Kunci sukses melahirkan adalah mengetahui posisi ternyaman untuk Mama. Show
10 Macam-macam posisi saat melahirkan yang perlu Mama tahuSeiring dengan waktu kelahiran si Kecil yang semakin dekat, pernahkah Mama merasa khawatir membayangkan seperti apa momen melahirkan nanti? Supaya Mama terhindar dari rasa takut dan khawatir, Mama bisa mencari tahu apa saja posisi saat melahirkan yang dapat Mama terapkan saat persalinan dan mengetahui bantuan apa saja yang bisa diberikan jika persalinan mengalami sedikit gangguan. Simak dalam artikel berikut ya, Ma. 1. Mencari posisi yang nyamanSaat melahirkan, ada beberapa posisi dalam persalinan yang dapat Mama pilih untuk membantu proses melahirkan jadi lebih mudah. Kuncinya adalah dengan menemukan posisi yang paling nyaman untuk Mama. Jadi, cobalah untuk mencari posisi ternyaman itu, Ma. Biasanya, berbaring telentang menghadap ke atas dengan posisi yang memungkinkan Mama untuk dapat bergerak dan berganti posisi secara bebas adalah posisi yang baik untuk melahirkan. Posisi ini dapat membantu Mama merasakan perpindahan si Kecil yang bergerak turun menuju jalan lahir. 2. Posisi berdiriSaat waktu melahirkan tiba, Mama bisa merasa gelisah dan ingin terus bergerak. Karena itu, banyak dari Mama yang memilih untuk melahirkan dalam posisi bersalin berdiri, dengan cara bersandar pada tempat tidur, dinding atau dengan cara memegang Papa. Keuntungan melahirkan dengan posisi berdiri:
3. Posisi jongkokBeberapa dari Mama mungkin memiliki dorongan kuat untuk berjongkok pada saat melahirkan. Meskipun posisi ini lebih susah untuk dipertahankan dan dapat membuat nyeri lutut dan punggung Mama, mintalah bantuan Papa atau bidan Mama untuk menyangga tubuh Mama saat melahirkan dengan posisi ini. Keuntungan melahirkan dengan posisi jongkok:
“Menjelang akhir proses persalinan terbersit di pikiranku untuk meminta dibius saja. Tapi untungnya, setelah bidan menyuruhku untuk berganti posisi dari tidur ke posisi duduk, aku jadi tidak merasa sakit lagi.” – Beth, ibu dari Amelia 4. Melahirkan dengan posisi berbaring (litotomi)Salah satu posisi melahirkan ini dilakukan dengan terlentang dan kaki menggantung pada penopang khusus. Namun, umumnya pada posisi persalinan seperti ini Mama akan merasa pegal pada punggung. Meskipun demikian, posisi ini biasanya cenderung dilakukan oleh Mama yang ingin melakukan tindakan kuret. 5. Posisi miring (lateral)Posisi melahirkan ini dapat meningkatkan oksigen pada bayi. Posisi ini dilakukan dengan cara kaki Mama diangkat satu dan kaki satunya berada pada posisi lurus. Namun, kekurangan dari posisi ini adalah menyulitkan dokter melihat perkembangan proses kelahiran. 6. Posisi merangkakPosisi persalinan ini bisa dilakukan dengan merangkak sembari kedua lengan di depan menopang tubuh. Posisi ini dapat membantu meringankan pegal di pinggul. Posisi lahiran ini juga mempercepat bayi turun ke pinggul. 7. Posisi berlututMama bisa berlutut dengan kedua kaki ditekuk dan dibuka. Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk mempermudah proses kelahiran bayi. 8. Posisi setengah duduk (semi sitting)Posisi ini paling banyak ditemukan saat persalinan. Posisi lahiran ini memudahkan dokter atau bidan mendapatkan bantuan dari gravitasi bumi. Jadi, Mama hamil cenderung sedikit mengejan. Persalinan dengan Alat BantuDalam proses persalinan normal, Mama bisa mendapat bantuan jika terjadi hal-hal di luar dugaan, misalnya jika si Kecil mengalami kesulitan untuk bisa lahir dan keluar. Jika mengalami kondisi seperti ini, Mama bisa disarankan untuk mendapat bantuan menggunakan alat ventouse (vakum) atau forsep. Baca Juga: Cara Mempercepat Kontraksi dengan Membujuk Janin Lahir Alami Beberapa kondisi yang membuat persalinan Mama perlu menggunakan alat bantu:
Penggunaan alat bantu melahirkan juga bisa diberikan pada Mama yang sebelumnya mendapat suntik epidural, sehingga mengalami kesusahan untuk mengejan. 9. Persalinan menggunakan ventouse (vakum)Salah satu metode untuk membantu mengeluarkan si Kecil dari rahim adalah dengan menggunakan alat bantu vakum (vantouse). Pada metode ini, alat menyerupai cup vakum (dikenal dengan sebutan kiwi cup) akan diletakkan di atas kepala si Kecil di rahim dan digunakan untuk membantu menarik si Kecil keluar. Kuatnya tarikan alat vakum dikontrol menggunakan alat pompa secara aman, mengikuti dorongan mengejan Mama. Tarikan menggunakan alat bantu vakum biasanya dilakukan maksimal tiga kali Ma, untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan pada si Kecil. 10. Melahirkan menggunakan forsepJika dalam proses persalinan Mama memerlukan alat bantu forsep, dokter biasanya akan membuat sayatan di area vagina Mama untuk mempermudah gerak keluar si Kecil dan mencegah terjadinya cedera pada jaringan lunak di area vagina Mama. Dengan alat bantu ini, dokter akan membantu mengarahkan dan menarik si Kecil keluar dari rahim pada saat Mama mengejan. Mama memerlukan anestesi lokal jika melahirkan dengan alat bantu forsep, karena prosedurnya bisa menyebabkan sakit. Prosedur melahirkan dengan alat bantu forsep ini biasanya dilakukan di kamar operasi. Karena jika metode ini tidak juga berhasil, dokter akan melakukan operasi Caesar. Operasi CaesarPersalinan dengan operasi Caesar merupakan cara untuk mengeluarkan si Kecil melalui sayatan di atas perut Mama. Persalinan dengan metode ini biasanya dilakukan jika Mama memiliki kondisi atau alasan medis yang mengharuskan operasi Caesar. Bagaimana proses operasi Caesar berlangsung?
Apa yang akan terjadi setelahnya?Setelah si Kecil berhasil dikeluarkan, Papa dapat menggendong si Kecil sembari menunggu dokter selesai menjahit perut Mama kembali. Proses ini dapat berlangsung selama satu jam. Jika proses tersebut selesai Mama dapat langsung menyusui si Kecil. Cobalah untuk menyusui dengan posisi tidur menyamping. Jika cara tersebut belum nyaman, Mama bisa meminta bantuan pada perawat atau bidan Mama untuk mencari posisi yang tepat. Masa pemulihan pasca operasi CaesarTahukah Mama? Masa pemulihan pasca persalinan Caesar membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan masa pemulihan persalinan normal. Setidaknya butuh waktu hingga 6 minggu untuk Mama benar-benar pulih setelah melakukan operasi. Tapi, tidak berarti Mama harus dirawat di rumah sakit selama itu, ya. Mama dapat menginap di rumah sakit selama 2-4 hari pasca operasi atau pulang kembali ke rumah setelah 24 jam jika kondisi Mama sehat. Langkah SelanjutnyaPastikan Mama mempertimbangkan beberapa hal ini dalam rencana persalinan Mama:
Posisi apakah yang cocok untuk ibu yang sedang bersalin?Biasanya, berbaring telentang menghadap ke atas dengan posisi yang memungkinkan Mama untuk dapat bergerak dan berganti posisi secara bebas adalah posisi yang baik untuk melahirkan. Posisi ini dapat membantu Mama merasakan perpindahan si Kecil yang bergerak turun menuju jalan lahir.
Adakah posisi melahirkan selain berbaring?Squatting (berjongkok)
Squatting atau jongkok menjadi salah satu posisi persalinan yang sangat bagus untuk meningkatkan diameter panggul Anda. Posisi jongkok saat ibu melahirkan membantu membuka panggul ibu agar bayi lebih leluasa untuk bergerak di jalan lahir, dikutip dari Mayo Clinic.
Posisi litotomi untuk apa?Posisi berbaring (Litotomi) adalah suatu posisi melahirkan dimana seorang ibu berbaring di atas tempat tidur, dan menggantungkan betisnya pada penopang yang biasanya ada pada tempat tidur obstetri. Kelebihan dari posisi ini adalah dokter dapat dengan leluasa mengukur perkembangan proses melahirkan.
Kenapa harus miring kiri saat persalinan?Latar Belakang: Posisi miring ke kiri pada saat persalinan membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran dan membantu perbaikan oksiput yang melintang pada bayi untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior serta mengurangi risiko terjadinya laserasi dan memperlancarkan aliran darah melalui plasenta serta suplai ...
|