Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin

Jumlah manusia di muka bumi saat ini diperkirakan berjumlah 7 miliar lebih. Dengan jumlah yang sebanyak itu, manusia di bumi tidaklah sama satu sama lain. Mulai dari suku, ras, serta salah satunya warna kulit.

Tapi pernahkah kamu penasaran mengapa warna kulit manusia berbeda-beda? Ada yang memiliki warna kulit putih, sawo matang, dan sebagainya. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan warna kulit berbeda-beda. Yuk simak ulasannya di bawah ini.

1. Pigmen pada manusia

Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin
webexhibits.org

Faktor utama penyebab warna kulit manusia berbeda-beda adalah melanin atau zat pigmen pada manusia. Pigmen memiliki fungsi untuk melindungi sel kulit agar tidak rusak akibat terkena paparan sinar ultraviolet matahari.

Jumlah pigmen akan bertambah jika terkena sinar ultraviolet matahari dan ini sangat mempengaruhi warna kulit. Jika terlalu sedikit, maka warna kulit akan terang. Dan jika terlalu banyak, maka warna kulit akan gelap.

2. Genetik atau keturunan

Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin
financial-counselling.com

Faktor lain yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda adalah faktor genetik atau keturunan. Jika orang tua kamu memiliki warna kulit berbeda, maka kamu akan memiliki warna kulit yang paling dominan. Atau bila orang tua kamu memiliki warna kulit yang sama tapi warna kulit kamu berbeda dengan orang tua kamu, bisa jadi kamu mendapatkan DNA warna kulit dari kakek atau nenekmu.

Baca Juga: 6 Tips Makeup Untuk Kulit Wajah Kering, Biar Nampak Segar!

3. Lingkungan geografi

Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin
wgp2016.fide.com

Lingkungan geografi juga mempengaruhi warna kulit manusia. Orang yang tinggal di daerah tropis biasanya memiliki warna kulit gelap karena produksi melanin yang meningkat akibat jumlah paparan sinar ultraviolet yang banyak.

Sedangkan orang yang tinggal di daerah subtropis biasanya memiliki warna kulit yang terang karena paparan sinar ultraviolet di daerah subtropis tidak sebesar daerah tropis sehingga tubuh tidak membutuhkan produksi melanin yang besar.

Tapi mengapa di daerah subtropis contohnya di Eropa terdapat orang yang berkulit gelap atau sebaliknya? Karena mereka merupakan pendatang dan bukan warga asli dari daerah tersebut. Butuh waktu yang sangat lama untuk mengubah warna kulit mereka.

Itulah fakta mengapa warna kulit manusia berbeda-beda. Bagaimana? Sekarang kalian sudah tahu kan penyebabnya? Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Baca Juga: 8 Warna Lipstik Natural Berdasarkan Tone Kulit, Cocok Buat Lebaran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Paparan sinar matahari yang langsung mengenai kulit seringkali menyebabkan kulit menjadi gelap dan kusam. Hal ini tentu saja menjadi salah satu masalah besar bagi sebagian wanita karena dapat mengurangi kepercayaan dirinya. Kemunculan bintik-bintik gelap yang timbul di area wajah, leher, bahu dan tangan ini disebut dengan pigmentasi kulit. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena paparan UVA dari  sinar matahari, polusi, pencemaran lingkungan, gaya hidup, hormonal, penggunaan pil KB atau masalah kesehatan lainnya.

Warna kulit tubuh manusia sendiri dipengaruhi oleh zat melanin yang terkandung di dalam pigmen. Bagi kamu yang memiliki kandungan melanin lebih rendah, maka kamu cenderung memiliki warna kulit yang lebih putih atau terang. Sementara itu, zat melanin yang lebih tinggi membuat kulit menjadi lebih gelap.

Berdasarkan penyebabnya, pigmentasi kulit dibagi ke dalam pigmentasi ringan dan berat. Pigmentasi berat contohnya seperti melasma, vitiligo, dan albinisme. Sedangkan pigmentasi ringan biasa disebut  sebagai hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi terjadi ketika kulit memproduksi lebih banyak melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit. Hal ini dapat menyebabkan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak pada kulit yang tampak lebih gelap daripada daerah di sekitarnya.

Selain paparan sinar matahari, hiperpigmentasi juga bisa terbentuk karena beberapa penyakit seperti lupus, luka terbakar, dan jerawat. Namun tidak perlu khawatir, karena hiperpigmentasi bisa diatasi dengan disiplin menerapkan 5 cara mengatasi hiperpigmentasi berikut.

