Bayi tidur kepala miring ke kanan terus

Halodoc, Jakarta – Kepala Si Kecil kok terlihat miring ke salah satu sisi saja ya? Wah, bisa jadi dia mengalami tortikolis, Bu. Sama seperti orang dewasa yang bisa mengalami salah posisi tidur, bayi yang ada di dalam kandungan pun juga bisa tidur dalam posisi yang tidak benar. Akibatnya ketika lahir, kepala bayi cenderung miring sebelah atau yang dikenal juga dengan tortikolis. Namun, ibu enggak perlu khawatir. Intip beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan tortikolis pada bayi di sini.

Table of Contents

  • Tortikolis Pada Bayi Bisa Disembuhkan, Namun Jangan Disepelekan
  • Kenapa kepala sering miring ke kanan?
  • Amankah jika bayi tidur dengan kepala miring?
  • Apa penyebab kepala bayi miring?
  • Kenapa kepala bayi miring ke kiri terus?

Menurut berbagai penelitian, terdapat sekitar 1 dari 250 bayi mengalami tortikolis. Bayi bisa saja sudah memiliki kondisi kepala yang miring sebelah ini sejak masih dalam kandungan. Tortikolis yang merupakan bawaan sejak lahir disebut juga dengan tortikolis otot kongenital. Kondisi ini biasanya terjadi karena bayi berada dalam posisi yang tidak normal saat berada di dalam rahim. Akibatnya, terjadilah kerusakan otot yang menghubungkan tulang dada dan tengkorak.

Selain posisi yang salah, pembentukan tulang leher yang tidak sempurna juga bisa menjadi penyebab tortikolis pada bayi. Tidak hanya bisa terjadi sejak lahir, tortikolis juga bisa terjadi setelah lahir karena masalah medis tertentu, contohnya gangguan di otot leher. Kondisi ini disebut juga dengan tortikolis yang didapat.

Tortikolis sebenarnya tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi. Itulah mengapa gejala tortikolis pada bayi seringkali sulit dikenali. Namun yang pasti, bayi dikatakan mengalami tortikolis bila bagian atas kepalanya terlihat miring ke satu sisi sementara dagunya miring ke sisi yang lain.

Selain itu, ibu juga bisa mengenali gejala tortikolis bila bayi saat melihat sesuatu cenderung tidak menggerakan kepalanya. Hal ini karena tortikolis membuat gerakan kepala bayi terbatas, sehingga dia sulit untuk berpaling ke samping atau melihat ke atas dan bawah. Saat menyusui, bayi tortikolis juga lebih suka menyusu pada satu sisi payudara saja. Ibu biasanya juga akan mengalami kesulitan bila mencoba menyusuinya di arah yang berlawanan.

Bila bayi menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera periksakan Si Kecil ke dokter untuk  memastikan kondisi tortikolis serta kelainan lainnya yang menyertai. Selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin juga akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen leher, CT-scan leher atau MRI untuk melihat masalah pada struktur jaringan yang diduga menjadi penyebab tortikolis.

Tortikolis Pada Bayi Bisa Disembuhkan, Namun Jangan Disepelekan

Meskipun kondisi ini biasanya bisa sembuh tanpa diobati, tapi ada baiknya tortikolis pada bayi tidak disepelekan. Pasalnya bila tidak segera diobati, maka tortikolis akan lebih sulit disembuhkan dan bayi berisiko tumbuh besar dengan kepala yang miring sebelah. Jadi, segera obati kondisi tortikolis pada bayi agar tidak menimbulkan komplikasi dalam jangka panjang.

Untuk mengobati tortikolis bawaan sejak lahir, ibu bisa melatih bayi untuk meregangkan otot lehernya mulai sejak bayi berusia di bawah 3 bulan. Misalnya, ibu bisa menempatkan mainan pada sisi di mana bayi harus memutar kepala atau berpaling ke sisi yang berlawanan, kemudian minta Si Kecil untuk melihat atau meraih mainan tersebut. Dokter juga bisa mengajarkan beberapa gerakan kepada orangtua untuk latihan peregangan otot leher bayi ini. Gerakan-gerakan yang diberikan biasanya berguna untuk memanjangkan otot leher bayi yang mengeras atau pendek, serta menguatkan otot leher pada sisi yang satunya.

Pengobatan tortikolis dengan cara ini seringkali berhasil. Pada bayi yang masih sangat kecil, biasanya hanya dibutuhkan latihan selama 4—6 bulan untuk mengembalikan posisi kepala yang miring. Namun, pada bayi yang sudah agak besar, yaitu di atas satu tahun, biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dan prosesnya pun lebih sulit.

Akan tetapi, bila latihan peregangan otot leher tidak mampu juga untuk menyembuhkan kondisi tortikolis pada bayi, ibu bisa mempertimbangkan untuk memperbaiki posisi otot leher Si Kecil melalui operasi. Namun, prosedur ini baru bisa dilakukan setelah Si Kecil mencapai usia prasekolah.

Itulah beberapa cara untuk menyembuhkan tortikolis pada bayi. Bila ibu ingin mengetahui tentang penyakit ini lebih jauh, tanyakan saja kepada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi soal masalah kesehatan bayi kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

  • Cara Pencegahan agar Bayi Tidak Terkena Tortikolis
  • Otot Leher Terasa Kaku, Gejala Terkena Tortikolis
  • 4 Cara Menggendong Bayi yang Perlu Orang Tua Ketahui

Kenapa kepala sering miring ke kanan?

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan Anda merasakan kepala miring ke kanan: Kram otot leher. Posisi tidur yang salah misal penggunaan bantal yang terlalu tinggi sehingga leher menjadi menekuk.

Amankah jika bayi tidur dengan kepala miring?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dalam situs resminya bahwa si kecil sebaiknya tidak tidur dalam posisi miring. Pasalnya, efek samping bayi tidur miring adalah sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Apa penyebab kepala bayi miring?

Pada bayi baru lahir, tortikolis dapat terjadi karena posisi di dalam rahim atau setelah bayi melalui persalinan yang sulit. Hal ini disebut sebagai kondisi tortikolis bayi atau congenital muscular torticollis. Kondisi ini bisa membuat kepala bayi terlihat miring atau ia kesulitan memutar lehernya.

Kenapa kepala bayi miring ke kiri terus?

Kepala bayi yang miring ke kiri memang bisa terjadi salah satunya karena tortikolis, atau distonia otot leher.

Mengapa bayi tidur kepala miring kanan terus?

Bayi bisa saja sudah memiliki kondisi kepala yang miring sebelah ini sejak masih dalam kandungan. Tortikolis yang merupakan bawaan sejak lahir disebut juga dengan tortikolis otot kongenital. Kondisi ini biasanya terjadi karena bayi berada dalam posisi yang tidak normal saat berada di dalam rahim.

Bolehkah bayi tidur kepala miring ke kanan?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dalam situs resminya bahwa si kecil sebaiknya tidak tidur dalam posisi miring. Pasalnya, efek samping bayi tidur miring adalah sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Wajarkah bayi tidur kepalanya miring?

Melihat dari apa yang Anda sampaika, adanya posisi kepala bayi yang miring saat tidur maka hal tersebut wajar.

Bagaimana posisi tidur bayi yang benar?

Tidur Telentang Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Di banyak negara, jumlah kematian bayi karena SIDS menurun dengan menerapkan aturan tidur telentang pada bayi. Selain itu, posisi tidur telentang dapat mencegah agar bayi tidak tersedak.