Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat

23 Jun 2020 - Miyanti Rahman

Foto: Unsplash

Rumah panggung yang sudah ada sejak zaman Neolitikum dan perunggu sangat identik dengan hunian tradisional di daerah pedesaan.

Tetapi sekarang rumah panggung bisa juga menjadi hunian modern di daerah perkotaan. 

Konsep dari rumah semacam ini memang sudah banyak berubah seiring dengan kemajuan zaman. 

Dulu rumah panggung dibangun untuk melindungi penghuni rumah dari bahaya banjir, gempa bumi dan serangan binatang buas.

Rumah panggung modern sudah dapat menawarkan manfaat yang lebih bervariasi. Apalagi jenis-jenis yang dibangun di kawasan perkotaan.

Jika ditinjau dari sisi arsitektur, rumah panggung merupakan wujud dari gaya arsitektur vernakular yang dirancang berdasarkan kebutuhan penduduk lokal, serta mencerminkan tradisi dan budaya masyarakat setempat.

Sebagai wujud dari gaya arsitektur vernakular, maka rumah ini dibangun oleh penduduk lokal tanpa intervensi apapun dari arsitek profesional.

Pembangunannya pun menggunakan bahan bangunan yang ada di sekitar.

Terdapat berbagai desain rumah panggung dari seluruh belahan penjuru dunia termasuk Indonesia.

Negara kita sendiri bahkan memiliki berbagai macam tipe rumah panggung yang mencerminkan kekayaan arsitektur vernakular leluhur dari Sabang sampai Merauke.

Rumah Panggung di Indonesia

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat

Foto: Unsplash

Sebagian besar rumah adat di Indonesia berbentuk rumah panggung, lihat saja rumah adat dari Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, sedangkan rumah adat Papua, yaitu Rumah Honai memiliki ciri khas sendiri.

Rumah panggung tradisional di Indonesia disebut juga dengan sebutan rumah kolong, karena memiliki kolong atau ruang-ruang kosong di bagian bawah rumah.

Ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan seperti tempat memelihara unggas.

Pada umumnya rumah adat di Indonesia berdiri di atas pilar-pilar atau tiang-tiang besar yang saling berhubungan satu sama lain. 

Strukturnya sangat kokoh sehingga mampu menyangga berat rumah di atasnya.

Bahan bangunan utama yang banyak digunakan untuk membangun rumah panggung di Indonesia adalah kayu-kayu pilihan.

Ya, wajar saja karena pada zaman dulu lahan hutan masih luas sehingga enggak sulit menemukannya.

Selain bahan bangunan utama, pola ruangnya juga tidak jauh berbeda, yaitu terdiri dari kamar tidur, ruang keluarga, dapur di bagian belakang rumah, teras di bagian depan atau samping, dan kamar mandi yang dibangun terpisah.

Nah, untuk penempatan area dapur biasanya dilakukan terpisah meskipun masih berada dalam rumah, yaitu di atas tanah, karena di area ini terdapat tungku yang enggak mungkin ditempatkan di atas lantai kayu yang mudah terbakar.

Adapun contoh rumah panggung adat di Indonesia yaitu Rumah Selaso Jatuh Kembar dari Kepulauan Riau dan Riau. 

Tetapi desain rumah ini tidak difungsikan sebagai rumah tinggal melainkan balai pertemuan adat.

Kedua yaitu Rumah Gadang dari Sumatera Barat yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau.

Bentuk seperti ini membuat Rumah Gadang berdiri dengan lebih stabil dan konstruksi tahan gempa yang berkekuatan dahsyat.

Selain itu, masih banyak lagi contoh rumah adat yang berbentuk rumah panggung. 

Anda pun dapat menggunakannya sebagai referensi desain rumah panggung modern.

Baca juga:

Desain Rumah Panggung Gaya Modern dan Populer, Cocok untuk Rumah Tropis!

Komponen Rumah Panggung

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat

Foto: Unsplash

Komponen utama rumah panggung tradisional dan modern sebenarnya enggak jauh berbeda. 

Nah, yang membedakan di antara keduanya adalah bahan bangunan utama serta desain interior dan eksterior ruangan rumah.

Memang tidak semua desain rumah panggung sama dari daerah dan daerah. Tapi beberapa pada dasarnya semua mempunyai semua komponen dasar ini.

Tetapi apabila ditinjau dari sisi arsitektur, secara umum terdapat empat komponen yang penting dalam membangun rumah ini, yakni:

Komponen Struktural

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat

Foto: Casa Indonesia

Komponen struktural tersebut di antaranya pilar-pilar atau tiang-tiang besar sebagai penyangga rumah. Pilar-pilar ini juga menjadi salah satu pondasi rumah panggung.

Ini bisa berupa umpak atau cebokan,  lantai rumah yang biasanya terbuat dari bahan pelupuh bambu dan atap.

Pada umumnya umpak terbuat dari bahan batu atau beton yang bisa dibongkar pasang. 

Sedangkan cebokan sangat umum digunakan dan terbuat dari bahan kayu. Tinggi cebokan biasanya melebihi tinggi umpak. 

Komponen Dinding Non-Struktural

Komponen selanjutnya adalah komponen dinding non-struktural. 

Bahan bangunan utama untuk membuat dinding rumah adalah papan kayu. Atau bisa juga menggunakan gedek atau bilik yang terbuat dari anyaman bambu.

Rumah panggung modern memiliki komponen dinding dengan bahan bangunan yang lebih bervariasi. 

Ada yang menggunakan batako atau batu bata sehingga terlihat lebih kuat dan kokoh dan menyerupai bangunan kembaran dari Eropa.

Komponen Pelengkap

Komponen pelengkap rumah terdiri dari dinding luar, anak tangga, pilar-pilar atau tiang-tiang tambahan dan serambi. 

Bahan bangunan utama untuk membuat komponen yang ini sama seperti yang lainnya.

Biasanya di rumah panggung tradisional, anak tangga atau serambi digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk melakukan berbagai kegiatan di waktu senggang.

Misalnya menenun atau sekedar kumpul dan ngobrol dengan tetangga.

Komponen Bukaan dan Lainnya

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat

Foto: Casa Indonesia

Komponen terakhir adalah komponen bukaan yang terdiri dari pintu dan jendela.

Lalu komponen lainnya ada selokan, cerobong asap untuk mengeluarkan asap dari tungku dan penghalang bukaan.

Pintu mutlak harus ada, meskipun masuk dalam kategori komponen pelengkap.

Sedangkan jendela penting untuk ventilasi. Tetapi ada beberapa denah rumah panggung yang enggak berjendela sehingga ruangan ruangan tampak gelap tanpa cahaya alami.

Kelebihan dan Kekurangan Membangun Rumah Panggung di Kawasan Urban

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah adat
Foto: Unsplash

Sama halnya dengan rumah panggung tradisional di wilayah pedesaan, rumah panggung modern di wilayah perkotaan juga bisa memiliki fungsi yang sesuai dengan kebutuhan hidup di kota.

Misalnya fungsi perlindungan terhadap banjir.

Baca juga:

4 Desain Rumah Anti Banjir yang Bisa Jadi Inspirasi

Nah, apabila Anda berminat untuk membangun rumah semacam ini di daerah perkotaan, tentu saja ada kekurangan dan kelebihan rumah panggung yang perlu dipertimbangkan.

Kelebihan Rumah Panggung

Rumah panggung menawarkan space kosong yang cukup luas di bagian kolong rumah.

Sudah dipaparkan sebelumnya bahwa di pedesaan terdapat bagian kolong dari rumah yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya tempat memelihara unggas.

Sementara di rumah panggung modern, space kosong bisa digunakan untuk tempat bermain dan melatih perkembangan motorik anak-anak.

Atau bisa juga untuk menyimpan kendaraan hingga untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH).

  • Ketinggian Rumah Lebih Fleksibel

Selain mempunyai lebih banyak space, rumah semacam ini juga dapat dibangun dengan ketinggian rumah lebih fleksibel, jadi memungkinkan posisi lantai rumah lebih tinggi dari rumah pada umumnya.

Hal ini sangat berguna untuk memaksimalkan pandangan penghuni rumah.

Daerah perkotaan semakin padat penghuni akibatnya kawasan perumahan semakin sempit.

Kadang-kadang pandangan pun ikut sempit karena terhalang banyak bangunan. Jadi rumah ini bisa menjadi solusi.

  • Desain Rumah Berkelanjutan

Desain rumah berkelanjutan sangat mungkin diaplikasikan terhadap rumah panggung.

Karena bangunan rumah ini bersifat lebih fleksibel dan bisa dibongkar pasang (knock down). 

Selain itu menawarkan sistem ventilasi yang lebih memadai. Ada banyak celah untuk keluar masuk udara pada sistem ventilasi rumah.

Dengan begini bisa mereduksi kebutuhan energi listrik. Ketinggiannya juga akan membuat penghuni lebih sehat karena cahaya matahari enggak terhalang bangunan lain.

Kekurangan Rumah Panggung

  • Perlu Struktur Penopang Lantai

Struktur penopang lantai rumah lebih lemah daripada rumah tapak.

Karena harus bisa menyangga beban rumah di atasnya, sehingga beban rumah tidak bisa ditambah karena akan mengganggu stabilitas.

Jika Anda berniat untuk menambah tingkat rumah, maka harus memperkuat struktur penopang lantai agar rumah tidak roboh. 

Lalu untuk rumah yang rawan tergenang air, maka struktur tersebut harus lebih kuat lagi.

Masalah beban dan stabilitas membuat pembangunan rumah panggung modern terasa lebih sulit.

Karena beban terbesar rumah ini berada di bagian atas sehingga pembangunan pun harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat dan hati-hati.

Namun pembangunan rumah di atas air atau rumah apung lebih mudah dilaksanakan.

Bahkan perbaikan bisa dilakukan oleh semua orang secara gotong royong tanpa memerlukan peralatan dan keterampilan khusus.

  • Berpotensi Menimbulkan Masalah Privasi

Kekurangan lainnya sangat terkait aspek psikologis.

Yaitu berpotensi menimbulkan masalah privasi, karena space kosong yang cukup luas di bagian kolong rumah, bisa dengan mudah dilanggar oleh orang lain.

Bayangkan saja orang dari luar bisa menghampiri bagian kolong rumah kemudian mengintip bagian dalam rumah panggung melalui celah-celahnya.

Apabila lantai terbuat dari papan kayu masalah privasi bisa lebih gawat lagi.

Itu dia plus minus memiliki hunian dengan model rumah panggung. Kalau Anda ingin mencari hunian dengan konsep menarik lainnya bisa langsung cek properti pilihan 99.co Indonesia ya.

Semoga bermanfaat!