Berikan pendapatmu mengenai Peran orang tua dalam mendampingi masa remaja

Halodoc, Jakarta - Masa puber, atau lebih akrab dikenal dengan sebutan pubertas, membawa banyak perubahan untuk anak, pun sudah pasti ibu dan ayah sebagai orangtua. Anak sedang berada dalam masa transisi dari kecil menuju dewasa. Selain itu, tidak semua orangtua juga paham terkait cara terbaik dalam mendukung anaknya saat mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional.

Namun, sebenarnya ibu dan ayah tidak perlu khawatir, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung dan mendampingi masa puber anak. Hal ini dilakukan anak dapat terbebas dari masalah yang kerap terjadi pada remaja, seperti minder atau kurang percaya diri. Salah satu caranya adalah dengan meyakinkan mereka. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini!

Pentingnya Peran Orangtua di Masa Puber Anak

Pubertas hanyalah serangkaian perubahan alami yang terjadi pada setiap anak untuk pendewasaan. Beberapa dari mereka akan berjibaku dengan perubahan, sedangkan lainnya akan melewati masa ini tanpa merasakan apa pun, hingga momen ini sudah terlewati. Hanya sebagian kecil dari anak yang mengalami gejolak ekstrem selama menjalani fase ini. 

Baca juga: Anak Masuk Masa Puber, Ketahui Cara Menghadapinya

Namun, masa puber pada anak ini terbilang krusial. Sebagai orangtua, ayah dan ibu wajib memberikan pendampingan dan dukungan sepenuhnya agar fase ini dapat terlewati tanpa rasa khawatir, atau setidaknya fase ini menjadi fase yang menyenangkan untuk dilalui. Dengan memberikan perhatian lebih, kedekatan antara orangtua dan anak juga dapat lebih baik.

Lalu, langkah apa yang membedakan pada anak laki-laki dan perempuan agar mampu melewati masa puber? Berikut ini ulasannya:

  • Masa Puber pada Anak Perempuan

Masa puber anak perempuan biasanya dapat terlihat karena dirinya mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Maka dari itu, peran ibu sangat penting untuk mengedukasi anak terkait keluarnya darah dari bagian intimnya dan hal-hal yang perlu dipersiapkan saat menstruasi kembali setiap bulannya. Pastikan untuk mengajarkan anak membawa beberapa buah pembalut di tas dan menjelaskan cara untuk menggunakannya dan membuangnya.

Selain itu, ibu juga perlu menjelaskan cara yang paling tepat untuk meredakan perasaan nyeri saat haid. Beritahu jika masalah ini dapat menjadi lebih baik dengan menempelkan botol air hangat di perut dan konsumsi pereda nyeri jika dirasa sangat tidak nyaman. Pastikan juga anak diajarkan jika perubahan ini adalah hal yang wajar pada setiap wanita sebagai bentuk pendewasaan.

Baca juga: Perkembangan Fisik pada Remaja yang Perlu Diketahui

  • Masa Puber pada Anak Laki-Laki

Untuk membantu anak laki-laki melewati masa pubertas dapat berbeda dengan anak perempuan. Ayah atau ibu dapat menjelaskan tentang bagian intimnya, terutama pada testis dan penis. Untuk testis, ayah dapat memberitahu jika testis mungkin saja berkembang tidak rata. Selain itu, ukuran penis pada setiap pria juga tidak memengaruhi fungsi seksualnya dan saat ereksi juga ukurannya tidak berbeda jauh.

Selain itu, anak laki-laki juga dapat mengalami ejakulasi saat tidur, yang disebut juga dengan mimpi basah. Hal ini normal untuk terjadi pada setiap laki-laki yang sedang mengalami masa pubertas. Anak juga sudah dapat mengalami ereksi secara spontan saat melihat atau merasakan sesuatu yang dapat membuatnya terangsang. Namun, jika ayah atau ibu merasakan kekhawatiran, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

Sebagai orangtua, cobalah untuk memahami apa yang anak rasakan. Jadilah teman yang menyenangkan untuk mendengar semua keluh sang buah hati, tentang tubuhnya, pergaulannya, atau hal kecil lain yang mungkin sangat berarti baginya. Cobalah untuk meyakinkannya jika perubahan yang terjadi adalah fase normal, semua anak mengalaminya. Hanya saja, setiap anak mungkin memiliki cerita yang berbeda.

Peran orangtua memang sangat penting di masa puber anak, karena pada fase ini dirinya menjadi rentan mengalami gangguan pada remaja. Rendah diri, pemalu, dan rasa kurang percaya diri adalah beberapa di antaranya. Pada kondisi yang lebih buruk, anak bisa mengalami stres, depresi, hingga kelainan psikologis lain sebagai akibat dari pergaulan sosial di lingkungannya. 

