Dari langit nabi muhammad saw melihat penghuni surga yang mendapat

Peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa agung dan penting didalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Waktu itu Nabi ditemani dengan malaikat Jibril mengalami perjalanan dari Mekkah sampai ke Baitul Maqdis. Dan pada peristiwa Isra Mi’raj ini, Nabi bertemu dengan Allah SAW dan memperoleh perintah dari Sang Pencipta untuk menggerakkan shalat 5 waktu sehari-harinya.

Saat perjalanan mulia itu, Nabi mengendarai hewan bersayap dan memiliki ukuran besar, tubuhnya bahkan juga melebihi keledai, berwarna putih dan panjang.

Hewan ini dikatakan sebagai Buraaq dan satu langkahnya dapat menempuh jarak sangat jauh dalam waktu relatif cepat sampai sejuta mata melihat. Serta dalam perjalanan berikut Nabi Muhammad melewati tujuh tingkat langit lalu bertemu para penghuninya di tiap-tiap tingkatan langit itu. Berikut beberapa penghuni langit ke 1 sampai ke 7.

DI BAWAH INI PENGHUNI LANGIT 1 SAMPAI 7 YANG DIDAPATI OLEH RASUL, YAITU :

Dari langit nabi muhammad saw melihat penghuni surga yang mendapat

1. Langit pertama

Di tingkat pertama ini Nabi bertemu dengan wali Allah SWT dan manusia yang pertama kalinya di ciptakan di bumi, yaitu Nabi Adam AS. Di pertemuan ini Nabi Adam AS membekali Rasul dengan doa supaya setiap masalah yang dihadapi oleh Nabi bakal senantiasa di beri kebaikan.

Sesudah bertegur sapa dan sama-sama mengatakan salam, lalu Nabi Muhammad SAW pergi dari langit pertama untuk meneruskan perjalanan ke tingkatan kedua.

2. Langit kedua

Pada tingkatan kedua ini Rasulullah SAW bertemu Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Dan mereka juga sama-sama bertegur sapa dan mengucapkan salam sama dengan di langit pertama.

Kedua Nabi pendahulu Rasulullah SAW ini dapat membekali doa kebaikan pada Nabi Muhammad SAW sebelum beliau meneruskan perjalanannya ke tingkat langit ketiga.

3. Langit ketiga

Di tingkat ini, Nabi bertemu dengan penghuni langit ke 3 yang yaitu Nabi Yusuf AS, manusia paling tampan yang Allah SWT pernah ciptakan di muka bumi.

Tidak hanya doa kebaikan yang didapatkan pada Rasul waktu mereka bertegur sapa dan saling mengatakan salam, rupanya Nabi Yusuf AS juga memberi setengah ketampanannya untuk Rasul sebelumnya ia terbang meneruskan perjalanannya.

4. Langit keempat

Penghuni langit ke empat yaitu Nabi Idris AS yang pernah berdakwah di Mesir pada Bani Qabil dan Memphis dan manusia pertama yang mengetahui tulisan. Dan sama dengan tingkatan terlebih dulu, mereka sama-sama bertegur sapa dan Nabi Idris memberi doa supaya semua masalah yang dikerjakan oleh Rasul diberikan kebaikan.

5. Langit kelima

Di langit ke lima ini Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun AS yang mengikuti Nabi Musa AS dalam melepas Bani Israil dari tangan Firaun.

Nabi Harun AS ini di kenal sebagai seorang yang pintar bicara dan meyakinkan orang. Waktu mereka bertegur sapa, Nabi Harus AS mendoakan Rasulullah SAW supaya tiap-tiap masalah yang dikerjakan mendapatkan kebaikan.

6. Langit keenam

Sesudah berjumpa dengan Nabi Harus AS di tingkat terlebih dulu, di sinilah Rasulullah bersua dengan Nabi Musa AS yang telah membantu Bani Israil terlepas dari Raja Firaun dan membimbing mereka pada kebenaran Illahi.

Dan ketika Rasulullah berjumpa dengannya, mereka sama-sama mengatakan salam seperti dua teman dekat yang telah lama tak pernah berjumpa di mana penuh dengan keakraban. Sebelumnya Rasulullah terbang meninggalkan tingkat ke enam, Nabi Musa AS juga memberi doa kebaikan.

7. Langit ketujuh

Di sinilah Rasulullah berjumpa dengan Nabi Ibrahim AS, teman dekat Allah SWT sekalian ayah beberapa Nabi. Disini Rasul di ajak untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelumnya beliau bertemu dengan Allah dan Sidratul Muntaha berikut sebagai sinyal akhir dari batas langit ke 7.

Sidratul Muntaha juga adalah tempat Rasulullah SAW berdialog dengan Sang Pencipta dan terima perintah solat 5 waktu. Berikut beberapa penghuni langit pertama sampai ke 7 yang dapat di ketahui lewat peristiwa mulia Isra Mi’raj.

Inilah Para Penghuni Langit ke-1 Hingga ke-7 yang Jarang Diketahui Orang

Dari langit nabi muhammad saw melihat penghuni surga yang mendapat

Muslim Obsession – Isra’ Mi’raj merupakan sebuah hadiah dan hiburan yang khusus diperuntukkan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah melihat surga ketika beliau masih hidup di dunia.

