Dibawah ini yang bukan merupakan syarat sahnya amal shaleh adalah

tirto.id - Tidak semua amal saleh seorang muslim diterima oleh Allah SWT. Bahkan, ada sebagian orang yang beramal, namun perbuatannya berakhir sia-sia. Sebab, ada syarat-syarat tertentu yang menjadi ketentuan diterimanya amal shaleh seorang muslim.Setelah seseorang bersaksi menjadi muslim seutuhnya, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah mempercayai rukun iman dan rukun Islam. Lebih lanjut lagi, pengerjaan rukun Islam dan ibadah sehari-hari harus sesuai dengan ketentuan syariat.Di samping mensyariatkan melakukan amalan saleh, Islam juga memberikan rambu-rambu bagaimana sebuah amalan dapat diterima oleh Allah swt. Perkara ini bertujuan baik bagi seorang muslim, salah satunya membentuk diri supaya terhindar dari nafsu dunia seperti sombong, angkuh, dan sebagainya.
Berikut ini beberapa syarat diterima amal saleh seorang muslim. Seorang muslim harus paham dan mengetahui perihal ini supaya terhindar dari melakukan amal saleh, namun tak bermakna apa-apa di sisi Allah SWT.

1. Beriman kepada Allah SWT

Syarat pertama diterimanya amal saleh oleh Allah SWT adalah beriman kepada-Nya. Pengertian iman kepada Allah SWT adalah percaya (meyakini) di dalam hati, diikrarkan menggunakan lisan (syahadat), dan diimplementasikan melalui perbuatan (rukun Islam).

Meskipun seseorang melakukan berbagai amalan ibadah berdasarkan syariat Islam, bila tidak memiliki iman, ibadahnya tidak bernilai apa pun dan hanya menghasilkan kesia-siaan.

Allah SWT dalam firman-Nya pada surah Al-Furqan ayat 23 menjelaskan tentang amal yang sia-sia sebagai berikut:

“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan,” (QS. Al-Furqan [25]: 23).

Beberapa perkara yang menyebabkan seseorang dikeluarkan dari keimanannya dan berimbas kepada tidak diterima amal adalah murtad, syirik, dan sebagainya (segala sesuatu yang mempercayai adanya kekuatan selain Allah SWT). Hal itu tergambar dalam surah Al-Anam ayat 88 sebagai berikut:

“Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan,” (QS. Al-An'am [6]: 88).

2. Melakukan amal saleh dengan ikhlas

Hal kedua yang menyebabkan suatu amal saleh dapat diterima Allah SWT haruslah dilakukan dengan ikhlas.

Amalan saleh sebanyak apa pun tidak akan diterima apabila seorang muslim memiliki sifat riya atau pamer (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain).

Allah SWT hanya menerima amal saleh dari hamba-Nya yang dibarengi sifat ikhlas. Secara definitif, ikhlas ialah melakukan perbuatan saleh hanya untuk mengharapkan rida-Nya. Hal itu dijelaskan Allah SWT melalui firman-Nya dalam surah Az-Zumar ayat 2 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya,” (QS. Az Zumar [39]: 2).

3. Mengerjakan amal saleh sesuai tuntunan syariat (ittiba)

Syarat terakhir diterimanya amal saleh adalah melakukan ibadah sesuai syariat Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping itu, seorang muslim juga harus mengikuti perbuatan dan perkataan ulama yang sesuai dengan syariat Islam, terutama yang memiliki dalil jelas sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.Bagaimanapun juga, ulama merupakan pewaris para nabi, orang yang lebih paham mengenai syariat Islam secara mendalam di zaman ini. Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Ulama adalah pewaris nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang banyak," (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Allah SWT menjelaskan perihal mengerjakan amal saleh sesuai tuntunan syariat dalam firman-Nya dalam surah Al-Hasyr ayat 7 sebagai berikut:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya,” (QS. Al Hasyr [59]:7).

Dibawah ini yang bukan merupakan syarat sahnya amal shaleh adalah

Kita hidup didunia ini merupakan ladang amal untuk kehidupan akhirat. karena kita hidup di dunia ini untuk sementara sedangkan kehidupan akhirat kekal selama lamanya.

Sebagai guru ataupun murid yang cerdas harus yakin akan hal ini bahwasannya setiap amal saleh yang kita lakukan akan mendapat balasan berupa pahala dari Allah Swt,sekecil apapun amal kita pasti akan ada balasannya dari Allah SWT

Memahami Amal Saleh

Allah berfirman dalam Q.S. al-'ashr/103:2-3. Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang melakukan empat hal,yaitu :

1)beriman kepada Allah Swt.

2)beramal shaleh atau amal kebajikan

3)saling menasihati untuk kebenaran

4)saling menasihati untuk kesabaran

Kata amal saleh berasal dari kata "amilus",yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain,dan sesuai dengam akal rasional,al-Qur'an serta as-Sunnah.Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh dibuktikan dengan keimanan yang benar.

Kebalikan dari amal saleh adalah amal sayyi'ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunua maupun orang lain. Setiap amal baik atau buruk meskipun sangat kecil tetap akan mendapatkan balasan yang adil dari Allah Swt.

Suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat berikut :

a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.

b. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt.

c. Amal shaleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur'an dan Hadis.

Amal saleh ada tiga macam, yaitu :

1) Amal saleh terhadap Allah Swt., yaitu menjalankan perintah Allah Swt. Dan meninggalkan larang-Nya. Contohnya adalah salat,zajat,puasa,membaca al-Qur'an dan ibadah lainnya

2) Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah memberikan senyuman,bersikap ramah,bertutur kata yang santun,dan menolong kaum duafa.

3) Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian alam contohnya adalah membuang samoah pada tempatnya,menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan penghijauan.

Ada suatu amal kebajikan yang disebut amal jariyah. Amal jariyah yaitu perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Swt. Dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal.

Manfaat Beramal Saleh :

1). Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt.

2). Diberi tambahan petunjuk.

3). Diberi kehidupan yang baik dan layak.

4). Di hapuskan dosa-dosanya.

5). Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat.

Berbaik Sangka

Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. lawan dari husnudzon adalah su'udzon atau buruk sangka.

Berbaik sangka ada tiga macam, yaitu :

1). Berbaik sangka kepada Allah Swt.

Mengapa kita harus bersyukur kepada Allah Swt? Allah Swt. telah memberikan karunia dan kenikmatan yang tidak ternilai harganya kepada manusia. Maka sudah seharusnya manusia bersyukur kepada Allah Swt.

Mengapa kita harus bersabar atas semua cobaan?? Allah Swt. tidak bertujuan menyakiti hamba-Nya, tetapi untuk menguji ketaatan, keimanan, dan kesabarannya.

2). Berbaik sangka kepada diri sendiri

Seseorang yang berbaik sangka kepada diri sendiri akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras.

3). Berbaik sangka kepada orang lain

Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat.

Manfaat Baik Sangka :

1). Hidup menjadi tenang dan optimis.

2). Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.

3). Membentuk pribadi yang tangguh.

4). Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain.

5). Menjadikan seseorang kreatif.

6). Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa.

7). Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.

8). Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.

9). Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

Antara iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Seseorang yang beriman tanpa diikut amal saleh , keimanannya tidak ada artinya .Dan sebaliknya amal saleh tanpa didasari iman yang benar amalnya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt.

Alhamdulillah.

Syekh Syinqithi rahimahullah mengatakan, “Ungkapan dalam ayat nan mulia

 الذين يعملون الصالحات   الكهف/2

“Yang mengerjakan amal saleh.” QS. Al-Kahfi: 2

Maksudnya dijelaskan pada ayat lain, hal itu menunjukkan bahwa suatu amalan tidak menjadi sholeh kecuali dengan tiga hal:

Pertama: Hendaknya sesuai dengan apa yang dibawa oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Semua amalan yang menyalahi apa yang dibawa oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam, maka ia bukan sholeh. Bahkan ia batil. Allah ta’ala berfirman, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.” QS. Al-Hasyr: 7 dan Firman-Nya, “Siapa yang taat kepad Rasul maka dia telah mentaati Allah.” QS. An-Nisa’: 80 dan firman-Nya:

أم لهم شركاء شرعوا لهم من الدين ما لم يأذن به الله  الشورى/21

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?.” QS. Syuro: 21

Dan ayat-ayat yang lainnya.

Kedua: hendaknya orang yang melakukan itu ikhlas dalam amalannya untuk Allah. antara dia dengan Allah. Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” QS. Al-Bayyinah: 5. Dan Firman Allah:

 قل إني أمرت أن أعبد الله مخلصاً له الدين . وأمرت لأن أكون أول المسلمين . قل إني أخاف إن عصيتُ ربي عذابَ يومٍ عظيمٍ . قل الله أعبد مخلصاً له ديني . فاعبدوا ما شئتم من دونه الزمر/11- 15 

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri." Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku." Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku." Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia.” QS. Az-Zumar: 11-15.

Dan ayat-ayat lainnya.

Ketiga: hendaknya amalan itu dibangun atas keimanan dan aqidah yang benar. Karena amalan itu seperti atap. Dan aqidah sebagai pondasinya. Allah berfirman:

من عمل صالحاً من ذكرٍ أو أنثى وهو مؤمنٌ   النحل/97

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,” QS. An-Nahl: 97.

Dijadikan iman sebagai ikatan akan hal itu. Yang menjelaskan pemahaman akan ikatan ini di banyak ayat. Seperti amalan untuk non mukmin, “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” QS. Al-Furqan: 23. Dan firman-Nya, “amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana.” QS. An-Nur: 39. Dan Firman-Nya, “amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.” QS. Ibrohim: 18. Dan ayat-ayat lainnya seperti yang telah dijelaskan tadi.