Diantara banyaknya pahlawan negeri, berikut terdapat delapan tokoh pahlawan muslimah asal Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan, diantaranya sebagai berikut.
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Menuju 76 tahun kemerdekaan Indonesia, masih terabadikan dengan jelas sejarah perjuangan dibaliknya. Yaiti saat setiap orang dari segala golongan gotong royong, bahu membahu mengusahakan kemerdekaan Indonesia. Baik itu perempuan atau laki-laki, dari bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, perlawanan gerilya, pertahanan militer, atau yang lainnya. Semua orang berperan sesuai dengan kemahirannya demi kemerdekaan tanah airnya, Indonesia. Diantara banyaknya pahlawan negeri, berikut terdapat delapan tokoh pahlawan muslimah asal Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan, diantaranya sebagai berikut. 1. Sultanah Safiatuddin Sultanah Safiatuddin tercatat sebagai pemimpin wanita pertama di Kesultanan Aceh Darussalam. Beliau diangkat sebagai pemimpin setelah suaminya Sultan Iskandar Tsani wafat pada 1641 M. Dalam masa kepemimpinannya, terdapat pro dan kontra yang timbul tentang hukum seorang perempuan memimpin Aceh. Namun hal tersebut tidak melemahkan semangat Sultanah Safiatuddin untuk menjaga masyarakat. Terbukti selama Sultanah Safiatuddin memimpin, beliau membuat ragam bentuk strategi pemerintahan, seperti mengembangkan ilmu pengetahuan, menjaga stabilitas politik di tengah kolonialisme bangsa barat, membuat sistem pemerintahan yang efektif, mengatur komunikasi politik, ataupun memberikan zakat kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, dalam hal menjaga martabat perempuan di Aceh, Sultanah Safiatuddin juga merancang beberapa strategi, diantaranya menyusun undang-undang khusus tentang wanita, serta strategi mengangkat kedudukan wanita. 2. Cut Nyak Dhien Berikutnya, pahlawan wanita Indonesia yang juga datang dari Aceh adalah Cut Nyak Dien, yang berjuang dalam perlawanan melawan penjajah secara langsung. Tercatat dalan sejarah, bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh dalam melawah penjajah Belanda. Sehingga atas perjuangan yang dilakukan sampai akhir hayatnya itu, pada 2 Mei 1962 Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI Nomor 106 tahun 1964, menetapkan Cut Nyak Dien sebagai pahlawan nasional. 3. Raden Adjeng Kartini Nah, pahlawan ini pasti sudah sering kita dengar namanya. Lahir di Jepara, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan sosok pahlawan yang dikenal memperjuangkan emanispasi wanita Indonesia. Dapat diketahui, salah satu landasan perjuangan RA Kartini yaitu didasari pada adanya ketimpangan sosial yang dirasakan antara perempuan dan laki-laki di tanah Jawa. Sehingga daripada itu, beliau berjuang membela perempuan agar bisa mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, salah satu diantaranya ialah kebebasan mengenyam pendidikan. Karya-karya pemikiran dan perjuangannya yang lain juga diabadikan dalam buku. 4. Opu Daeng Risaju Pahlawan perempuan Indonesia berikutnya yang bisa kita ketahui adalah Famajjah atau dikenal sebagai Opu Daeng Risaju. Famajjah lahir di Palopo Sulawesi Selatan pada 1880 M. Semasa kecilnya, beliau belajar ilmu agama seperti mengkaji Al-Qur’an dan mempelajari ilmu fiqih yang ditulis oleh tokoh penyebar agama Islam di Sulawesi Selatan, Khatib Sulaweman Datung Patimang. Dalam sejarahnya, beliau dikenal sebagai pahlawan nasional atas jasanya menentang penjajahan Belanda, serta membangkitkan dan memobilisasi para pemuda untuk melakukan perlawanan terhadap tentara NICA. Sebagai seorang yang tidak mengenyam pendidikan formal, Opu Daeng Risaju mengenal dan mempelajari bidang politik saat tergabung aktif sebagai anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). 5. Rasuna Said Pahlawan selanjutnya yang perlu diketahui adalah Rasuna Said atau dikenal sebagai Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Beliau merupakan pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak wanita, dan pentingnya kaum wanita dalam proses meraih kemerdekaan. Rasuna Said lahir pada September 1910 di Maninjau, Sumatera Barat. Untuk terus mengenang perjuangannya, pemerintah Indonesia menetapkan beliau sebagai pahlawan nasional sejak 1974. 6. Laksamana Malahayati Keumalahayati atau akrab disebut Laksamana Malahayati, memiliki perjalanan perjuangannya sendiri. Dalam masa perjuangan melawan Belanda, beliau diangkat sebagai laksamana oleh Sultan Aceh dan diamanahkan untuk memimpin pasukan Inong Balee. Dalam sejarahnya, Laksamana Malahayati dikenal sebagai tokoh perempuan yang ahli di medan perang, dan mahir mewakili Sultan Aceh untuk melakukan perundingan damai dengan pihak Belanda. Atas jasanya tersebut, akhirnya pemerintahan Indonesia memberi gelar pahlawan kepada Laksamana Malahayati mendapat pada 10 November 2017. 7. Siti Walidah Siti Walidah atau akrab disebut Nyai Ahmad Dahlan merupakan pahlawan yang berperan aktif dalam berkiprah di ranah pendidikan, khususnya bagi perempuan. Dalam perjuangannya, Siti Walidah bersama dengan suaminya, KH Ahmad Dahlan, membangun sekolah-sekolah yang dirikan untuk masyarakat, yang selanjutnya digunakan sebagai tempat untuk mencerdaskan masyarakat dalam hal pendidikan agama ataupun umum. Pada September 1971, berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971, Siti Walidah diangkat sebagai Pahlawan Nasional. 8. Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah merupakan sosok reformator pendidikan yang pantang menyerah mempertahankan Sekolah Diniyah Putri di Padang Panjang. Meski namanya jarang terdengar di masyarakat umum, namun perjuangan beliau patut dikagumi dan dijadikan inspirasi. Karena semasa hidupnya, Syekhah Rahmah sangat teguh mendirikan sekolah diniyah bagi anak perempuan dan terus mempertahankannya. Di samping itu, saat petinggi Universitas Al-Azhar Mesir datang ke Padang dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Sekolah Diniyah Putri milik Syekhah Rahmah pada 1955, petinggi Al-Azhar kagum dengan ide dan upaya Syekhah Rahmah atas sekolah yang dibangunnya. Atas inspirasi tersebut, Universitas Al-Azhar akhirnya membuka Kulliyatul Lil Banat—fakultas khusus untuk perempuan yang direalisasikan pada 1962, dan Syekhah Rahmah diberikan gelar kehormatan "Syekhah" oleh Universitas Al-Azhar. Diketahui, beliau menjadi wanita pertama yanh mendapat gelar "Syekhah" dari Al-Azhar. (FAJR/Humas dan Media Masjid Istiqlal) Skip to content
Sumber: Litbang ”Kompas”, dari laman Kemensos dan pemberitaan ”Kompas”.
Mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional tentu bukan tujuan utama para pejuang bangsa. Mereka dengan sukarela dan segenap jiwa raga terjun untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan. Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, kedatangan penjajah di setiap wilayah Indonesia, tentu akan disambut dengan penolakan rakyat. Di situ akan muncul sosok-sosok pemimpin yang menggerakkan rakyat melakukan perlawanan. Tumbuhnya kesadaran akan kecintaannya terhadap tanah air, perjuangan untuk mengusir penjajah ditempuh dengan berbagai cara, bahkan tanpa peduli dengan keselamatan dan keamanan diri hingga harus bertaruh dengan nyawa. Keberanian sosok-sosok inilah yang menggerakkan Pemerintah untuk memberikan penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada negara. Setiap tahun, pada peringatan Hari Pahlawan, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional terhadap sosok pejuang yang memiliki jasa besar dan turut andil pada masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di masa sekarang, setelah Indonesia bisa menikmati alam kemerdekaan, menilai sosok pahlawan tentu akan berbeda dengan pada masa perjuangan kemerdekaan dulu. Pahlawan di masa kini adalah sosok yang dapat memberikan andil mengisi kemerdekaan sesuai bidangnya masing-masing untuk dipersembahkan kepada negara sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan terdahulu. Salah satu musuh terbesar bangsa Indonesia yang masih harus diperjuangkan adalah kemiskinan. Seusai upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2019 lalu, Presiden Joko Widodo mengajak bangsa Indonesia bersama-sama berjuang memberantas kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kesenjangan. Upaya bersama itu akan menjadi salah satu cara menghargai jasa para pahlawan yang sudah merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (“Hari Pahlawan: Kemiskinan Musuh Bersama”, Kompas, 11 November 2019). Hal itu terlihat jelas bahwa perjuangan bangsa Indonesia belum selesai. Masih dibutuhkan pahlawan-pahlawan bangsa yang memiliki keberanian dan semangat yang sama seperti pahlawan terdahulu untuk memberantas dan menghapus segala bentuk penjajahan dari bumi Indonesia menuju Indonesia yang berkemakmuran dan berkeadilan. Selamat Hari Pahlawan. Berikut pejuang-pejuang Indonesia yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah yang dirangkum dari Arsip Kompas dan beberapa sumber lainnya:
Masa Pemerintahan Presiden Soekarno
KOMPAS/TONNY D WIDIASTONO Monumen Pancasila Sakti.
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Menjadi korban penculikan dan pembunuhan kaum kontra revolusi yang menamakan diri Gerakan 30 September, yang telah mengadakan ‘coup’ terhadap pemerintahan resmi Presiden Soekarno, dengan membentuk Dewan Revolusi Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kronologi Peristiwa Kontra Revolusioner “30 September” (Kompas, 6 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Korban penembakan pada saat terjadi Gerakan 30 September Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 114/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Riwajat Singkat KS Tubun (Kompas, 18 Oktober 1965 halaman 2)
Jasa: Korban penculikan dan pembunuhan pada saat terjadi Gerakan 30 September di Yogyakarta Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 Kol Katamso & Letkol Sugijono Djenazahnja Diketemukan (Kompas, 21 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Korban penculikan dan pembunuhan pada saat terjadi Gerakan 30 September di Yogyakarta Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 118/KOTI/1965 tanggal 19 Oktober 1965 Kol Katamso & Letkol Sugijono Djenazahnja Diketemukan (Kompas, 21 Oktober 1965 halaman 1)
Jasa: Sjahrir berjasa besar dalam pergerakan nasional dan saat memimpin bangsa sebagai Perdana Menteri Kabinet di masa revolusi fisik. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 76/1966 yang berlaku mulai tanggal 9 April 1966. St Sjahrir Pahlawan Nasional (Kompas, 15 April 1966 halaman 1)
Jasa: Menumpas pemberontakan anggota KNIL pimpinan Andi Aziz di Sulawesi Selatan dan Gestapu semasa jabatannya sebagai Menteri Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 220/1966 tanggal 7 Oktober 1966. In Memoriam Laksamana Eddy Martadinata: Indonesia Kehilangan Puteranja jang Setia * Njanjian Terachir: Bunga Mawar dari Kajangan (Kompas, 8 Oktober 1966 halaman 1)
Jasa: pejuang emansipasi wanita, memberikan Pendidikan bagi kaum wanita dan mendirikan Sekolah Istri Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 252/1966 tanggal 1 Desember 1966 Pahlawan Kemerdekaan Dewi Sartika (Kompas, 3 Desember 1966 halaman 1) Masa Pemerintahan Presiden Soeharto
KOMPAS/JIMMY S HARIANTO Upacara pembukaan selubung pigura lukisan Ny. Ageng Serang Nataprajan, yang namannya kini diabadikan untuk Gedung Wanita di Kuningan, Jakarta Selatan.
