Hadits arbain ke 7 dan penjelasannya

Hadits Arbain Ke 7 – Agama Adalah Nasihat merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah (الأربعون النووية) atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala. Kajian ini disampaikan pada 3 Sya’ban 1440 H / 09 April 2019 M.

Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi

Status program kajian Hadits Arbain Nawawi: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 16:30 - 18:00 WIB.

Download juga kajian sebelumnya: Hadits Arbain Ke 6 – Hadits Tentang Syubhat

Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain Ke 7 – Agama Adalah Nasihat

Kajian kali ini membahas hadits arbain ke 7. Yakni hadits Tamim Ad-Daari Radhiyallahu ‘Anhu:

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ – ثَلاَثاً- قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ (رواه مسلم)

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Agama adalah nasihat -beliau mengulangnya tiga kali-.” Para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, untuk siapa nasihat itu?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Nasihat untuk Allah, kitab Allah, bagi Rasul Allah, para imam umat Islam dan orang awam dari kalangan mereka.” (HR. Muslim)

Baca Juga:

Barang Siapa Merusak Sesuatu Apakah Harus Menggantinya?

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala, dari Tamim Ad-Daari Radhiyallahu ‘Anhu. Tamim Ad-Daari Radhiyallahu ‘Anhu adalah seorang Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pada awalnya adalah seorang nasrani. Kemudian masuk Islam pada tahun 9 Hijriyah. Kemudian istiqomah diatas agama ini sampai beliau dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada tahun 40 Hijriyah. Beliau terkenal dengan kisah Jassasah. yaitu sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Tamim Ad-Daari bersama 30 orang dari Bani Lakhm yang lain suatu saat pergi mengarungi lautan. Kapal mereka dibolak-balikkan oleh ombak yang sangat besar sehingga mereka terdampar di sebuah pulau. Dan di pulau ini mereka bertemu dengan sebuah binatang yang sangat besar dan banyak rambutnya yang disebut sebagai Jassasah. Jassasah ini bisa berbicara dan mengarahkan mereka untuk mendatangi sebuah rumah di pulau tersebut dan disana ada Dajjal yang ditahan di sana sampai nanti waktunya dia keluar.

Karenanya, Tamim Ad-Daari disebut sebagai satu-satunya Sahabat yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meriwayatkan dari beliau. Pada umumnya, para Sahabat meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi Tamim Ad-Daari, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang meriwayatkan dari beliau. Karena beliau dan kawan-kawan beliau yang melihat dan beliau menyampaikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan berita ini kepada yang lain. Beliau mengatakan bahwasanya Tamim Ad-Daari Radhiyallahu ‘Anhu telah menyampaikan kabar yang cocok dengan wahyu yang pernah sampai kepada Nabi. Yaitu berita tentang keberadaan Dajjal dan bahwasanya dia akan turun di akhir zaman kelak.

Baca Juga:

Keistimewaan Adzan dan Iqamah

Pengertian Agama Adalah Nasihat

Dalam hadits ini beliau menyampaikan bahwasanya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ

“Agama adalah nasehat.”

Saat kita mendengar kata “nasehat”, hendaknya kita jangan terkungkung dengan kata nasehat dalam bahasa Indonesia. Karena hal itu akan membuat kita kesulitan memahami hadits ini. Ketika kita merenungkan nasehat untuk Allah, nasehat untuk Rasulullah, nasehat untuk kitabullah, tentu ini musykil (sulit). Bagaimana kita menasehati Allah? Bagaimana kita menasehati Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam? Bagaimana kita menasehati kitabullah? Itu kalau kita terkungkung dengan arti nasehat dalam bahasa Indonesia yang biasanya diartikan sebagai petuah atau wejangan.

Jadi, bukan itu yang dimaksud meskipun ada hubungan dengan nasehat dalam bahasa Indonesia. Tapi dalam hadits ini memiliki arti yang lebih luas. Al-Khattabi Rahimahullaahu Ta’ala menjelaskan bahwasanya nasihat dalam hadits ini artinya adalah menginginkan kebaikan untuk objek nasehat kita.

Yang dimaksud dengan nasehat adalah menginginkan kebaikan untuk Allah, untuk Rasulullah, untuk kitabullah, untuk para imam umat Islam dan juga untuk para orang awam dari umat Islam. Atau yang lebih gamblang lagi seperti yang disebutkan oleh Ibnu Shalah Rahimahullahu Ta’ala bahwasanya yang dimaksud dengan nasehat adalah melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan objek nasehat kita. Dalam bahasa Arab nasehat artinya adalah membersihkan, mensucikan atau memurnikan.

Jadi berdasarkan hadits ini, yang dimaksud dengan agama adalah nasehat adalah kita melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan objek nasehat. Yaitu lima hal yang disebutkan dalam hadits ini. Artinya adalah kita melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan kitabullah, juga para imam umat Islam dan orang awam dari kalangan mereka.

