Duri yang terdapat pada batang tumbuhan berasal dari modifikasi jaringan

Selamat datang di PakDosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Jaringan Epidermis? Mungkin anda pernah mendengar kata Jaringan Epidermis? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, letak, ciri, fungsi serta modifikasi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Pengertian Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang letaknya terluar pada tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang masih hidup dan terletak pada permukaan luar organ tumbuhan. Bentuk selnya bermacam-macam dan susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antarsel [non intercellular spaces]. Vakuolanya yang besar terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna [antosianin] atau dapat pula tidak berwarna.

Jaringan epidermis selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat. Epidermis terdapat pada batang, akar, dan daun. Epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam zat lemak yang disebut kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk lapisan lilin yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan trikomata.

Ciri-Ciri Jaringan Epidermis

Berikut ciri-ciri jaringan epidermis ialah:

  1. Susunan sel rapat tanpa ruang antar sel.
  2. Vakuola besar dapat berisi antosianin.
  3. Dinding sel beragam tergantung dari posisi dan jenis tumbuhannya.
  4. Terdapat sitoplasma yang hidup dan mengandung kristal garam, kristal silikat, dan garam minyak.
  5. Tidak berkloroplas, kecuali di bagian sel penutup, pada hidrofit dan tumbuhan di bawah naungan.
  6. Terdiri dari sel-sel hidup.

  7. Berbentuk persegi panjang.

  8. Mampu membentuk derivate jaringan.

  9. Mengalami modifikasi menjadi stomata, trikomata, spina, velamen, sel kipas, dan sel kersik.

Fungsi Jaringan Epidermis

Terdapat beberapa fungsi dari jaringan epidermis yaitu sebagai berikut ini:

  • Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung atau menutup seluruh organ tumbuhan.
  • Fungsi jaringan epidermis adalah membatasi penguapan tumbuhan
  • Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai penyokong tumbuhan
  • Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai penyerapan dan penyimpanan air.

Baca Lainnya :  Virus Zika

Modifikasi Jaringan Epidermis

Modifikasi jaringan epidermis dibagi menjadi stomata, trikomata, spina, velamen, sel kipas, dan sel kersik. Berikut ini penjelasannya:

1. Stomata [mulut daun]

Stomata [jamak; stoma = tunggal] atau mulut daun, merupakan suatu celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penjaga.

Stomata berfungsi sebagai:

  • Jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2 pada waktu fotosintesis di siang hari
  • Jalan penguapan [transpirasi]
  • Jalan pernapasan [respirasi], yaitu masuknya O2 dan keluarnya CO2

Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

  1. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun [menonjol] sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit.
  2. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun [tersembunyi], fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit

2. Trikomata [rambut-rambut]

Trikomata [jamak; trikoma  = tunggal] atau rambut-rambut merupakan modifikasi jaringan epidermis berupa rambut-rambut. Trikomata dibedakan menjadi trikomata non-glanduler yang berupa rambut pelindung yang selnya tidak mengeluarkan zat sekretoris dan trikomata glanduler berupa rambut pelindung yang selnya mengeluarkan zat sekretoris.

Fungsi Trikomata antara lain ialah:

  1. Mengurangi penguapan.
  2. Meneruskan rangsangan.
  3. Mengurangi gangguan dari manusia dan hewan.
  4. Membantu penyebaran biji.
  5. Membantu perkecambahan biji.
  6. Membantu penyerbukan bunga.
  7. sSbagai alat untuk “memanjat”.

3. Spina [duri]

Spina [tunggal; spinata = jamak] atau duri merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan di bagian batang tumbuhan. Spina dibedakan menjadi spina palsu [emergensia] dan spina asli. Spina palsu merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis [sub epidermis] yaitu pada daerah korteks batang, misalnya duri pada batang mawar. Sebaliknya, spina asli [spina yang sesungguhnya] merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang [stele atau silinder pusat], misalnya spina pada tumbuhan bunga kertas [Bougainvillea].

4. Velamen

Velamen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar gantung [akar udara] tumbuhan anggrek. Vilamen berfungsi sebagai alat penyimpan air.

5. Sel Kipas

Sel kipas disebut juga sebagai motor cell atau bulliform cell. Sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun, terutama pada tumbuhan famili Gramineae, misalnya bambu [Bambusa vulgaris] dan Cyperaceae, misalnya rumput teki [Cyperus rotundus].  Sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air. Bila terjadi penguapan yang relatif besar, sel kipas akan mengempis sehingga daun akan menggulung untuk mengurangi penguapan lebih lanjut.

6. Sel Kersik

Sel kersik merupakan sel epidermis yang berisi Kristal kersik [silika / SiO2]. Oleh karena itu, sel kersik disebut juga sel silika. Sel-sel kersik terutama terdapat pada Gramineae. Pada batang tumbuhan Gramineae misalnya tebu, adanya sel-sel kersik menyebabkan permukaan batang tebu menjadi keras.

Demikian Penjelasan Materi Tentang Jaringan Epidermis: Pengertian, Letak, Ciri, Modifikasi
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.

Untuk kegunaan lain, lihat Duri [disambiguasi].

Duri merupakan segala macam bagian tumbuhan atau hewan yang berujung tajam dan cukup keras sehingga cenderung melukai kulit atau permukaan tubuh lainnya. Duri merupakan istilah yang umum [generik]. Secara teknis bidang biologi memiliki istilah yang berbeda-beda sesuai dengan cara terbentuk dan asal-usulnya [ontogeni]. Duri berkembang dari asal jaringan yang berbeda-beda.

Duri pada permukaan daun Solanum viarum.

Di bidang botani [ilmu tetumbuhan], duri dapat dijumpai pada berbagai organ. Duri merupakan organ aksesori dan berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa maupun sebagai alat adaptasi, khususnya terhadap kekeringan. Dilihat dari asal usul jaringan pembentuknya, duri dapat berasal dari modifikasi organ pokok tumbuhan [daun, batang, atau akar] [istilah teknis bahasa Latin: spina] dan dianggap sebagai "duri sejati" atau berasal dari perkembangan sel-sel epidermis ditambah jaringan di dalamnya [istilah teknis: emergentia] dan dapat disebut sebagai "duri tempel".

Duri sejati

Duri Acacia xanthophloea, terbentuk dari daun penumpu.

Duri sejati selalu memiliki jaringan keras di dalamnya yang biasanya berkayu serta memiliki jaringan pembuluh; dengan demikian duri sejati biasanya sukar ditanggalkan atau tidak tanggal secara alami. Jika tanggal akan terdapat bekas luka patah dan dapat mengeluarkan cairan/getah.

Duri yang berasal dari daun misalnya adalah duri kaktus serta beberapa tumbuhan sukulen lainnya. Duri asal daun dapat memiliki daun penumpu atau kuncup di ketiaknya. Fungsi metabolisme daun sepenuhnya dilakukan oleh epidermis batang dan daun berubah menjadi duri untuk mengurangi transpirasi.

Daun penumpu [stipula] juga dapat menjadi duri. Duri semacam ini biasanya hadir secara berpasangan di tepi pangkal tangkai daun. Contohnya misalnya pada susuru [Euphorbia trigona].

Duri sejati yang berasal dari dahan/bagian batang misalnya adalah duri bugenvil. Di bagian dalam terdapat jaringan kayu yang bersambungan dengan kayu yang ada pada batang.

Duri akar merupakan duri sejati yang terbentuk dari akar-akar yang mengeras sehingga berujung tajam, seperti pada akar beberapa anggota Dioscoreaceae [seperti gembili].

Duri aksesori

Duri mawar adalah duri aksesori.

Duri aksesori dijumpai pada batang, daun, serta buah. Asal usul terbentuknya adalah dari jaringan epidermis dengan atau tanpa jaringan korteks. Duri aksesori mudah tanggal dan tidak memiliki jaringan pembuluh.

Duri batang paling mudah ditemukan pada batang mawar. Duri pada permukaan daun biasanya berbentuk kecil-kecil. Duri pada buah dijumpai misalnya pada kulit buah durian.

Permukaan hewan bulu babi yang berduri.

Penyebutan "duri" dalam dunia hewan dapat dijumpai pada landak, ikan, dan avertebrata.

Duri pada landak sebetulnya adalah rambut yang termodifikasi menjadi besar dan mengeras. Duri landak tersusun dari bahan yang sama dengan rambut yaitu keratin, suatu protein.

Duri pada ikan dijumpai penyebutannya, misalnya pada betok, mujair, lele, bandeng, dan buntel. Duri pada ikan adalah tulang. Pada ikan betok dan mujair, yang dimaksud duri terutama adalah tulang-tulang yang menyusun sirip dorsal dan sirip insang. Pada ikan lele, yang dimaksud duri adalah patil, suatu organ aksesori di bagian dada ventral sebagai alat pertahanan. Duri bandeng adalah bagian tulang-tulang penyangga badan. Duri ikan buntel, berbeda dari yang lainnya, adalah bagian kulit yang mengeras yang akan menonjol apabila ikan ini menggembung.

Bulu babi memiliki duri-duri tajam di permukaan kulitnya yang dapat mengeluarkan racun.

Duri pada serangga umumnya merupakan tonjolan-tonjolan tajam. Contoh yang dapat dilihat misalnya pada kaki belalang.

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Thorns.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Duri&oldid=18627816"

Video yang berhubungan