1.  Hindari paparan sinar matahari langsung

Paparan UVA dari sinar matahari menjadi salah satu penyebab kulit mengalami pigmentasi. Kulit yang terpapar sinar matahari secara terus menerus ini akan menjadi lebih gelap, timbul bintik-bintik hitam dan kusam. Karena itu, hindari sinar matahari secara langsung dan gunakan sunblock dengan kadar SPF minimal 30 yang bisa melindungi kulit dari sinar UV. Aplikasikan minimal dua kali setiap harinya sebelum beraktivitas. Kamu juga harus mengaplikasikan kembali sunblock setiap kali sesudah wudhu agar kulit tetap terlindungi.

2.  Konsumsi makanan yang baik untuk kesehatan kulit

Bukan hanya dari luar, kamu pun bisa melindungi kulit dari dalam seperti dengan mengonsumsi makanan-makanan yang baik untuk kesehatan kulit. Misalnya makanan yang memiliki kandungan vitamin E, dan B3 yang memiliki banyak manfaat salah satunya untuk mencerahkan kulit, menghindari penuaan dini, dan menyamarkan noda hitam.

Beberapa makanan yang dapat menghambat pembentukan melanin diantaranya alpukat, jeruk dan sayuran hijau. Mengonsumsi ketiga makanan tersebut dapat membuat kulit terlindungi dari timbulnya pigmentasi yang membuat kulitmu menjadi gelap.

3.  Gunakan produk yang tepat untuk kulit

Untuk mengatasi pigmentasi kulit, kamu bisa menggunakan produk yang mengandung gliserin, asam hyaluronic dan retinol yang membantu meregenerasi kulit. Selain itu, produk-produk kecantikan lainnya seperti pelembab yang mengandung AHA dan niacinamide juga memiliki manfaat untuk mengatasi pigmentasi kulit. Kandungan AHA dikenal membantu regenerasi kulit dengan cepat dan menyamarkan noda hitam yang bisa mengganggu penampilanmu, sedangkan niacinamide dapat menghambat produksi melanin pada kulit.

4.  Gunakan bahan-bahan alami

Bagi kamu yang memiliki kulit sensitif, kamu bisa menggunakan bahan-bahan alami untuk mengatasi pigmentasi kulit. Salah satunya dengan menggunakan kentang yang sudah ditumbuk halus. Kentang dikenal bisa menghilangkan masalah pigmentasi kulit seperti lingkaran hitam dan melasma. Tempelkan kentang yang sudah dihaluskan pada area kulit yang mengalami pigmentasi selama 30 menit. Untuk hasil yang maksimal, terapkan secara rutin seperti tiga kali dalam seminggu.

Selain menggunakan kentang, kamu bisa menggunakan perasan air jeruk nipis. Jeruk nipis mengandung vitamin C atau asam sitrat yang  berfungsi mencerahkan kulit yang tidak merata. Karena itu, air jeruk nipis pun bisa mengatasi kulit yang mengalami pigmentasi.

5.  Ubah gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat bukan hanya mengganggu kesehatan tubuh, tapi juga berdampak pada kesehatan kulit. Gaya hidup yang buruk seperti jarang berolahraga, mengonsumsi alkohol, merokok, dan mengonsumsi junk food secara berlebihan bisa  mempercepat penuaan dini, memicu timbulnya keriput, dan menimbulkan bercak pada wajah.

Maka dari itu, biasakanlah untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seperti buah dan sayur, rutin berolahraga, tidak mengonsumsi alkohol dan berhenti merokok untuk bisa membantu menjaga dan meningkatkan kesehatan kulitmu.

Untuk membantu mencegah dan mengatasi hiperpigmentasi kulit, kini tersedia Lifebuoy Sabun Cair Matcha yang mengandung Green Tea dan Aloe Vera untuk membantu membersihkan kuman secara menyeluruh, partikel polusi, dan sebum yang membuat kulit menjadi gelap. Gunakan Lifebuoy Sabun Cair Matcha secara teratur untuk membantu meregenerasi kulit agar tetap cerah dan sehat.

Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin
Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit seseorang selain pigmen warna melanin

Manusia mewarisi warna kulit dari nenek moyang masing-masing. Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa warna yang dimiliki berhubungan dengan faktor genetik dan biologis lainnya. Lantas, apa yang menyebabkan begitu beragamnya warna kulit manusia?

Tahukah Anda bahwa warna kulit (skin tone) manusia diawali dari warna cokelat yang paling gelap hingga warna cokelat yang paling terang?

Pada dasarnya, perbedaan skin tone setiap manusia dipengaruhi oleh pigmentasi, paparan sinar matahari, atau kombinasi dari keduanya.

Selain itu, perbedaan lingkungan berkontribusi terhadap warna yang dimiliki.

