Dalam 1 Korintus 3 ayat 1 sampai 9 diceritakan sikap yang tidak dewasa yaitu

Rincian Diterbitkan hari Sabtu, 19 Maret 2016 00:00 Ditulis oleh Okky Sutanto Dibaca: 36274 kali

Dalam 1 Korintus 3 ayat 1 sampai 9 diceritakan sikap yang tidak dewasa yaitu

Baca: 1 Korintus 3:1-9

Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? (1 Korintus 3:3)

Bacaan Alkitab Setahun:

Yosua 17-19

Seseorang akan dianggap sudah dewasa, ketika menginjak usia tujuh belas tahun. Nah, bagaimana dengan orang yang sudah menjadi Kristen selama tujuh belas tahun? Dapatkah ia langsung dianggap sudah dewasa rohani? Jawabannya: tidak. Kedewasaan rohani seseorang bukan ditentukan dari berapa lama ia sudah menjadi Kristen. Bukan ditentukan dari berapa tinggi jabatannya di gereja. Bukan pula ditentukan dari kesibukannya dalam pelayanan.Banyak hal dapat dijadikan alat ukur kedewasaan rohani, namun bukan hal-hal seperti di atas. Bagaimana alat ukur yang dipakai Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus? Rasul Paulus menilai jemaat di Korintus belum dewasa dalam Kristus (ay. 1b). Alasannya, di antara mereka ada iri hati. Ada juga perselisihan antara mereka yang mengaku dari golongan Paulus dan mereka yang mengaku dari golongan Apolos. Hal itu menunjukkan bahwa mereka masih manusia duniawi dan masih hidup secara manusiawi (ay. 3-4). Ternyata, kedewasaan rohani seorang Kristen antara lain ditentukan dari sikapnya dalam menjalani kehidupan dengan sesama. Jika masih ada iri hati dan perselisihan, sebenarnya ia belum dewasa dalam Kristus.

Lupakan, berapa lama kita sudah menjadi Kristen. Lupakan, berapa tinggi jabatan kita di gereja. Lupakan juga, kesibukan kita dalam pelayanan. Baiklah kita melihat keadaan kita dengan saksama. Jika ada iri hati dan perselisihan, sesungguhnya kita belum dewasa dalam Kristus. Kita tidak lebih dari seorang anak yang masih harus menerima susu.—OKS

APAKAH ANDA DEWASA DALAM KRISTUS? ATAU ‘MERASA’ DEWASA DALAM KRISTUS?

Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria

Respons:

  • Dalam 1 Korintus 3 ayat 1 sampai 9 diceritakan sikap yang tidak dewasa yaitu
    Facebook

Klik:


1Co 3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. 1Co 3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 1Co 3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 1Co 3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? 1Co 3:5 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. 1Co 3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. 1Co 3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. 1Co 3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.

1Co 3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Tafsiran Wycliffe


Sebab-sebab Terjadinya Perpecahan (1:18-4:5). Pertama-tama, mereka belum memahami sifat dasar dan arti dari berita Kristen, hikmat yang sejati (1:18-3:4).

Yang kedua, sikap mengelompok mereka, menunjukkan, bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai pelayanan Kristen, yaitu bahwa pelayanan adalah suatu kemitraan di bawah pimpinan Allah, di dalam menyebarkan kebenaran (3:5-4:5).


Sebab 1: Salah Pengertian tentang Berita Kristen (1:18-3:4). Pertama, sang rasul menunjukkan, bahwa Injil bukan sebuah berita bagi kaum intelektual (1:18-25). Kenyataan ini dibuktikan dengan cukup kuat melalui fakta, bahwa jemaat di Korintus hampir tidak mempunyai anggota yang bijaksana menurut ukuran dunia (1:26-31), dan bahwa Paulus tidak menyampaikan berita semacam itu ketika di Korintus (2:1-5).

Sesudah itu, sang rasul menerangkan hikmat sejati Allah dengan melukiskan sifat rohaninya (2:6-12), serta persepsi rohaninya (2:13-15); lalu mengakhiri dengan sebuah pernyataan yang jujur, bahwa kedagingan merupakan penyebab terjadinya perpecahan (3:1-4).

3:1-4. Kini dibuat penerapan kepada keadaan jemaat di Korintus sebagaimana tampak dari perubahan dari kata ganti orang pertama (2:6-15) kepada kata ganti orang kedua (3:1-4).

Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu, menjadikan peralihan ini berjalan dengan lancar.

1. Ketidakdewasaan mereka, membuat Paulus tidak dapat memberikan makanan keras kepada mereka ketika berkunjung untuk pertama kali.

Kata Yunani untuk duniawi (sarkinos) secara harfiah berarti dibuat dari daging, sama dengan ungkapan di dalam daging (A-S, hlm. 402).

