“Alhamdulillah penguatan nasionalisme dan upaya pencegahan dan mengatasi disintegrasi bangsa terus dilakukan bersama Forkopimda, Pemda, tokoh masyarakat dan juga masyarakat terus dilakukan,” kata Gubernur Andi Sudirman Sulaiman seperti dikutip pedomanrakyatnews.com dari sulselprov.go.id. Gubernur Sulsel mengemukakan hal ini saat menerima kunjungan silaturahmi dan koordinasi Wakil Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Hariyono di Rumah Jabatan, Senin, 23 Mei 2022. Baca Juga: Capai Imunisasi Dasar Tertinggi, Menkes Puji Pemprov Sulsel Dikatakan GUbernur pihaknya juga terus menghadirkan semangat nasionalisme pada berbagai lapisan masyarakat termasuk di sekolah-sekolah untuk itu diperlukan dukungan dari BPIP menghasilkan semangat tersebut. “Bagi kami begitu penting peranan teman-teman di BPIP ini untuk memberikan pemahaman Pancasila dan nasionalisme dengan baik. Sehingga menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan,” sebut Andi Sudirman. Gubernur berharap agar perlunya dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap orgnisasi atau kelompok yang dapat menyebabkan perpecahan atau konflik di tengah masyarakat. Dia mengharapkan agar di Sulawesi Selatan tercipta masyarakat ataupun organisasi masyarakat yang hidup berdasarkan hukum yang berlaku. Demikian juga tidak ada pemikiran atau upaya disintegrasi bangsa. Sementara itu Waka BPIP Hariyono menyampaikan bahwa pemahaman ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa penting termasuk untuk ganguan dari luar Indonesia. “Ini menjadi upaya untuk menguatkan negara dan bangsa serta untuk mencegah ancaman-ancaman dari luar,” sebutnya. Page 2
Upah Minimum Sulsel Naik 6,9 PersenJumat, 2 Desember 2022 | 10:26 WIB
Pemprov Sulsel Launching PPID DigitalRabu, 12 Oktober 2022 | 14:17 WIBPage 3 “Alhamdulillah penguatan nasionalisme dan upaya pencegahan dan mengatasi disintegrasi bangsa terus dilakukan bersama Forkopimda, Pemda, tokoh masyarakat dan juga masyarakat terus dilakukan,” kata Gubernur Andi Sudirman Sulaiman seperti dikutip pedomanrakyatnews.com dari sulselprov.go.id. Gubernur Sulsel mengemukakan hal ini saat menerima kunjungan silaturahmi dan koordinasi Wakil Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Hariyono di Rumah Jabatan, Senin, 23 Mei 2022. Baca Juga: Capai Imunisasi Dasar Tertinggi, Menkes Puji Pemprov Sulsel Dikatakan GUbernur pihaknya juga terus menghadirkan semangat nasionalisme pada berbagai lapisan masyarakat termasuk di sekolah-sekolah untuk itu diperlukan dukungan dari BPIP menghasilkan semangat tersebut. “Bagi kami begitu penting peranan teman-teman di BPIP ini untuk memberikan pemahaman Pancasila dan nasionalisme dengan baik. Sehingga menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan,” sebut Andi Sudirman. Gubernur berharap agar perlunya dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap orgnisasi atau kelompok yang dapat menyebabkan perpecahan atau konflik di tengah masyarakat. Dia mengharapkan agar di Sulawesi Selatan tercipta masyarakat ataupun organisasi masyarakat yang hidup berdasarkan hukum yang berlaku. Demikian juga tidak ada pemikiran atau upaya disintegrasi bangsa. Sementara itu Waka BPIP Hariyono menyampaikan bahwa pemahaman ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa penting termasuk untuk ganguan dari luar Indonesia. “Ini menjadi upaya untuk menguatkan negara dan bangsa serta untuk mencegah ancaman-ancaman dari luar,” sebutnya.
Pemilihan topik kegiatan ini didasarkan pada perhatian penulis terhadap perkembangan generasi muda pada era sekarang ini yang sangat memprihatinkan. Pengetahuan terhadap suatu nilai kesejarahan sudah mulai menurun drastis. Mereka sebagian besar hanya membicarakan masalah kekinian saja serta mengesampingkan masa lalu. Sejarah mereka anggap hanya sebagai barang antik yang harus dimuseumkan. Kalangan generasi muda sekarang banyak yang mengidap penyakit amnesia sejarah. Padahal apabila kita amati secara cermat banyak sekali persoalan sekarang ini yang bisa diselesaikan dengan sejarah. Kembali pada tujuan awal bahwa belajar sejarah itu bukan hanya saja untuk mengetahui masa lampau, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk melatih manusia lebih bersikap bijaksana dalam menyelesaikan persoalan. Persoalan bangsa selama ini menjadi suatu penghambat dalam majunya suatu negara. Lalu dengan kompleksnya persoalan negara itu, selanjutnya mau dibawa ke arah mana negara ini di masa depan. Semua itu tentunya tugas generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah metode penelitian sejarah, dengan cara merekonstruksi masa lampau melalui proses pengujian dan analisis secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau. Secara garis besar penelitian sejarah terbagi menjadi empat tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Kata kunci: Disintegrasi, Bangsa, Pasca Kemerdekaan.
Grosby, S. (2011). Sejarah Nasionalisme, Asal-usul Bangsa dan Tanah Air. Yogyakarta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muljana, S. (2008). Kesadaran Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. Yoman, D. S. S. (2011). Integrasi Belum Selesai, Komentar Kritis atas Papua Road Map. Jakarta: Endrawasih Press. Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah. DOI: https://doi.org/10.30743/mkd.v1i2.517
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Page 2DOI: https://doi.org/10.30743/mkd.v1i2
Jakarta - Dewasa ini, bangsa Indonesia banyak mengalami krisis persatuan dan kesatuan. Banyak orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, hal ini tentu saja dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.Nampaknya, nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa Indonesia yang selama ini demikian kukuh, kini mulai memperlihatkan keruntuhan. Asas persamaan digerogoti oleh ketidakadilan pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah selama ini. MenurutAristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar, merupakan salah satu sebab ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh para pelaku politik yang tidak lagi bersikap netral.Meskipun barangkali filosof politik klasik Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat dalam konteks masa kini, orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan. Paling tidak untuk melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa.Maka menyikapi berbagai kasus dan tuntutan yang mengemuka dari berbagai daerah sudah barang tentu diperlukan konsekuensi politik dan legitimasi bukan janji-janji sebagaimana yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan.Legitimasi diperlukan tidak saja untuk menjaga stabilitas tetapi juga menjamin adanyan perubahan nyata dan konkret yang dapat dirahasiakan langsung oleh warga terhadap tuntutan dan keinginan mereka.Namun, bagaimanapun juga kita tetap mesti berupaya agar tuntutan terhadap pemisahan dari kesatuan RI dapat diurungkan. Dalam hal ini diperlukan kejernihan pikiran, kelapangan dada dan kerendahan hati untuk merenungkan kembali makna kesatuan dan persatuan, sekaligus menyikapi secara arif dan bijak terhadap berbagai kasus dari tuntutan berbagai daerah.Indonesia akan pandangan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan.Reformasi sudah berjalan kurang lebih 14 tahun, apa yan telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai bahwa kehidupan di masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini.Pendapat rakyat tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudut pandang harga kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah karena hanya satu hal tersebut yang ada dibenak mereka.Kemudian ada beberapa kelompok masyarakat yang selalu menuntut kebebasan, dan oleh kelompok yang lain dikatakan sudah keblabasan.Kemudian timbul kembali pertanyaan, apa itu reformasi? Yang jelas bangsa Indonesia semua menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah hidup di era Orde Baru. Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi jika tidak memiliki pegangan.Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya untuk bangkit kembali, yaitu :
Ikhwan Kunto Alfarisi Jl Anggrek 3 No. 4 Tangerang 085714250414 (wwn/wwn) |