Apakah sistem moneter internasional dengan mata uang yang dinilai berdasarkan emas akan bekerja dimasa sekarang?

Apakah sistem moneter internasional dengan mata uang yang dinilai berdasarkan emas akan bekerja dimasa sekarang?

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Pengertian Standar Emas. Sistem standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang suatu Negara berdasarkan pada nilai emas.

Pemerintah atau Negara yang telah menetapkan mata uangnya terhadap emas harus menjaga persediaan emas yang cukup agar jual-beli emas dapat terjamin. Jika pemerintah Negara lain juga menetapkan nilai tukar uangnya berdasarkan pada emas, maka kurs antar dua mata uang dari dua Negara berbeda dapat ditentukan.

Standar emas sudah mulai diterima sebagai system alat tukar di Negara-negara eropa pada tahun 1870, sedangkan untuk di Amerika Serikat, standar emas mulai diterima pada tahun sekitar 1879.

Inggris pada tahun 1821 – 1914 telah menetapkan mata uangnya, yaitu pondsterling terhadap emas dengan nilai £4,2474/oz emas. Ini artinya, pemerintah Inggris bersedia membeli emas atau menjual emas untuk satu oz dengan harga £4,2474.

Contoh Perhitungan Standar Emas

Pemerintah Amerika Serikat menetapkan nilai Dollar terhadap emas dengan nilai USD 20,67/oz emas dan Inggris menetapkan nilai Pondsterling pada emas dengan nilai GBP 4,2474/oz emas, maka nilai tukar Dollar Amerika terhadap Pondstering adalah:

(USD 20,67/oz emas)/(GBP 4,2474/oz emas) = USD 4,867/GBP

Ini artinya, satu Pondsterling Inggris senilai dengan 4,867 Dollar Amerika, atau untuk membeli satu Pondsterling membutuhkan 4,867 Dollar Amerika.

Dalam jangka panjang, nilai emas terhadap barang lain relative tidak berubah, sehingga stabilitas nilai uang dan kurs mata uang juga tidak berubah.

Dengan menggunakan standar emas, pemerintah tidak dengan mudah dapat menambah jumlah uang beredar dalam perekonomiannya. Hal ini disebabkan suplai uang dibatasi oleh suplai emas.


Aturan Dasar Dari System Standar Emas

  1. Negara yang menganut standar emas, harus menentukan harga emas dalam mata uangnya dan siap membeli atau menjual emas pada  tingkat harga yang telah ditetapkannya.
  2. Aliran impor dan ekspor emas antar Negara harus dapat dilakukan tanpa mengalami hambatan. Perdagangan bebas emas menjamin bahwa kurs pasar tidak akan menyimpang terlalu besar dari kurs paritas artayasa atau mint exchange rate.
  3. Otoritas moneter harus memegang cadangan emas dalam kaitannya dengan uang kertas yang dikeluarkannya.

Pengertian Standar Emas.  Sistem standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang suatu Negara berdasarkan pada nilai emas. Pemerintah atau ...

Pengertian Standar Emas, Nilai Tukar Sistem standar emas Standar emas mulai tahun 1870 dan pondsterling 1821 – 1914. Contoh Perhitungan Standar Emas atau Aturan Dasar Dari System Standar Emas. Negara harus menentukan harga standar emas dengan Otoritas moneter harus memegang cadangan emas dengan kurs paritas artayasa atau mint exchange rate.

Apakah sistem moneter internasional dengan mata uang yang dinilai berdasarkan emas akan bekerja dimasa sekarang?
Membahas mengenai perekonomian tentu sangat berkaitan erat dengan keuangan yang perlu untuk diatur serta dikendalikan oleh negara.

Pengaturan dan pengendalian ini tertuang dalam kebijakan moneter yang berlaku dengan berbagai unsur pokok di dalamnya, salah satunya adalah standar uang.

Sistem standar emas merupakan salah satu standar uang yang terdapat dalam kebijakan moneter dan akan diulas lebih lanjut pada pembahasan kali ini.

Apa Itu Sistem Standar Emas?

Sistem standar emas merupakan standar uang yang menjadikan emas sebagai acuan dalam menentukan nilai mata uang yang berlaku di suatu negara. Emas juga dijadikan sebagai dasar untuk menentukan nilai tukar dengan mata uang negara lain dalam melakukan transaksi. Hal ini untuk menggantikan sistem pembayaran yang menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran transaksi ranah internasional.

Emas sendiri merupakan logam mulia yang menjadi salah satu alat pembayaran tertua di dunia, dimana koin emas telah digunakan sejak tahun 700 SM. Kelangkaan emas membuatnya bernilai lebih berharga, dan sampai sekarang pun masih ada negara yang menggunakannya sebagai alat tukar seperti Arab Saudi. Namun emas tidak cukup praktis untuk bisa dibawa kemana-mana, sehingga munculah uang kertas yang kini digunakan sebagai alat pembayaran.
Prinsip dasar dalam sistem standar emas adalah satuan mata uang negara tersebut harus dinyatakan dalam bobot emas tertentu, seperti dalam bobot oz (ons). Selain itu, uang yang dimiliki masyarakat harus bisa ditukar kapanpun dengan emas sesuai dengan nominalnya. Pada sistem standar emas ini pasar emas memang lebih bebas untuk bergerak tanpa banyak hambatan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Yang perlu diperhatikan juga dalam sistem standar emas adalah jumlah uang yang ada dalam suatu negara harus mengikuti dan menyesuaikan nilai emas yang dimiliki. Dengan begitu pemerintah dapat mencetak uang kertas untuk diedarkan selama jumlahnya sesuai dengan nilai emas yang ada. Namun di sisi lain, pemerintah juga perlu menjaga agar persediaan emas negara tetap berada dalam jumlah yang mencukupi untuk melakukan transaksi jual beli.

Hal ini yang kemudian membuat pemerintah perlu untuk berhati-hati dan tidak bisa sembarangan mencetak serta mengedarkan uang. Jika uang yang beredar jumlahnya melebihi persediaan emas negara, kepercayaan masyarakat terhadap nilai uang akan menurun dan menukarkan uang mereka dengan emas. Kalau sudah begitu, persediaan emas negara tentunya akan merosot tajam dan memberikan dampak buruk bagi perekonomian nasional.

Mengapa Diberlakukan Sistem Standar Emas?

Alasan utama mengapa emas dijadikan standar dalam menetapkan mata uang adalah karena nilai emas yang cenderung stabil dibanding logam mulia lainnya. Hal ini dapat membantu dalam menjaga stabilitas mata uang, terutama terhadap pertukaran dengan kurs nilai tukar atau valuta asing. Kestabilan nilai emas yang berlaku di hampir semua negara ini diharapkan dapat menciptakan keseragaman dalam sistem moneter dunia.

Sedangkan bagi pembiayaan yang dilakukan negara sendiri, sistem standar emas dapat membantu dalam menjaga agar neraca pembayaran tetap berada dalam kondisi stabil. Meskipun terjadi defisit atau surplus pembayaran, jumlahnya tidak besar dan dapat menyusut seiring dengan berjalannya waktu. Dengan begitu, neraca pembayaran pun dapat menjadi seimbang dan kembali ke posisi semula.

Alasan lain penggunaan sistem ini adalah tingginya kepercayaan masyarakat terhadap emas yang dipandang sebagai logam mulia yang berharga. Kepercayaan ini juga dipengaruhi dengan stabilitas nilai emas dan penggunaannya yang bisa diterapkan maupun ditukar dimana saja. Bahkan meskipun sistem standar emas tidak digunakan lagi, sampai sekarang masyarakat masih menggunakan emas sebagai bentuk investasi mereka.

Kekurangan Sistem Standar Emas

Meskipun sistem standar emas memiliki berbagai keunggulan yang menjadikannya alasan kuat untuk diterapkan dalam perekonomian negara, tetap saja ada kekurangan di dalamnya. Kelemahan yang utama adalah jumlah emas yang terbatas bahkan cukup langka, sehingga dapat mengancam persediaan emas suatu negara. Sebagai logam mulia dan sumber daya yang tak dapat diperbaharui, cadangan emas yang terbatas akan sulit mengikuti pertumbuhan ekonomi dunia.

Selain itu, nilai emas cukup tinggi untuk digunakan sebagai standar nilai tukar dan alat pembayaran yang berlaku dalam keseharian masyarakat. Nilai yang tinggi ini membuat adanya kesulitan dalam melayani transaksi yang bernilai lebih kecil dibanding dengan nilai emas. Penerapan sistem ini juga akan memicu munculnya oknum yang melakukan perbuatan curang, seperti mengurangi kadar emas atau bahkan memalsukan emas.

Penerapan Sistem Standar Emas

Penggunaan sistem standar emas sebagai acuan dalam menentukan nilai mata uang mulai dilakukan sejak abad ke-19, tepatnya di tahun 1821. Saat itu, pemerintah Inggris menggunakan sistem standar emas dalam menentukan nilai pondsterling sebagai alat pembayaran. Penerapan sistem standar emas ini pun diikuti oleh negara-negara lain di Eropa seperti Jerman dan Prancis, hingga sampai digunakan juga oleh Amerika Serikat.

Sistem standar emas pun menjadi sistem moneter yang berlaku dalam kancah internasional, dimana hampir semua negara menggunakan sistem tersebut. Terlebih lagi negara yang menjadi sektor utama dalam perekonomian dunia, seperti negara-negara adidaya. Sistem ini mulai ditinggalkan ketika terjadi kekacauan politik di Eropa yang mengakibatkan pecahnya Perang Dunia I dan II.

Demikianlah pembahasan mengenai sistem standar emas, mulai dari pengertian hingga penerapannya di dunia. Sistem ini memang tidak lagi digunakan sebagai standar dalam menentukan mata uang atau nilai tukar, namun tetap menjadi elemen penting dalam sejarah kebijakan moneter.

Dalam prosesnya, kebijakan moneter memang terus berkembang dan disesuaikan dengan perubahan jaman serta kondisi yang ada. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang sejarah uang, standard emas dan untung ruginya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.