Di balik kata sarkinos ini terdapat pengertian lemah (bdg. Mat. 26:41), sebagaimana diperkuat dengan istilah yang belum dewasa.

Ketika Paulus berkunjung ke sana untuk pertama kalinya, orang-orang Korintus masih lemah, karena mereka baru saja menjadi orang percaya. Sang rasul tidak menyalahkan orang-orang yang dalam kondisi demikian.

2-3. Sebuah tuduhan serius tentang ketidakmatangan rohani dilancarkan dalam kalimat: Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya (dalam bahasa Yunani, ini adalah ungkapan yang sangat keras).

Alasannya (karena) mereka masih manusia duniawi. Sebuah perubahan kata penting, perlu diperhatikan.

Duniawi di sini bukan sarkinos tetapi sarkikos, yang secara harfiah artinya: bersifat seperti daging, yang sama dengan menurut daging (bdg. Rm. 8:4).

Di balik kata ini, terdapat pengertian sifat bandel, dan Paulus menyalahkan orang-orang yang dalam kondisi ini.

Kelemahan yang terus-menerus, menghasilkan sifat bandel. Menolak untuk menerima susu dari Firman Allah mencegah orang untuk menerima daging dari Firman Allah. Paulus melukiskan empat jenis orang. Yang pertama adalah manusia lahiriah, yaitu manusia yang tanpa Roh, yang memerlukan kelahiran baru (Yoh. 3:1-8). Yang kedua adalah manusia duniawi yang lemah (I Kor. 3:1), bayi di dalam Kristus, yang perlu bertumbuh melalui susu Firman. Jenis ketiga ialah manusia duniawi yang bandel, yaitu orang Kristen yang lebih lama, tetapi belum dewasa, yang memerlukan pemulihan kepada persekutuan, atau keadaan sehat yang memungkinkannya menyerap gizi melalui pengakuan dosa (bdg. I Yoh. 1:9). Keempat, manusia rohani, atau dewasa, yang telah menanggapi susu dan bertumbuh menjadi dewasa rohani, sehingga kuat dan mampu menerima makanan keras dari Firman (I Kor. 2:15; 3:2). Allah ingin semua orang Kristen menjadi seperti ini.

Bahwa Paulus menyamakan manusia dewasa dengan manusia rohani, tampak dari perbandingan 2:6 dengan 2:15 (bdg. 3:1; dia membedakan manusia duniawi, yang belum dewasa dengan manusia rohani).

Dia juga mengemukakan, bahwa hikmat Allah adalah untuk manusia rohani (2:15; 3:1), yang memiliki kemampuan tidak terbatas untuk menilai segala sesuatu. Analogi kehidupan jasmaniah dengan semua hal ini merupakan ilustrasi yang terbaik.

Sebab Kedua: Salah Pengertian tentang Pelayanan (3:5-4:5).

Alasan kedua yang menyebabkan terjadinya perpecahan, yakni salah pengertian tentang pelayanan Kristen, sekarang dibahas. Para pelayan itu, tidak lebih daripada hamba. Sesungguhnya yang bekerja adalah Allah (3:5-9). Para hamba bertanggung jawab atas penggunaan bahan yang tepat ketika mereka membangun di dalam Bait Allah, yaitu Jemaat (3:9-17). Orang janganlah memegahkan diri atas seseorang semacam itu, sebab para pelayan Tuhan itu adalah milik semua orang percaya (3:18-23), dan mereka akan dihakimi oleh Allah sendiri (4:1-5).

5. Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pertanyaan ini mengalihkan perhatian orang dari tokoh-tokoh kepada fungsi mereka (Morris, op.cit, hlm. 64).

Paulus dan Apolos itu tidak lebih daripada pelayan-pelayan Tuhan saja.

6. Paulus menanam dan Apolos menyiram, tetapi hanya Allah yang sanggup membuat benih bertumbuh. 8-9. Di dalam melaksanakan tugas, Paulus dan Apolos itu satu, maksudnya: selaras. Sekalipun demikian, di dalam hal upah, akan ada pembedaan.

Kawan sekerja Allah, bisa berarti bahwa mereka adalah sesama pekerja yang dimiliki oleh Allah, atau sesama pekerja dengan Allah.

Konteksnya lebih menyokong pengertian yang pertama.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Perselisihan

Pendahuluan :

  1. Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai. (Amsal 17:14 TB)
  2. Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. (Amsal 17:27 TB)
  3. Bandingkan dengan 1 Kor 6:7a “….adanya perselisihan diantara kamu merupakan kekalahan rohani…..(kalah rohani)

Baca 1 Korintus 3 : 1-9
1
Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani 1 , o  tetapi hanya dengan manusia duniawi, p  yang belum dewasa q  dalam Kristus. 3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, r  sebab kamu belum dapat menerimanya. s  Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 3:3 Karena kamu masih manusia duniawi 2 . Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan t  bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 3:4 Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos, u ” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? 3:5 Jadi, apakah Apolos? v  Apakah Paulus? Pelayan-pelayan w  Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. 3:6 Aku menanam, x  Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. 3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. 3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. y  3:9 Karena kami adalah kawan sekerja z  Allah; kamu adalah ladang a  Allah, bangunan b  Allah.

