Grameds tentu mengetahui bahwa masyarakat kita di Indonesia terdiri dari individu dengan latar belakang yang berbeda. Contohnya sederhananya seperti teman-teman sekelas di sekolah, ada laki-laki, perempuan, beberapa beragama Islam ada pula yang beragama Kristen. Nah, sebenarnya perbedaan tersebut merupakan bentuk dari diferensiasi sosial. Namun, sebenarnya apa sih diferensiasi sosial itu? Dan bagaimana ciri-cirinya? Artikel berikut ini akan menyajikan secara singkat mengenai diferensiasi sosial mulai dari pengertian hingga contohnya. Pengertian Diferensiasi SosialSecara umum, pengertian diferensiasi sosial adalah perbedaan pada anggota masyarakat secara horizontal. Maksudnya, pembeda ini masih memiliki derajat maupun tingkatan yang sama. Contohnya seperti perbedaan yang ada pada masyarakat yang didasarkan pada perbedaan ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, etnis maupun pekerjaannya. Di Indonesia sendiri, terdapat bermacam contoh gender yang semuanya dibahas di dalam buku Keberagaman Gender di Indonesia. Berdasarkan kategori-kategori tersebut, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Semuanya setara antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan secara horizontal dalam pengertian diferensiasi sosial, menjadi hal yang penting untuk menegaskan bahwa setiap masyarakat berbeda dan perbedaan tersebut tidak menaruh satu golongan maupun individu di tingkat derajat yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Semuanya setara dan sama. Menurut Soerjono Soekanto, pembeda pada diferensiasi sosial merupakan bentuk dari variasi pekerjaan, prestise serta kekuasaan kelompok dalam masyarakat. Maksudnya, diferensiasi dapat menunjukan keragaman yang dimiliki oleh suatu bangsa. Diferensiasi sosial ini juga terjadi karena seorang individu maupun kelompok secara biologis maupun fisiknya berbeda sejak awal mula keberadaannya dan sudah dibedakan melalui keturunan. Ciri-Ciri Diferensiasi SosialKonsep diferensiasi sosial memiliki ciri-ciri atau pembeda. Ciri-ciri diferensiasi sosial terbagi menjadi tiga yaitu ciri fisik, ciri sosial serta ciri budaya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya. Ciri FisikCiri fisik pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan ras, warna kulit, warna mata, bentuk rambut, bentuk hidung dan lain sebagainya. Pada intinya, ciri fisik pada diferensiasi sosial terlihat jelas karena nampak dari luar perbedaan pada setiap individunya. Tiap ciri-ciri fisik pada masing-masing individu memiliki kekhasan maupun keunikannya tersendiri yang dapat menjadi pembeda atas satu sama lain. Oleh karena itu perbedaan pada setiap individu tidak dapat dijadikan sebagai faktor penentu ras yang lebih tinggi maupun lebih baik. Ciri SosialCiri sosial pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan fungsi individu pada setiap aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Fungsi dari ciri sosial sendiri berkaitan dengan profesi maupun pekerjaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Segala jenis pekerjaan maupun profesi yang dipilih oleh setiap individu memiliki fungsinya masing-masing. Pekerjaan maupun profesi yang dipilih oleh setiap individu bergantung dan sesuai dengan keahlian, bakat serta minat individu tersebut. Setiap individu memiliki keahlian, minat bakatnya masing-masing, oleh karena itu setiap individu juga berhak untuk memilih pekerjaan yang ingin ia lakukan. Sama halnya dengan ciri fisik, pekerjaan seseorang tidak dapat dinilai mana profesi yang lebih baik dan mana profesi yang tidak. Ciri BudayaCiri budaya pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan kebudayaan serta adat istiadat masyarakat di suatu negara atau wilayah. Setiap kebudayaan yang ada, sudah pasti memiliki keindahan maupun keunikannya masing-masing yang tidak dapat dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lainnya. Di Indonesia sendiri ada banyak sistem budaya yang menjadi ciri khas untuk masing-masing daerah. Contohnya seperti budaya pernikahan pada masyarakat Jawa tentu berbeda dengan budaya pada masyarakat Batak, setiap perbedaan tersebut menjadi ciri khas karena unik dan berbeda dari budaya lain. Di dalam buku Kumpulan Cerita Ragam Indonesia, Grameds juga dapat menemukan tiga belas cerita menarik yang membahas mengenai persoalan suku dan budaya, keragaman fisik, kehidupan sosial, serta teknologi. Itulah ketiga ciri dari diferensiasi sosial, berikutnya Grameds perlu mengetahui bentuk dari diferensiasi sosial agar lebih memahami apa yang dimaksud dari diferensiasi sosial. Bentuk dari Diferensiasi SosialMasyarakat pada dasarnya dapat dibedakan atau terdiferensiasi menurut beberapa kriteria seperti pada ketiga ciri diferensiasi sosial yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain dibedakan atas cirinya, masyarakat juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk dari diferensiasi sosial. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial ini terbagi menjadi enam bagian, berikut penjelasan lengkapnya. 1. Jenis KelaminBentuk pertama dari diferensiasi sosial adalah jenis kelamin. Jenis kelamin ini tergolong sebagai bentuk diferensiasi sosial karena tidak dapat menunjukan perbedaan tingkatan atau dapat dibedakan secara horizontal. Pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki derajat dan posisi yang sama. Secara hakiki, perbedaan antara laki-laki maupun perempuan bersifat horizontal karena hanya menyangkut bentuk serta sifat dasar yang berbeda dari jenis kelaminnya. Walaupun begitu, terkadang ada pandangan yang menilai bahwa laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan dan dapat melakukan pekerjaan berat. Sejatinya, perempuan memang memiliki fisik yang cenderung lebih lemah dibandingkan laki-laki. Namun, pandangan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan untuk menilai bahwa laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kondisi tersebut terjadi karena semata-mata merupakan karena kecenderungan alamiah yang ada pada masing-masing diri laki-laki maupun perempuan. 2. KlanKlan yang dimaksud pada bentuk diferensiasi sosial di sini adalah suatu satuan sosial dengan anggota yang memiliki hubungan kekerabatan. Anggota klan tersebut tergabung karena didasari pada hubungan darah maupun garis keturunan atau genealogis. Kelompok kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu dikenal sebagai matrilineal, sedangkan kelompok kekerabatan berdasarkan garis keturunan bapak disebut sebagai patrilineal. Contohnya, seperti klan yang dapat ditemui pada masyarakat Batak. Masyarakat Batak hingga kini masih menerapkan sistem marga, umumnya marga anak merupakan turunan dari bapaknya. Contohnya seperti marga Harahap, Simanjuntak maupun marga Nasution. 3. Suku BangsaSuku bangsa merupakan bentuk ketiga dari diferensiasi sosial. Suku bangsa terbentuk karena kesadaran individu yang ditandai dengan adanya kesatuan pada karakteristik, pola perilaku, adat istiadat, asal usul serta kebudayaan. Seperti halnya ciri kebudayaan, bentuk suku bangsa pada diferensiasi sosial di Indonesia memiliki jumlah yang banyak dan masing-masing memiliki kekhasan maupun keunikannya tersendiri. Sehingga, suku bangsa tidak dapat dijadikan sebagai patokan bahwa seorang individu memiliki derajat yang tinggi karena berasal dari suatu suku bangsa tertentu. Tiap-tiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki persamaan derajat, martabat maupun harkatnya serta semua suku bangsa dijamin oleh konstitusi hukum Indonesia sama rata. Informasi pokok terkait berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia juga bisa kamu pelajari lebih dalam pada buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. |