Apakah minum susu dapat menetralkan obat?

Apakah minum susu dapat menetralkan obat?

Apakah minum susu dapat menetralkan obat?
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi

KOMPAS.com - Sejumlah obat dapat bereaksi dengan makanan atau minuman yang kita konsumsi.

Interaksi obat dengan zat dalam asupan yang dikonsumsi ini dapat menurunkan efektivitas obat sampai memicu efek samping.

Lantas, bagaimana dengan minum obat setelah minum susu?

Baca juga: Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Madu?

Bolehkah minum obat setelah minum susu?

Setiap obat memiliki komposisi yang berbeda-beda. Zat tersebut memiliki reaksi yang berlainan dengan susu.

Sehingga, boleh tidaknya minum obat setelah minum susu tergantung jenis obat.

Melansir WebMD, obat antibiotik jenis kuinolon tertentu dapat berinteraksi dengan susu dan produk berbasis susu seperti yogurt, keju, es krim, dll.

Kandungan kalsium dalam susu dapat mengingat bahan aktif antibiotik tertentu dan mengganggu penyerapan obat ke aliran darah.

Selain sejumlah antibiotik, beberapa obat tekanan darah dan antidepresan juga dapat berinteraksi dengan produk susu.

Hal yang perlu diingat, tidak semua obat antibiotik bereaksi dengan susu dan produk berbasis susu.

Baca juga: Bolehkah Minum Kopi Setelah atau Sebelum Minum Obat?

Dilansir dari Healthsite, dokter yang berbasis di Mumbai, India, Dr Aarti Ullal menyebutkan, minum susu berdekatan dengan waktu minum obat antibiotik jenis tertentu terkadang juga bisa meminimalkan efek samping obat.

Sepertri diketahui, beberapa antibiotik memiliki efek samping seperti memicu perut kembung, sembelit, dan diare.

Penderita yang mengalami efek samping obat di atas disarankan mengonsumsi susu karena kandungan proteinnya bisa meringankan gangguan pencernaan.

Selain itu, orang yang sedang dianjurkan menambah asupan protein juga sah-sah saja minum obat setelah minum susu asalkan mendapatkan persetujuan dokter.

Namun, jika penderita yang minum obat setelah minum susu justru mengalami mual, muntah, atau sakit perut sebaiknya jangan mengonsumsi susu dan produk berbasis susu sampai pengobatannya tuntas.

Konsultasikan dengan dokter yang menangani atau tenaga kesehatan profesional untuk mengetahui jenis obat yang tidak boleh diminum setelah minum susu.

Menurut The Pharmaceutical Journal, untuk mencegah kontra interaksi obat tertentu dengan susu, atur jarak minum obat dengan susu selang dua jam.

Baca juga: Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?

Aturan minum obat

Apakah minum susu dapat menetralkan obat?

Apakah minum susu dapat menetralkan obat?
Lihat Foto

Thinkstockphotos

Ilustrasi

Melansir MyDr, secara umum ada aturan minum obat agar lebih aman, antara lain:

  1. Baca label petunjuk obat pada bungkus atau kemasannya, jika ada informasi yang kurang jelas, tanyakan kepada apoteker atau dokter
  2. Saat dokter meresepkan obat, pastikan Anda menyampaikan obat lain yang sedang dikonsumsi baik itu obat resep, obat bebas, atau obat herbal
  3. Baca petunjuk, peringatan, dan tindakan pencegahan interaksi obat dengan seksama
  4. Hindari minum suplemen bersamaan dengan minum obat karena beberapa vitamin dan mineral dapat berinteaksi dengan sejumlah obat
  5. Jangan pernah minum obat dengan minum minuman beralkohol

Hal yang tak kalah penting, pastikan disiplin minum obat sesuai petunjuk dari dokter. Bila perlu, buat alarm pengingat minum obat.

Agar lebih aman, sebaiknya Anda minum obat dengan air putih yang tergolong netral atau minim interaksi dengan obat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Minum susu setelah minum obat sebenarnya boleh dilakukan, terutama untuk mencegah iritasi lambung akibat efek samping obat.

23 Dec 2020|Bayu Galih Permana

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Minum susu setelah minum obat bisa membantu meredakan efek iritasi lambung yang sering muncul

Setelah mengonsumsi obat, kebanyakan orang menghindari sejumlah minuman, salah satunya susu. Minum susu setelah minum obat dinilai diyakini bisa menimbulkan interaksi yang berdampak buruk untuk kesehatan.Meski begitu, beberapa orang mempunyai pendapat berbeda. Minum susu setelah minum obat dianggap tak memberi efek yang berarti bagi tubuh dan kesehatan mereka secara keseluruhan. Lantas, bagaimanakah fakta sebenarnya?

Bolehkah minum susu setelah minum obat?

Minum susu setelah minum obat sebenarnya boleh saja dilakukan. Minum susu bisa membantu meredakan efek iritasi lambung yang mungkin muncul ketika Anda mengonsumsi obat tertentu. Beberapa obat yang bisa dikonsumsi bersamaan dengan susu, di antaranya:Meski begitu, Anda sebaiknya tidak minum susu secara berlebihan saat minum obat. Satu gelas susu sudah cukup untuk membantu meredakan efek iritasi akibat obat-obatan di atas. Selain susu, Anda juga dapat mengurangi efek iritasi lambung dengan makan biskuit maupun roti.

Obat yang tidak boleh diminum berbarengan dengan susu

Meski dapat membantu meredakan efek iritasi lambung, Anda tidak boleh minum susu setelah minum obat berjenis antibiotik. Konsumsi susu perlu dihindari supaya penyerapan antibiotik di saluran pencernaan bisa berjalan dengan optimal.Dalam beberapa kelompok antibiotik seperti tetrasiklin, kalsium dalam susu dapat menghambat proses penyerapan obat yang dilakukan usus. Terganggunya proses penyerapan antibiotik oleh usus ini terjadi karena kalsium dalam susu mengikat antibiotik. Hal tersebut tentunya membuat efektivitas antibiotik menjadi berkurang. Ketika obat antibiotik tidak bekerja secara efektif, infeksi dalam tubuh Anda tidak akan tertangani dengan baik dan bisa saja malah semakin parah.Selain tetrasiklin, Anda sebaiknya juga tidak minum susu setelah minum obat antibiotik dengan jenis kuinolon seperti ciprofloxacin, levofloxacin, dan moxifloxacin. Sama seperti tetrasiklin, minum susu membuat proses penyerapan kuinolon oleh usus menjadi terganggu.Selain kedua antibiotik tersebut, berikut obat-obatan yang sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan susu:
  • Obat kolesterol
  • Obat hipertensi seperti diuretik thiazide
  • Obat osteoporosis seperti alendronate
  • Obat antikejang seperti phenytoin, carbamazepine, dan phenobarbital

