bagaimana penjelasan niels bohr dalam menjawab kelemahan teori atom rutherford

Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia - Dilihat dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford mempunyai kelemahan. Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka mengalami percepatan terus-menerus, sehingga elektron harus membebaskan energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki oleh elektron makin berkurang dan elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga akhirnya jatuh ke dalam inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak pernah jatuh ke inti. Jadi, model atom nuklir Rutherford harus disempurnakan.

Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang bernama Niels Henrik David Bohr (1885-1962) menyempurnakan model atom Rutherford. Bohr mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck. [2] Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-Bohr, yang dapat diterangkan sebagai berikut.

1. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit atau tingkat-tingkat energi.


2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini disebut lintasan / keadaan stasioner.


3. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan dengan kedudukan seseorang yang berada pada anak-anak tangga. Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak tangga tersebut.

Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut eksitasi. Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan memancarkan energi, peristiwa ini disebut deeksitasi. Baik eksitasi maupun deeksitasi disebut peristiwa transisi elektron. Energi yang diserap atau dipancarkan pada peristiwa transisi elektron ini dinyatakan dengan persamaan: [2]

ΔE = hv

Keterangan:

ΔE = perbedaan tingkat energi

h = tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J/s

v = frekuensi radiasi

4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai spektrum atom. [2] 

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari model atom Bohr, dapat dilihat dalam uraian berikut. [2]

Kelebihan Teori Atom Bohr 

  1. Menjawab kelemahan dalam model atom Rutherford dengan mengaplikasikan teori kuantum.
  2. Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom hidrogen.

Kelemahan Teori Atom Bohr 

  1. Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.
  2. Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit apabila atom ditempatkan pada medan magnet.

bagaimana penjelasan niels bohr dalam menjawab kelemahan teori atom rutherford
Model atom Bohr. [2]

Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini. Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom, elektron-elektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya, setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.

Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron adalah nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifatsifat kimia suatu atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.

Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang harus selalu diingat, yaitu:

a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.

b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing kulit adalah:

2 n2

dengan n = nomor kulit

Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.

Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.

Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.

c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.

Tokoh Kimia :

Niels (Henrik David) Bohr

(1885–1962)

bagaimana penjelasan niels bohr dalam menjawab kelemahan teori atom rutherford
Niels Henrik David Bohr. [2]

Niels (Henrik David) Bohr (1885–1962) adalah seorang kimiawan asal Denmark. Ia diperhitungkan sebagai salah seorang fisikawan besar pada abad ke-20 meskipun ia sendiri mengakui dirinya sebagai seorang kimiawan.Bohr mendapatkan gelar doktornya di Copenhagen University kemudian ia belajar di Inggris di bawah pengawasan Ernest Rutherford. Dengan dasar teori atom Rutherford, Bohr melakukan penelitian tentang teori atom sampai berhasil menemukan teori atomnya sendiri. Bohr mempublikasikan teori atomnya pada 1913. Teorinya ini kemudian menjadi dasar terhadap teori kuantum. [2]

Anda sekarang sudah mengetahui Teori Atom Bohr dan Model Atom Bohr. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. p. 250.

Referensi Lainnya :

[1] Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.

[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Niels_Bohr

Tags :

Related : Model dan Kelemahan Teori Atom Bohr, Pengertian, Contoh, Gambar, Kimia

Teori atom Rutherford belum dapat menjelaskan bagaimana elektron yang bermuatan negatif tidak tertarik ke inti atom yang bermuatan positif. Alasan yang diberikan Rutherford adalah gaya tarik inti terhadap elektron dilawan oleh gaya sentripetal akibat gerakan elektron yang mengelilingi inti. Namun, jawaban ini belum memuaskan karena bertentangan dengan teori Maxwell.

Niels Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen berhasil memberikan penjelasan bahwa elektron mengelilingi inti atom pada lintasan stasioner yang disebut dengan orbit atau kulit. Walaupun elektron bergerak cepat, tetapi elektron tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga energi elektron konstan. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit yang lain dengan memancarkan atau menyerap energi. Tiap kulit memiliki tingkat energi tertentu, semakin dekat kulit tersebut dengan inti, makin rendah tingkat energinya.

Akses instan ke jawaban di aplikasi kami

Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan

bagaimana penjelasan niels bohr dalam menjawab kelemahan teori atom rutherford

Lebih pintar, unduh sekarang!

atau

Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situs

Model atom Bohr dicetuskan untuk memperbaiki model atom sebelumnya yaitu model atom Rutherford. Model atom Rutherford bertentangan dengan hukum fisika klasik, dimana elektron yang bergerak mengelilingi inti atom, seharusnya akan  memancarkan radiasi dan kehilangan energinya, lalu tertarik jatuh ke inti atom yang bermuatan positif. Akan tetapi, kenyataannya elektron-elektron dalam atom tetap berada dalam keadaan stabilnya.

Gagasan dari Planck dan Einstein tentang energi kuantum "paket” energi, menjadi dasar Bohr menjawab problematika dari model atom Rutherford. Niels Bohr mengemukakan suatu model atom bahwa elektron suatu atom beredar mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan (orbit) bulat stasioner. Lintasan stasioner diartikan sebagai lintasan yang tidak kehilangan energi, sehingga elektron tidak jatuh ke inti atom seperti yang telah diungkapkan sebelumnya terkait kekeliruan model Ruherford. Model atom mekanika kuantum tidak membantah model atom Bohr, melainkan merincikannya. Model atom Bohr hanya mampu menunjukkan kulit atom, dan model atom mekanika kuantum menunjukkan adanya subkulit atom. 

Jadi, teori atom Niels Bohr menyempurnakan teori atom sebelumnya dan menjadi dasar teori atom modern.