Pigmen

Salah satu faktor penentu warna kulit adalah pigmen. Pigmen dalam kulit disebut sebagai melanin yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yaitu melanosit.

Pigmen ini tersebar di antara sel-sel lain pada lapisan terdalam dari lapisan basal, yakni lapisan luar kulit.

Bila melanin sudah diproduksi, ia akan menyebar ke sel-sel kulit terdekat lainnya.

Distribusi dan jumlah melanin dalam sel-sel kulit inilah yang menentukan apakah Anda berkulit gelap atau terang.

Tanpa melanin, kulit akan menjadi pucat dengan nuansa merah muda akibat aliran darah melalui kulit.

Itu sebabnya, orang berkulit putih menghasilkan sedikit melanin, sedangkan pemilik kulit gelap memiliki jumlah melanin lebih banyak.

Pengaruh lingkungan

Hal-hal yang dapat meningkatkan atau menurunkan produksi melanin bisa memengaruhi warna kulit manusia.

Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari menyebabkan kulit menghasilkan lebih banyak melanin. Alhasil, kulit pun akan menjadi lebih gelap.

Ini yang menjelaskan mengapa kebanyakan orang yang tinggal di wilayah yang dingin dengan sedikit paparan sinar matahari memiliki kulit yang terang.

Sementara itu, masyarakat di wilayah tropis cenderung berkulit gelap karena sering terkena sinar matahari.

Jenis warna kulit manusia

Seiring dengan berjalannya waktu, warna kulit manusia ternyata bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal.

Namun, karakteristik dari manusia ini pun tetap dipengaruhi oleh faktor genetik.

Umumnya, jenis warna kulit merujuk dari gelap hingga terang. Selain itu, skala Fitzpatrick bisa digunakan untuk menggolongkan warna kulit.

Skala Fitzpatrick mengelompokkan skin tone berdasarkan respons terhadap paparan sinar matahari (sunburn), terlepas dari tingkat kecerahan kulit.

Tipe 1 dan 2

Umumnya, orang dengan warna kulit tipe 1 dan 2 cenderung mudah terbakar.

Pemilik tipe 1 ditandai dengan warna gading sebelum terpapar sinar matahari.

Bila terkena matahari, kulitnya akan mengalami reaksi terbakar yang ditandai dengan bintik-bintik. Meski begitu, kulit tipe 1 tidak mudah berubah menjadi kecokelatan.

Sementara itu, jenis kulit 2 cenderung cerah atau pucat.

Bila terpapar sinar matahari, tipe 2 akan memunculkan bintik-bintik tanpa disertai dengan perubahan warna.

Tipe 3 hingga tipe 6

Dibandingkan tipe 1 dan 2, pemilik kulit tipe 3 hingga 6 jauh lebih aman dari reaksi terbakar akibat paparan sinar matahari.

Ini mungkin dikarenakan tipe yang satu ini cenderung lebih gelap dan menghasilkan melanin yang lebih banyak.

Walaupun demikian, pemilik jenis kulit ini masih tetap berisiko terhadap bahaya dari sinar UV.

Apa pun warna kulit Anda, sebaiknya gunakanlah tabir surya saat keluar ruangan untuk menghindari reaksi berbahaya dari paparan sinar UV.

Gangguan pada warna kulit

Selain menunjukkan apakah kulit lebih mudah terbakar atau tidak, jenis warna kulit bisa berkaitan dengan masalah kulit tertentu.

Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa membuat memiliki kulit yang lebih gelap, salah satunya penyakit Addison.

Penyakit penyebab kulit gelap ini biasanya membuat sel melanosit menghasilkan terlalu banyak melanin.

Kulit terang

Bila tubuh membuat terlalu sedikit melanin, kulit akan menjadi lebih terang.

Ada pun berbagai penyakit yang ditandai dengan kulit yang lebih terang, yakni:

  • vitiligo,
  • albinisme,
  • infeksi atau lecet, dan
  • luka bakar.

Perubahan pada warna kulit

Seiring bertambahnya usia, beberapa area kulit mungkin akan berubah menggelap.

Warna kulit yang tidak merata pada wajah dan tangan lansia disebabkan oleh distribusi sel pigmen atau melanosit yang tidak merata.

Tidak hanya itu, Anda mungkin tidak akan selamanya berkulit cerah karena bisa berubah akibat musim dan paparan sinar matahari.

Walaupun tidak berdampak secara langsung, menjaga kesehatan kulit penting ketika Anda ingin mempertahankan warna kulit alami.

Hal ini juga diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit kulit yang bisa terjadi kapan dan di mana saja.

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter spesialis kulit atau ahli dermatologi guna memahami solusi lebih lanjut.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.