Dibawah ini yang tidak termasuk kedalam kerajaan yang mendapat pengaruh budha adalah

Indonesia mulai mengembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada ratus tahun ke-4 di Jawa Barat benar kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda mencapai ratus tahun ke-16.

Pada ketika ini pula muncul dua kerajaan akbar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada ketika ratus tahun ke-7 sampai ratus tahun ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Ratus tahun ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian akbarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari ketika Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya nasihat Islam pada sekitar ratus tahun ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai penghabisan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang mempergunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah melakukan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada ratus tahun ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam luhur, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang akbar dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya nasihat Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Telah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melalui Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha telah mengembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada ketika itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang berasal dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing beranjak dari Kanton ke India. Beliau singgah di Sriwijaya untuk berlatih kelola bahasa Sanskerta, belakang beliau singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini beliau tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan mengembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus menciptakan kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari sebuah laporan tertulis dikenali seorang musafir Tiongkok telah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul menempuh Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia menempuh laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang dikata Majapahit. Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu beliau naik takhta untuk raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Daerah urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan berbagai macam pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta menempuh Lautan dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenali juga bahwa Lautan merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Lautan adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu nasihat dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang menyatakan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh belakang suatu peristiwa serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur ditinggalkan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Referensi

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com


Page 2

Indonesia mulai mengembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada ratus tahun ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda mencapai ratus tahun ke-16.

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan akbar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa ratus tahun ke-7 sampai ratus tahun ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Ratus tahun ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian akbarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya nasihat Islam pada sekitar ratus tahun ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai penghabisan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang memanfaatkan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah memainkan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada ratus tahun ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam luhur, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang akbar dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya nasihat Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Telah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha telah mengembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang berasal dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing beranjak dari Kanton ke India. Dia singgah di Sriwijaya untuk berlatih kelola bahasa Sanskerta, belakang dia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini dia tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan mengembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus menciptakan kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari sebuah laporan tertulis dikenali seorang musafir Tiongkok telah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul menempuh Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia menempuh laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang dikata Majapahit. Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu dia naik takhta untuk raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan berjenis-jenis pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta menempuh Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenali juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu nasihat dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang mencetuskan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh belakang suatu peristiwa serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur diberi keleluasaan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Referensi

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com


Page 3

Indonesia mulai mengembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada ratus tahun ke-4 di Jawa Barat benar kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, adalah kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda mencapai ratus tahun ke-16.

Pada ketika ini pula muncul dua kerajaan akbar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada ketika ratus tahun ke-7 sampai ratus tahun ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Ratus tahun ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, berhasil mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian akbarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari ketika Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya nasihat Islam pada sekitar ratus tahun ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai penghabisan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang mempergunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara sudah memainkan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada ratus tahun ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam luhur, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang akbar dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya nasihat Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Sudah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha adalah Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini sudah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha sudah mengembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada ketika itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang bermula dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing beranjak dari Kanton ke India. Dia singgah di Sriwijaya untuk berlatih kelola bahasa Sanskerta, belakang dia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini dia tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia adalah Sriwijaya tumbuh dan mengembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus membikin kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari sebuah laporan tertulis dikenali seorang musafir Tiongkok sudah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa sudah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul menempuh Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia menempuh laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang dikata Majapahit. Nama ini bermula dari pohon Maja yang berbuah pahit di lokasi ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu dia naik takhta untuk raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan bermacam macam pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta menempuh Lautan dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenali juga bahwa Lautan merupakan pelabuhan yang paling penting, lokasi kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Lautan adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu nasihat dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang mencetuskan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh belakang suatu peristiwa serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur diberi keleluasaan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Referensi

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com


Page 4

Indonesia mulai mengembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada ratus tahun ke-4 di Jawa Barat benar kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, adalah kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda mencapai ratus tahun ke-16.

