Bagaimana efek timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara

Sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu ki, disamping menimbulkan bau ynyak menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan sampah bisa mencemari air permukaan, air tanah , lahan pertanian dan juga bisa mencemari udara yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan ekosistem.

Mengapa tumpukan sampah dapat merusak tingkat kesuburan tanah?

Penjelasan: karena plastik itu sifatnya mengurai . kalau kita timbun plastik ke tanah, maka dapat mencemari lingkungan atau menurunkan kandungan tanah karena di dalam plastik ada bahan- bahan yang dapat merusak kandungan tanah itu sendiri.so, mengapa sampah plastik dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah .

Mengapa tumpukan sampah dapat mencemari udara?

Hal ini dikarenakan sampah-sampah yang dibakar tentu mengandung bahan kimia berbahaya. Saat sampah-sampah tersebut dibakar, asapnya akan menyebar dan mencemari udara sekitar.

Mengapa sampah plastik di dalam tanah dapat mengurangi kesuburan tanah?

Bagi lingkungan, plastik dapat menimbulkan pencemaran, baik di tanah, air, maupun udara. Di tanah plastik dapat menghalangi peresapan air dan sinar matahari, sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik memberi sumbangsih 90% sampah yang ada di lautan.

Mengapa sampah plastik dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah?

Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Mengapa tumpukan sampah dapat mencemari udara brainly?

Jawaban: karna bau nya yang mencemari udara.

Bagaimana efek timbunan sampah dan menyebabkan pencemaran udara?

Rendahnya tingkat pelayanan umum terhadap sampah yang menyebabkan pencemaran udara dan air meningkat. Hanya 40% sampah penduduk yang dapat dilayani, sisanya dibakar/dibuang di badan air atau lahan terbuka. Sampah yang dibuang di badan air dapat menyebabkan penyumbatan aliran air sehingga jika terjadi hujan akan banjir.

Mengapa sampah plastik yang ditimbun dapat merusak sumber daya tanah?

Sampah plastik yang ditimbun dalam tanah membuat struktur tanah menjadi labil dan mengganggu aktivitas penguraian oleh bakteri, jamur dan pengurai lainnya. Air yang turun dari hujan sulit meresap bila tanah banyak mengandung sampah plastik. Akibatnya air akan menggerus tanah dan menyebabkan erosi.

Mengapa penggunaan sampah plastik haruslah dikurangi?

Alasan Mengurangi Sampah Plastik Karena proses penguraian yang lama, plastik yang sudah tidak digunakan akan menjadi sampah yang menumpuk. Sampah plastik ini pun tidak hanya menumpuk di atas tanah, tapi juga masuk ke dalam laut. Sampah yang ada di dalam laut bisa membahayakan ikan dan hewan laut lainnya.

Mengapa sampah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan?

Pembuangan sampah yang dilakukan menyebabkan pencemaran terhadap air, karena pembuangan sampah akan mengakibatkan terhambatnya proses air tanah. Apalagi jika ada sampah -sampah plastik yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan limbah.

Apakah pupuk kompos tidak menyebabkan bau?

Berikut adalah ciri-ciri dari pupuk kompos: Tidak menyebabkan bau. Pupuk kompos agak halus dan konsistensi berserat. Secara visual, ketika dikepal dengan kuat, kadar air tidak dapat menggumpal keras ketika perangkonya terbuka dan tidak terurai seperti pasir kering. Berwarna seperti hitam dan cokelat.

Apakah kompos dapat terbentuk lebih cepat?

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi dan penambahan activator pengomposan.

Apa yang penting dalam proses pembuatan kompos?

Keseimbangan Nutrien (Rasio C/N). Parameter nutrien yang paling penting dalam proses pembuatan kompos adalah unsur karbon dan nitrogen. Dalam proses pengurai terjadi reaksi antara karbon dan oksigen sehingga menimbulkan panas (CO2). Nitrogen akan ditangkap oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan.

Apakah tanaman yang dipupuk dengan kompos lebih tahan terhadap penyakit?

Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan sekitar. Tak hanya menyebabkan banjir atau mengurangi nilai estetika saja, kebiasaan menimbun sampah ternyata juga memberikan dampak buruk bagi diri kita sendiri. Apalagi jika sampah yang dihasilkan adalah jenis sampah anorganik atau yang tidak bisa terurai, tentu sampah jenis ini akan mencemari lingkungan sekitar.

Yuk, jangan biarkan tumpukan sampah terus tertimbun di sekitar tempat tinggal kita. Ketahui bahaya menimbun sampah berikut ini supaya Anda lebih waspada terhadap kebiasaan menimbun sampah.

Sudah menjadi rahasia umum jika bakteri, serangga, dan berbagai jenis hama menjadikan sampah sebagai tempat berkembang biak yang paling ideal. Lalat yang singgah di tumpukan sampah yang ada di sekitar rumah Anda akan terbang dan hinggap di makanan yang Anda siapkan di atas meja makan. Mengonsumsi makanan yang dihinggapi lalat meningkatkan risiko infeksi bakteri salmonella yang dapat mengakibatkan demam, keracunan makanan, sampai gastroenteritis.

Sampah mampu menghasilkan luapan yang merupakan polusi udara. Tubuh yang terpapar oleh polusi lama kelamaan akan menderita penyakit pernapasan. Zat beracun hasil luapan sampah antara lain adalah karbon dioksida, dinitrogen oksida, dan metana. Polusi yang dihasilkan dari tumpukan sampah ditandai dari bau tak sedap yang umumnya berasal dari limbah cair atau sampah yang mulai terurai.

Bukan tidak mungkin jika timbunan sampah di rumah akan hanyut ke sungai saat hujan. Kondisi ini tentu saja akan mencemari kualitas air. Tak hanya menjadikan air tersebut jadi tidak layak untuk dikonsumsi, pencemaran sampah pada air dapat mempengaruhi semua ekosistem, seperti ikan atau hewan lain yang minum dari air yang tercemar sampah. Ketika kita mengonsumsi ikan atau hewan tersebut, secara tidak langsung kita turut tercemar oleh zat beracun.

Ketika Anda memiliki kebiasaan menimbun tumpukan sampah untuk waktu yang lama, sampah tersebut lama-lama akan mengeluarkan zat beracun. Apabila zat beracun ini bersentuhan dengan kulit, maka Anda berisiko terkena penyakit kulit.

Penyakit lain yang disebabkan dari kebiasaan buruk menimbun sampah dapat disebabkan dari gigitan hewan yang bersarang di sampah tersebut. Misalnya, sampah juga merupakan tempat ideal bagi nyamuk demam berdarah, ketika Anda digigit oleh nyamuk itu, Anda berpotensi terkena penyakit demam berdarah.

Pernahkah Anda ingin bersantai di taman kota tapi yang tercium justru bau busuk dari tumpukan sampah yang mungkin ada di sekitar taman tersebut? Hal ini membuktikan bahwa kebiasaan menimbun sampah dapat mengancam kesejahteraan masyarakat. Bukan hanya mengurangi estetika tata kota saja, tetapi juga membuat kita merasa tidak nyaman.

Sampah yang terus tersebar di penjuru kota juga membawa dampak negatif bagi income pemerintah kota tersebut. Wisatawan dari luar kota atau luar negara sudah pasti enggan mengunjungi tempat yang kotor dan tercemar oleh sampah-sampah bau.

Bahaya menimbun tumpukan sampah ini harus kita waspadai sejak saat ini. Kurangi produksi sampah anorganik dengan memakai wadah atau kemasan yang sifatnya mudah terurai saja. Selain itu, buanglah sampah rumah tangga setiap hari. Hindari menimbun sampah berhari-hari jika Anda ingin hidup di lingkungan yang bersih dan sehat. Ingat, membuang sampah pada tempatnya secara tepat waktu adalah bagian dari usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekitar.

Awalnya diterbitkan 24 Oktober 2019

Bagaimana efek timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara

Timbunan sampah dapat menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota terutama daerah di sekitar tempat penumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit, gangguan pernafasan serta dapat mengganggu kesehatan manusia dan mengganggu estetika lingkungan, karena terkontaminasinya pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Sebuah penelitian menyimpulkan, sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses itu menghasilkan gas metana (CH4). Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas CH4mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.

Gas metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik oleh bakteri metana atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik sehingga terbentuk gas metana (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bencana longsor yang terjadi di TPA tersebut terjadi karena adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya menimbulkan ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut longsor dan menimbun puluhan rumah disekitarnya. (Rahmadani, 2010).

