Coba jelaskan bagaimana peran sejarah PERKEMBANGAN Agama Hindu dalam MEMBERI PEMBELAJARAN positif

Agama Hindu merupakan agama yang berasal dari India dan merupakan salah satu agama yang paling tua di dunia. Agama Hindu telah memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan tradisi, filsafat, dan literatur.

Sejarah perkembangan agama Hindu telah memberikan pembelajaran positif dalam beberapa hal.

Anak dalam pandangan agama Hindu merupakan penyelamat bagi orang tua dan para leluhur. Setiap orang tua tentu mengharapkan lahirnya seorang anak yang suputra, seorang anak yang berwatak dan berkarakter baik, berbakti kepada orang tua dan leluhur serta taat pada ajaran agama.

Kurikulum yang selalu berubah mempengaruhi seluruh aspek dan komponen dalam proses belajar-mengajar tersebut. Pendidikan seakan-akan dijadikan kelinci percobaan dan terlihat ada suatu unsur komersil dalam setiap perubahan yang terjadi dalam pendidikan. Dari kalangan pemerintah selalu menginginkan kenaikan mutu pendidikan. Akan tetapi mereka tidak pernah menyesuaikan dan membandingkan antara tuntutan keinginan yang begitu tinggi dengan kondisi yang real terjadi di lapangan.

Fenomena terdegradasinya moral suatu bangsa memang sangat mengkhawatirkan. Disinilah seharusnya pendidikan mampu berperan aktif. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bisa membentuk karakter positif kepada peserta didik. Pendidikan agama adalah salah satu usaha konkret yang bisa diterapkan baik secara formal maupun non formal untuk mengatasi degradasi moral dan krisis karakter positif tersebut. Semua agama mengajarkan hal yang baik. Tapi ada oknum-oknum tertentu yang menyalahgunakan agama sebagai tameng untuk membenarkan perbuatan yang tidak benar. Disini akan dijelaskan tentang pendidikan agama khususnya agama Hindu seberapa besarkah kontribusi pendidikan agama Hindu dalam membentuk karakter siswa yang beragama Hindu.

Pendidikan Agama Hindu merupakan suatu proses seorang siswa untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta mengembangan kepribadian (sikap, sifat dan mental) yang berpedoman pada ajaran agama Hindu (Weda). Tujuan pendidikan agama Hindu tercantum dalam Catur Purusa Artha dan juga telah dirumuskan oleh PHDI dan yang paling terpenting adalah pendidikan agama Hindu harus mampu membentuk kepribadian siswa yang baik dan mampu mengikis krisis moral yang dihadapi siswa sekarang ini. Pendidikan agama Hindu sangat berperan dalam membentuk kepribadian siswa dengan berbagai ajaran Hindu dan praktek-praktek upakara akan mampu membantu proses pembentukan kepribadian yang mengarah ke arah positif .

1. Rai Sidharta, Tjok dan Oka Punia Atmaja, 2001. Upadesa Tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu. Denpasar : Paramita. 2. Sumantra, I Nengah. 2009. Dasar-dasar Pendidikan Agama Hindu (Bahan Ajar untuk Mahasiswa IHDN Denpasar) 3. Aripta Wibawa, I Made. 2005. Siapakah yang Disebut Guru. Denpasar. Panakom. 4. Bidja, I Made. 2006. Serba-Serbi Dharma Wacana. Denpasar : Panakom. 5. Made Madrasita, Ngakan dan Putu Reni, Sang Ayu. 1999. Mahatma Gandhi Kepada Mahasiswa dan Generasi Muda Hindu. Denpasar. Manikgeni. 6. Subagiasta, I Ketut. 2007. Etika Pendidikan Agama Hindu. Denpasar. Paramita. 7. Sudana, I. M., & Sudarsana, I. K. (2018). Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Agama Hindu Di Sekolah Luar Biasa C Negeri Bangli. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(2), 208-218.