Jasa: Pemimpin Perang Banjar melawan penjajah Belanda Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 06/TK/1968 tanggal 27 Maret 1968. Pangeran Antasari Pahlawan Nasional (Kompas, 27 Mei 1968 halaman 2)
Jasa: Sebagai sukarelawan anggota Dwikora, berhasil meledakkan sebuah bom di gedung kediaman “High Comissioner” Australia di Singapura pada waktu Pemerintah Orde Lama pra-Soeharto melakukan konfrontasi. Indonesia sedang bersengketa politik dengan Malaysia dan Singapura. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 050/TK/1968 tanggal 17 Oktober 1968 Upatjara Pemakaman Kedua Djenazah Pahlawan (Kompas, 21 Oktober 1968 halaman 1)
Jasa: Sebagai sukarelawan anggota Dwikora, berhasil meledakkan sebuah bom di gedung kediaman “High Comissioner” Australia di Singapura pada waktu Pemerintah Orde Lama pra-Soeharto melakukan konfrontasi. Indonesia sedang bersengketa politik dengan Malaysia dan Singapura. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 050/TK/1968 tanggal 17 Oktober 1968 Upatjara Pemakaman Kedua Djenazah Pahlawan (Kompas, 21 Oktober 1968 halaman 1)
Jasa: Meningkatkan kedudukan wanita terutama di desa-desa mengenai tatakrama, budi pekerti, dan kepribadian. Maramis mendirikan perkumpulan PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya) pada tahun 1917. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 012/TK/1969 tanggal 20 Mei 1969 Pahlawan Wanita Nasional Ibu Maria Walanda Maramis (Kompas, 2 Desember 1975 halaman 12)
Jasa: Bersama pahlawan Pattimura berjuang keras mengusir penjajah Belanda. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 012/TK/1969 tanggal 20 Mei 1969) Pahlawan Nasional Martha Tiahahu (Kompas, 14 November 1969 halaman 2)
Jasa: Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 016/TK/1971 tanggal 20 Mei 1971 Gelar Pahlawan Nasional untuk WR Supratman dan Njai A Dahlan (Kompas, 11 November 1971 halaman 1)
Jasa: Pergerakan pendidikan dan sosial di lingkungan Muhammadiyah dan Aisyiah. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 042/TK/1971 tanggal 22 September 1971 Gelar Pahlawan Nasional untuk WR Supratman dan Njai A Dahlan (Kompas, 11 November 1971 halaman 1)
Jasa: Gugur dalam tugas pada tanggal 29 Juli 1947 ketika pesawat Dakota VT-CLA yang mereka awaki bersama awak dan penumpang lain ditembak jatuh oleh dua pesawat Kittyhawk Belanda di Dusun Ngoto. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974 Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
Jasa: Gugur dalam tugas pada tanggal 29 Juli 1947 ketika pesawat Dakota VT-CLA yang mereka awaki bersama awak dan penumpang lain ditembak jatuh oleh dua pesawat Kittyhawk Belanda di Dusun Ngoto. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974 Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
Jasa: pejuang politik yang berjasa dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia di Wilayah Aceh Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974 Gelar “Pahlawan Nasional” untuk 3 Orang (Kompas, 12 November 1974 halaman 1)
Jasa: Pejuang wanita yang ikut dalam pertempuran Perang Diponegoro. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/1974 tanggal 13 Desember 1974 Wanita Harus Jadi Pasangan Sayap Bangsa Bersama Pria (Kompas, 26 Desember 1974 halaman 1)
Jasa: Pejuang kemerdekaan sejak penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan berjasa pada masa sesudah kemerdekaan. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/1974 tanggal 13 Desember 1974 Wanita Harus Jadi Pasangan Sayap Bangsa Bersama Pria (Kompas, 26 Desember 1974 halaman 1)
Jasa: Gugur dalam kecelakaan pesawat RI-003 Avro Anson di Tanjung Hantu Perak, Malaysia. Penerbangan tersebut dalam rangka menjalankan tugas menembus blokade Belanda guna mencari bantuan dan mengusahakan keperluan bagi raykat di Sumatera yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975 Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
Jasa: Gugur dalam pertempuran Perang Puputan melawan penjajah Belanda Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975 Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
Jasa: Gugur dalam kecelakaan pesawat RI-003 Avro Anson di Tanjung Hantu Perak, Malaysia. Penerbangan tersebut dalam rangka menjalankan tugas menembus blokade Belanda guna mencari bantuan dan mengusahakan keperluan bagi raykat di Sumatera yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975 Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
Jasa: Tokoh pemberontak Tentara Pembela Tanah Air (PETA) Blitar pada masa pendudukan Jepang Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 063/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975 Gelar Pahlawan dan Anugerah Bintang untuk 18 Putra Indonesia (Kompas, 16 Agustus 1975 halaman 1)
Jasa: Berhasil mempersatukan Pulau Jawa, termasuk daerah Jawa Timur, Madura, Cirebon, dan Priangan. Hanya Banten yang belum dapat dipersatukan karena mendapat rintangan besar dari VOC. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975 Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
Jasa: Memimpin perlawanan terhadap Belanda di Kartasura Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975 Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
Jasa: Kemampuannya untuk mengungkapkan kata-kata Melayu dalam puisi modern hingga menyegarkan dan puisinya kaya dengan bunyi bahasa. Penganugerahan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975 Tiga Pahlawan Nasional Diangkat (Kompas, 6 November 1975 halaman 1)
KOMPAS/JB SURATNO Pemerintah hari Sabtu (8/11/1986) menganugerahkan penghargaan Pahlawan Proklamator untuk bekas Presiden RI pertama, Dr Ir Soekarno almarhum dan bekas Wakil Presiden RI pertama, Dr Mohammad Hatta almarhum, serta gelar Pahlawan Nasional untuk Raden Panji Soeroso dan Radin Inten II. Presiden Soeharto bersama Ny. Tien kemudian menyalami Ny. Hartini Soekarno sebagai wakil ahli waris Bung Karno yang menerima penghargaan didampingi Guntur. Untuk Bung Hatta diterima Dr Sri Edi Swasono, untuk RP Soeroso diterima putranya, Dr MT Soeyono (keempat dari kiri) dan untuk Radin Inten II diterima putranya, Radin Inten (keenam).
