Apa saja yang dimaksud tahap finishing dalam membuat kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal?

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

            Objek budaya lokal dapat objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan motif, atau 3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata.

1.      Pencarian Ide Produk

Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan kerajinan objek budaya lokal, mulailah dengan memikirkan hal-hal di bawah ini.

·         Objek budaya lokal apa yang akan menjadi inspirasi?

·         Produk kerajinan apa yang akan dibuat?

·         Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut?

·         Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai?

·         Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan?

·         Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?

·         Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?

·         Alat apa yang dibutuhkan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses brainstorming ini setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya.

2.      Membuat Gambar/Sketsa

    Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan pensil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hindari penggunaan penghapus.

3.   Pilih Ide Terbaik

      Setelah kamu menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

4.  Prototyping atau Membuat Studi Model

      Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya.

5.  Perencanaan Produksi

     Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-langkah kerja dituliskan secara jelas detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

a. Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek         Benda Lokal

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkotan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan.

Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

 Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), kemasan primer, kemasan sekunder dan kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk melindungi produk serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari produsennya.

http://ajengakdp.blogspot.co.id/2017/03/bab-1-wirausaha-kerajinan-dengan.html


Page 2

Produksi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka menambah nilai pada suatu barang kerajinan. Produksi barang kerajinan memiliki proses yang disebut dengan tahapan produksi. Tahapan produksi adalah urutan proses produksi dari awal sampai akhir.

Tahapan produksi secara umum terbagi atas tahap perbahanan, tahap pembentukan, tahap perakitan, finishing. Berikut pembahasannya.

1. Tahap Perbahanan

Tahap perbahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.

Bahan yang digunakan dalam pembentukan kerajinan sangat beragam. Oleh karena itu, perlakuan terhadap bahan produksi pun beragam.

2. Tahap Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap yang dilakukan setelah proses perbahanan selesai.

Pembentukan bahan baku tergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk produksi yang akan dibuat.

Bahan berupa surat atau lembaran dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam, dirangkai, atau direkatkan dengan lem.

3. Tahap Perakitan

Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu konstruksi kerajinan hiasan yang diinginkan.

Perakitan dilakukan apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Setiap jenis bahan mempunyai sifat khusus dari bahan lainnya sehingga sebelum dilakukan perakitan harus mengetahui sifat-sifat bahan tersebut.

Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung, seperti lem, paku, benang tali atau teknik sambungan tertentu.

4. Tahap Finishing

Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan hias. Finishing akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.

Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan.

Finishing dapat berupa penghapusan atau pelapisan permukaan.
Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing antara satu dan lainnya.