8. Sudirga, Ida Bagus, dkk. 2007. Widya Dharma Agama Hindu untuk SMA. Jakarta, Ganeca.

Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.

Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:

1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;

3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.

STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.

Unformatted text preview: PENDIDIKAN PENDIDIKANAGAMA AGAMA HINDU HINDU untuk untukPerguruan PerguruanTinggi Tinggi BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM PENDIDIKAN AGAMA HINDU Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016 I SBN9786027008984 PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah dalam rangka mengupayakan dan menyusun perangkat pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) untuk tingkat pendidikan tinggi adalah suatu usaha seiring dengan tuntutan kebutuhan dalam peningkatan kualitas di bidang pendidikan dewasa ini. Hal ini sejalan juga dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban manusia, yang memaksa kita sebagai bagian masyarakat dunia, turut mengejar dan mengembangkan diri agar tidak tertinggal jauh di belakang. Sebagai bangsa yang besar, mengejar ketertinggalan ini perlu dilakukan secara terus menerus dalam segala aspek bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan, hukum, dan juga di bidang pendidikan itu sendiri. Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini, merupakan bagian integral dari usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki kemampuan atau keterampilan yang tinggi, moral dan budhi pekerti yang luhur, cerdas, kreatif, mandiri serta memiliki daya saing yang kuat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era millennium goals, era globalisasi dan era informasi dewasa ini, menuntut semua bidang kehidupan agar dapat menyesuaikan diri dengan tingkat kemajuan itu sendiri. Dalam pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini, salah satu upaya yang harus ditempuh, terutama di bidang pendidikan agama Hindu perlu menata pendidikan agama Hindu untuk masa depan yang lebih baik melalui pemahaman pendidikan secara komprehensif. Sesungguhnya pendidikan itu adalah poros perubahan individualisasi, perubahan internalisasi dan perubahan sosialisasi. Perubahan individualisasi yang dimaksud adalah usaha pendidikan untuk membantu, menolong dan membimbing para mahasiswa untuk mengenali dirinya, memahami apa yang ia miliki sebagai kekuatan untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya sekaligus untuk memilih masa depan yang ia miliki sendiri. Selanjutnya, pendidikan ke arah perubahan internalisasi adalah usaha menyampaikan nilai kepada mahasiswa, bagaimana nilai-nilai itu dapat terjelma dalam kehidupan mahasiswa itu sendiri. Sedangkan pendidikan ke arah perubahan sosialisasi adalah proses transformasi nilai budaya. Sejalan dengan itu, maka pembelajaran pendidikan agama Hindu di tingkat pendidikan tinggi, sangat diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu usaha atau upaya untuk melakukan penataan pendidikan agama Hindu bagi mahasiswa ke arah perubahan-perubahan itu sesuai dengan paradigma 1 bidang pendidikan. Arah perubahan ini didukung oleh empat pilar penting dalam pendidikan, yaitu: learning to know, adalah belajar untuk mengetahui sesuatu untuk memperoleh pengetahuan; learning to do, adalah belajar sambil berbuat dan belajar sambil mendalami; learning to live together, adalah belajar untuk hidup bersama dalam prinsip kebersamaan, kekeluargaan, kesejahteraan, kemitraan, dan kerjasama yang dilandasi oleh kasih sayang dan kepercayaan satu sama lain; dan learning to be, adalah tetap menjadi dirinya sendiri dengan segala karakteristiknya yang berbeda satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, maka sistem pembelajaran yang perlu ditempuh oleh para mahasiswa pada tingkat akademik, hendaknya memperhatikan empat pilar sebagaimana tersebut di atas. Konsep ajaran agama Hindu yang dilaksanakan memiliki karakteristik