Komunikasi pun menjadi kunci penting dalam mendampingi anak melalui fase puber. Berikan pujian atas keberhasilan yang dicapai, tetapi hindari memuji berlebihan. Selalu berikan arahan agar anak lebih percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya lebih baik lagi pada setiap kesempatan. Rangkulan ibu dan ayah menjadi obat yang paling ampuh ketika mereka melalui kekecewaan atau kegagalan, dalam hal apapun. 

Baca juga: 6 Tanda Pubertas pada Remaja Laki-Laki

Jika masih memiliki pertanyaan lainnya, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter dari Halodoc agar segera mendapatkan solusi. Hanya dengan download aplikasi Halodoc, ayah atau ibu bisa mendapatkan saran langsung dari profesional tanpa harus tatap muka. Penggunaan aplikasi Halodoc dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan smartphone di tangan!

Referensi: 
Better Health Channel. Diakses pada 2021. Parenting Children Through Puberty.
Raising Children. Diakses pada 2021. Parents: Role Models and Positive Influences for Teenagers.
Psychology Today. Diakses pada 2021. Adolescence and the Influence of Parents.

Berikan pendapatmu mengenai Peran orang tua dalam mendampingi masa remaja

Keluarga/ orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan aman, memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal di kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini mungkin. Orangtua memberikan kasih sayang, penerimaan, penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.

Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan antara orangtua dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif; terdapat batas yang wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga performa di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu anak akan lebih terhindar dari hal-hal negatif seperti, depresi dan penggunaan narkoba.

Budaya, kepercayaan, tradisi, dan nilai yang dianut dalam suatu keluarga juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada orangtua Cina-Amerika menyebutkan bahwa para orang tua memiliki cukup andil dalam mengatur tingkah laku anaknya, sehingga masalah terkait penyimpangan perilaku pada anak jarang dijumpai.

Pada masa remaja-dewasa muda, orangtua memiliki tugas dan peran baru seiring dengan berubahnya kebutuhan anak pada masa ini. Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah perubahan secara fisik, kognitif, dan juga sosial. Anak akan mulai melepaskan diri dari ketergantungan pada keluarga dan mulai fokus pada kehidupan sosial di luar rumah. Tantangan bagi orangtua adalah bagaimana harus menyeimbangkan antara mempertahankan ikatan dalam keluarga dan meningkatkan otonomi anak seiring dengan bertambahnya usia dan pendewasaan pada anak. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa orangtua yang tetap mempertahankan komunikasi yang baik dan hangat memiliki anak dengan luaran lebih baik dalam kehidupan sosialnya, tidak menggunakan narkoba, mengalami gangguan cemas dan depresi yang lebih sedikit daripada anak dengan orangtua yang tidak menjaga komunikasi pada masa remaja-dewasa muda.

Keberhasilan tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat luas. Peran keluarga utamanya orangtua sangat penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan pengertian. Mengapa peran keluarga utamanya orangtua sangat penting? Lingkungan paparan pertama dan tersering bagi anak-anak adalah keluarga. Pembentukan karakter dan proses tumbuh kembang pertama kali dimulai dari sini. Anak-anak harus dipersiapkan sedini mungkin untuk menjadi penentu kehidupannya nanti. Harus dipersiapkan untuk bisa membuat keputusan sendiri dan tumbuh menjadi pribadi yang kompeten di masyarakat. Proses ini dapat didapatkan sedini mungkin tergantung pada lingkungan tempat tinggal anak dibesarkan.

Kondisi yang optimal di rumah, pemenuhan nutrisi yang cukup, dan interaksi antar orangtua maupun dengan anak sangat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.   Orangtua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi sosial dan kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan senang bermain, mengeksplorasi hingga menemukan berbagai hal baru yang dapat meningkatkan level perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Harapannya kelak dapat menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan produktif.

UNICEF bersama dengan komunitas lain memberdayakan keluarga dan komunitas di lingkungan sekitarnya untuk membantu setiap anak mendapatkan awal yang baik di kehidupannya. Salah satu bentuk upaya UNICEF untuk membantu mencapai tumbuh kembang anak yang optimal dan meningkatkan taraf hidup anak adalah program kerjasama dengan WHO, Care for Child Development. Dalam program ini lebih difokuskan pada kerjasama orangtua dan keluarga dalam menrawat dan mendidik anak secara efektif. Program ini sudah terbukti memiliki hasil yang baik pada keluarga maupun anaknya sendiri.

Pada Family and community practice that promote child survival, growth and development terdapat 12 hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak:

  1. Imunisasi
  2. Pemberian ASI
  3. Makanan pelengkap selain ASI
  4. Micronutrients
  5. Kebersihan
  6. Treated bednets
  7. Asupan makanan dan minuman
  8. Perawatan di rumah
  9. Care-seeking
  10. Adherence
  11. Stimulation
  12. Antenatal care

Kedua belas hal di atas membutuhkan peran orangtua, keluarga, komunitas, hingga pemerintah setempat agar dapat terlaksana dengan baik. Sehingga tumbuh kembang anak bisa optimal dan angka harapan hidup khususnya pada anak pun bisa meningkat.

SUMBER: