Apa hukumnya jika suami istri tidak bertegur sapa?

Suami istri berselisih paham bahkan berujung pada pertengkaran bukan hal yang aneh, sebab seperti pepetah tak ada gading tak retak

Kamis, 31 Maret 2016 11:37

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Suami istri berselisih paham bahkan berujung pada pertengkaran bukan hal yang aneh, sebab seperti pepetah ‘tak ada gading tak retak’ begitu pula dengan berumah tangga tak mungkin mulus luus tanpa perselisihan.

Bahkan, tidak jarang pula berujung pada tak bertegur sapa satu sama lain. Ini juga masih tergolong wajar.

“Asal tak bertegur sapa nya jangan sampai lebih dari tiga hari karena menyalahi nasihat Rasulullah SAW,” ujar Mariani MHi, pemerhati masalah hukum Islam yang juga PNS di Kemenag Kalsel , Banjarmasin.

Menurut Rasulullah SAW, ujar master bidang hukum Islam ini, tidak halal bagi seorang muslim yang tidak saling menyapa lebih tiga hari seperti yang diriwayatkan Bukhari (6237) dan Muslim (2560).

Jadi, menurut Mariani, marah boleh tetapi jangan sampai melampaui batas apalagi bagi suami istri yang saling beriman seharusnya slaing membuka pintu maaf begitu ada persoalan.

Suami istri berselisih paham bahkan berujung pada pertengkaran bukan hal yang aneh, sebab kehidupan rumah tangga pasti tidak akan mulus begitu saja tanpa perselisihan. Baca juga Hukum Fashion Show dalam Islam

Bahkan, tidak jarang pula berujung pada tak bertegur sapa satu sama lain. Ini juga masih tergolong wajar.

“Asal tak bertegur sapa nya jangan sampai lebih dari tiga hari karena menyalahi nasihat Rasulullah SAW,”

Menurut Rasulullah SAW, ujar master bidang hukum Islam ini, tidak halal bagi seorang muslim yang tidak saling menyapa lebih tiga hari seperti yang diriwayatkan Bukhari (6237) dan Muslim (2560).

Allah memotivasi agar kaum muslimin berupaya menjadikan muslim yang lain sebagaimana layaknya saudara. Baca juga  Hukum Menerima Komisi dalam Islam

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ

“Sesungguhnya hanya kaum muslimin yang bersaudara. Karena itu, berupayalah memperbaiki hubungan antara kedua saudara kalian..” (QS. Al-Hujurat: 10).

Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan,

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah. (QS. Ali imran: 103).

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan hubungan persaudaraan antara sesama muslim, ibarat satu jasad. Jika ada yang sakit, yang lain turut merasakannya,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اثْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمى

“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR. Muslim 2586).

Akan tetapi, membangun suasana persadauraan semacam yang diajarkan islam, lebih sulit ketimbang memindahkan gunung. Setan selalu berupaya memicu terjadinya permusuhan. Baca juga Hukum Membakar Bendera Tauhid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

“Setan (Iblis) telah putus asa untuk disembah oleh orang yang rajin shalat di Jazirah Arab. Namun dia selalu berusaha untuk memicu permusuhan dan kebencian.” (HR. Muslim 2812 dan Ibn Hibban 5941).

Ketika Iblis melihat kemajuan islam di akhir dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia sudah putus asa, tidak mungkin kaum muslimin akan menyembahnya (melakukan syirik) di jazirah arab. Karena mereka menjadi generasi yang sangat kuat imannya. Tapi setan tidak tinggal diam, dia berupaya untuk memicu munculnya permusuhan diantara mereka. Baca juga Hukum Beasiswa Dari Bunga Bank Dalam Islam

Karena itu, sikap saling mendzalimi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sikap saling mendzalimi telah menyatu dan menjadi warna hidup manusia. Namun, islam tidak membiarkannya. Islam menekan agar seminimal mungkin semacam ini bisa terjadi. Untuk itu, islam memberikan batas toleransi selama 3 hari. Toleransi bagi gejolak emosi yang itu menjadi tabiat manusia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.” (HR. Abu Daud 4914, dan dishahihkan Al-Albani).

Apa hukum suami istri tidak bicara selama 3 hari?

Menurut Rasulullah SAW, ujar master bidang hukum Islam ini, tidak halal bagi seorang muslim yang tidak saling menyapa lebih tiga hari seperti yang diriwayatkan Bukhari (6237) dan Muslim (2560).

Berapa lama suami boleh mendiamkan istri?

Haram bagi seorang suami mendiamkan atau menggantungkan hubungan pernikahan atas istrinya tanpa keputusan yang jelas.

Apa yang harus dilakukan jika suami mendiamkan istri?

Cara menghadapi silent treatment.

Beri respons yang lembut. Apabila suami tidak biasa memberikan silent treatment, bisa jadi akar masalahnya cukup besar. ... .

2. Sampaikan perasaan. Jangan lupa sampaikan bahwa silent treatment ini justru melukai dan membuat frustrasi. ... .

3. Beri waktu sendiri. ... .

Meminta maaf. ... .

Konseling..

Apa hukum suami meninggalkan istri karena bertengkar?

Dalam Islam, suami yang pergi meninggalkan rumah dalam keadaan bertengkar dianggap sebagai perbuatan yang mubah atau boleh dilakukan.