yang sangat khas. Kekhasan itu terletak dari adat dan budaya keagamaan yang melandasinya. Karenanya, aktualisasi ajaran yang ditransformasikan melalui pendidikan agama Hindu yang diterapkan oleh para mahasiswa terimplementasi dan terkolaborasi dengan kekhasan setempat. Dalam pengembangannya, pendidikan agama Hindu agar memperhatikan hal-hal yang sangat esensial yang sesuai dengan peningkatan iman dan takwa (sraddha dan bhakti), peningkatan akhlak mulia, kecerdasan dan minat mahasiswa, tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan agama Hindu sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam rangka mengentaskan dekadensi moral dan efek negative lainnya yang memang merupakan ranah garapan dari bidang pendidikan agama, khususnya agama Hindu. Secara akademik kompetensi yang dirumuskan adalah menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan agama Hindu sebagai komponen mata kuliah wajib umum pada program tingkat pendidikan; menjelaskan sejarah perkembangan Agama Hindu; menjelaskan konsep Brahmavidya (Teologi); menganalisis Veda sebagai Kitab Suci dan sebagai sumber hukum Hindu.; menjelaskan konsep manusia ideal sesuai perspektif Hindu; menggali nilai-nilai ajaran susila Hindu; menjelaskan ragam seni keagamaan berbasis budaya Hindu; menganalisis konsep kerukunan hidup berbasis ajaran Hindu; mendeskripsikan konsep masyarakat dalam perspektif Hindu; menganalisis ajaran kepemimpinan dalam perspektif nitisastra; menjelaskan kodifikasi hukum dalam perspektif Hindu; menjelaskan konsep ekonomi dalam perspektif arthasastra; menjelaskan konsep kesehatan dalam perspektif ayurveda; dan menganalisis hubungan ajaran Hindu dengan Modernitas. Kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan yang diharapkan dapat dibangun melalui pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Pendidikan Agama Hindu ini adalah mahasiswa mampu menyampaikan argumen akademik dan/atau profesional tujuan dan fungsi pendidikan Agama Hindu sebagai komponen 2 mata kuliah wajib umum pada program diploma dan sarjana; menyajikan overview sejarah perkembangan Agama Hindu di Indonesia; menalar konsep Brahmavidya; menyajikan hasil penelaahan konsep Veda sebagai kitab suci dan sumber hukum Hindu; membangun konsep manusia ideal dalam perspektif Hindu; menyajikan konsep ajaran susila Hindu; mengkreasikan ragam seni keagamaan berbasis budaya Hindu; menyajikan model kerukunan hidup umat beragama berdasarkan perspektif Hindu; menyajikan model masyarakat yang mampu membangun peradaban humanis; mengembangkan model kepemimpinan perspektif nitisastra; mengklasifikasikan kodifikasi hukum Hindu; mengidentifikasikan model ekonomi berbasis kerakyatan dalam perspektif arthasastra; mengidentifikasikan konsep kesehatan dalam perspektif ayurveda; dan memposisikan eksistensi Ajaran Hindu dengan perkembangan dunia modern. Sejalan dengan tujuan pembelajaran tersebut di atas, maka dalam rangka pengembangan pendidikan agama Hindu khususnya tingkat pendidikan tinggi yang dituangkan ke dalam penyusunan buku Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) menyajikan materi-materi sebagai berikut: 1. Tujuan dan fungsi pendidikan agama Hindu yang penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk menelusuri konsep, menanya, menggali landasan historis, sosiologis, politik, dan filosofis; membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan agama Hindu; mendeskripsikan esensi dan urgensi pendidikan agama Hindu bagi pembangunan. 2. Peran sejarah perkembangan agama Hindu dalam memberi pembelajaran positif, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri peran sejarah perkembangan agama Hindu; menanya alasan, mengapa diperlukan pembelajaran sejarah perkembangan agama Hindu; menggali sumber historis dalam pemetaan sejarah perkembangan agama Hindu; membangun argumen tentang pentingnya sejarah perkembangan agama Hindu; serta mendeskripsikan esensi dan urgensi peran pembelajaran perkembangan agama Hindu. 