Berapa lama efek samping dari vaksin

Jakarta -

Efek vaksin Pfizer ditemukan beberapa Laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Vaksin ini menjadi yang pertama mendapatkan izin dari WHO dan FDA untuk penanganan COVID-19.

Vaksin yang merupakan hasil besutan kerjasama antara perusahaan Pfizer dan German BioNTech dengan menggunakan teknologi jenis mRNA, terbukti efektif dan dapat ditoleransi untuk 3 kelompok usia.

Efektivitas untuk usia 16 tahun ke atas adalah sebesar 95,5 persen, usia 12-15 tahun bisa mencapai 100%, dan penelitian terbaru mengungkapkan vaksin Pfizer juga efektif untuk anak usia 5-11 tahun dengan efektivitas mencapai 90,7 persen.

Secara umum, efek samping vaksin Pfizer dapat dirasakan lokal dan sistemik. Dalam Webinar Tim Mitigasi IDI (17/10/2021), Sekretaris KIPI Julitasari melaporkan temuan terkait efek vaksin Pfizer, berikut penjelasannya

A. Efek samping vaksin Pfizer usia 12-15 tahun dan lebih dari 16 tahun

Efek Lokal

  • Sakit di tempat suntikan (bullets)
  • Bengkak
  • Kemerahan

Efek Sistemik

  • Fatigue/lelah
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Menggigil
  • Diare
  • Nyeri sendi
  • Demam
  • Muntah

Sedangkan efek samping Vaksin Pfizer untuk kelompok usia 5-11 tahun berdasarkan dokumen laporan penelitian pihak Pfizer yang diajukan ke FDA (26/10/2021), yaitu:

B. Efek samping vaksin Pfizer usia 5-11 tahun

Efek Lokal

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kemerahan
  • Bengkak

Efek Sistemik

  • Demam (bullets)
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Kedinginan
  • Nyeri otot

Efek seperti yang disebutkan biasanya terjadi dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Hal itu sebenarnya merupakan tanda normal, yang artinya tubuh sedang membangun perlindungan (antibodi) dalam melawan serangan Virus Corona dan akan menghilang dalam beberapa hari.

Namun, jika efek samping vaksin Pfizer berlangsung dalam waktu yang lebih lama, segera laporkan ke pihak vaksinasi atau konsultasi ke dokter.

Simak Video "Inggris Jadi Negara Pertama yang Setujui Vaksin Khusus Omicron"



(row/row)

Jakarta -

Vaksin Pfizer efek sampingnya apa sih? Pertanyaan ini kerap dicari oleh masyarakat yang ingin segera mendapatkan vaksin booster (dosis ketiga) atau primer (dosis satu dan dua). Pasalnya, vaksin booster kini diperlukan sebagai syarat bebas mudik lebaran 2022 tanpa tes COVID-19. Lantas, apa sih efek samping vaksin Pfizer?

Sebagai informasi, vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech ini dikenal dengan nama Corminaty, sudah didistribusikan secara bertahap pada 20 Agustus 2021 di Indonesia. Bahkan, sudah mendapatkan izin Emergency Use of Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada 14 Juli 2021.

Berdasarkan uji klinis fase 3, vaksin Pfizer diklaim memberikan efikasi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas dan 100 persen pada anak-remaja yang berusia 12-15 tahun. Data imunogenisitas menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik.

Akan tetapi, sampai saat ini pemerintah Indonesia masih belum memperbolehkan penggunaan vaksin Pfizer untuk anak berusia di bawah 12 tahun. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Satuan Tugas Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito pada September 2021.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin Pfizer primer nantinya akan diberikan dua dosis (0,3 ml) secara intramuskular dalam jarak vaksin minimal 21 hari. Sedangkan masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin booster Pfizer akan diberikan dengan jarak waktu minimal 3 bulan dari vaksin dosis kedua dan usia minimal 18 tahun ke atas.

"Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 12 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuskular, dosis 0,3 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu," jelas Kepala Badan POM.

Vaksin Pfizer Efek Sampingnya Apa Sih?

Menurut keterangan BPOM, vaksin Pfizer efek sampingnya apa secara umum bisa ditoleransi pada semua kelompok usia, baik remaja, dewasa, maupun kelompok rentan seperti lansia (lanjut usia) dan komorbid.

Adapun efek samping vaksin Pfizer yang dilaporkan umumnya berlangsung selama beberapa hari. Berikut efek samping vaksin Pfizer yang perlu diketahui.

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Menggigil
  • Nyeri sendi
  • Demam

Vaksin Pfizer Efek Sampingnya Apa? Ini Cara Mengatasinya

Sudah tahu vaksin Pfizer efek sampingnya apa, masyarakat juga perlu tahu cara mengatasinya. Dikutip dari laman covid19.go.id, berikut informasinya.

  1. Tetap tenang
  2. Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut.
  3. Jika terjadi demam, kompres atau mandi dengan air hangat. Kemudian perbanyak minum air putih dan istirahat.
  4. Jika dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
  5. Laporkan semua reaksi atau keluhan yang dialami setelah vaksinasi ke petugas kesehatan melalui nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi.

Bisa juga melaporkan efek samping atau disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunitas (KIPI) yang dialami ke Kementerian Kesehatan melalui https://keamananvaksin.kemkes.go.id/index.php/public/pelaporan.

Simak Video "Vaksin Pfizer Dinilai 73% Efektif Diberikan Pada Anak di Bawah 5 Tahun"



(suc/naf)

Berapa lama efek samping dari vaksin

Ilustrasi foto (Pixabay)


Bagi individu yang berencana menerima vaksin booster, perlu juga untuk mengetahui beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster, sehingga dapat memaksimalkan kerja vaksin dalam tubuh dan juga menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Uswatun Hasanah sekaligus dosen keperawatan menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan untuk melindungi diri dari penularan Covid 19 yakni dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami maupun disuntikkan dengan memasukkan virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh terstimulasi untuk memproduksi antibodi sehingga saat virus sebenarnya menyerang makan sistem imun tubuh akan mudah mengenali dan melawannya.

Uswatun menjabarkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster diantaranya jangan langsung meninggalkan lokasi, tunggu 15-30 menit hal ini bertujuan untuk mengevaluasi reaksi dari suntikan yang didapatkan baik reakasi alergi maupun Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

“Jangan menggosok, memijat atau menekan bagian tubuh yang disuntik, hindari merokok dan alkohol. Alkohol yang berlebihan didalam tubuh akan menurunkan respons imun terhadap vaksin sehingga menjadi tidak efektif dan dapat mempengaruhi sistem imun secara negatif,”papar Uswatun Jumat (25/2/22)

Ia juga menegaskan untuk menghindari fast food, makanan dan minuman manis berlebihan karena kandungan lemak trans tinggi dalam junk food atau fast food dapat mempengaruhi pembentukan dan kinerja sistem imun, begitu pula dengan makanan atau  minuman manis yang dikonsumsi secara berlebihan akan mempengaruhi kinerja sistem imun tubuh.

“Individu yang setelah menerima vaksin booster jangan melakukan aktivitas fisik yang berat, hindari aktivitas selama 2-3 hari setelah menerima booster agar tubuh tidak stres dan dapat pulih dengan baik dari efek samping vaksin,”katanya lagi.

Lebih lanjut lagi ia juga menambahkan untuk tidak melakukan piercing/tato karena dapat menjadi peluang untuk memicu respons imun. Selain itu penerima vaksin juga tidak dianjurkan untuk bergadang karena dapat mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh, sehingga setelah menerima booster upayakan untuk tidur yang cukup selama 7-8 jam, karena selama tidur tubuh membangun sistem pertahanannya.

“Yang terpenting lagi jangan menerima vaksin lain, artinya tunda menerima vaksin lainnya pada saat bersamaan setelah menerima booster. Ilmuwan menyatakan bahwa tidak cukup informasi terkait bagaimana interaksi antar vaksin covid 19 dengan vaksin lainnya,”imbuhnya.

Di akhir keterangannya ia juga berpesan untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan, sebab yang telah menerima vaksin booster tidak berarti kemudian tubuh kebal terhadap infeksi Covid 19, sehingga mengabaikan protokol kesehatan. Tubuh masih mungkin terinfeksi Covid 19 oleh sebab itu protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

“Jangan ragu konsultasi ke dokter jika ada keluhan, baik dikarenakan efek samping vaksin maupun keluhan yang mengarah pada gejala Covid 19,”pungkasnya.