajikan dalam bentuk tabel dan diagram yang sudah kita pelajari tadi. Lalu, kamu buat deh kesimpulannya.

Terakhir, kalau kamu masih belum paham dengan materi ini, kamu bisa gunakan aplikasi ruangbelajar. Belajar tidak hanya lebih seru lewat video animasi menarik saja, tapi juga dipandu oleh kakak-kakak Master Teacher yang asik dan bikin kamu lebih mudah paham dengan materi.

Referensi:

Subchan, Winarni, dkk. (2015) Matematika SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

GIF "Orang Penasaran" [Daring]. Tautan: https://giphy.com/gifs/johnnyorlando-johnny-orlando-eltB7oJKSWthrWE0KB (Diakses: 14 Januari 2021)

Artikel diperbarui pada 14 Januari 2021