3. Ajaran Brahmavidya (teologi) dalam membangun sraddha dan bhakti (iman dan takwa) mahasiswa, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri konsep ajaran brahmavidya (teologi) dalam membangun sraddha dan bhakti (iman dan takwa) mahasiswa Hindu; menanya alasan mengapa diperlukan pemahaman terhadap konsep ajaran brahmavidya (teologi); menggali sumber historis dan filosofis tentang konsep ajaran brahmavidya (teologi); membangun argumen tentang pentingnya ajaran brahmavidya (teologi); dan mendeskripsikan konsep ajaran brahmavidya (teologi). 3 4. Peran studi Veda dalam membangun pemahaman mahasiswa tentang eksistensi Veda sebagai kitab suci dan sumber hukum, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri konsep dan urgensi studi Veda dalam membangun pemahaman mahasiswa tentang eksistensi Veda sebagai kitab suci dan sumber hukum; menanya alasan mengapa diperlukan studi Veda; menggali sumber historis, sosiologis, politik, dan filosofis tentang studi Veda dalam membangun pemahaman mahasiswa tentang eksistensi Veda sebagai kitab suci dan sumber hukum; mendeskripsikan esensi dan urgensi studi Veda. 5. Konsep manusia Hindu dalam membangun kepribadian mahasiswa yang berjiwa pemimpin, taat hukum, sehat, kreatif, dan adaptif, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri urgensi pembangunan kepribadian mahasiswa; menanya alasan perlunya membangun kepribadian mahasiswa; menggali sumber filosofis, teologis, dan sosiologis tentang konsep manusia Hindu; membangun kepribadian mahasiswa. 6. Ajaran susila Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri konsep dan urgensi ajaran susila Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu; menanya alasan mengapa ajaran susila Hindu diperlukan dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu; menggali sumber teologis dan filosofis tentang ajaran susila Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu; membangun argumen tentang dinamika dan tantangan ajaran susila Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu; dan mendeskripsikan esensi dan urgensi ajaran susila Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu. 7. Peran seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis basis kepribadian humanis mahasiswa, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri konsep dan urgensi peran seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis; menanya alasan mengapa diperlukan seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis; menggali sumber historis, sosiologis, dan filosofis tentang seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis; membangun argumen tentang dinamika dan tantangan seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis; dan mendeskripsikan esensi dan urgensi seni keagamaan dalam membentuk kepribadian yang estetis. 8. Membangun kerukunan sesuai ajaran Hindu, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri urgensi kerukunan dalam membangun masyarakat yang damai; menanya alasan mengapa diperlukan membangun kerukunan; menggali sumber historis, sosiologis, politik, dan filosofis dalam membangun kerukunan; membangun argumen tentang 4 dinamika dan tantangan dalam membangun kerukunan; dan mendeskripsikan esensi dan urgensi membangun kerukunan. 9. Membangun kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial sesuai ajaran Hindu, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri urgensi ajaran Hindu dalam membangun kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial; menanya alasan mengapa diperlukan pembangunan kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial sesuai ajaran Hindu; menggali sumber historis, sosiologis, dan filosofis tentang ajaran Hindu dalam membangun kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial; membangun argumen tentang cara membangun kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial sesuai ajaran Hindu; dan mendeskripsikan esensi dan urgensi pembentukan kesadaran mahasiswa sebagai mahluk sosial. Penyajian materi dan pengembangan serta pengkajiannya yang dirumuskan