Lalu bagaimana Rasulullah menggambarkan surga dalam perjalanan mi’rajnya ini. Berikut kisah perjalanannya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.” (HR. Al-Bukhari dalam Kitab Ash-Shalah, 342).

Dalam riwayat lain disebutkan, “Aku dimasukkan ke surga, ternyata di dalamnya ada kubah-kubah dari mutiara dan tanahnya dari misk (kasturi).” (HR. Al-Bukhari dalam Kitab al-Anbiya, 3164).

Lalu, di mana letak surga yang dimasuki Rasulullah? Para ulama berbeda pendapat tentang letak surga ini. Terkait dengan peristiwa isra’ mi’raj ini, kita dapat memahami bahwa surga letaknya di atas.

Demikian juga dalam pembahasan terdahulu, Allah berada di atas semua makhluk ciptaan-Nya, termasuk surga ini.

Rangkaian perjalanan mi’raj Rasulullah menjelaskan bahwa surga berada di atas langit ketujuh, dan letaknya setelah Sidratul Muntaha.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. “Hingga aku tiba di Sidratul Muntaha yang diliputi oleh warna-warna yang aku tidak tahu apa itu. Kemudian aku dihantarkan ke surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan firman-Nya, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. “[Quran An-Najm: 14-15].

Dengan demikian, tempat yang paling dekat dengan surga adalah Sidratul Muntaha. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh.

Pendapat ini juga diperkuat oleh firman Allah, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. Ali Imran [3]: (133).

Surga disifati begitu besar yang luasnya seluas seluruh langit yang tujuh dan bumi. Jadi, surga itu lebih besar dari langit itu sendiri.

Istilah surga adalah istilah yang umum. Suatu tempat yang dipenuhi kenikmatan. Tempatnya orang-orang beriman di hari kiamat kelak. Kata surga itu sendiri meliputi empat surga.

Sebagaimana disebutkan dalam surat Ar-Rahman, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” QS. Ar-Rahman: (46)

“Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.” QS. Ar-Rahman: (62). Diriwayatkan oleh Abu Al-Asyari, Nabi Saw. bersabda, “Dua surga yang wadah airnya (gelas, bejana, dll) serta segala yang ada di dalamnya terbuat dari perak.

Dua surga yang wadah airnya serta segala yang di dalamnya terbuat dari emas. Batasan antara orang-orang dan melihat Rabb mereka adalah pakaian kesombongan di wajah-Nya di surga Aden.” (HR. Bukhari no. 4878 dan Muslim no. 180). (Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 4: 344-345).

Bisa jadi istilah surga yang disebutkan dalam hadits ini, semuanya terkumpul pada Jannatul Ma’wa. Yaitu tempat yang disebutkan dalam ayat surat An-Najm di atas.

Wallahu A’lam bish Shawab (Vina – Sumber: Islam Story)

Rasulullah SAW diperlihatkan Allah SWT tentang kondisi surga neraka

Pixabay

Rasulullah SAW diperlihatkan Allah SWT tentang kondisi surga neraka. Ilustrasi Surga

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pertanyaan tentang apakah Rasulullah Muhammad SAW pernah melihat surga dan neraka saat Isra Miraj, pernah muncul di tengah masyarakat.  

Mantan mufti agung Mesir Syekh Ali Jumah menjelaskan mengenai peristiwa di waktu Isra Miraj saat Rasulullah melihat surga dan neraka.  

Cendekiawan Muslim tersebut menjelaskan, pada kitab karya  Imam Suyuthi berjudul Ayat al-Kubra fi Syarh Qisshat al-Mi’raj menjelaskan bahwa ketika perjalanan Isra Miraj bisa jadi benar Rasulullah telah melihat surga dan neraka dengan mata kepalanya sendiri. 

Selain itu, terdapat kemungkinan besar Allah SWT telah menjelaskan apa saja yang terjadi di dalamnya termasuk apa saja yang terdapat di surga dan neraka. 

Syekh Ali Jumah juga menjelaskan perihal surga dan neraka merupakan hal gaib dan wajib dipercaya bahwa wujudnya adalah benar ada. Allah SWT yang menciptakan dan mengetahui segala isi di dalamnya.  

Hanya saja manusia yang hidup saat ini belum sampai untuk melihatnya. Tentu Allah akan menjaga makhluknya sesuai ketentuan.  Dan jika hanya Nabi Muhammad saja yang baru melihat kondisi surga dan neraka, itu pun merupakan ketentuan Allah. Allah mengingatkan manusia bahwa dalam hidup tetap harus beribadah. Meski tidak mengetahui rahasia Allah SWT.

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلّم فَقَالَ: (يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن بِاللهِ، وَاعْلَم أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ لَك، ولَوِ اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشيءٍ لَمْ يَضروك إلا بشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفعَت الأَقْلامُ، وَجَفّتِ الصُّحُفُ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيّ: (اِحفظِ اللهَ تَجٍدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً)

Dari Abul ‘Abbas Abdullah bin ‘Abbas RA, dia berkata: Suatu hari aku pernah berboncengan bersama Nabi SAW, lalu beliau bersabda: ”Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarimu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila kamu meminta sesuatu mintalah kepada Allah, apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah kepada Allah.

Ketahuilah, kalau seandainya umat manusia bersatu untuk memberikan kemanfaatan kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau seandainya mereka bersatu untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan akan menimpamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR at Tirmidzi, dan dia berkata hadits ini hasan sahih).

Sumber: masrawy