Beberapa Kata Kunci pada Nats di atas (lihat daftar dibawah); Tugas saudara adalah mencari referensi pada kata kunci tersebut dan berikan komentar anda sebagai seorang hamba TUHAN yang dipilih untuk berada ditengah-tengah manusia duniawi.

  • Manusia Rohani
  • Manusia duniawi
  • Iri Hati
  • Perselisihan
  • Susu dan bukan makanan keras
  • Golongan Paulus
  • Golongan Apolos
  • Menanam
  • Menyiram
  • Allah yang memberi pertumbuhan
  • Kawan2 sekerja
  • Kamu adalah ladang
  • Kamu adalah bangunan Allah

Referensi Utama :

Bacaan hari ini: 1 Korintus 6:1-9

“Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagimu.” (1 Korintus 6:7a)

Tidak dapat disangkali bahwa setiap pribadi memiliki potensi konflik dengan pribadi lainnya. Faktor yang melatarbelakangi hal ini bisa berasal dari perbedaan budaya, cara berpikir, atau kesenangan. Setiap kali perbedaan tersebut bertabrakan, ini akan menimbulkan konflik; bahkan konflik yang sangat tajam.

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menegur mereka karena mereka telah membiarkan perselisihan menjadi sebuah kebiasaan di tengah-tengah jemaat (1Kor.1:10; 3:2-3). Perselisihan telah membentuk jemaat menjadi beberapa kelompok yang saling menyerang dan mengklaim diri paling benar. Celakanya, di tengah-tengah jemaat tersebut tidaklah terdapat seseorang yang berusaha menyelesaikannya berdasarkan iman Kristen; bahkan, perselisihan di antara mereka justru diserahkan kepada yang tidak cakap menangani. Kondisi ini membuktikan bahwa jemaat Korintus tidak memiliki seorangpun yang berhikmat untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka (1Kor. 6:4). Jika mereka tidak dapat menyelesaikan atau mengadili perselisihan di antara jemaat, bagaimana mereka dapat mengadili dunia dan malaikat? (1Kor. 6:2-3).

Paulus dapat memahami bahwa setiap jemaat memiliki potensi konflik. Namun persolannya adalah, apakah mereka dapat menyelesaikan konflik tersebut secara kristiani dan kemudian mereka hidup dalam kesehatian dan satu pikir? (1Kor. 1:10). Jika tidak demikian, hal ini telah menjadi suatu kekalahan rohani di tengah-tengah jemaat.

Bagaimana dengan kita? Mengalahkan saudara seiman dalam satu perselisihan bukan sebuah kemenangan! Pada satu pihak, Anda merasa mengalahkan rekan Anda. Namun, di pihak lain, Anda mengalami kekalah-an rohani. Persoalannya adalah, bukan karena Anda dapat mengalahkan rekan Anda, tetapi bagaimana Anda dapat menyelesaikan konflik dengan benar; sebab itu Paulus berkata: “adanya konflik di tengah-tengah jemaat sudah merupakan kekalahan rohani” (1Kor. 6:7a). Karena itu, menangkan konflik dengan menyeselesaikan konflik itu sendiri.

SELAMAT BELAJAR

Tugas Individu : Penulisan ARTIKEL (Standard Penulisan Paper) harus diserahkan segera, SEBELUM 01 MEI  2013

Tugas Kelompok

  1. Manajemen Konflik Menurut YESUS
  2. Defenisi dan teori-teori manajemen Konflik
  3. Konflik Pribadi Dalam Konteks 1 Korintus 3 : 1-9
  4. Potensi Konflik Kelompok Sektarian Dalam Agama Kristen
  5. Rekonstruksi Mulainya Perang Salib & Mengapa Bisa Berakhir
  6. Konflik Teologi dan Ideologi Simbol-Simbol Agama

Kelompok 1 : Hendra – Novi – arisanti – Nehesi Laia

Kelompok 2 : Horas Napit – Liem Huak Kian – Barata Sagala – Leha Lotun Palalu

Kelompok 3 : Firman L – Yatafati Eli D – Putut Kumala – Jonatan Sembiring

Kelompok 4 : Zulkarnain Baba – Rusman Katoga – Sinar Bulan Sitepu – Anton Koh

Kelompok 5 : Bertha Sihombing – Yosephine – Parapah Tiong – Tumbusokhi Lombu

Kelompok 6 : Martin Palopo – Mareti Ndruru – Zefanya – Juliana Karim – Pantas Sagala

Semua tugas dikirim ke email saya juga :

Bravo

Ranto