Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Show Dalam hadis yang lalu disebutkan apabila seseorang hamba mengucapkan."Tunjukilah kami ke jalan yang lurus …." Firman Allah
subhanahu
wa ta’ala yang mengatakan: Orang-orang yang memperoleh anugerah nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah mereka yang disebutkan di dalam surat An-Nisa melalui firman-Nya: وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ
فَأُولئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَداءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيقاً. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, yaitu para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna firman
Allah subhanahu
wa ta’ala, Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas sehubungan dengan makna firman-Nya, Ibnu Juraij meriwayatkan pula dari
Ibnu
Abbas r.a., bahwa yang dimaksud dengan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, mereka adalah Nabi ﷺ dan orang-orang yang mengikutinya. ***** {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ} bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Menurut jumhur
ulama, lafaz gairi dibaca jar berkedudukan sebagai na’at (sifat). Makna ayat Pembicaraan dalam ayat ini dikuatkan dengan huruf la untuk menunjukkan bahwa ada dua jalan yang kedua-duanya rusak, yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan oleh orang-orang Nasrani. Sebagian dari kalangan
ulama nahwu ada yang menduga bahwa kata gairi dalam ayat ini bermakna istisna (pengecualian). كَأَنَّكَ مِنْ جِمَالِ بَنِي أُقَيْشٍ … Seakan-akan engkau merupakan salah satu dari unta Bani Aqyasy yang mengeluarkan suara dari kedua kakinya di saat melakukan penyerangan. Makna yang dimaksud ialah {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ} Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ} bukan (jalan) mereka yang dimurkai. Di antara mereka ada yang menduga bahwa huruf la dalam firman-Nya, فِي بِئْرٍ لَا حُورٍ سَرَى وَمَا شَعَرَ Dalam sebuah telaga —bukan telaga yang kering— dia berjalan, sedangkan dia tidak merasakannya. Makna yang dimaksud ialah bi-ri haurin. Karena itu, Abu Ubaid Al-Qasim ibnu Salam di dalam kitab Fadailil Qur’an meriwayatkan sebuah asar Abu Mu’awiyah, dari A’masy dari Ibrahim, dari Al-Aswad, dari Umar ibnul Khattab r.a. Disebutkan bahwa Umar r.a. pernah membaca gairil magdubi ‘alaihim wa gairid dallina. Sanad asar ini berpredikat sahih. Demikian pula telah diriwayatkan dari Ubay ibnu Ka’b, bahwa dia membacanya demikian, tetapi dapat diinterpretasikan bahwa bacaan tersebut dilakukan oleh keduanya (Umar dan Ubay) dengan maksud menafsirkannya. مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ yaitu orang-orang yang dikutuki
dan dimurkai Allah. Yang dikhususkan mendapat predikat sesat adalah orang-orang Nasrani, sebagaimana yang dinyatakan di dalam firman-Nya: قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيراً وَضَلُّوا عَنْ سَواءِ السَّبِيلِ mereka telah sesat sebelum
(kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang
lurus. Hal yang sama disebutkan pula oleh banyak hadis dan asar. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ،
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: Dia mengatakan. «إن الْمَغْضُوبُ عَلَيْهِمُ الْيَهُودُ وَإِنَّ الضَّالِّينَ النَّصَارَى» ‘Sesungguhnya orang-orang yang dimurkai itu adalah orang-orang Yahudi, dan sesungguhnya orang-orang yang sesat itu adalah orang-orang Nasrani‘."
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi melalui Hadis Sammak ibnu Harb, dan ia menilainya hasan garib. Menurut kami, hadis ini telah diriwayatkan pula oleh Hammad ibnu Salamah melalui Sammak, dari Murri ibnu Qatri, dari
Addi ibnu Hatim yang menceritakan: Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Sufyan ibnu Uyaynah ibnu Ismail ibnu Abu Khalid, dari Asy-Sya’bi, dari Addi ibnu Hatim dengan lafaz yang sama. قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Badil Al-Uqaili; Al-Jariri, Urwah, dan Khalid meriwayatkannya pula melalui Abdullah ibnu Syaqiq, tetapi mereka me-mursal-kannya dan tidak menyebutkan orang yang mendengar dari Nabi ﷺ Di dalam riwayat Urwah disebut nama Abdullah ibnu Amr. Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui hadis
Ibrahim ibnu Tahman, dari Badil ibnu Maisarah, dari Abdullah ibnu Syaqiq, dari Abu Zar
r.a. yang menceritakan: As-Saddi meriwayatkan dari Malik dan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas’ud serta dari segolongan orang dari kalangan sahabat Nabi ﷺ Disebutkan bahwa orang-orang yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi, dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang Nasrani. Dahhak dan Ibnu Juraij meriwayatkan dari
Ibnu
Abbas, bahwa orang-orang yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi,
sedangkan orang-orang yang sesat adalah orang-orang Nasrani. Ibnu Abu Hatim mengatakan, ia belum pernah
mengetahui di kalangan ulama tafsir ada perselisihan pendapat mengenai makna ayat ini. بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِما أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْياً أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلى مَنْ يَشاءُ مِنْ عِبادِهِ فَباؤُ بِغَضَبٍ عَلى غَضَبٍ وَلِلْكافِرِينَ عَذابٌ مُهِينٌ Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan
kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena
dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Di dalam surat Al-Maidah Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولئِكَ شَرٌّ مَكاناً وَأَضَلُّ عَنْ سَواءِ السَّبِيلِ Katakanlah, لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرائِيلَ عَلى لِسانِ داوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذلِكَ بِما عَصَوْا وَكانُوا يَعْتَدُونَ كانُوا لَا يَتَناهَوْنَ عَنْ مُنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كانُوا يَفْعَلُونَ Telah dilaknai orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra
Maryam. Di dalam kitab Sirah (sejarah) disebutkan oleh Zaid ibnu Amr ibnu Nufail, ketika dia bersama segolongan teman-temannya berangkat menuju
negeri Syam dalam rangka
mencari agama yang hanif (agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam). Amr ibnu Nufail tetap pada fitrahnya dan menjauhi penyembahan kepada berhala dan menjauhi agama kaum
musyrik, tidak mau masuk, baik ke dalam agama Yahudi maupun agama
Nasrani. Bagaimana bunyi lafal surat Al Fatihah ayat ke 7?QS. Al-Fatihah Ayat 7
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Surat Al Fatihah bunyinya gimana?Bacaan Surah Fatihah
"Bismillāhirraḥmānirraḥīm." 2. "Alḥamdu lillāhi rabbil'ālamīn." 3. "Ar raḥmānir raḥīm." 4. "Māliki yaumid dīn."
Apa kandungan surat Al Fatihah ayat ke 7?7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Bagaimana bunyi surah Al Fatihah ayat ke 6?6. Kami memohon, tunjukilah kami jalan yang lurus, dan teguhkanlah kami di jalan itu, yaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat kami bahagia di dunia dan di akhirat, serta dapat mengantarkan kami menuju keridaan-Mu.
|