tersebut diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan meningkat kualitasnya baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa dan negara, serta mampu bersaing secara global. Melalui pendidikan ini mahasiswa diharapkan juga dapat meningkat kecerdasannya, harkat, dan martabatnya, mampu menjadi insan Hindu dan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa (sraddha dan bhakti) kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri serta selalu mampu membangun dirinya sendiri dan masyarakat sekelilingnya, dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 5 BAB I BAGAIMANA TUJUAN DAN FUNGSI MKWU PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM MEMBANGUN BASIS KEPRIBADIAN HUMANIS BAGI MAHASISWA? A. Menelusuri konsep pentingnya pendidikan agama Hindu dalam membangun basis kepribadian humanis bagi mahasiswa. Setelah Anda mempelajari dan menyelesaikan bab materi ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pentingnya pendidikan agama Hindu sebagai komponen mata kuliah wajib umum pada tingkat pendidikan tinggi. Apabila ditelusuri konsep dan urgensi Pendidikan Agama Hindu dalam membangun basis kepribadian humanis bagi mahasiswa, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Hindu yang diberikan di perguruan tinggi sebagai MKWU, diharapkan mampu membentuk kemampuan dan kepribadian diri peserta didik dalam membangun karakternya untuk menjadi manusia yang cerdas dan bermartabat serta sraddha dan bhakti (iman dan takwa) kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Mahasiswa hendaknya menyadari akan hal itu, bahwa demikian pentingnya pendidikan agama Hindu yang harus dibina dan diberikan serta dipelajari pada bangku kuliah. Kenapa demikian? Tanpa disadari kehidupan kita sebagai mahasiswa tidak bisa lepas dari pengaruhpengaruh pergaulan hidup atau pengaruh-pengaruh lingkungan, di mana saja mereka berada dan kapan saja serta pada tingkat apa saja hal itu bisa terjadi. Pengaruh itu kadang positif dan kadang pula negatif. Karenanya, dengan pengaruhpengaruh pergaulan atau lingkungan itu, terkadang kita dapat terbawa atau terseret kepada hal-hal yang cenderung menjerumuskannya. Betapa ironisnya dewasa ini, para mahasiswa lebih banyak mengerjakan hal-hal yang bukan menjadi kewajibannya, misalnya mengkonsumsi minuman keras, obat terlarang, membawa gambar dan majalah porno, video porno, dan lain sebagainya. Demikian pula etika, tata krama, sopan santun tidak lagi dianggapnya sebagai sesuatu yang keramat. Mereka menganggap bahwa etika itu seakan merupakan 6 belenggu yang tidak pantas lagi dilestarikan. Para mahasiswa menuntut kebebasan, kendati pun sesungguhnya mereka tidak mengerti dengan benar tentang apa itu kebebasan. Kebebasan yang mereka maksud adalah kemerdekaan (mahardika), yakni kebebasan yang bersifat semu. Karena kebebasan yang hakiki hanya dapat dicapai setelah jiwa itu dapat menyatu dengan Tuhan. Apa yang mereka tuntut berupa kebebasan itu, adalah bersifat semu dan bersifat sangat sementara. Banyak para mahasiswa dewasa ini ingin mengikuti kehendaknya sendiri, tanpa memperhatikan rambu-rambu, atau aturan-aturan yang berlaku. Kenapa para mahasiswa terkadang sulit untuk diarahkan berbuat yang baik dan benar sesuai dengan norma-norma agama? Hal ini adalah sebuah tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia ke arah peningkatan kualitasnya menjadi manusia yang utuh lahir dan batin, jasmani dan rohani, berbudi pekerti yang luhur, maju, mandiri serta bermartabat dan memiliki peradaban yang luhur. Semua hal tersebut harus berproses. Demikianlah, lalu pemerintah Indonesia secara konsisten menetapkan pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan sejak sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Hal ini dicerminkan dalam peraturan perundang-undangan yang tertuang baik dalam Undang-Undang Dasar 1945 maupun dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan perundang-undangan yang lain. Pengembangan pendidikan agama dalam mata kuliah wajib