Pada ketika ini pula muncul dua kerajaan akbar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada ketika ratus tahun ke-7 sampai ratus tahun ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Ratus tahun ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, berhasil mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian akbarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari ketika Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya nasihat Islam pada sekitar ratus tahun ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai penghabisan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang mempergunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara sudah memainkan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada ratus tahun ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam luhur, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang akbar dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya nasihat Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Sudah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha adalah Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini sudah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha sudah mengembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada ketika itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang bermula dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing beranjak dari Kanton ke India. Dia singgah di Sriwijaya untuk berlatih kelola bahasa Sanskerta, belakang dia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini dia tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia adalah Sriwijaya tumbuh dan mengembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus membikin kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari sebuah laporan tertulis dikenali seorang musafir Tiongkok sudah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa sudah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul menempuh Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia menempuh laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang dikata Majapahit. Nama ini bermula dari pohon Maja yang berbuah pahit di lokasi ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu dia naik takhta untuk raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan bermacam macam pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta menempuh Lautan dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenali juga bahwa Lautan merupakan pelabuhan yang paling penting, lokasi kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Lautan adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu nasihat dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang mencetuskan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh belakang suatu peristiwa serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur diberi keleluasaan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Referensi

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com


Page 5

Indonesia mulai mengembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India selang lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada ratus tahun ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda mencapai ratus tahun ke-16.

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan akbar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa ratus tahun ke-7 sampai ratus tahun ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya mengembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Ratus tahun ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit selang tahun 1331 sampai 1364, Gajah Mada, sukses mendapat kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian akbarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya nasihat Islam pada sekitar ratus tahun ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai penghabisan dari era ini.

Kronologi

  • 101 - Penempatan Lembah Bujang yang memanfaatkan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai Batu. [1]
  • 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah memainkan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif pada ratus tahun ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam luhur, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang akbar dalam warga Indonesia, terutama dengan masuknya nasihat Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem pemerintahan.
  • 300 - Telah diterapkannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan dua pendeta Budha yaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim diterapkan, barang-barang yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
  • 400 - Hindu dan Budha telah mengembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-peninggalan pada masa itu selang lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
  • 603 - Kerajaan Malayu berdiri di hilir Batang Hari. Kerajaan ini merupakan konfederasi dari para pedagang-pedagang yang berasal dari pedalaman Minangkabau. Tahun 683, Malayu runtuh oleh serangan Sriwijaya. {referensi?}
  • 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing beranjak dari Kanton ke India. Dia singgah di Sriwijaya untuk berlatih kelola bahasa Sanskerta, belakang dia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru melanjutkan perjalanannya ke India.
  • 685 - I-Tsing kembali ke Sriwijaya, disini dia tinggal selama empat tahun untuk menterjemahkan kitab suci Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa.
  • 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan mengembang menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan selang lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan selang Tiongkok dan India, sekaligus menciptakan kekayaan untuk kerajaan.
  • 922 - Dari sebuah laporan tertulis dikenali seorang musafir Tiongkok telah datang kekerajaan Kahuripan di Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar Tiongkok.
  • 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul menempuh Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854 Saka atau 932 Masehi. [2]
  • 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di anggota utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia menempuh laut. Marco Polo berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
  • 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang dikata Majapahit. Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini.[3]
  • 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara Mongol, lalu dia naik takhta untuk raja Majapahit pertama pada 12 November.[3]
  • 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan menjalankan berjenis-jenis pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan.[3]
  • 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta menempuh Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok. Dikenali juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah satu nasihat dalam Islam.
  • 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang mencetuskan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
  • 1478 Majapahit runtuh belakang suatu peristiwa serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur diberi keleluasaan masyarakatnya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
  • 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

  • Kerajaan Malayu Dharmasraya 1183–1347
  • Kerajaan Sriwijaya 600–1300

Referensi

  1. ^ Tamadun 1900 tahun di Merbuk, Oleh OPAT RATTANACHOT, Utusan Malaysia 9 April 2010.
  2. ^ Herwig Zahorka, The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007
  3. ^ a b c d "Kronologi Kota Majapahit", Kompas, 5 Januari 2009


edunitas.com