Berapa lama sakit tumbuh gigi geraham pada anak

Tekanan dari gusi yang dirasakan bayi ketika giginya mau tumbuh akan terasa sangat tidak nyaman. Itu sebabnya bayi pun jadi sering menggigit benda di sekitarnya sebagai tanda tumbuh gigi.

Jika Anda masih menyusui dan bayi mulai menggigit, perhatikan baik-baik ketika rahangnya mulai menegang. Segera selipkan jari Anda yang bersih di antara gusi bayi lewat ujung bibirnya.

Ingatkan dengan lembut bahwa ia tak seharusnya menggigit Anda. Apabila ia menggigit kerangka boks atau ranjang, lapisi dengan kain lembut yang bisa menyerap air.

4. Gusi membengkak

Gusi yang memerah dan membengkak dapat menjadi ciri bayi tumbuh gigi yang juga wajar. Jika bagian gusi terlihat, coba berikan pijatan ringan pada gusinya dengan jari Anda yang bersih.

Ia mungkin akan kaget atau protes ketika Anda pertama kali melakukan ini, tetapi ia akan merasa lebih nyaman setelah gusinya dipijat.

Anda juga bisa memijatnya dengan kain lembut yang sudah dibasahi dengan air dingin.

5. Sering terbangun di malam hari

Rasa tidak nyaman yang dirasakan anak tak hanya muncul di pagi atau siang hari saja. Bahkan ketika sedang tidur, ia bisa terbangun karena rasa sakit atau gatal pada gusinya.

Perhatikan jika bayi sering terbangun di malam hari tanpa alasan yang jelas dan di jam yang tidak biasa. Kemungkinan ini jadi ciri atau tanda bayi tumbuh gigi.

6. Susah makan

Mulut anak bisa terasa tidak nyaman akibat tumbuh gigi, sehingga ia pun jadi susah makan.

Jika berbagai cara sudah dilakukan dan bayi Anda tetap rewel atau menolak makan, kemungkinan hal ini termasuk ciri-ciri bayi tumbuh gigi.

Sebaiknya, segera hubungi dokter agar diberikan saran pengobatan yang aman untuk usia si kecil.

7. Menarik telinga atau menggaruk pipi

Bayi akan mulai menarik daun telinga atau menggaruk pipinya, sebagai ciri atau tanda bayi tumbuh gigi. Hal ini dilakukan karena gusi terasa sedikit gatal dan tak nyaman.

Hati-hati karena ia mungkin menggaruk pipi dan menarik telinganya saat tertidur. Jadi, pastikan bahwa kuku sudah dipotong dan tangan anak senantiasa bersih.

8. Demam

Hingga saat ini, belum ada fakta atau penelitian yang menunjukkan bahwa demam pasti terjadi pada kondisi tumbuh gigi pada bayi.

Prof. Melissa Wake, peneliti dari Centre for Community Child Health di Royal Children’s Hospital di Melbourne, pun telah melakukan penelitian tentang hal ini pada tahun 1990-an.

Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa bayi tidak mengalami peningkatan suhu yang signifikan saat mereka tumbuh gigi.

Akan tetapi, demam saat tumbuh gigi mungkin saja terjadi. Bukan karena tumbuh gigi, tapi lebih karena terkena infeksi kuman atau bakteri dari luar yang menyebabkan anak demam.

Apabila demam mencapai 38 derajat Celsius ke atas, kemungkinan penyebabnya bukan karena gigi yang akan tumbuh.

9. Batuk atau muntah

Bayi belum bisa mengendalikan semua otot dan saraf di dalam mulut dan tenggorokan. Apalagi, di dalam mulut bayi terlalu banyak air liur, sehingga bayi tersedak saat berusaha menelan.

Hal ini biasanya ditandai dengan batuk-batuk atau muntah. Jika batuk dan muntah tidak disertai pilek, flu, atau diare, Anda tidak perlu khawatir. Bisa jadi ini merupakan tanda bayi tumbuh gigi.

10. Pilek

Tidak hanya demam, orangtua juga merasa bahwa pilek juga menjadi ciri bayi tumbuh gigi. Sebenarnya, kondisi ini tidak selalu terjadi dan belum ada penelitian pasti.

Pilek atau flu yang menyerang tubuh si kecil selama masa-masa ini bukan merupakan efek samping dari tumbuh gigi.

Melainkan karena sistem kekebalan tubuh bayi yang sedang menurun, sehingga lebih rentan terhadap serangan infeksi.

11. Memasukkan tangan ke dalam mulut

Untuk meredakan rasa tidak nyaman atau gatal yang muncul, mungkin bayi akan sering memasukkan tangannya ke dalam mulut.

Sebaiknya Anda menjaga agar tangan, mainan, dan benda-benda yang mungkin disentuh tetap bersih. Ingatkan juga bayi Anda untuk menghindari hal ini.

Apa yang harus dilakukan saat bayi tumbuh gigi?

Berapa lama sakit tumbuh gigi geraham pada anak

Tumbuh gigi adalah proses alami yang terjadi pada semua anak, tetapi bisa membuatnya merasa terganggu.

Ketika Anda melihat ciri atau tanda tumbuh gigi pada bayi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu si kecil melewati dan meringankan rasa sakit, seperti:

Gosok gusi dengan lembut

Gunakan jari yang bersih untuk menggosok lembut gusi bayi yang akan ditumbuhi gigi selama 2 menit.

Si kecil biasanya akan mengemut jari untuk membantu meredakan keluhan gusi yang gatal dan nyeri saat tumbuh gigi.

Berikan mainan yang aman untuk digigit oleh bayi

Bayi yang sedang dalam masa ini biasanya sangat senang mengunyah, atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut guna meredakan rasa nyeri.

Biasanya, bayi menyukai sesuatu yang dingin ketika dimasukkan ke dalam mulut. Anda bisa memberikan empeng dingin maupun teether yang sebelumnya telah disimpan di dalam kulkas.

Usahakan jangan memberikan empeng maupun teether yang terlalu dingin bahkan sampai beku. Hal ini dikhawatirkan justru dapat melukai mulut si kecil.

Pijat gusi bayi sebelum mulai menyusui

Untuk mencegah agar bayi tidak menggigit puting payudara sehingga menimbulkan luka, Anda bisa memijat gusinya terlebih dahulu sebelum menyusui.

Tahukah Anda bahwa ada penelitian yang mengungkap bahwa 90% orang yang memiliki gigi geraham bungsu, ternyata mengalami kondisi yang disebut gigi geraham bungsu tumbuh miring.  Lho, apa itu gigi geraham bungsu? Mengapa gigi yang satu ini tumbuh miring? Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita kenali dulu macam-macam gigi di dalam mulut untuk mempermudah Anda memahami geraham bungsu ini.

Macam-macam Gigi di Dalam Mulut

Sepanjang hidup manusia, ia akan mengalami dua tahapan perkembangan gigi, yakni gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu adalah gigi yang pertama tumbuh saat seseorang masih balita antara usia 2,5 hingga 3 tahun, kemudian akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen di antara usia 6 hingga 12 tahun. Berikut jenis-jenis gigi dan fungsinya masing-masing.

  1. Gigi Seri. Gigi Seri adalah gigi yang terletak di bagian depan mulut dan digunakan untuk menggigit makanan. Ada 4 gigi seri di bagian atas dan 4 di bagian bawah. Gigi seri pertama yang termasuk gigi susu biasanya mulai muncul pada bayi berusia 6 bulan. Kemudian pada usia sekitar 6 hingga 8 tahun, gigi seri permanen menggantikan gigi seri bayi yang tanggal.

    Gigi seri adalah gigi yang amat penting untuk menunjang penampilan dan rasa percaya diri saat berhubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi seri dengan saksama. Gigi seri yang retak dan berlubang bisa mengurangi rasa percaya diri Anda.

  2. Gigi Taring. Dikenal paling tajam dan sangat ampuh untuk merobek makanan, khususnya makanan yang liat seperti daging. Gigi taring umumnya muncul saat bayi berusia sekitar 16 bulan hingga 20 bulan. Ada 2 gigi taring atas dan dua gigi taring bawah, masing-masing di sebelah kanan dan kiri gigi seri.

    Saat masih berupa gigi susu, taring atas tumbuh terlebih dahulu dibanding taring bawah. Namun pada tahap pertumbuhan gigi permanen, gigi taring bawah tumbuh lebih dahulu dibanding gigi taring atas. Gigi taring bawah muncul di usia sekitar 9 tahun, sementara gigi taring atas muncul di usia 11 hingga 12 tahun.

  3. Gigi Geraham Depan atau Premolar. Gigi geraham depan ini berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan. Gigi ini tidak memiliki tahapan gigi susu, geraham depan tumbuh pada usia sekitar 10 tahun. Geraham depan dekat taring adalah yang pertama muncul, baru kemudian geraham depan kedua muncul sekitar satu tahun kemudian. Orang dewasa memiliki total 8 buah gigi geraham depan, yaitu masing-masing 2 di kiri atas, 2 di kiri bawah, 2 di kanan atas, dan 2 di kanan bawah.
  4. Gigi Geraham Belakang atau Molar. Tidak jauh berbeda dari gigi geraham depan, gigi geraham belakang juga berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan yang masuk ke dalam mulut. Secara keseluruhan ada 8 geraham belakang yang dimiliki oleh orang dewasa. Yang berbeda adalah gigi geraham belakang punya tahapan gigi susu yang muncul antara usia 12 bulan hingga 28 bulan. Kemudian pada usia sekitar 6 tahun, gigi susu ini tanggal dan digantikan gigi geraham belakang pertama dan kedua yang permanen.
  5. Gigi Geraham Bungsu. Gigi geraham bungsu biasanya muncul terakhir setelah gigi-gigi yang lain tumbuh permanen. Pada umumnya Anda baru akan merasakan gigi ini tumbuh di usia sekitar 18 hingga 20 tahun. Tidak semua orang memiliki geraham bungsu ini. Pada sebagian orang ternyata sama sekali tidak tumbuh, karena gigi ini tumbuh paling akhir di usia dewasa, gigi geraham bungsu ini biasanya menyebabkan masalah. Masalah geraham bungsu umumnya terjadi karena rahang sudah tidak tumbuh lagi sehingga tidak ada tempat untuk si geraham bungsu tumbuh.

Lebih Jauh Tentang Gigi Geraham Bungsu

Sebagaimana yang telah sedikit disinggung di atas, gigi geraham bungsu terkenal sering menimbulkan masalah pada mereka yang memilikinya. Namun ada baiknya Anda mengenal lebih dekat dahulu si geraham bungsu ini, agar tidak khawatir jika memilikinya atau mengalami masalah dengan gigi ini.

Dokter dan ahli kesehatan gigi dunia menyebutkan bahwa sebenarnya gigi geraham bungsu ini penting sekali untuk menghadirkan keselarasan gusi. Jika gigi geraham bungsu tumbuh, tatanan gigi Anda menjadi lengkap dan seimbang, ini sangat membantu untuk mengunyah makanan dengan lebih lembut dan berimbang. Berimbang di sini maksudnya adalah Anda dapat menggunakan semua geraham Anda—mulai dari geraham depan, belakang, hingga bungsu, untuk bergantian mengunyah makanan.

Seperti Anda tahu, proses mengunyah makanan merupakan proses yang terpanjang jika dibandingkan dengan tugas gigi seri atau gigi taring. Oleh karena itu, tanpa kehadiran gigi geraham bungsu, gigi geraham lainnya diprediksi jadi lebih cepat aus dan rusak. Tentu ini sangat menguntungkan untuk perawatan gigi jangka panjang.

Tumbuh Paling Akhir Menyebabkan Nyeri

Sayangnya, karena tumbuh paling akhir, gigi geraham bungsu sering menyebabkan rasa sakit. Hal ini disebabkan karena tatanan gusi pada rahang sudah tetap, dan rahang tidak lagi mengalami pertumbuhan untuk memberikan tempat bagi gigi geraham bungsu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika geraham bungsu ini baru tumbuh pada usia sekitar 18 hingga 20 tahun, sedangkan gigi terakhir yang tumbuh adalah pada usia sekitar 12 tahun, maka itu berarti sudah bertahun-tahun tatanan gigi dan gusi tidak berubah. Wajar saja jika kemunculan gigi geraham bungsu menjadi sangat menyakitkan karena tidak ada tempat untuknya.

Masalah yang Biasa Muncul karena Pertumbuhan Gigi Geraham Bungsu

Bagi mereka yang punya karakteristik rahang lebar dan besar, ada kemungkinan gigi geraham bungsu bisa tumbuh dengan baik dan normal. Bila rahang memiliki cukup tempat untuk si geraham bungsu, maka gigi ini akan tumbuh dengan baik dan lurus. Dengan demikian, selama masa pertumbuhan geraham bungsu pun tak akan terasa menyakitkan. Lantas jika ternyata rahang tidak memiliki tempat yang cukup untuk si gigi geraham bungsu, masalah apa yang mungkin terjadi?

Impaksi Geraham Bungsu. 

Impaksi adalah kondisi di mana pertumbuhan gigi geraham bungsu berlangsung dengan tidak normal hingga mengganggu gigi lainnya dan menimbulkan rasa sakit. Saat gigi geraham bungsu yang tumbuh tidak mendapatkan tempat, gigi ini akan mulai tumbuh miring, tidak lagi lurus, dan mendorong gigi yang ada di sebelahnya, yaitu geraham belakang kedua.

Geraham belakang atau molar kedua yang terdorong oleh geraham bungsu biasanya akan mulai miring, bergeser, dan bahkan menjadi rusak. Kerusakan sebuah gigi biasanya memicu kerusakan gigi lainnya. Itu sebabnya masalah gigi geraham bungsu tumbuh miring ini tidak main-main dan perlu segera dicarikan solusinya. Tanpa solusi yang tepat, perlahan-lahan tatanan gigi dan gusi dalam mulut akan berantakan akibat gigi geraham bungsu tumbuh miring.

Sebagai tambahan informasi, impaksi gigi bisa juga terjadi pada jenis gigi lainnya. Meski demikian, impaksi gigi selain impaksi gigi geraham bungsu, umumnya memiliki pemicu atau sebagai komplikasi dari masalah gigi lainnya seperti gigi rusak atau impaksi karena cabut gigi dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan impaksi gigi geraham bungsu yang terjadi karena kurang tempat. Oleh sebab itu, impaksi gigi lainnya jarang terjadi selama Anda menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Geraham Bungsu Patah. 

Gigi geraham bungsu juga bisa patah seperti gigi-gigi lainnya. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat yang mengatakan bahwa gigi geraham bungsu tidak patah karena berada di posisi yang paling belakang, sehingga tidak terdorong atau terhimpit gigi lainnya. Jadi, walaupun ada di bagian paling belakang mulut, gigi geraham bungsu tetap berpotensi untuk patah.

Penyebab patahnya gigi geraham bungsu bisa bermacam-macam, namun umumnya adalah karena gigi geraham bungsu sudah keropos atau mengalami kerusakan. Gigi keropos atau kerusakan gigi lainnya biasanya disebabkan oleh perawatan gigi dan gusi yang kurang baik. Sebagai contoh, karena posisinya berada paling belakang, maka akan sangat sulit untuk membersihkan gigi geraham bungsu. Hal ini menyebabkan kemungkinan ada makanan yang terselip dan kemudian membusuk jadi lebih besar. Makanan yang membusuk inilah yang akan merusak gigi perlahan-lahan.

Gigi atau Gusi Bernanah. 

Masalah yang tidak kalah serius yang bisa terjadi adalah gigi geraham bungsu atau gusi bernanah. Gigi bernanah atau yang lebih dikenal dengan abses gigi bisa terjadi karena berbagai hal. Mengonsumsi terlalu banyak gula atau cokelat, dan bahkan makanan manis lainnya kemudian tidak melakukan perawatan gigi yang baik adalah salah satu sebabnya. Jika makanan terselip di sela-sela, gigi bisa rusak dan berpotensi bakteri tumbuh di situ. Inilah yang menyebabkan akhirnya gigi bernanah dan terasa sakit.

Gigi bernanah bisa menimbulkan komplikasi lebih lanjut terhadap kondisi kesehatan. Nanah bisa menyebar ke bagian lain rahang, lalu ke leher, atau ke kepala, dan ke bagian lain tubuh. Jika sudah begini, seseorang rentan terserang penyakit-penyakit lainnya.