Di bawah ini merupakan bahan untuk membuat kerajinan yang dikerjakan dengan teknik tempa yaitu

KOMPAS.com - Seni kriya merupakan suatu hasil dari karya seni yang diproduksi atau dikerjakan dengan keahlian tangan atau dibantu alat.

Pada seni kriya ada beberapa jenis kerajinan, salah satunya adalah seni kriya logam. Seni kriya logam merupakan seni kerajinan atau ketrampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang-barang bernilai tinggi.

Seni kriya logam memiliki banyak teknik yang bisa digunakan disesuaikan dengan jenis bahan yang akan diolah. Masing-masing bahan memiliki cara pengolahan yang berbeda karena jenisnya juga berbeda.

Bahan-bahan logam terdiri dari aluminium, baja, besi, emas, kuningan atau loyang, monel, perak, perunggu, pewter, platina, seng, stainless, tembaga dan timah putih yang masing-masing membutuhkan treatment yang berbeda.

Dalam seni kriya logam ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk membuat kerajinan dari bahan logam.

Baca juga: Seni Kriya sebagai Kerajinan Tangan

Berikut teknik kriya logam:

Teknik trap-trapan yaitu teknik penyusunan kawat atau benang untuk kerajinan berbahan perak. Dibuat pada bentuk tertutup sebagai kerangka produk, kemudian mengisinya dengan kawat benang yang lebih kecil sebagai ornamen hiasnya.

Dikutip dari buku Konsep Dasar Teknik Las (Teori dan Praktik) (2011) karya Siswanto, Pengelasan (welding) adalah teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan logam kontinyu.

Pada pembuatan seni kriya logam, beberapa proses pembuatannya memerlukan cetakan.

Melansir K. Herbandono (2011) dalam jurnal Perancangan dan Simulasi Pengecoran Pada Pembuatan Casing Turbin Uap Direct Condensing 3,5 MW, cetakan terdiri dari kup dan drag. Kup adalah cetakan yang terletak di atas dan drag adalah cetakan yang terletak di bawah.

Hal yang perlu diperhatikan pada kup dan drag adalah penentuan permukaan pisah yang tepat.

Baca juga: Contoh Seni Kriya di Indonesia

Rangka cetak dapat terbuat dari kayu ataupun logam untuk memadatkan pasir cetak yang sebelumnya telah diletakkan pola di dalamnya.

Pada proses pengecoran dibutuhkan dua buah rangka cetak yaitu rangka cetak untuk kup dan rangka cetak untuk drag.

Diterjemahkan dari Dictionary of Britannica Art, teknik grafir adalah teknik membuat cetakan dari pelat logam yang disain dengan alat potong yang disebut burin.

Umumnya teknik tersebut hampir selalu dibuat dari pelat tembaga, sehingga prosesnya juga bisa disebut pengukiran pelat tembaga.

Melansir Ali Rosyidin (2017) dalam jurnal Proses Pembuatan Alat Pembuka Kaleng Cat Dengan Metode Cetak Pasir (Sand Casting), bahwa teknik pengecoran logam merupakan metode pembuatan suatu benda kerja dengan cara mencairkan logam dalam proses peleburan yang kemudian akan dicetak hingga menghasilkan benda kerja yang diinginkan.

Pengecoran adalah suatu proses penuangan material cair logam, alumunium atau plastik yang dimasukan kedalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku didalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin.

Baca juga: Seni: Pengertian dan Media

Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan lainnya.

Diterjemahkan dari Serope Kalpakjian (2001) dalam buku Manufacturing Engineering and Technology, salah satu jenis proses dalam proses pembentukan logam yang banyak digunakan oleh industri dalam menghasilkan produk adalah proses tempa.

Keunggulan dari proses tempa adalah mampu menghasilkan produk dengan kekuatan serta ketangguhan yang tinggi. Sehingga produk tersebut dapat digunakan untuk persyaratan tegangan yang tinggi dan pemakaian yang kritis.

Melansir Didik Setyawan (2020) dalam jurnal berjudul Seni Etsa Logam Karya Rocka Radipa, etsa adalah proses pengikisan bagian permukaan logam tanpa pelindung apapun untuk menciptakan motif dan corak pada permukaan tersebut dengan menggunakan asam kuat.

Kata etsa berasal dari Bahasa Jerman, yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat.

Melansir B. Muria Zuhdi (2012) dalam jurnal berjudul Kriya Logam, membagi teknik pahatan logam menjadi terdiri dari lima teknik, yaitu:

Baca juga: Perencanaan Pameran Seni Rupa

  • Teknik Pahatan Rancapan atau Gethakan

Memahat pada permukaan logam, sehingga menimbulkan alur atau garis yang dikehendaki pada permukaan yang tetap rata tanpa merubah volume dengan menggunakan pahat logam yang tajam, sehingga pahat dapat membekas pada logam.

Pahatan tersebut membutuhkan bahan logam yang tebalnya 0,8 – 1,0 cm.

  • Teknik Pahatan Wudulan atauTimbul

Cara memahat dengan dua arah yaitu negatif (cekung) dan positif (cembung), dan hasil jadinya adalah bagian positif.

  • Teknik Pahatan Endak-endakan

Pahatan endak-endakan yang dimaksudkan adalah memahat logam dengan menurunkan bagian dasarnya saja dan yang menjadi obyek yaitu gambar yang tidak diturunkan (pada dasarnya hanya dari satu arah positif).

Pahatan ini dilakukan pada pekerjaan yang mempunyai volume, seperti, tabung, vas bunga, dan sebagainya yang pada prisipnya tidak bisa dipahat dua arah.

Baca juga: Apresiasi dan Kritik Karya Seni Rupa: Pengertian dan Fungsi

  • Teknik Pahatan Tembus atau Trancangan (Krawangan)

Pahatan Tembus adalah bentuk pahatan dengan membuang dasarnya, sehingga tinggal obyek atau gambar yang diinginkan maupun sebaliknya.

Dalam pelaksanaannya sebelum dilubang dapat dibantu dengan teknik lain yang dikehendaki, baik rancapan, wudulan, maupun endak-endakan.

Perlu menjadi catatan disini, dalam mendesain diusahakan bentuk motif hiasan satu sama lain saling berhimpitan untuk mendapatkan kekuatan.

  • Teknik Pahatan Tekan atau Sodetan

Jenis pahatan yang paling ringan karena teknik yang digunakan hanya menekan logam dari arah depan dan belakang (positif dan negatif) dengan menggunakan landasan kain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Pembuatan karya seni rupa terapan daerah, sesuai wujud bidangnya dibagi menjadi dua dimensi dan juga tiga dimensi.

Masing-masing dimensi tersebut memiliki teknik yang disesuaikan dengan bahan, media dan juga alat yang dipakai.

Berikut ini ulasan teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah, melansir Tri Edy Margono (2010) dalam jurnal Mari Belajar Seni Rupa, yaitu:

Seni Rupa Terapan Dua Dimensi

  • Teknik kerajinan kain batik

Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun-temurun. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, antara lain sebagai berikut:

  1. Batik tulis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus untuk menggambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin atau malam panas untuk menutup bagian-bagian tertentu sesuai dengan pola yang dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
  2. Batik cap, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malem (cairan lilin panas).
  3. Batik sablon, yaitu batik yang dibuat dengan meng- gunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
  4. Batik printing, yaitu batik yang dibuat dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
  5. Batik lukis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik melukiskan langsung di atas kain. Alat yang digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas.

Baca juga: Contoh Seni Rupa Murni

  • Teknik kerajinan wayang kulit

Wayang kulit dibuat dengan teknik pahat (tatah) dan sungging (digambar) dengan bahan cat dan alat sederhana.

Desain wayang kulit dibuat sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dari warisan nenek moyang.

Melansir Tyas Purbasari (2012) dalam jurnal Kajian Aspek Teknis, Estetis, dan Simbolis Warna Wayang Kulit Karya Perajin Wayang Desa Tunahan Kabupaten Jepara, menatah adalah melubangi lembaran kulit sehingga akan terlihat jelas hasilnya saat dilihat sebagai siluet. Sedangkan menyungging adalah melakukan pewarnaan pada permukaan kulit

  • Teknik kerajinan kain tenun

Kain tenun dibuat dengan cara memintal benang sedikit demi sedikit dengan alat tenun, hingga menjadi kain dengan ragam hias yang indah. Alat tenun terbuat dari kayu atau bambu.

  • Teknik kerajinan sulaman atau bordir

Sulaman atau bordir dibuat dengan menggunakan mesin jahit atau dengan teknik tusuk jarum.

Baca juga: Pengertian dan Fungsi Seni Rupa Murni

Seni Rupa Terapan Tiga dimensi

Teknik pembuatan karya seni rupa terapan daerah setempat dengan wujud tiga dimensi, antara lain sebagai berikut.

Teknik cetak untuk pembuatan karya seni terapan, yaitu tuang berulang (bivalve) dan tuang sekali pakai (a cire perdue).

Teknik bivalve menggunakan dua jenis cetakan yang terbuat dari batu, gips, dan semen yang bisa dipakai berulang-ulang sesuai kebutuhan.

Teknik bivalve sering digunakan untuk mencetak benda-benda sederhana yang tidak terlalu rumit pembuatannya.

Sedangkan teknik a cire perdue biasanya menggunakan benda dari logam (tembaga, besi) yang bentuk dan hiasannya lebih rumit.

Baca juga: Apresiasi Terhadap Keunikan Gagasan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Teknik ini digunakan untuk memahat, menggores, menoreh, dan membentuk pola permukaan benda. Bahan-bahan yang dapat diukir atau dipahat, antara lain kayu, batu, atau bahan lain yang sejenis.

Alat yang digunakan untuk mengukir adalah tatah (pahat ukir) yang terbuat dari besi atau baja. Hasil karya seni dari pahat ukir, antara lain terdapat pada alat-alat kebutuhan rumah tangga, seperti kursi, meja, lemari, dan hiasan dinding.

Teknik tempa biasanya digunakan untuk membuat benda-benda dari logam (besi, baja, dan kuningan).

Logam terlebih dahulu dipanaskan di perapian khusus kemudian ditempa (dibentuk) sesuai keinginan. Contoh benda-benda tradisional dari hasil teknik tempa adalah aneka senjata tradisional dan benda benda perhiasan.

Baca juga: Teknik Seni Rupa dua Dimensi

Hasil karya seni rupa terapan yang menggunakan teknik anyaman, misalnya tikar, topi, tas, kipas, dan benda-benda hiasan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat anyaman terdiri atas bahan alam, seperti rotan, bambu, serat kayu, dan eceng gondok.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.