Makanan dan minuman selain susu yang bisa memengaruhi efek obat

Ketika minum obat, memerhatikan apa yang Anda makan dan minum setelahnya sangatlah penting dilakukan. Hal tersebut wajib dilakukan untuk menghindari efek samping yang dapat ditimbulkan.Berikut sejumlah makanan dan minuman yang dapat memengaruhi pengobatan Anda:Mengonsumsi grapefruit setelah minum obat dapat menyebabkan kinerja obat alergi seperti fexofenadine menjadi kurang efektif. Di sisi lain, grapefruit bisa membuat efek obat kolesterol seperti atorvastatin menjadi terlalu kuat.Cokelat hitam dapat melemahkan efek obat yang dimaksudkan untuk menenangkan dan membuat Anda ngantuk seperti zolpidem. Sebaliknya, makanan ini bisa meningkatkan kekuatan beberapa obat stimulan, salah satunya methylphenidate. Apabila Anda merupakan menderita depresi yang minum monoamine oxidase inhibitors (MOI) untuk mengatasinya, mengonsumsi cokelat hitam berpotensi membuat tekanan darah menjadi sangat tinggi.Minum alkohol setelah minum obat dapat membuat kinerja obat tekanan darah dan jantung menjadi kurang efektif, bahkan tidak berguna. Selain membuat kinerja sejumlah obat jadi kurang efektif, kebiasaan tersebut juga berpotensi memicu kemunculan efek samping yang membahayakan nyawa Anda.Minum kopi setelah minum obat dapat meningkatkan efek dari obat-obatan seperti aspirin, epinefrin (obat untuk mengatasi reaksi alergi serius), dan albuterol (obat yang dipakai mengatasi masalah pernapasan penderita asma). Selain itu, kopi juga berisiko mempersulit tubuh untuk menyerap dan menggunakan zat besi.Mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin K seperti brokoli, kubis, kangkung, dan bayam dapat memengaruhi kinerja obat pengencer darah seperti warfarin. Asupan vitamin K yang berlebih dalam tubuh Anda dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.Sama seperti makanan kaya kandungan vitamin K, ginseng dapat membuat kinerja pengencer darah menjadi kurang efektif. Selain itu, ginseng juga melemahkan efek obat-obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan naproxen.Bagi penderita depresi yang minum obat MOI, ginseng berpotensi memicu rasa sakit kepala, masalah tidur, membuat Anda menjadi hiperaktif, dan merasa gugup.Ginkgo biloba dapat melemahkan efek obat yang digunakan untuk mengontrol kejang. Obat-obatan yang menjadi kurang maksimal apabila dikonsumsi dengan ginkgo biloba antara lain carbamazepine dan asam valproat.

Baca Juga

Kenali Susu Hypoallergenic, Susu Formula untuk Bayi Alergi Susu Sapi dan SoyaBukannya Tepat Sasaran, Swamedikasi Bisa Memperburuk Penyakit SeseorangKetahui Efek Samping Metformin, Obat untuk Penderita Diabetes

Catatan dari SehatQ

Minum susu setelah minum obat sebenarnya boleh dilakukan, apalagi untuk mencegah efek obat yang dapat mengiritasi lambung seperti aspirin, NSAID, dan kortikosteroid. Di sisi lain, minuman ini tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan antibiotik karena bisa mengurangi efektivitasnya.Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai minum susu setelah minum obat, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

susuminum obat

Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/specialists/healthy-living/why-milk-and-antibiotics-dont-mix/
Diakses pada 9 Desember 2020
NHS. https://www.nhs.uk/common-health-questions/medicines/why-must-some-medicines-be-taken-with-or-after-food/
Diakses pada 9 Desember 2020
WebMD. https://www.webmd.com/drug-medication/ss/slideshow-affect-medication
Diakses pada 9 Desember 2020
Med Shadow. https://medshadow.org/4-foods-can-mess-meds/
Diakses pada 9 Desember 2020

Susu untuk ibu hamil memiliki banyak manfaat, salah satunya menjadi sumber nutrisi kalsium. Ini jenis susu ibu hamil yang kaya nutrisi dan bisa menjadi pilihan.

Interaksi obat adalah berubahnya efek obat ketika dikonsumsi dengan obat lain atau makanan maupun minuman tertentu. Hal ini bisa mengurangi efektivitas obat atau menimbulkan efek samping yang berlebih.

11 Agu 2020|Dina Rahmawati

Hipertensi emergensi terjadi saat tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih dan disertai kerusakan atau perburukan organ target. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi ini, di mana pengobatannya dilakukan tergantung apa yang menjadi penyebab hipertensi emergensi.

26 Sep 2020|Bayu Galih Permana

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. Lizsa Oktavyanti