Chlorella dapat dijadikan sumber makanan baru karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi

Chlorella dapat dijadikan sumber makanan baru karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>



#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by Naaufizams on Thu, 28 Apr 2022 18:57:40 +0700 with category Biologi and was viewed by 345 other users

Chlorella termasuk golongan plantae

Pembahasan

Chlorella sp. merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau (Chloropyta) yang telah dimanfaatkan secara komersial karena gizinya yang tinggi. ).Chlorella sp. memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan manusia diantaranya sebagai makanan tambahan atau suplemen karena kandungan nutrisinya lengkap.  

Meningkatnya permintaan akan Chlorella sp. merupakan peluang dilakukannya peningkatan kultur Chlorella sp.  

Menurut Eyster (1978) menyatakan bahwa konsentrasi nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. Baik makronutrien dan mikronutrien ditetapkan menjadi tiga yaitu konsentrasi minimum, maksimum, dan optimum.Eyster (1978) mengemukakan bahwa nutrien yang dibutuhkan oleh Chlorella sp. Berupa makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri dari, N, P, K, Si dan Ca sedangkan mikronutrien terdiri dari Fe, Mo, Cu, Mn, Zn dan Co. Unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. antara lain N (0,14-0,7 g/l) dan P (0,015-0,62 g/l). Kebutuhan unsur makro nutrien dan mikro nutrien dalam kulturChlorella sp. Harus tercukupi untuk pertumbuhan yang optimal terutama unsur N dan P yang berfungsi untuk pembentukan klorofil dan keperluan fotosintesis.

Chlorella Vulgaris memiliki daya adaptasi yang cepat terhadap lingkungan kultur yang baru sehingga menunjukkan daya adaptasi yang cukup singkat dan langsung tumbuh dengan cepat dan mudah pada saat dikulturkan.

Fase adaptasi terlihat secara jelas pada media perlakuan intermediet ini yang mungkin disebabkan oleh lambatnya kemampuan sel mikroalga menyesuaikan dirinya terhadap media kultur yang baru, sehingga tidak mampu mampu tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pertumbuhan sel naik drastis pada hari ke-4 sebesar 8,3 x 106 sel/mL. Hal ini menggambarkan bahwa Chlorella sp. dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan kultur. Fase ini dinamakan fase eksponential. Terbukti dengan adanya pernyataan yang menyebutkan bahwa pada fase eksponensial terjadi penambahan kepadatan sel mikroalga (N) dalam waktu (t) dengan kecepatan tumbuh (μ) sesuai dengan rumus eksponensial.

Pada fase stasioner terjadi pada hari ke-5, karena jumlah sel yang bertambah seimbang dengan jumlah sel yang mati.Chlorella sp. mulai memasuki fase kematian pada hari ke-7, ditandai dengan jumlah sel yang menurun, karena menurunnya ketersediaan nutrien di dalam media kultur. Turunnya laju pertumbuhan Chlorella sp. juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya toksik yang dihasilkan oleh mikroalga sebagai hasil dari metabolisme yang meracuni mikroalga itu sendiri dan berkurangnya proses fotosintesis akibat bertambahnya jumlah sel sehingga hanya bagian tertentu saja yang memperoleh cahaya.

Selanjutnya laju pertumbuhan meningkat relatif cepat di hari ke-4 sampai .Hal tersebut menunjukkan sel mengalami fase adaptasi dengan baik terhadap lingkungan kultur, sehingga pertambahan jumlah kepadatan sel relatif lebih cepat. Hari ke-6, sel memasuki fase eksponensial, dengan laju pertumbuhan spesifik mencapai 101 x 104 sel/mL dan terus meningkat.Pada hari ke-7, jumlah sel mengalami penurunan.Penurunan jumlah sel ini diduga karena adanya pemanfaatan nutrien yang berlebih dari hari-hari sebelumnya, sehingga ketersediaan nutrien berkurang dari kebutuhan sel mikroalga untuk hari berikutnnya.

Hal tersebut menyebabkan CO2 sebagai sumber karbon utama bagi proses fotosintesis mikroalga cukup tersedia sehingga proses metabolisme dapat berlangsung cepat dan kerapatan sel meningkat. Selain itu, jenis karbon anorganik yang paling banyak terdapat pada media asam (pH 4-6) adalah asam karbonat (H2CO3).  

Terima kasih sudah bertanya di Brainly. Semoga jawaban ini dapat membantumu ya..  

Ayo kuasai materi pembelajaran lainnya melalui link di bawah ini!  

