Bola.com, Jakarta - Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya imajinatif. Puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Pesan yang ingin disampaikan penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahkan, bahasa dalam puisi juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Puisi biasanya dibuat berdasarkan pengalaman hidup atau ide-ide kreatif yang bermakna. Hal tersebut yang membuat banyak orang menyukai puisi. Dalam membuat tentunya tidak mudah. Ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat atau menyusun puisi. Yap, ada beberapa karakteristik dari puisi yang perlu diperhatikan sebelum menyusunnya, seperti ciri-ciri, unsur, jenis hingga contohnya. Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri puisi, jenis, unsur hingga contohnya, seperti dikutip dari laman GuruPendidikan dan ZonaReferensi, Rabu (27/1/2021). Ilustrasi menulis, puisi. (Gambar oleh cromaconceptovisual dari Pixabay)Sebelum mengenali ciri-ciri puisi, kamu tentunya harus mengetahui jenis-jenis puisi terlebih dahulu. Jenis puisi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi LamaPuisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama, seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:
Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:
Ciri-Ciri Puisi secara Umum 1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf. 2. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah. 3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi. 4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan. 5. Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan. Ciri-Ciri Puisi Lama 1. Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi. 2. Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya. 3. Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise. 4. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut. Ciri-Ciri Puisi Baru 1. Nama pengarang atau penulis puisi diketahui. 2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama. 3. Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah. 4. Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi. 5. Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun. 6. Puisi biasanya berbentuk empat seuntai. 7. Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra. 8. Pada tiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata. 9. Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan. Ilustrasi menulis puisi. Credit: pexels.com/YlaniteDiksi Diksi adalah pilihan kata yang pas dan selaras dalam puisi. Pilihan kata yang pas akan menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi. Majas Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bahasa kiasan agar puisi yang ditulis terlihat indah serta menarik. Bahasa kiasan mempunyai tujuan untuk mengemukakan secara otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang puisi. Rima atau Unsur Bunyi Rima atau unsur bunyi bisa disebut sebagai sajak. Jadi, rima merupakan satu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak. Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi yang ditulis. Citraan atau Imajinasi Citraan dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai kata yang biasa dipakai untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata-kata yang dipakai itu memberi kesan pada panca indra untuk pembaca. Jenis-jenis citraan dalam puisi antara lain, citraan pandang, citraan dengar, citraan rasa, serta citraan pengecap. Ilustrasi membuat puisi. Credit: unsplash.com/fotografiAku Ingin Karya: Sapardi Djoko Damono Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada 1989 Hujan Bulan Juni Karya: Sapardi Djoko Damono tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Sumber: GuruPendidikan, ZonaReferensi |