Jasa: Mendorong dan memimpin bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden pertama Republik Indonesia Penganugerahan: Gelar Pahlawan Proklamator, dianugerahkan oleh Presiden Soeharto di Istana Negara, 8 November 1986 melalui Keputusan Presiden Nomor 81/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986. Pada 7 November 2012 Presiden Soekarno dikukuhkan kembali sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta. Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1) Penghargaan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno dan Hatta (Kompas, 7 November 2012 halaman 2)
Jasa: Mendorong dan memimpin bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia Penganugerahan: Gelar Pahlawan Proklamator, dianugerahkan oleh Soeharto di Istana Negara, 8 November 1986 melalui Keputusan Presiden Nomor 81/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986. Pada 7 November 2012 Presiden Soekarno dikukuhkan kembali sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta. Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1) Penghargaan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno dan Hatta (Kompas, 7 November 2012 halaman 2)
Jasa: Aktif sebagai anggota Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Fraksi Nasional. Pernah menjabat sebagai penasihat Sutan Syahrir, Ketua Hokokai, dan wakil ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 82/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986 di Istana Negara, 8 November 1986 Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
Jasa: Gigih mengorganisir dan memimpin perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda di Lampung. Ia gugur dalam pertempuran karena disergap tentara Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 82/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986 di Istana Negara, 8 November 1986 Pemberian Gelar Pahlawan Proklamator: Nostalgia Setelah 19 Tahun (Kompas, 9 November 1986 halaman 1)
Jasa: Berjuang selama 16 tahun (1741-1757) sejak Geger Pacinan melawan Kompeni (Belanda) dan Pakubuwono II, juga Perebutan Tahta Ketiga (1749-1757). Piwulang yang diajarkannya mengandung nilai-nilai etos bangsa. Penganugerahan: Dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 1988 bedasar Surat Keputusan Presiden Nomor 048/TK/1988 tanggal 17 Agustus 1988 Pangeran Sambernyawa Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 1988 halaman 4)
Jasa: Melawan penjajah Belanda, pendudukan Jepang, pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia kedua, dan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 1990 melalui Keppres Nomor 053/TK/1990 tertanggal 30 Juli 1990. Gelar Pahlawan Nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Kompas, 9 November 1990 halaman 1)
KOMPAS/JB SURATNO BINTANG MAHAPUTRA ADIPRADANA/UTAMA – Presiden Soeharto hari Selasa (9/11/1993) menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana/Utama kepada ahli waris dari Sultan Iskandar Muda (alm), I Gusti Ketut Jelantik (alm), Frans Kaisiepo (alm), Silas Papare (alm), Marthen Indey (alm), Ny. Juliana Djuanda (alm), serta Prof Dr Hamka (alm), di Istana Merdeka. Kepala Negara sedang mengalungkan medali Bintang Mahaputra Utama kepada Rusdi Hamka mewakili almarhum Prof Dr Hamka.
Jasa: Berjuang melawan penjajah Portugis, Belanda dan Inggris di Sumatera dan Malaka tahun 1915-1929. Pernah menjadi raja termuda Kerajaan Aceh. Penganugerahan: oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993. Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
Jasa: Berjuang melawan penjajahan Belanda (1846- 1849), yaitu pada peristiwa Buleleng dan perang Jaga Raga di Bali. Penganugerahan: oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993. Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
Jasa: Ditunjuk sebagai Gubernur Pertama Irian Jaya (sekarang Provinsi Papua Barat), berjasa dalam integrasi Irian Jaya dengan Indonesia. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993. Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15) Nama dan Peristiwa: Melengkapi jumlah 94 pahlawan nasional yg tercatat sampai tahun 1993, diusulkan lima calon pahlawan nasional (Kompas, 12 Agustus 1993 halaman 20)
Jasa: Membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) untuk menghimpun kekuatan dan mengatur perjuangan membela dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, ikut membentuk Provinsi Irian Barat di Jakarta sebagai pemerintah tandingan Pemerintah Belanda di Irian Barat, delegasi RI dalam perundingan untuk penandatanganan New York Agreement 1962 yang merupakan persetujuan pengembalian Irian ke tangan RI dari tangan Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993. Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
Jasa: Terlibat dalam usaha pengembalian Irian Barat ke tangan RI, menyampaikan Piagam Kota Baru pada 1962 kepada Presiden Soekarno yang menegaskan tekad penduduk Irian Jaya untuk tetap setia kepada RI, anggota MPRS mewakili Irian Jaya selama 1963 – 1968. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1993 di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993. Lima Putra RI Peroleh Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1993 halaman 15)
Jasa: Raja Kesultanan Tidore yang berkali-kali mengusir Belanda dari Maluku Utara. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1)
Jasa: Ikut dalam arus Perang Padri (1821-1838) kemudian memimpin Perang Padri tahun 1832 dimana ia melawan pasukan Belanda, menghancurkan benteng Belanda Fort Amerongen, diberi julukan de padrische tigjer van Rokan oleh Belanda yang berarti harimau Padru dari Rokan. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana. Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1) Tuanku Tambusai: Putra Riau yang Menyerang Dua Penajajah *Box (Kompas, 8 November 1995 halaman 20)
Jasa: Bergerilya melawan Kompeni Belanda di Jawa Barat, memimpin 5.000 pasukan dari suku Sunda, Melayu, Makasar, dan Bugis. Ia akhirnya ditangkap Belanda dan diasingkan di Cape Town, Afrika Selatan. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November di Istana Merdeka melalui Keputusan Presiden nomor 071/TK/1995, dianugerahkan juga Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana. Tiga Penerima Gelar Pahlawan Nasional *40 Lainnya Dianugerahi Bintang RI (Kompas, 10 November 1995 halaman 1), Gelar Pahlawan Syekh Yusuf, Merupakan Kado Istimewa (Kompas, 10 November 1995 halaman 15) Potret Seorang Pahlawan yang Nyaris Terlupakan * Tinjauan Buku: Syekh Yusuf Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang (Kompas, 28 Februari 1995 halaman 16)
Jasa: Istri Soeharto, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ia mendirikan TMII Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1996 di Istana Merdeka melalui Keppres No 60/TK/1996 tanggal 30 Juli 1996. Gelar Pahlawan Untuk Ny Tien Soeharto (Kompas, 10 November 1996 halaman 1)
Jasa: Diangkat sebagai Yamtuan (semacam Perdana Menteri) di tahun 1772, ia membangun Kerajaan Melayu sebagai negara terkaya di Asia Tenggara. Semasa hidupnya ia selalu menentang Belanda dan tidak pernah mau diajak berunding oleh Belanda. Selain masyarakat Riau, Raja Haji mengikutsertakan masyarakat Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Malaysia untuk melawan Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1997 di Istana Merdeka melalui Keppres No. 072/TK/1997 Pahlawan Nasional dari Riau: Raja Haji Fisabilillah (Kompas, 12 November 1997 halaman 1) Raja Haji, Pahlawan Bahari Abad Ke-18 * Box (Kompas, 9 Agustus 1996 halaman 24) Masa Pemerintahan Presiden BJ Habibie
Jasa: Mantan Wakil Presiden 1918 – 1983, berjuang melawan penjajah dan mempertahankan prinsip kemerdekaan, membawakan politik luar negeri bebas aktif, memperjuangkan integrasi Timor Timur, pembebasan Irian Barat dan merumuskan ASEAN Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6)
Jasa: Mantan Gubernur Kalimantan Tengah 1957 – 1967 yang berandil besar dalam kemerdekaan Indonesia, mengangkat derajat suku Dayak, mempelopori pembangunan kota Palangkaraya, dan merintis pembangunan Kalimantan Tengah. Namanya diabadikan untuk Bandar Udara Palangkaraya oleh Menteri Perhubungan Ir Azwar Anas pada Hari Pahlawan 1988 Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6), Tjilik Riwut Diabadikan untuk Bandar Udara Palangkaraya (Kompas, 13 November 1988 halaman 13)
Jasa: Mantan Sultan Pasir Kalimantan Timur, pernah menjadi Arung Matoa atau Raja Wajo Sulawesi Selatan 1726-1765, ia gencar melawan penjajah Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Ia juga menerima piagam Bintang Mahaputera Adipradana. Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6)
Jasa: Mantan Sultan Siak Sri Indrapura Riau 1915-masa kemerdekaan. Ia melawan Belanda di Siak, membangun sekolah-sekolah, dan menyumbangkan hartanya untuk rakyat. Penganugerahan: Oleh Presiden BJ Habibie ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Merdeka pada 9 November 1998 melalui Keputusan Presiden nomor 109/TK/1998. Ia juga menerima piagam Bintang Mahaputera Adipradana. Adam Malik Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1998 halaman 6) Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
KOMPAS/JB SURATNO Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, Selasa (09 November 1999) di Istana Wakil Presiden-Jakarta, atas nama pemerintah, menganugerahkan gelar pahlawan nasional, disertai tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana, kepada tiga orang yakni Alm Prof Dr Hazairin SH (Mendagri tahun 1953-1955); alm H Ilyas Yacoub (Ketua DPRD Sumatera Tengah tahun 1950); dan alm Abdul kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan (tokoh pejuang dari Kalbar).
Jasa: Tokoh pejuang dari Kalimantan Barat Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden nomor 114/TK/1999 tanggal 13 Oktober 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana. Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6)
Jasa: Ahli hukum adat Indonesia, guru besar hukum, juga penulis buku-buku hukum dan politik. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Sibolga (1946), Residen Bengkulu (1950), Menteri Kehakiman dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo (1950-1953), dan Menteri Dalam Negeri (1953-1955). Di bidang akademik, ia menjabat sebagai Rektor Perguruan Tinggi Hukum Militer, pembina & ketua Yayasan Universitas Islam Jakarta, dan sekretaris Senat Guru Besar UI. Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden 074/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana. Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6) Prof. Dr. Hazairin SH Tutup-usia (Kompas, 12 Desember 1975 halaman 1)
Jasa: Ketua DPRD Sumatera Tengah tahun 1950 Penganugerahan: Oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Wakil Presiden pada 9 November 1999 melalui Surat Keputusan Presiden 074/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999, dianugerahkan juga tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 1999 halaman 6)
Jasa: Menjahit bendera Merah-Putih Indonesia, Istri Presiden Soekarno Penganugerahan: Oleh Presiden Abdurrahman Wahid ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 118/TK/2000. Presiden Berikan Gelar Pahlawan kepada Fatmawati Soekarno (Kompas, 9 November 2000 halaman 11) Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
Jasa: Menteri Pertahanan pertama di Indonesia Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetakan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002 Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
Jasa: Berjasa di TNI, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1966-1972 Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002 Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
Jasa: Berjasa di TNI, Wakil Ketua DPA tahun 1978-1983 Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002 Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
Jasa: Raja Luwu, Sulawesi Selatan, tahun 1935-1946 Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002 Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
Jasa: Tokoh pejuang kemerdekaan Toraja Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2002 di Istana Negara Jakarta melalui Keppres nomor 073/TK/2002 tanggal 6 November 2002 Presiden Megawati Anugerahkan Lima Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2002 halaman 6)
Jasa: Pelopor pergerakan kemerdekaan dari Gorontalo, melawan Belanda dan Jepang, mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya, Jawa Timur, dan memimpin penumpasan pemberontakan Permesta di Gorontalo tahun 1958. Penganugerahan: Oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2003 di Istana Negara melalui Keppres No 085/TK/2003, 5 November 2003 Bing Slamet dan AA Navis Dapat Penghargaan (Kompas, 8 November 2003 halaman 11)
KOMPAS/JOHNNY TG Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution di depan lukisan istrinya, Ny. Yohana Sunanti. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Jasa: Tokoh pejuang yang membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pernah ditahan bersama Soekarno di penjara Banceuy dan penjara Sukamiskin, Jawa Barat. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
Jasa: Raja Bone ke-32 yang dikenal menentang pemerintahan kolonial Belanda, pernah menolak tawaran pemerintah kolonial Belanda untuk dijadikan pejabat di Gowa Barat. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
Jasa: Tokoh bahasa melayu dan pencipta sajak Gurindam Dua Belas (1847) Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
Jasa: Tokoh ulama tahun 1850 yang dikenal sebagai pejuang dan meninggal dunia dalam pengasingannya di Manado Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
Jasa: Tokoh pejuang yang secara konsisten melawan penjajahan Belanda, dikenal sebagai pemrakarsa pembentukan tentara sukarela Pembela Tanah Air, yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
Jasa: Tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat untuk membela kemerdekaan, seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, dan Halo Halo Bandung Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 di Istana Negara Jakarta melalui Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004 Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 11 November 2004 halaman 9)
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING GELAR PAHLAWAN NASIONAL – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ucapan selamat kepada Rachmi Aziah, putri tunggal dari pencipta lagu Ismail Marzuki, yang mewakili ayahnya untuk menerima gelar Pahlawan Nasional dari negara, Rabu (10/11) di Istana Negara. Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, Ahmad Rifa’i, dan Gatot Mangkoepradja juga menerima gelar Pahlawan Nasional.
Jasa: Menentang kehadiran Belanda yang membonceng Sekutu. Ia tetap mempertahankan pendirian delegasi RI di saat Belanda berpendirian bahwa tentara RI harus keluar garis demarkasi yang ditarik di antara pos-pos Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005. Ia juga menerima Bintang Mahaputra Adipradana. FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4) Kilas Daerah: Bagindo Aziz Chan Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 8 November 2005 halaman 24)
Jasa: Berjuang melawan penjajah Belanda pada tahun 1901-1905, memimpin lebih dari 3.000-an warga Karo yang menolak Tanah Karo dijadikan kawasan perkebunan oleh Belanda, kepemimpinannya ditunjuk langsung oleh warga Karo. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005. FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4) Masyarakat Karo agar Teladani Kiras Bangun * Falsafah Hidupnya Layak Jadi Panutan Masa Kini (Kompas, 26 November 2005 halaman 27)
Jasa: Panglima TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2005 melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005. FOTO: Anugerah Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2005 halaman 4)
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING ANUGERAH GELAR PAHLAWAN NASIONAL – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan plakat kepada Fatiha Aidilfitrini, mewakili ayahnya, Bagindo Azizchan, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, Rabu (9/11/2005). Tiga orang lainnya, Kiras Bangun, Andi Abdullah Bau Massepe, dan Mayjen TNI (Purn) Tengku Rizal Nurdin juga menerima gelar Pahlawan Nasional.
Jasa: Pelopor berdirinya Keraton Yogyakarta dan sultan pertama di Keraton Yogyakarta. Ia mencintai seni dan menghasilkan karya tari, antara lain Beksa Lawung, Beksa Sekar Medura, dan wayang wong. Penganugerahan: Oleh pemerintah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2006 melalui Keppres No 005/TK/2006, 3 November 2006 Gelar Pahlawan Nasional untuk HB I * Dilakukan Tasyakuran di Makam Imogiri, Bantul (Kompas Jogja, 10 November 2006 halaman 5) Foto: Menuju Makam Sultan HB I (Kompas, 10 November 2006 halaman 2)
Jasa: Perintis kemerdekaan, yang pada zaman revolusi fisik digelari the great smuggler oleh pihak sekutu karena keberaniannya menyelundupkan senjata untuk perjuangan. Ia aktif di organisasi Indonesia Muda, Gerindo, GAPI, PNI Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007. Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1) Langkan: Depsos Usulkan Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2007 halaman 12) AK Gani Meninggal Dunia (Kompas, 28 Desember 1968 halaman 1)
Jasa: Tokoh politik Indonesia mendirikan dan menjadi penggerak utama pertemuan Musyawarah Federal di tahun 1948), berjasa dalam pelaksanaan diplomasi politik luar negeri Indonesia Penganugerahan: Oleh Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007. Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
Jasa: Pejuang Jawa Timur yang memimpin pasukannya melawan penjajah Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007. Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
Jasa: Pejuang dari Jawa Tengah yang ikut mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI dengan memimpin pemuda pejuang. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007. Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1)
Jasa: Wartawan perempuan pertama dan Pemimpin Redaksi Soenting Melajoe, surat kabar perempuan yang terbit di Padang, Sumatera Barat. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2007 di Istana Negara melalui Keppres No 066/TK/2007 tanggal 6 November 2007, dianugerahkan juga Bintang Jasa Utama. Pada 8 November 2019 di Istana Negara Presiden Joko Widodo mengukuhkan kembali Rohana sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120 Tahun 2019 Hari Pahlawan: Bung Tomo, Tanpa Gelar Pahlawan (Kompas, 10 November 2007 halaman 1) Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Perdana Menteri RI Pertama (1950-1951), menyatakan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950, “Mosi Integral” Natsir merupakan salah satu mosi paling bernilai dalam sejarah parlemen dan sejarah kontemporer Indonesia, salah satu penandatangan “Petisi 50” untuk mengoreksi kebijakan Presiden Soeharto. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008. Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
Jasa: Melawan Belanda dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, salah satu tokoh pejuang kemerdekaan yang mendapat panggilan kehormatan “Bung” bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008. Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
Jasa: Mantan Ketua Umum Persatuan Umat Islam, memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan Indonesia, mempertahankan Indonesia dari agresi Belanda, dan memimpin penghadangan pergerakan militer Belanda di wilayah Karesidenan Cirebon. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2008 di Istana Negara, dianugerahkan juga Bintang Mahaputra Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/2008 tertanggal 6 November 2008. Tiga Pahlawan Nasional * Natsir, Bung Tomo, dan Abdul Halim (Kompas, 8 November 2008, halaman 15)
Jasa: Berjasa di Angkatan Laut, dengan kapalnya The Outlaw melakukan pengamanan pelayaran kapal bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ikut aktif pula dalam penumpasan RMS di Maluku lalu PPRI/Permesta Penganugerahan: oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara, dianugerahkan juga bintang Mahaputera Adipradana melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009. Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
Jasa: Rektor dan guru besar Universitas Gadjah Mada 1962-1966 Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009. Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
Jasa: Menteri Luar Negeri periode 1945-1952, perumus naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tokoh yang mengambil inisiatif dan usaha dalam insiden Rengasdengklok Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2009 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 058/TK/2009. Pahlawan: Tiga Orang Dapat Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2009 halaman 12)
Jasa: Mantan Menteri Kemakmuran, ditunjuk menjadi Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 19 Desember 1948-13 Juli 1949 saat Bung Karno dan Hatta ditawan. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Tokoh Islam sekaligus sastrawan yang ikut bergerilya melawan Belanda, ia adalah penulis novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: pendiri Partai Katolik yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat parlemen (Volksraad), ia pernah beberapa kali menjabat sebagai menteri dan bergerilya di wilayah Jawa Tengah serta Jawa Timur pada Agresi Militer Belanda II. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Pejuang, ulama yang aktif di bidang pendidikan, politik, dan pemerintahan Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Pejuang dan perintis yang mendorong tumbuhnya organisasi sosial dan politik pada masa awal pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Pejuang pendidikan nasional, menteri pendidikan nasional, tokoh Tamansiswa Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Berperan dalam perumusan negara Indonesia melalui PPKI mewakili Sunda Kecil, hadir dalam perumusan naskah teks proklamasi Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011 di Istana Negara berdasar Keppres No 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011 Hari Pahlawan: Tujuh Pahlawan Baru Ditetapkan (Kompas, 9 November 2011 halaman 4)
Jasa: Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, mengendalikan perbedaan pendapat di antara anggota BPUPKI tentang dasar negara dan menyampaikan ide-ide kemerdekaan di masa pendudukan Jepang. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013. Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2)
Jasa: Ikut bergerilya ketika bertugas sebagai Kepala Staf Panglima Besar Jenderal Soedirman, pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang RI 1950-1954, ikut hadir dalam Konferensi Meja Bundar 1949 di Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013 Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2)
Jasa: Diplomat dari Sulawesi Utara yang berhasil mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memerintahkan Belanda mengadakan gencatan senjata dengan RI dan meyakinkan eksistensi Indonesia di PBB. Penganugerahan: Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2013 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 tanggal 6 November 2013. Hari Pahlawan: Ketua BPUPKI Jadi Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2013 halaman 2) Masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo
Jasa: Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, menyebarkan semangat kebangsaan di kalangan pesantren, memprakarsai Kongres Al-Islam (1923-1926) bersama tokoh Islam lainnya. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014. Pendiri NU Pahlawan Nasional * Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
Jasa: Mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Utara, memimpin perlawanan Front Tanah Karo saat Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1949, ia juga berperan dalam penumpasan PRRI di wilayah Sumatera. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014. Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
Jasa: Berperan dalam perumusan naskah proklamasi serta mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014. Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
Jasa: berjasa pada peristiwa revolusi di Surabaya, ia mendesak panglima pertahanan Jepang menyerahkan senjata dan merebut obyek-obyek vital di Surabaya pada 1945. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2014. Pendiri NU Pahlawan Nasional *Anugerah buat Empat Tokoh (Kompas, 8 November 2014 halaman 11)
KOMPAS/RIZA FATHONI Penganugerahan Gelar Pahlawan – Istri almarhum Letjen TNI Djamin Ginting, Likas Beru Tarigan (kiri) menerima ucapan selamat diantarnya dari Wakil Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayjen TNI Purn. Sukotjo Tjokroatmodjo (kedua dari kiri) setelah penganugerahan gelar pahlawan untuk mendiang suaminya oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2014). Selain itu, tiga tokoh lain yaitu Sukarni Kartodiwirjo, KH Abdul Wahab Chasbullah dan Jenderal Mayor TKR HR Mohamad Mangoendiprojo juga menerima gelar pahlawan.
Jasa: Pemimpin Muhammadiyah pada 1942-1953, ia pernah tergabung dalam BPUPKI dan PPKI. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015 Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2) Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
Jasa: Raja Badung VII yang berperan penting dalam perang Puputan Badung melawan Belanda. Semasa hidupnya, Made Agung juga membuat karya sastra yang membangkitkan semangat perjuangan, di antaranya Geguritan Dharma Sasana, Geguritan Nengah Jimbaran, dan Kidung Loda. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015 Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2) Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
Jasa: pernah bergabung dalam satuan polisi istimewa di Surabaya. Pada pertempuran Surabaya 1945, Jasin memimpin pasukannya bertempur melawan tentara kolonial. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015 Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2) Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
Jasa: dikenal sebagai pejuang yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar di Jawa Timur. Isman juga pendiri Koperasi Simpan-Pinjam Gotong Royong tahun 1957, organisasi yang juga berperan atas lahirnya Golkar. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015 Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2) Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
Jasa: pendiri surat kabar Fadjar Kemadjoean (1924-1928), yang kemudian menerbitkan surat kabar Semangat Hidoep (1940). Dua surat kabar tersebut berisi semangat mengobarkan perlawanan terhadap kaum kolonial. Ia juga mendeklarasikan berdirinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa yang dibuat sebagai bentuk perlawanan rakyat Minahasa terhadap penjajah yang bergerak lewat jalur keagamaan. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2015 di Istana Negara berdasar Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2015 tanggal 4 November 2015 Kolom Politik: Pahlawan Nasional (Kompas, 14 November 2015 halaman 2) Kebangsaan: Gelar Pahlawan untuk Lima Putra Terbaik (Kompas, 6 November 2015 halaman 2)
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Ahli waris berfoto bersama usai Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional 2015 di Istana Negara, Kamis (5/11/2015). Kelima orang yang mendapat anugerah sebagai pahlawan nasional tersebut adalah Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung, dan Ki Bagus Hadikusumo.
Jasa: Memimpin dan melakukan perjuanan bersenjata atau perjuangan politik untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan bangsa. FOTO: Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional (Kompas, 10 November 2016 halaman 4)
Jasa: Laksamana perempuan pertama dari Aceh yang memimpin armada laut untuk berperang melawan Belanda pada 1559, membentuk pasukan Inong Balee yang beranggotakan para janda prajurit Aceh. Di bawah komando nya, Inong Balee menewaskan penjajah Belanda, Cornelis de Houtman. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017 Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
Jasa: Menenggelamkan kapal Belanda, Malaka’s Walvaren, dan memenangi peperangan pada 1784. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017 Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
Jasa: Ulama pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Nusa Tenggara Barat, ia ikut berjuang mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017 Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1)
Jasa: Tokoh pergerakan pemuda Indonesia yang memprakarsai pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947. Bersama HMI, ia menentang keras gagasan Negara Islam Maridjan Kartosuwiryo, ia berjuang mempertahankan ideologi Pancasila dari kelompok-kelompok yang ingin mengubahnya. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 2017 di Istana Negara melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/2017 Hari Pahlawan: Mencari Makna Pahlawan pada Zamannya (Kompas, 10 November 2017 halaman 1
Jasa: Mendirikan Perkumpulan Arab Indonesia, yang kemudian menjadi Partai Arab Indonesia pada 1934, untuk mendorong integrasi keturunan Arab menjadi bangsa Indonesia. Pernah tergabung dalam BPUPKI dan turut merumuskan UUD 1945. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2) Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
Jasa: Satu-satunya perempuan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun 2018, ia aktif di Jong Islamieten Bond, mendirikan badan kelaskaran KRIS Muda Mandar di Balanipa Mandar, Sulawesi Barat dan Fujinkai, wadah gerakan perempuan sebelum Indonesia merdeka. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2) Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
Jasa: Melawan penjajah Belanda pada periode 1830-1851, ia melawan monopoli perdagangan timah yang menindas rakyat Bangka Belitung. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2) Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
Jasa: Aktif dalam organisasi Muhammadiyah, membentuk Partai Islam Indonesia, serta bergabung dalam Jong Islamieten Bond. Saat memasukkan Piagam Jakarta dalam Pembukaan UUD 1945, ia mendorong dihapuskannya kalimat ”dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” dari sila pertama Pancasila sebagai bentuk toleransi terhadap kawasan Indonesia timur. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2), Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
Jasa: Gubernur pertama dan pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Kalimantan Selatan. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2) Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
Jasa: Pejuang dari Banten yang ikut mengangkat senjata mengusir penjajah, ia bergabung dalam Pembela Tanah Air (Peta) bentukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, KH Syam’un pun menjadi Panglima TKR Divisi 1000/I. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018 di Istana Merdeka melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 Foto: Pahlawan Nasional (Kompas, 9 November 2018 halaman 2) Pahlawan Nasional: Indonesia Rumah Bersama (Kompas, 9 November 2018 halaman 1)
KOMPAS/NINA SUSILO Presiden Joko Widodo memberi selamat kepada Anies Baswedan yang juga Gubernur DKI Jakarta setelah penetapan Abdurrahman Baswedan, kakek Anies, sebagai pahlawan nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Dalam acara pemberian gelar tersebut, AR Baswedan diwakili putra bungsunya, dr Samhari Baswedan (kiri). Selain AR Baswedan, pemerintah juga menetapkan Agung Hajjah Andi Depu dari Sulawesi Barat, Depati Amir dari Bangka Belitung, Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, Pangeran Mohammad Noor dari Kalimantan Selatan, dan Brigjen KH Syam’un dari Banten sebagai pahlawan nasional.
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI juga intelektual Muhammadiyah yang ikut merumuskan Pancasila bersama Panitia Sembilan lainnya. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019 Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI, tokoh Nahdlatul Ulama, pemimpin Barisan Sabilillah, pernah menjadi menteri agama di era pemerintahan Soekarno- M Hatta. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019 Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Anggota BPUPKI/PPKI, Panitia Sembilan dan pernah menjadi menteri keuangan. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019 Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Guru Besar Emeritus Fakultas Kedokteran UGM yang berjasa di bidang kedokteran, kesehatan, dan pendidikan. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019 Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Sultan Buton yang melawan penjajah Belanda. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2019 di Istana Negara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120/TK/2019 Hari Pahlawan: Perumus Kemerdekaan Jadi Pahlawan (Kompas, 10 November 2019, halaman 2)
Jasa: Sultan Ternate Ke-24, Berhasil mengalahkan Portugis dan mengusirnya dari Ternate Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Raja di wilayah Sekar (Fakfak), Raja yang memperjuangkan Papua menjadi bagian dari negara Indonesia Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Kapolri pertama, Peletak dasar kepolisian nasional yang profesional dan lebih modern. Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Tokoh pergerakan nasional Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Tokoh pergerakan nasional, Salah satu tokoh pemuda yang berikrar pada peristiwa Sumpah Pemuda. Beliau merupakan Gubernur Sumatera Utara yang pertama. Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Panglima perang kesultanan Jambi, Membangun pertahanan dan perlawanan terhadap Belanda Penganugerahan: oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2020 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 117/TK/2020 tertanggal 6 November 2020 Hari Pahlawan: Presiden: Perjuangan Saat Ini Hadapi Covid-19 (Kompas, 11 November 2020 halaman 1)
Jasa: Pelopor perfilman nasional dan internasional yang membuat industri perfilman di Indonesia menjadi maju. Pada tahun 1944, mendirikan kelompok sandiwara Maya yang berperan menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan RI. Tahun 1950, mendirikan perusahaan film pribumi bernama N.V. Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang kemudian membuat film Darah dan Doa (the long march of Siliwangi) yang dianggap sebagai film Indonesia pertama. Hari pertama pengambilan gambarnya ditetapkan sebagai Hari Film Indonesia. Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
Jasa: Tokoh keagamaan, tokoh politik, dan pemimpin militer yang menjadi juru runding pada saat perang di Batavia antara Kesultanan Banten dan VOC yang menghasilkan kesepakatan penghentian perang. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021. Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
Jasa: Tokoh yang menentang penindasan Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat di Moutong. Menolak menandatangani “Lang Contract”, sebuah perjanjian yang diajukan Belanda karena dinilai merugikan masyarakat. Penganugerahan: Oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2021 di Istana Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109/TK/Tahun 2021 tanggal 25 Oktober 2021. Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2)
Jasa: Tokoh pemersatu yang melakukan perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan untuk melawan VOC, dan mempersatukan kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan terutama kerajaan-kerajaan Bugis seperti Wajo, Bone, dan Soppeng. Hari Pahlawan: Jasa Pahlawan Diperingati dengan Khidmat (Kompas, 11 November 2021 halaman 2) Sumber: Arsip Kompas Referensierror: Content is protected !! |