umum (MKWU) pada tingkat pendidikan tinggi mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Camkanlah itu dengan baik, bahwa standar nasional pendidikan tersebut adalah landasan juga yang dipakai untuk berpijak dalam penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di tingkat pendidikan tinggi. Selanjutnya, kita akan telusuri urgensi pendidikan agama Hindu dalam membangun kepribadian bagi mahasiswa. Perlu diketahui bahwa tujuan Agama Hindu sebagaimana tersurat di dalam Veda adalah “moksartham jagadhitaya ca iti Dharma”. Ungkapan ini mengandung arti bahwa dharma atau agama adalah bertujuan untuk membina kehidupan yang sejahtera dan bahagia, atau bahagia secara lahir dan batin. Untuk itu, di tingkat pendidikan tinggi, agama Hindu tidak cukup hanya dipelajari sebagai pengetahuan atau pemahaman saja, akan tetapi harus diamalkan oleh setiap mahasiswa, sehingga para mahasiswa benar-benar dapat mencerminkan suatu kehidupan yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian yang dilandasi dan dijiwai oleh ajaran agama. Para mahasiswa dituntut untuk senantiasa bersikap dan berbuat sesuai dengan ajaran agama, dan memiliki sifat, sikap dan budi pekerti yang luhur serta 7 berkepribadian mulia yang dicerminkan dalam kehidupannya, baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Anda perlu menyadari, betapa pentingnya pendidikan agama bagi setiap mahasiswa, karena hal itu sangat berpengaruh positif terhadap partumbuhan dan perkembangan budi pekerti dan kepribadian kita. Itulah sebabnya pendidikan agama benar-benar urgen dan perlu dipelajari sedini mungkin, sejak sekolah dasar sampai pada tingkat pendidikan tinggi untuk membangun dan mengembangkan kepribadian yang luhur. Mahasiswa, berkewajiban melaksanakan dan menumbuhkembangkan ajaran agama yang didapatkan di bangku kuliah ke dalam bentuk perilaku yang konkrit. Sedapat mungkin diharapkan dapat menjadi suri teladan dalam pelaksanaan dan pengamalan ajaran agama pada kehidupan seharihari. Dengan kata lain, Anda sebagai mahasiswa diharapkan benar-benar menjadi orang yang beragama, dapat hidup tentram dan bahagia yang didasari dan dilandasi sraddha dan bhakti (keimanan dan ketakwaan) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 yang dirubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan yang isinya antara lain menegaskan bahwa pada tingkat Perguruan Tinggi wajib diajarkan mata kuliah pendidikan agama secara mandiri, dan memenuhi standar-standar tertentu. Dengan demikian, maka para mahasiswa wajib hukumnya mendapatkan pembelajaran pendidikan agama. Pendidikan agama ini, sesungguhnya merupakan benteng yang kokoh bagi mahasiswa, yang mampu menghindarkan dirinya dari berbagai ancaman yang dapat merapuhkan dan meruntuhkan kehidupannya dari gangguan-gangguan, baik yang timbul dari dalam dirinya sendiri maupun yang datang dari luar. Agama berperan sebagai sumber pendorong dan alat untuk memecahkan masalah atau persoalan-persoalan hidup. Mahasiswa hendaknya menyadari, bahwa agama itu agar dijadikan pegangan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dalam arti, Anda hendaknya selalu berusaha dengan seoptimal mungkin untuk melaksanakan ajaran agama itu, baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka. Upaya ke arah itu sangat perlu Anda wujudkan dalam kehidupan nyata untuk membangun kepribadian yang utuh. Disamping berbagai konsep yang telah didiskusikan di atas, maka salah satu hal yang juga tidak dapat diabaikan dalam membahas perlunya pendidikan Agama Hindu dalam membangun kepribadian humanis adalah konsep “hakikat penjelmaan manusia ke dunia” sebagaimana yang dimuat dalam kitab suci Hindu. 8 1. Mahasiswa diminta untuk menelusuri konsep pentingnya pendidikan agama Hindu dalam membangun basis kepribadian humanis bagi mahasiswa. 2. Mahasiswa diminta untuk menunjukkan sloka/mantram dalam ajaran Veda yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi Agama Hindu dalam membangun basis kepribadian humanis bagi mahasiswa. B. Menanya alas...