Baca Juga:

Berdzikir Adalah Kehidupan Untuk Hati Manusia

Dengan memahami kata nasehat dalam bahasa Arab, di sini kita bisa memahami bahwasanya nasehat memiliki arti yang lebih luas. Dan salah satu arti nasehat yang sangat luas ini adalah memberikan nasehat atau petuah dan wejangan -untuk pembahasan kita hanya cocok- untuk para imam umat Islam dan orang awam umat Islam. Kita memberikan nasehat kepada mereka berupa petuah, wejangan, menegur mereka jika salah, juga melakukan bentuk-bentuk nasihat yang lain. Yaitu melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan mereka.

Kedudukan Hadits Arbain Ke 7 – Agama Adalah Nasihat

Hadits ini adalah hadits yang sangat penting. Al-Imam Abu Nuaim mengatakan bahwasanya hadits adalah hadits yang sangat penting. Dan sebagian lagi mengatakan ini adalah seperempat agama. Karena kalau nanti kita mendalami lebih jauh, menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan nasehat dalam hadits ini, maka kita akan dapatkan bahwa ini mencakup bagian yang sangat besar dari agama Islam. Maka tidak heran kalau sebagian ulama mengatakan bahwa ini adalah seperempat agama Islam.

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini menunjukkan pentingnya hal ini. Karena ini mirip dengan sabda beliau dalam hadits shahih yang lain:

الحج عرفة

“Haji adalah arafah.”

Kita mengetahui bahwasanya haji memiliki amalan yang banyak. Namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa “haji adalah arafah” untuk menjelaskan bahwasanya (arafah) adalah amalan terpenting dan rukun terpenting dalam ibadah haji seseorang. Atau juga saat beliau mengatakan:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah”

Kita mengetahui banyak jenis ibadah. Tapi di hadits ini beliau menyejajarkan antara do’a dengan ibadah dan mengatakan do’a adalah ibadah yang menunjukkan pentingnya do’a dalam ibadah kita dan keutamaan do’a diatas bentuk-bentuk ibadah yang lain.

Maka ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan “agama adalah nasehat”, para Sahabat langsung memahami bahwasanya kedudukan nasehat dalam agama sangat penting. Karena di sini Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyejajarkan antara dua kata ini.

Kita mengetahui bahwa amalan dalam Islam sangat banyak. Tapi di sini Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyejajarkan antara kata “agama” yang mencakup seluruh agama dengan kata “nasehat” yang merupakan salah satu faktor terpenting dalam Islam. Apalagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan hal ini tiga kali.

Maka para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang merupakan orang-orang yang paling semangat untuk meraih dan mengejar kebaikan. Mereka tidak melepaskan kesempatan untuk bertanya lebih jauh, bertanya tentang kebaikan yang sedemikian besar, keutamaan yang begitu penting dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini. Maka mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, untuk siapa?” Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

“Nasihat untuk Allah, kitab Allah, bagi Rasul Allah, para imam umat Islam dan orang awam dari kalangan mereka.”

InsyaAllah kita akan kupas lima objek nasehat yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini satu persatu. Dan diantara ulama yang mensyarah hadits ini dengan sangat lengkap -sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Hafidzhahullahu Ta’ala- adalah Ibnu Shalah Rahimahullahu Ta’ala. Sehingga penjelasan beliau ini dinukil oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dengan lengkap dari awal sampai akhir dan diikuti juga oleh Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Hafidzahullahu Ta’ala dalam kitab beliau Fathul Qawwi Al Matin dari awal sampai akhir.

Para ulama setelah Ibnu Shalah banyak yang setuju dengan apa yang telah beliau sampaikan. Bahkan menukilnya dari awal sampai akhir. Bahkan Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad yang biasanya mengumpulkan faedah dari berbagai sumber, saat mensyarah hadits ini, beliau seolah-olah hanya mencukupkan diri dengan apa yang disebutkan oleh Ibnu Shalah Rahimahullahu Ta’Ala.

Pengertian Nasehat Kepada Allah

Ibnu Shalah Rahimahullahu Ta’ala mengatakan bahwa nasehat kepada Allah artinya adalah mengesakanNya. Ini yang pertama.

Jadi kalimat “nasehat kepada Allah” jangan kita pahami sebagai nasehat yang sempit dalam bahasa Indonesia. Tapi kita memahaminya sebagai melakukan kebaikan-kebaikan yang berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka diantara contohnya adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dengan tauhid rububiyah yaitu mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatan Allah. Maksudnya adalah meyakini bahwasanya Allah yang menciptakan kita, Allah yang menciptakan seluruh dunia, Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang mengatur jagat raya, Allah yang memberikan kita rezeki, Allah yang menghidupkan dan mematikan kita, Allah yang membolak-balikkan hati kita, Allah memberikan hidayah kepada kita dan Allah yang menyesatkan siapa yang Dia kehendaki. Semua itu hanya Allah yang bisa melakukannya, maka kita mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan perbuatan-perbuatanNya.

Baca Juga:

Allah Menolong Islam Dengan Doa Dan Keikhlasan Orang Lemah

Kemudian juga tauhid uluhiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan perbuatan-perbuatan kita sebagai hambaNya. Mengesahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan shalat, dengan puasa, dengan zakat dengan haji, dengan umrah. Kita menjalankan semua ibadah itu hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita beribadah hanya kepada Allah. Ini yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah.

Simak pada menit ke-17:44

Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain Ke 7 – Agama Adalah Nasihat

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui :

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

Pencarian: