Kolase Sunan Ampel yang punya nama asli Sayid Ali Rahmatullah. Show
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sunan Ampel, satu di antara Wali Songo punya peran penting dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Nama asli Sunan Ampel adalah Ali Rahmatullah. Daerah dakwah Sunan Ampel adalah Surabaya di Jawa Timur, khususnya Ampeldenta. Cara dakwah Sunan Ampel sangatlah unik. Mengutip Nur Hamiyatun dalam Jurnal Dakwatuna, saat di Ampeldenta, Sunan Ampel membuat kerajinan yang berbentuk kipas yang terbuat dari akar-akar tumbuhan dan ayamanan rotan. Kipas-kipas ini dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitar. Hanya tetapi, penduduk cukup mengucapkan kalimat syahadat. • Bagaimana Perjalanan Sunan Ampel Datang ke Pulau Jawa dan Apa Saja Peninggalan dari Sunan Ampel? Kipas-kipas ini bukanlah kipas-kipas sembarangan melainkan kipas yang juga berfungsi sebagai obat demam dan batuk. Dakwah Ali Rahmatullah kemudian berkembang dengan banyaknya masyarakat yang masuk Islam. Dirinya kemudian membangun sebuah langgar untuk tempat pendakwahan yang berkembang terus menurus. Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Tribun PontianakJakarta - Sunan Ampel atau biasa dikenal dengan Raden Rahmat lahir pada tahun 1401 M dan merupakan putra Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang menikah dengan putri raja Campa. Namun hubungan Malik Ibrahim dengan sang mertua tak harmonis. Malik Ibrahim pun pergi meninggalkan Campa karena akan dibunuh oleh ayah mertuanya yang menolak masuk islam. Sunan Ampel merupakan keponakan Raja Majapahit. Kakak dari ibu Sunan Ampel bernama Dewi Sasmitraputri merupakan seorang permaisuri Prabu Kertawijaya atau Brawijaya. Perjalanan keislaman Sunan Ampel dimulai pada tahun 1443, di mana pada tahun ini Sunan Ampel Bersama saudaranya yaitu Ali Musada dan sepupunya bernama Raden Burere menginjakkan kaki di Pulau Jawa dan bertinggal di Tuban. Saat menetap di Tuban, Sunan Ampel mengunjungi kerajaan Majapahit untuk menemui bibinya yang bernama Dewi Sasmitraputri. Sunan Ampel kemudian menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah kerajaan Majaphit yang kala itu sedang melalui masa kelam. Saat itu kerajaan Majapahit dikenal dengan para rajanya dan stafnya yang suka hidup bermewah-mewahan. Gaya hidup tersebut membuat Prabu Brawijaya sedih karena kerajaannya menjadi kacau. Berikut adalah Strategi Dakwah Sunan Ampel yang dikutip dari tajuk berjudul Peranan Sunan Ampel dalam Dakwah Islam dan Pembentukkan Masyarakat Muslim Nusantara di Ampeldenta yang ditulis oleh Nurhamiyatun dari UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
Sunan Ampel menganut fikih Mahzab Hanafi. Sunan Ampel menyampaikan dakwah kepada orang-orang dengan menggunakan dasar yang sederhana yaitu dasar aqidah dan ibadah. Ajaran tersebut dikenal dengan Moh limo yang berarti tidak melakukan lima hal yang tercela yaitu moh main, moh ngumbe, moh maling, moh madat, dan moh madon. Dalam Bahasa Indonesia memiliki arti tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotika, dan tidak berzinah. Selain hal tersebut, Sunan Ampel juga menggunakan pendekatan kultur budaya untuk berdakwah. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan diri, menyerap, bersikap pragmatis, dan menempuh cara yang berangsur-angsur. Sunan Ampel juga mengembangkan Pendidikan pesantren. Sistem Pendidikan islam yang dipakai oleh Sunan Ampel di pesantren mengikuti Pendidikan biara dan asrama yang digunakan oleh pendeta dan biksu dalam belajar dan mengajar. Selain itu Sunan Ampel juga menggunakan metode yang masih berkaitan dengan ritual Hindhu-Budha. Saat berdakwah strategi unik yang dilakukan oleh Sunan Ampel adalah mengubah nama sungai Brantas yang menuju Surabaya dengan nama Kali Emas. Nama Pelabuhan juga turu diganti dengan nama Tanjung Perak dari awalnya Jelangga Manik. Penggunaan nama emas dan perak inilah yang membuat banyak orang berbondong-bondong mencari emas dan perak dan datang ke Surabaya. Pada saat orang-orang berbondong-bondong mencari emas dan perak ke Surabaya, waktu tersebut digunakan Sunan Ampel untuk menyebarkan dan mengajarkan agama islam. Selain Langkah-langkah tersebut, terdapat lima Langkah strategi dakwah Sunan Ampel pertama yaitu membagi wilayah kerajaan Majapahit sesuai hirarki pembagian wilayah negara. Kedua berdakwah dengan persuasif yang berorientasi pada penanaman akidah islam. Ketiga melakukan perang ideologi untuk memberantas mitos dan nilai-nilai dogmatis yang bertentangan dengan akidah islam. Keempat berupaya dalam melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh. Kelima yaitu menguasai kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Simak Video "Wisata Relegi di Masjid Ampel, Meraba Sejarah Penyebaran Islam di Jawa Timur, Surabaya" [Gambas:Video 20detik] (erd/erd)
Pernah mendengar tentang Sunan Ampel ? Sunan Ampel merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan islam di tanah Nusantara dengan cara-cara damai, santun, toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan adat-adat lokal penduduk Nusantara sehingga ajaran Islam diterima baik oleh masyarakat. Masih bingung, tentang cerita Sunan Ampel. Simak penjelasan berikut ini tentang: Biografi Sunan Ampel, Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia dan Sikap Positif dalam Pribadi Sunan Ampel. Sunan Ampel, dikenal dengan Raden Rahmat, nama aslinya Sayid Ali Rahmatullah, ayahnya bernama Syaikh Ibrahim As-Samarqandi, seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Ibunya seorang putri raja bernama Candrawulan dari kerajaan Campa, Kamboja. Sedangkan silsilah keturunannya bersambung sampai Rasulullah Saw melalui jalur Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Saw. Raden Rahmat datang ke pulau Jawa bersama ayah dan saudara tuanya Ali Murtadho, dan Raden Burereh yang sebelumnya tinggal di Campa. Mereka datang bersama sejumlah kerabat. Kedatangannya ke pulau Jawa diperkirakan tahun 1440 M atas undangan Prabu Sri Kertawijaya (w.1451 M) Raja Kerajaan Majapahit, untuk memperbaiki prilaku masyarakat Majapahit yang konon saat itu mengalami kemunduran dan kemerosotan moral. Kedatangan rombongan ke Majapahit juga dikarenakan adanya hubungan keluarga antara ibunya dan istri Sri Prabu Kertawijaya, Dewi Darawati, yang berasal dari Campa. Baca Juga : Shalat Bagi Musafir : Ketentuan dan Hikmah Setelah beberapa lama, Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, bupati Tuban yang juga cucu Arya Lembu Sura, Raja Surabaya yang muslim. Dari pernikahannya, lahir anak dan cucu yang menjadi generasi penerus dakwahnya dalam menyebarkan Islam. Begitu pula hubungan kekerabatannya dengan penguasa Surabaya, Arya Lembu Sura, pada gilirannya membawa Raden Rahmat menjadi bupati, penguasa Surabaya. Kedudukan ini memberikan peluang baginya melakukan penyebaran Islam secara leluasa dan merintis pembangunan kota Surabaya. Kondisi ini didukung pula dengan keberadaan Raja Majapahit, Sri Prabu Kertawijaya ( 1447 – 1451 M) sebagai Maharaja Majapahit yang menaruh perhatian besar dengan perkembangan agama Islam. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di samping Masjid Ampel, Kota Surabaya. Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di IndonesiaDalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Ampel punya peran penting dalam pengembangan syiar Islam, yaitu :
Dalam mengembangkan agama Islam, Sunan Ampel punya peran penting dalam membentuk jaringan kekerabatan melalui perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit. Strategi inilah yang menjadikan Islam lambat laun semakin kuat dan mendapatkan dukungan para penguasa. Sebagaimana Rasulullah Saw menguatkan Islam lewat pernikahannya dengan istri-istri beliau yang berlatar belakang dari berbagai suku dan agama.
Masyarakat pesisir utara Jawa adalah masyarakat yang hidup dalam tradisi dan budaya yang turun temurun. Dalam dakwahnya, Sunan Ampel membawa ajaran Islam yang disampaikan dengan cara-cara damai, moderat, toleran dan menyesuaikan tradisi masyarakat yang telah ada mengandung nilai-nilai Islam. Sebelum kedatangan para penyiar Islam, orang-orang Majapahit mengenal upacara peringatan terhadap orang mati, disebut sraddha, sebuah upacara peringatan atas kematian seseorang pada tahun ke-dua belas. Setelah kedatangan penyiar Islam Campa yang dipelopori Sunan Ampel, penduduk Majapahit mulai memperingati tradisi kenduri, dan memperingati kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000. Dalam prakteknya, masyarakat berkumpul mendatangi keluarga yang ditinggal, lalu acara diisi dengan zikir, tahlil dan doa. Tradisi keagamaan ini, bukanlah berasal dari ajaran Hindu-Budha, tetapi merupakan tradisi keagamaan muslim Campa yang dikenalkan Sunan Ampel.
Masjid Ampel merupakan bangunan tempat ibadah yang menyimpan sejarah, didirikan pada tahun 1421 M. Arsitektur masjidnya memadukan arsitektur Hindu Budha dan khazanah Islam untuk kepentingan dakwah. Model atap tumpang pada masjid menggambarkan adanya akulturasi budaya Islam dan Hindhu Budha. Tiang-tiang masjid masih kokoh hingga sekarang. Selain membangun Masjid Sunan Ampel juga membangun pesantren, tempat mengajarkan murid-muridnya membaca al-Qur’an, syariat dan tasawuf. Di tempat ini pula, ia mengkader para santri-santri yang akan melanjutkan dakwah Islam, diantaranya: Sunan Giri, Raden Patah, Raden Kusen, Sunan Bonang, Raden Kusen dan Sunan Drajat. Ajarannya yang banyak dikenal adalah falsafah limo atau tidak melakukan lima hal: a) Moh main atau tidak berjudi, b) Moh ngombe atau tidak mabuk-mabukan, c) Moh maling atau tidak mencuri, d) Moh madat atau tidak mengisap candu, dan e) Moh madon atau tidak berzina. Baca Juga : Sedekah: Pengertian, Hukum, Dalil, Syarat, Rukun dan Manfaat Sikap Positif dalam Pribadi Sunan AmpelDalam usaha menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia, Sunan Ampel patut menjadi teladan dalam sikap positif yang ditunjukkan. Diantaranya:
Sumber: Buku Guru & Buku Siswa SKI Kelas VI MI |