Lihat Foto Show KOMPAS.com - Sama seperti cabang olahraga lain yang ada di bumi, dalam sebuah pertandingan pencak silat, seorang pesilat bisa saja melakukan pelanggaran. Apabila terjadi pelanggaran, wasit akan memberikan hukuman. Ketika bertanding di sebuah matras, kedua pesilat akan saling melawan menggunakan teknik dan jurus mereka masing-masing. Namun, dalam sebuah pertandingan apapun bisa saja terjadi termasuk pelanggaran. Ya, dalam pertandingan pencak silat kategori tanding memang tidak bisa dipungkiri bahwa kedua pesilat akan saling adu pukul dan tendang dengan teknik mereka masing-masing. Baca juga: Lama Pertandingan Pencak Silat Akan tetapi, tidak semua bagian tubuh bisa menjadi sasaran serangan dalam pertandingan pencak silat. Adapun bagian tubuh yang dilarang untuk diserang dalam pertandingan pencak silat adalah dari bagian leher ke atas (kepala) dan kemaluan. Jika kedapatan melakukan hal tersebut, maka akan terjadi pelanggaran. Dalam pertandingan pencak silat kategori tanding terdapat dua jenis pelanggaran, yaitu pelanggaran berat dan ringan. Pelanggaran Berat dalam Pertandingan Pencak SilatDikutip dari buku Pencak Silat (2015) karya Erwin Setuo Kriswanto, S.Pd., M.Kes., AIFO, pesilat kedapatan melakukan pelanggaran berat apabila: Baca juga: Aba-aba dalam Pertandingan Pencak Silat
Pelanggaran Ringan dalam Pertandingan Pencak Silat
Lihat Foto Yang termasuk pelanggaran ringan dalam pencak silat apabila: Baca juga: Sasaran Memukul Lawan dalam Pencak Silat
tirto.id - Ada sejumlah peraturan dalam pertandingan pencak silat. Peraturan itu meliputi sejumlah hal yang berkaitan dengan jalannya pertandingan hingga penentuan pemenang. Perumusan aturan di dalam pertandingan pencak silat dilakukan seiring dengan terbentuknya IPSI, atau Ikatan Pecak Silat Indonesia (IPSI). Peraturan baku di pertandingan pencak silat mulai resmi diterapkan saat olahraga ini dipertandingkan di level nasional, yakni pada PON ke-8 tahun 1973. Sebelum itu, pencak silat telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat nusantara. Sebagai tradisi, pencak silat tumbuh di banyak daerah dengan berbagai varian gerakannya. Dalam buku Keyakinan dan Kekuatan Seni Bela Diri Silat Banten (2016: 2), Gabriel Facal menulis bahwa pusat-pusat perkembangan pencak silat di Indonesia pada masa klasik ada di Sumatera dan Jawa. Di masa klasik, pencak silat menjadi bagian kecakapan prajurit kerajaan, termasuk Sriwijaya dan Majapahit. Sejumlah penguasa lokal juga tercatat memanfaatkan jasa para ahli beladiri ini untuk memperkuat pasukannya. G.J. Nawi melalui buku Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi (2016: 3), menyebut salah satu contoh penguasa yang menyewa jasa pendekar adalah Pangeran Jayakarta. Penguasa Sunda Kelapa itu sering merekrut pendekar untuk menjadi komandan regu prajuritnya, atau pengawal dirinya. Pada sekitar tahun 1618, jumlah pasukannya mencapai 6.000-an orang. 4 Kategori Aturan Umum di Pertandingan Pencak SilatDari segi definisi umum, pencak silat adalah sistem pertahanan diri yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Dikutip dari modul Olahraga dan Rekreasi terbitan Kemendikbud (2017), pada saat seorang pesilat bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti pergeseran posisi lawan secara berkelanjutan. Lalu, segera setelah menemukan kelemahan di pertahanan lawan, pesilat tersebut dapat mencoba menjatuhkan musuh dengan serangan yang cepat. Selama ini, aturan dalam pertandingan pencak silat dirumuskan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Peraturan itu kerap diperbarui oleh IPSI secara berkala. Namun, secara umum, terdapat 4 peraturan, yakni sistem pertandingan, penentuan pemenang, hukuman untuk pelanggaran, serta ketentuan perolehan poin. Mengutip buku Pencak Silat: Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat Teknik-teknik dalam Pencak Silat Pengetahuan Dasar Pertandingan Pencak Silat (2015), berikut ini beberapa ketentuan umum dalam peraturan pertandingan pencak silat. 1. Sistem pertandingan a. Katagori tanding pencak silat Di kategori tanding, dua pesilat saling beradu kemampuan berikut:
b. Sistem waktu Ketentuan durasi pertandingan pencak silat di kategori tanding adalah sebagai berikut:
c. Ketentuan dalam pertandingan Sejumlah ketentuan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding adalah:
2. Penentuan Pemenang Pertandingan Pencak Silat Dalam katagori tanding pencak silat ada beberapa peraturan untuk menentukan pemenang. Detail ketentuan terkait sistem penentuan pemenang tanding pencak silat adalah sebagai berikut. a. Menentukan pemenang dengan sistem angka/poin Dalam katagori tanding penentuan seorang pemenang dengan sistem angka sangat relevan dan umum terjadi. Ketentuan umumnya adalah:
b. Menentukan pemenang dari segi teknik Dalam katagori tanding, penentuan pemenang pertandingan pencak silat berdasar sistem teknik juga sering terjadi. Berikut ketentuannya:
c. Menang atas lawan dengan sistem didiskualifikasi Penentuan pemenang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding juga bisa karena faktor diskualifikasi, dengan ketentuan berikut:
d. Menang karena pertandingan tidak seimbang e. Menang mutlak Menang mutlak adalah kondisi ketika lawan terjatuh karena serangan sah kemudian tidak bangun dan tidak sadar saat wasit telah menghitung sampai sepuluh dalam waktu 10 detik. f. Menang karena pihak lawan tidak hadir saat jadwal pertandingan telah dimulai. 3. Hukuman pelanggaran di pertandingan pencak silat Seorang pesilat diharuskan paham secara baik peraturan apa saja yang berlaku di pertandingan, termasuk sejumlah larangan. Sebab, jika melanggar larangan, pesilat akan menerima hukuman. Hukuman untuk pelanggaran dalam pertandingan pencak silat terbagi jadi 4 level, yakni teguran, peringatan I, peringatan II, dan diskualifikasi. Berikut penjelasan tentang masing-masing hukuman tersebut. a. Teguran Teguran disampaikan kepada pesilat yang melakukan pelanggaran ringan saat bertanding. Ada 2 jenis ketentuan teguran. Pertama, untuk Teguran I, konsekuensinya pemerolehan poin/angka pesilat dikurangi 1. Kedua, di Teguran II, perolehan poin/angka pesilat dikurangi 2. b. Peringatan I Jika dalam satu babak seorang pesilat melakukan pelanggaran ringan dan mendapat teguran dari wasit hingga teguran ke-3, ia menerima Peringatan I. Konsekuensi Peringatan I adalah poin/angka pesilat akan dikurangi 5. c. Peringatan II Jika pesilat terkena peringatan II, perolehan poin/angka milknya dikurangi 10. d. Diskualifikasi Diskualifikasi adalah tingkat hukuman terburuk yang diterima oleh pesilat. Hukuman ini dijatuhkan karena pesiliat tidak bisa mengontrol diri dan mengabaikan teknik dalam bertanding. Berikut kesalahan fatal seorang pesilat yang bisa berujung pada hukuman diskualifikasi:
4. Peraturan Poin/Nilai dalam Pertandingan Pecak Silat Sistem penentuan poin atau nilai dalam pertandingan pencak silat kategori tanding didasari oleh sejumlah ketentuan umum sebagai berikut. a. Penilaian berdasarkan teknik serangan, tangkisan, menjatuhkan lawan, dan mengunci lawan. b. Penilaian berdasarkan kerapian teknik dan seni yang didasarkan atas kaidah-kaidah di pencak silat. Dalam penilaian ini, pesilat akan memperoleh poin terendah 2 hingga maksimal 5. c. Berikut ketentuan poin dalam pertandingan pencak silat katagori tanding:
d. Bagian tubuh yang boleh diserang dan menghasilkan poin di kategori tanding pencak silat:
c. Bagian tubuh yang tidak boleh diserang di pertandingan pencak silat kategori tanding:
Baca juga artikel terkait PENJASKES atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati Penulis: Ega Krisnawati Editor: Addi M Idhom Kontributor: Ega Krisnawati |