Dampak Teknologi Informasi terhadap Proses Audit Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer, dan dengan mengganti pengendalian manual yang dapat terpengaruh oleh kesalahan manusia. Tetapi auditor tidak tidak dapat bergantung pada informasi hanya karena dihasilkan oleh komputer.
Beberapa perubahan pengendalian internal yang diakibatkan oleh pengintegritasan TI dalam sistem akuntansi:
Selain dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat mempengaruhi resiko pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Jika sistem TI gagal, orgnisasi dapat lumpuh karena tidak mampu mendapatkan kembali informasi atau menggunakan informasi yang tidak andal karena kesalahan pemrosesan. Resiko khusus pada sistem TI meliputi:
Meskipun TI memberikan maanfaat yang signifikan, TI menciptakan resiko yang unik dalam melindungi perangkat keras termasuk memunculkan jenis kesalahan baru. Resiko ini meliputi:
Salah saji mungkin tidak terdeteksi dengan menungkatnya penggunaan TI akibat hilangnya jejak audit yang nyata, termasuk berkurangnya keterlibatan manusia. Komputer juga menggantikan jenis otorisasi tradisional dalam banyak sistem TI, antar lain:
Sistem TI mengurangi pemisahan tugas tradisional (otorisasi, pembukuan, dan penyimpanan) dan menciptakan kebutuhan akan pengalaman TI tambahan.
Pengendalian umum (general controls) diterapkan pada semua aspek fungsi TI, termasuk administrasi TI, pemisahan tugas TI, pengembangan sistem, keamanan fisik dan online atas akses ke perangkat keras, perangkat lunak, dan data terkait, backup dan perencanaan kontijensi atas keadaan darurat yang tak terduga, serta pengendalian pengendalian perangkat keras. Pengendalian aplikasi (application controls) berlaku bagi pemrosesan transaksi, seperti pengendalian atas pemrosesan penjualan atau penerimaan kas. Administrasi fungsi TI. Pengawasan, alokasi sumber daya, dan keterlibatannya dalam setiap keputusan kunci TI memberikan isyarat tentang pentingnya TI. Dalam lingkungan yang kompleks, manajemen dapat menetapkan komite pengendalian TI untuk membantu memantau kebutuhan teknologi organisasi. Fungsi tugas-tugas TI. Sebagai respons terhadap resiko menggabungkan tanggungjawab penyimpanan tradisional, otorisasi, dan administrasi ke dalam fungsi TI, organisasi yang dikendalikan dengan baik memisahkan tugas-tugas kunci dalam TI. Idealnya tanggung jawab atas manajemen TI, pengembangan sistem, operasi, dan pengendalian data harus dipisahkan sebagai berikut:
Page 2
Dampak Teknologi Informasi terhadap Proses Audit Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer, dan dengan mengganti pengendalian manual yang dapat terpengaruh oleh kesalahan manusia. Tetapi auditor tidak tidak dapat bergantung pada informasi hanya karena dihasilkan oleh komputer.
Beberapa perubahan pengendalian internal yang diakibatkan oleh pengintegritasan TI dalam sistem akuntansi:
Selain dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat mempengaruhi resiko pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Jika sistem TI gagal, orgnisasi dapat lumpuh karena tidak mampu mendapatkan kembali informasi atau menggunakan informasi yang tidak andal karena kesalahan pemrosesan. Resiko khusus pada sistem TI meliputi:
Meskipun TI memberikan maanfaat yang signifikan, TI menciptakan resiko yang unik dalam melindungi perangkat keras termasuk memunculkan jenis kesalahan baru. Resiko ini meliputi:
Salah saji mungkin tidak terdeteksi dengan menungkatnya penggunaan TI akibat hilangnya jejak audit yang nyata, termasuk berkurangnya keterlibatan manusia. Komputer juga menggantikan jenis otorisasi tradisional dalam banyak sistem TI, antar lain:
Sistem TI mengurangi pemisahan tugas tradisional (otorisasi, pembukuan, dan penyimpanan) dan menciptakan kebutuhan akan pengalaman TI tambahan.
Pengendalian umum (general controls) diterapkan pada semua aspek fungsi TI, termasuk administrasi TI, pemisahan tugas TI, pengembangan sistem, keamanan fisik dan online atas akses ke perangkat keras, perangkat lunak, dan data terkait, backup dan perencanaan kontijensi atas keadaan darurat yang tak terduga, serta pengendalian pengendalian perangkat keras. Pengendalian aplikasi (application controls) berlaku bagi pemrosesan transaksi, seperti pengendalian atas pemrosesan penjualan atau penerimaan kas. Administrasi fungsi TI. Pengawasan, alokasi sumber daya, dan keterlibatannya dalam setiap keputusan kunci TI memberikan isyarat tentang pentingnya TI. Dalam lingkungan yang kompleks, manajemen dapat menetapkan komite pengendalian TI untuk membantu memantau kebutuhan teknologi organisasi. Fungsi tugas-tugas TI. Sebagai respons terhadap resiko menggabungkan tanggungjawab penyimpanan tradisional, otorisasi, dan administrasi ke dalam fungsi TI, organisasi yang dikendalikan dengan baik memisahkan tugas-tugas kunci dalam TI. Idealnya tanggung jawab atas manajemen TI, pengembangan sistem, operasi, dan pengendalian data harus dipisahkan sebagai berikut:
Page 3
Dampak Teknologi Informasi terhadap Proses Audit Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer, dan dengan mengganti pengendalian manual yang dapat terpengaruh oleh kesalahan manusia. Tetapi auditor tidak tidak dapat bergantung pada informasi hanya karena dihasilkan oleh komputer.