Pelajari lebih lanjut :

1. Kultur tidak sinkron

#Link#

2. Kultur bakteri

#Link#

3. Kultur jaringan

#Link#

4. Kultur yang banyak dilakukan

#Link#

Detail jawaban  

Kelas: 10 SMA

Mapel: Biologi

Bab: 8

Kode: 10.4.8

Kata Kunci : Gologngan, plantae, Chlorella

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Chlorella termasuk golongan plantae

Pembahasan

Chlorella sp. merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau (Chloropyta) yang telah dimanfaatkan secara komersial karena gizinya yang tinggi. ).Chlorella sp. memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan manusia diantaranya sebagai makanan tambahan atau suplemen karena kandungan nutrisinya lengkap.  

Meningkatnya permintaan akan Chlorella sp. merupakan peluang dilakukannya peningkatan kultur Chlorella sp.  

Menurut Eyster (1978) menyatakan bahwa konsentrasi nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. Baik makronutrien dan mikronutrien ditetapkan menjadi tiga yaitu konsentrasi minimum, maksimum, dan optimum.Eyster (1978) mengemukakan bahwa nutrien yang dibutuhkan oleh Chlorella sp. Berupa makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri dari, N, P, K, Si dan Ca sedangkan mikronutrien terdiri dari Fe, Mo, Cu, Mn, Zn dan Co. Unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. antara lain N (0,14-0,7 g/l) dan P (0,015-0,62 g/l). Kebutuhan unsur makro nutrien dan mikro nutrien dalam kulturChlorella sp. Harus tercukupi untuk pertumbuhan yang optimal terutama unsur N dan P yang berfungsi untuk pembentukan klorofil dan keperluan fotosintesis.

Chlorella Vulgaris memiliki daya adaptasi yang cepat terhadap lingkungan kultur yang baru sehingga menunjukkan daya adaptasi yang cukup singkat dan langsung tumbuh dengan cepat dan mudah pada saat dikulturkan.

Fase adaptasi terlihat secara jelas pada media perlakuan intermediet ini yang mungkin disebabkan oleh lambatnya kemampuan sel mikroalga menyesuaikan dirinya terhadap media kultur yang baru, sehingga tidak mampu mampu tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pertumbuhan sel naik drastis pada hari ke-4 sebesar 8,3 x 106 sel/mL. Hal ini menggambarkan bahwa Chlorella sp. dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan kultur. Fase ini dinamakan fase eksponential. Terbukti dengan adanya pernyataan yang menyebutkan bahwa pada fase eksponensial terjadi penambahan kepadatan sel mikroalga (N) dalam waktu (t) dengan kecepatan tumbuh (μ) sesuai dengan rumus eksponensial.

Pada fase stasioner terjadi pada hari ke-5, karena jumlah sel yang bertambah seimbang dengan jumlah sel yang mati.Chlorella sp. mulai memasuki fase kematian pada hari ke-7, ditandai dengan jumlah sel yang menurun, karena menurunnya ketersediaan nutrien di dalam media kultur. Turunnya laju pertumbuhan Chlorella sp. juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya toksik yang dihasilkan oleh mikroalga sebagai hasil dari metabolisme yang meracuni mikroalga itu sendiri dan berkurangnya proses fotosintesis akibat bertambahnya jumlah sel sehingga hanya bagian tertentu saja yang memperoleh cahaya.

Selanjutnya laju pertumbuhan meningkat relatif cepat di hari ke-4 sampai .Hal tersebut menunjukkan sel mengalami fase adaptasi dengan baik terhadap lingkungan kultur, sehingga pertambahan jumlah kepadatan sel relatif lebih cepat. Hari ke-6, sel memasuki fase eksponensial, dengan laju pertumbuhan spesifik mencapai 101 x 104 sel/mL dan terus meningkat.Pada hari ke-7, jumlah sel mengalami penurunan.Penurunan jumlah sel ini diduga karena adanya pemanfaatan nutrien yang berlebih dari hari-hari sebelumnya, sehingga ketersediaan nutrien berkurang dari kebutuhan sel mikroalga untuk hari berikutnnya.

Hal tersebut menyebabkan CO2 sebagai sumber karbon utama bagi proses fotosintesis mikroalga cukup tersedia sehingga proses metabolisme dapat berlangsung cepat dan kerapatan sel meningkat. Selain itu, jenis karbon anorganik yang paling banyak terdapat pada media asam (pH 4-6) adalah asam karbonat (H2CO3).  

Terima kasih sudah bertanya di Brainly. Semoga jawaban ini dapat membantumu ya..  

Ayo kuasai materi pembelajaran lainnya melalui link di bawah ini!  

Pelajari lebih lanjut :

1. Kultur tidak sinkron

brainly.co.id/tugas/9819753

2. Kultur bakteri

brainly.co.id/tugas/9733550

3. Kultur jaringan

brainly.co.id/tugas/9209572

4. Kultur yang banyak dilakukan

brainly.co.id/tugas/8198831

Detail jawaban  

Kelas: 10 SMA

Mapel: Biologi

Bab: 8

Kode: 10.4.8

Kata Kunci : Gologngan, plantae, Chlorella