Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

         Blog KoKim - Pada dasarnya sifat koloid dapat digolongkan berdasar sifat optik dan sifat listriknya. Yang tergolong sifat optik, yaitu efek Tyndall dan gerak Brown. Sedang sifat listrik meliputi elektroforesis, adsorpsi, koagulasi, koloid pelindung, dan dialisis.        Gejala pemantulan dan pembauran cahaya oleh partikel dispersi sistem koloid disebut efek Tyndall. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday kemudian diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 - 1893), seorang ahli Fisika bangsa Inggris. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dari koloid. Untuk memahami efek Tyndall, perhatikan gambar di bawah ini:

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

       Gelas sebelah kiri berisi larutan koloid dan sebelah kanan berisi larutan sejati. Dari gambar terlihat berkas cahaya yang melewati larutan koloid terlihat nyata, sedangkan pada larutan sejati tidak terlihat. Terlihatnya berkas cahaya tersebut disebabkan berkas cahaya yang mengenai partikel koloid akan dihamburkan oleh partikel tersebut.        Efek Tyndall juga terjadi pada pancaran matahari ke bumi. Pada waktu siang hari yang cerah, maka langit akan berwarna biru. Hal ini terjadi karena sinar matahari melewati partikel-partikel koloid di udara. Hanya komponen sinar matahari dengan panjang gelombang kecil (energi besar) yang dipantulkan, sinar yang dapat dipantulkan tersebut adalah sinar biru, nila. Hal ini terjadi akibat posisi matahari berada pada posisi jauh dari horizon.        Gerak Brown adalah gerak lurus partikel-partikel koloid yang arahnya tidak menentu yang disebabkan oleh tumbukan dari molekul-molekul medium pendispersi dengan partikel-partikel koloid. Perhatikan gambar berikut!

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: tumbukan partikel dalam dispersi        Gerak Brown bisa berlangsung terus karena gaya yang bekerja pada partikel itu dihasilkan terus menerus oleh tumbukan partikel dengan partikel dan partikel dengan molekul medium pendispersi. Hal ini menyebabkan berkurangnya efek gaya gravitasi bumi terhadap partikel fasa dispersi. Oleh karena gaya gravitasi tidak dapat mengatasi seluruh gaya yang timbul pada tumbukan partikel yang menyebabkan gaya Brown itu, maka partikel koloid tidak dapat mengendap. Gerakan partikel koloid yang tidak menentu arahnya ini pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana Biologi bernama Robert Brown (1773-1859).        Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid menuju elektroda, bergeraknya partikel koloid ke dalam satu elektroda menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid bermuatan listrik. Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis seperti pada gambar berikut:

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: sel elektroforesis        Dispersi koloid dimasukkan ke dalam tabung U kemudian dicelupkan elektroda pada mulut tabung. Apabila kawat dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan arus listrik mengalir lewat elektroda positif dan negatif maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektroda. Partikel dispersi koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda bermuatan negatif. Dengan menggunakan sel elektroforesis dapat ditentukan muatan dari partikel koloid.        Elektroforesis dapat dipakai untuk memisahkan protein-protein dalam larutan. Muatan pada protein berbeda-beda, tergantung pH. Dengan membuat pH larutan tertentu (misalnya dalam larutan penyangga), pemisahan molekul-molekul protein yang berlainan jenis terjadi.        Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H$^+$ dan OH$^-$ dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya. Contoh: Koloid Fe(OH)$4_3$ dalam air menyerap ion hidrogen (ion H$^+$) sehingga partikel bermuatan positif, sedangkan koloid As$_2$S$_3$ menyerap ion hidroksida (ion OH$^-$) sehingga partikel bermuatan negatif.

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: adsorpsi pada permukaan koloid.        Koagulasi adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan elektrolit atau terjadinya perubahan fisik melalui cara mekanik. a. Koagulasi dengan penambahan zat kimia/elektrolit Ion yang efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid. Contoh : 1) Koloid Fe(OH)$_3$ dicampur dengan koloid As$_2$S$_3$. 2) Sol emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan NaCl, CaCl$_2$, atau AlCl$_3$ 3) Partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam cuka b. Koagulasi mekanik Koagulasi dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan. Contoh : 1) Telur rebus 2) Pembuatan agar-agar 3) Pembuatan lem        Apakah teman-teman pernah berjalan-jalan di sekitar muara sungai, jika pernah mungkin kamu pernah melihat daratan kecil di tengah muara tersebut. Daratan kecil tersebut sering dinamai sebagai delta. Delta terbentuk dari pengendapan partikel koloid, karena partikel koloid yang bermuatan mengalami reaksi dengan muatan lawannya ketika partikel tersebut terbawa oleh air sungai dan bertemu dengan air laut yang kaya dengan elektrolit. Hal itu terjadi karena keberadaan ion pasangannya menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama akibat menghilangkannya tolakan muatan antar partikel.        Atau mungkin kalian pernah merebus telur? Telur yang berbentuk cairan kental menggumpal ketika terkena panas, hal ini dikarenakan pemanasan atau penambahan elektrolit dapat menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama atau terkoagulasi. Panas meningkatkan energi kinetik dan kecepatan tumbukan antar molekul pada partikel koloid. Partikel tersebut memiliki kecenderungan untuk berkumpul bersama, sehingga terbentuk gumpalan yang semakin membesar. Proses koagulasi koloid dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan air.        Air sungai yang mengandung partikel koloid lumpur halus yang bermuatan negatif dicampur dengan koloid Al(OH)$_3$ yang bermuatan positif sehingga terjadi koagulasi dan mengendap. Disamping itu ion Al$^{3+}$ yang terdapat dalam medium koloid Al(OH)$_3$ secara langsung menetralkan muatan koloid Lumpur. Setelah itu air dipisahkan dari endapan dengan cara disaring. Koloid Al(OH)$_3$ diperoleh dari hidrolisis Al3+ dari aluminium sulfat(Al$_2$(SO$_4)_3$) atau tawas aluminium.        Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Tinta dan cat perlu diberi koloid pelindung. Cat yang tidak ditambah koloid pelindung akan mengalami koagulasi.        Untuk stabilitas koloid diperlukan sejumlah muatan ion suatu elektrolit. Akan tetapi, jika penambahan elektrolit ke dalam sistem koloid terlalu banyak, kelebihan ini dapat mengendapkan fase terdispersi dari koloid itu. Hal ini akan mengganggu stabilitas sistem koloid tersebut. Untuk mencegah kelebihan elektrolit, penambahan elektrolit dilakukan dengan cara dialisis.        Dialisis adalah suatu cara pemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu yang menggunakan selaput semipermeabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir. Misalnya, pembuatan sol Fe(OH)$_3$ akan terdapat ion-ion H$^+$ dan CI$^-$. Ion-ion ini akan mengganggu kestabilan sol Fe(OH)$_3$ sehingga sol Fe(OH)$_3$ mudah mengalami koagulasi.

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: peristiwa dialisis

       Demikian pembahasan materi Sifat-sifat Koloid. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan Pembuatan koloid.


Page 2

         Blog KoKim - Pada artikel ini kita akan membahas materi macam-macam sistem koloid. Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya.

         Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang tercantum pada tabel berikut:


Sumber: General Chemistry, Principles & Structure, James E. Brady, 1990

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

         Pada tabel di atas, kita tidak menemukan sistem koloid fase terdispersi gas dan medium pendispersi gas. Hal ini disebabkan campuran gas dengan gas selalu menghasilkan campuran yang homogen. Partikel-partikel gas berukuran molekul atau ion (diameter kurang dari 10 - 7 cm) dan jarak antara partikel gas tersebut sangat renggang. Untuk lebih mudah memahaminya, pada artikel ini akan dijelaskan satu per satu mengenai jenis-jenis system koloid di atas. Perhatikan dan simaklah dengan seksama!

$\clubsuit \, $ Aerosol

       Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: asap pembakaran bahan bakar kendaraan Contoh aerosol cair: kabut dan awan.

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena

Gambar: kabut

       Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.

$\clubsuit \, $ Sol

       Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.        Berdasarkan daya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi dan medium pendispersinya, sol dibedakan menjadi sol liofil dan sol liofob. Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi. Contoh, gelatin dalam air dan putih telur dalam air. Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi. Contoh, As$_2$S$_3$ dalam air, garam sulfida dalam air, dan belerang dalam air. Perbedaan sol liofil dengan sol liofob dapat dilihat pada tabel berikut.

Gerak Brown membuat partikel partikel koloid dapat mengatasi gravitasi gerak Brown terjadi karena


$\clubsuit \, $ Emulsi       Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air. *). Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks. *). Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan minyak ikan.        Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones.

$\clubsuit \, $ Buih

      Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih, antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

$\clubsuit \, $ Gel

      Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.

       Demikian pembahasan materi Macam-macam Sistem Koloid. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan Sifat-sifat koloid.