Beberapa perubahan pengendalian internal yang diakibatkan oleh pengintegritasan TI dalam sistem akuntansi:
Selain dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat mempengaruhi resiko pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Jika sistem TI gagal, orgnisasi dapat lumpuh karena tidak mampu mendapatkan kembali informasi atau menggunakan informasi yang tidak andal karena kesalahan pemrosesan. Resiko khusus pada sistem TI meliputi:
Meskipun TI memberikan maanfaat yang signifikan, TI menciptakan resiko yang unik dalam melindungi perangkat keras termasuk memunculkan jenis kesalahan baru. Resiko ini meliputi:
Salah saji mungkin tidak terdeteksi dengan menungkatnya penggunaan TI akibat hilangnya jejak audit yang nyata, termasuk berkurangnya keterlibatan manusia. Komputer juga menggantikan jenis otorisasi tradisional dalam banyak sistem TI, antar lain:
Sistem TI mengurangi pemisahan tugas tradisional (otorisasi, pembukuan, dan penyimpanan) dan menciptakan kebutuhan akan pengalaman TI tambahan.
Pengendalian umum (general controls) diterapkan pada semua aspek fungsi TI, termasuk administrasi TI, pemisahan tugas TI, pengembangan sistem, keamanan fisik dan online atas akses ke perangkat keras, perangkat lunak, dan data terkait, backup dan perencanaan kontijensi atas keadaan darurat yang tak terduga, serta pengendalian pengendalian perangkat keras. Pengendalian aplikasi (application controls) berlaku bagi pemrosesan transaksi, seperti pengendalian atas pemrosesan penjualan atau penerimaan kas. Administrasi fungsi TI. Pengawasan, alokasi sumber daya, dan keterlibatannya dalam setiap keputusan kunci TI memberikan isyarat tentang pentingnya TI. Dalam lingkungan yang kompleks, manajemen dapat menetapkan komite pengendalian TI untuk membantu memantau kebutuhan teknologi organisasi. Fungsi tugas-tugas TI. Sebagai respons terhadap resiko menggabungkan tanggungjawab penyimpanan tradisional, otorisasi, dan administrasi ke dalam fungsi TI, organisasi yang dikendalikan dengan baik memisahkan tugas-tugas kunci dalam TI. Idealnya tanggung jawab atas manajemen TI, pengembangan sistem, operasi, dan pengendalian data harus dipisahkan sebagai berikut:
Page 4
Dampak Teknologi Informasi terhadap Proses Audit Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer, dan dengan mengganti pengendalian manual yang dapat terpengaruh oleh kesalahan manusia. Tetapi auditor tidak tidak dapat bergantung pada informasi hanya karena dihasilkan oleh komputer.
Beberapa perubahan pengendalian internal yang diakibatkan oleh pengintegritasan TI dalam sistem akuntansi:
Selain dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat mempengaruhi resiko pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Jika sistem TI gagal, orgnisasi dapat lumpuh karena tidak mampu mendapatkan kembali informasi atau menggunakan informasi yang tidak andal karena kesalahan pemrosesan. Resiko khusus pada sistem TI meliputi:
Meskipun TI memberikan maanfaat yang signifikan, TI menciptakan resiko yang unik dalam melindungi perangkat keras termasuk memunculkan jenis kesalahan baru. Resiko ini meliputi:
Salah saji mungkin tidak terdeteksi dengan menungkatnya penggunaan TI akibat hilangnya jejak audit yang nyata, termasuk berkurangnya keterlibatan manusia. Komputer juga menggantikan jenis otorisasi tradisional dalam banyak sistem TI, antar lain:
Sistem TI mengurangi pemisahan tugas tradisional (otorisasi, pembukuan, dan penyimpanan) dan menciptakan kebutuhan akan pengalaman TI tambahan.
Pengendalian umum (general controls) diterapkan pada semua aspek fungsi TI, termasuk administrasi TI, pemisahan tugas TI, pengembangan sistem, keamanan fisik dan online atas akses ke perangkat keras, perangkat lunak, dan data terkait, backup dan perencanaan kontijensi atas keadaan darurat yang tak terduga, serta pengendalian pengendalian perangkat keras. Pengendalian aplikasi (application controls) berlaku bagi pemrosesan transaksi, seperti pengendalian atas pemrosesan penjualan atau penerimaan kas. Administrasi fungsi TI. Pengawasan, alokasi sumber daya, dan keterlibatannya dalam setiap keputusan kunci TI memberikan isyarat tentang pentingnya TI. Dalam lingkungan yang kompleks, manajemen dapat menetapkan komite pengendalian TI untuk membantu memantau kebutuhan teknologi organisasi. Fungsi tugas-tugas TI. Sebagai respons terhadap resiko menggabungkan tanggungjawab penyimpanan tradisional, otorisasi, dan administrasi ke dalam fungsi TI, organisasi yang dikendalikan dengan baik memisahkan tugas-tugas kunci dalam TI. Idealnya tanggung jawab atas manajemen TI, pengembangan sistem, operasi, dan pengendalian data harus dipisahkan sebagai berikut:
|