Bagaimana efek timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara

Membakar sampah merupakan kegiatan yang mempunyai peranan terjadinya pencemaran udara. Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat pencemar di udara terutama debu dan hidrokarbon. Zat pencemar tersebut, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan pemicu kanker (karsinogenik).

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III, Pasal 7, Ayat 1 mengatakan : Setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Yang dimaksudkan dengan `bidang usahaā€¯ tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, karena sebuah rumah tangga sudah termasuk ke dalam kategori sebuah usaha rumah tangga.

Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi, proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin, maka akan rentan terhadap berbagai penyakit diantaranya kanker, gangguan system syaraf, hepatitis, pembengkakan hati dan gejala depresi.

Sebagai gambaran pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg gas karbon monoksida (CO), gas tersebut jika dihirup akan berikatan sangat kuat dengan haemoglobin darah sehingga dapat menyebabkan tubuh orang yang menghirup akan kekurangan oksigen (O2) dan menimbulkan kematian. Pembakaran sampah organik juga akan menghasilkan gas metana. Membakar potongan kayu akan menghasilkan senyawa formaldehyde yang mengakibatkan kanker. Sampah organik yang masih agak basah seperti daun, ranting, batang, sisa sayuran atau buah jika dibakar tidak akan semua terbakar dan akan menghasilkan partikel-partikel padat yang dapat beterbangan. Satu ton sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung senyawa hidrokarbon berbahaya.(Plazainformasi, 2012).

http://www.plazainformasi.jogjaprov.go.id [4 Mei 2012]

Bagaimana efek timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara

Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air akibat adanya kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Indikator tanda bahwa air telah tercemar jika ada perubahan atau tanda pencemaran yang dapat diamati secara fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik, air sudah tercemar jika ada perubahan warna, rasa dan bau. Secara kimia, jika adanya perubahan suhu, pH, kandungan oksigen terlarut yang berkurang, kandungan bahan kimia, dll. Sedangkan secara biologi dapat dianalisa dengan melihat adanya bakteri patogen.

Rendahnya tingkat pelayanan umum terhadap sampah yang menyebabkan pencemaran udara dan air meningkat. Hanya 40% sampah penduduk yang dapat dilayani, sisanya dibakar/dibuang di badan air atau lahan terbuka. Sampah yang dibuang di badan air dapat menyebabkan penyumbatan aliran air sehingga jika terjadi hujan akan banjir. (Surtikanti, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan Marsaulina (2012) bahwa tumpukan sampah dapat mengganggu/mencemari dikarenakan adanya air sampah (lindi), menimbulkan bau dan estetika. Air yang berasal dari sampah merupakan bahan pencemar yang berpotensial mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia. Air dapat merembes ke dalam tanah ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Jadi air lindi merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah yang berupa rembesan dari timbunan sampah yang banyak di TPA, sehingga air lindi perlu pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan/sungai dan menyebabkan pencemaran yang berdampak buruk pada makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Marsaulina. (2012). Pengaruh Air Lindi Terhadap Pembuangan Akhir Sampah. Repository USU. [online].http:// repository.usu.ac.id [7 Mei 2012]

Surtikanti, Hertien K. (2009). Biologi Lingkungan. Cetakan pertama. Prisma Press Prodaktama. Bandung

Bagaimana efek timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga. Pencemaran tanah dapat diakibatkan oleh sampah organik dan anorganik, misalnya dari kegiatan rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.

Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah organik lebih menguntungkan karena lebih mudah terdegradasi oleh mikroorganisme dan menyatu kembali dengan alam. Sedangkan sampah anorganik seperti sampah plastik dan berbagai jenis botol, kaleng, dll merupakan sampah yang sukar sekali mengalami degradasi sehingga menimbulkan penumpukan dan pencemaran. (Surtikanti, 2009).

Timbunan sampah akan menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Surtikanti, Hertien.K. (2009).Biologi Lingkungan. Cetakan Pertama. Prisma Press Prodaktama. Bandung.

1.  Menurutmu apa akibat membakar sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan?

2. Bagaimana menurutmu untuk mengendalikan pencemaran air?

3. Bagaimana menganggulangi pencemaran tanah oleh sampah?