Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga, Sekolah dan Masyarakat_ Dasar negara republik indonesia adalah pancasila, pancasila memiliki lima sila yang menjadi pandangan hidup bangsa indonesia. Pancasila menjadi pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara, dalam kehidupan sehari-hari warga negara indonesia diharapkan mampu mengamalkan nilai-nilai dari tiap sila dari pancasila. Show
Salah satu bunyi sila yang yang terdapat di dalam butir-butir pancasila adalah "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" tepatnya sila ke lima pancasila. Adil secara hakikatnya adalah tidak membeda-bedakan atau memberikan sesuai dengan proporsinya. Lantas apa saja "Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga, Sekolah dan Masyarakat"? Berikut beberapa Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga, Sekolah dan Masyarakat yang patut kalian ketahui: Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga 1. Memberikan Uang Jajan Kepada Anak Secara Adil Setiap orangtua biasanya akan memberikan uang jajan kepada anaknya sebelum berangkat sekolah, dalam memberikan uang jajan kepada anak sebaiknya secara adil. Adil bukan berarti harus sama, akan tetapi adil adalah memberikan sesuatu sesuai dengan porsinya. Misalnya saja dalam suatu keluarga ada anak yang sudah kuliah, ada juga anak yang masih sekolah di SMP dan ada anak yang baru masuk TK! Apakah harus memberikan uang kepada setiap anak dengan nominal yang sama? Misalnya jika memberikan anak yang sudah kuliah 50 ribu haruskah memberikan anak yang baru SMP dan TK dengan jumlah yang sama yakni 50 ribu? Seperti yang kita ketahui kebutuhan anak yang kuliah beda dengan masih SMP atau yang masih TK. Jadi adil adalah memberikan sesuai dengan kebutuhan atau porsinya! jika memberikan uang kepada anak yang kuliah 50 ribu bukan berarti harus memberikan jumlah yang sama kepada anak yang SMP dan TK. Bisa jadi kebutuhan anak yang masih SMP adalah 10 ribu dan anak yang TK 5 ribu. Walaupun beda jumlah/nominal yang diberikan namun setiap anak tidak merasa ada yang dirugikan karena kebutuhan setiap anak memang cukup dengan nominal tersebut. Nagh itulah konsep dari keadilan. 2. Menyayangi Anak Tanpa Membeda-Bedakan Di dalam suatu keluarga pastinya setiap anak yang memiliki karakter masing-masing atau memiliki karakter yang berbeda. Ada anak yang penyabar, ada anak yang aktif, ada anak yang dalam tanda kutif "n@kal". Anak yang "n@kal" perlu digaris bawahi, bahwa bisa jadi anak yang kita anggap n@kal sebenarnya tidak n@kal hanya saja anak tersebut memang sangat aktif, sehingga suka melakukan banyak hal, namun terkadang orangtua mengira anak tersebut n@kal padahal tidak. Menyikapi karakter anak yang berbeda-beda maka sebagai orangtua tidak boleh membeda-bedakan setiap anak. Orangtua harus tetap adil kepada setiap anaknya dan menyayangi anaknya dengan penuh kasih sayang
4. Menyimpakan makanan kepada anggota keluarga yang belum makan Karena alasan kesibukan biasanya anggota keluarga jarang kumpul bersama di rumah termasuk saat waktu makan, maka dari itu sebaiknya anggota keluarga yang belum hadir disimpakan makanan agar nanti saat mereka dating tetap mendapatkan jatah makan5. Membagi uang yang adil kepada saudara jika diberikan uang oleh orangtua Terkadang ayah atau ibu memberikan uang kepada anaknya yang nantinya disuruh untuk diberikan sebagian kepada saudara-saudaranya, jika hal demikian anda alami maka sebaiknya anda Membagi uang yang adil kepada saudara jika diberikan uang oleh orangtuaContoh perilaku adil di sekolah 1. Guru tidak pilih kasih terhadap siswanya Salah satu contoh perilaku adil yang bisa dilakukan oleh selorang guru di sekolah adalah dengan memperlakukan siswanya sama dan tidak pilih kasih, baik itu siswa yang bodoh maupun pintar, baik itu siswa dari anak orang terpandang atau anak petani semua harus mendapatkan keadilan dari gurunya2. Membagi tugas membersihkan kelas secara merata Aplikasi perilaku adil di lingkungan sekolah juga tercermin dalam pelaksanaan tugas membersihkan kelas yakni dengan membagi tugas membersihkan kelas secara merata tanpa ada siswa yang diberikan tugas lebih berat dari siswa lainnya3. Gantian melaksanakan tugas piket harian Di sekolah biasanya dilakukan piket setiap hari, agar keadilan didapatkan oleh siswa maka petugas piket harus dilakukan secara bergilir, bukan siswa-siswa tertentu saja yang ditunjuk terus untuk melaksanakan piket harian4. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk menjadi ketua kelas Sebagian siswa pastinya berharap menjadi ketua kelas, jadi supaya dalam pemilihan ketua kelas adil maka semua siswa harus diberikan kesempatan untuk menjadi ketua kelas dengan memperbolehkan setiap siswa untuk mengajukan diri untuk menjadi ketua kelas dan pemilihan ketua kelas dilakukan secara demokratis atau pemilihan ketua kelas berdasarkan suara terbanyak.5. Memberikan beasiswa kepada siswa yang membutuhkan Sekolah biasanya menyediakan beasiswa atau bantuan untuk siswa yang kurang mampu atau bagi siswa yang berprestasi, jadi agar adil maka sebaiknya bantuan atau beasiswa diberikan kepada siswa yang memang membutuhkan.6. Memberikan nilai ulangan kepada siswa sesuai dengan kemampuan Bentuk perilaku adil lainnya di sekolah tercermin dalam pemberian nilai oleh guru kepada siswa, jadi nilai yang diberikan oleh guru kepada siswa harus objektif bukan subjektif, jangan karena siswa tersebut anak bupati lantas diberikan nilai yang tidak sesuai dengan kemampuannyaContoh sikap adil di lingkungan masyarakat 1. Tidak berpihak kepada salah satu team yang sedang bertanding Dalam lingkungan masyaraat terkadang dilakukan kegiatan perlombaan, salah satu aplikasi perilaku adil yakni dengan tidak berpihak kepada salah satu team yang sedang bertanding sehingga lain dirugikan2. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengeluarkan pendapat Terkadang di lingkungan masyarakat dilakukan kegiatan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil suatu keputusan, perilaku adil tecermin dalam mengambil keputusan adalah dengan Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengeluarkan pendapat3. Memberikan kesempatan kepada pejalan kaki untuk menyebrang melalui zebra cross jika sedang lampu merah Selanjutnya sikap adil di masyarakat adalah dengan memberikan kesempatan kepada pejalan kaki untuk menyebrang melalui zebra cross jika sedang lampu merah, jangan pernah menerobos lampu merah karena itu adalah perilaku tidak adil terhadap pejalan kaki.4. Memperlakukan setiap orang sama dihadapan hukum Jangan karena orang tersebut orang yang memiliki jabatan sehingga saat melanggar atau melakukan tindakan hokum lantas tidak dihukum sesuai dengan atuarn yang seharusnya sebaliknya jangan karena rang tersebut rakyat miskin sehingga secara semena-mena ditindak.5. Memberikan bantuan kepada rakyat miskin yang memang membutuhkan bantuan Salah satu bentuk sikpa adil di masyarakat adalah dengan memberikan bantuan kepada rakyat yang memang membutuhkan, karena saat ini sebagian bantuan-bantuan dari pemerintah justru tidak tepat sasaran.6. Membagi jadwal ronda secara adil Contoh sikap adil selanjutnya adalah dengan membagi jadwal ronda dengan adil kepada setiap warga kompleks7. Memberikan kepada setiap orang untuk ikut pemilu Terakhir contoh sikap adil di lingkungan masyarakat adalah dengan memberikan kesempatan kepada setiap orang yang telah memenuhi syarat untuk ikut pemiluDemikianlah artikel tentang 18 Contoh Sikap yang Mencerminkan Sila Ke-5 di Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.
Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-5 – Pancasila adalah idealisme dan dasar bangsa Indonesia. Artinya Pancasila dijadikan sebagai pedoman atau dasar untuk mengatur kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua suku kata, yakni “Pancasila” dan “Sila”. Panca berarti lima, dan Sila berarti dasar. Oleh karena itu, Pancasila adalah lima dasar negara kesatuan Republik Indonesia. Lima sila Pancasila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan dan Kemanusiaan yang Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam setiap silanya, bunyi Pancasila ini memiliki nilai-nilainya masing-masing yang bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebagai warga negara yang baik. Dalam praktiknya, Pancasila meliputi nilai dan sikap yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai warga negara yang baik, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peraturan Pancasila. Bahkan dalam berperilaku di rumah dengan keluarga atau lingkungan sekolah. Termasuk contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 yang memiliki makna nilai yang baik untuk masyarakat Indonesia. Ada banyak sikap yang bisa terapkan sebagai bentuk pengamalan dari nilai-nilai Pancasila sila ke-5 yang dapat dipraktikkan oleh setiap warga negara Indonesia. Berikut ini kumpulan pengamalan nilai pancasila, terutama contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 dalam mengamalkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang akan dibahas tuntas seperti berikut ini: Mengenal Sila Ke-5 PancasilaSebagai dasar negara, Pancasila memuat lima poin penting yang menjadi pedoman berbangsa dan bernegara. Salah satunya seperti himbauan sila ke-5 pancasila yang berbunyi
Sila ke-5 Pancasila ini dilambangkan dengan bentuk padi dan kapas. Keduanya merupakan simbol kebutuhan dasar dan hal pokok bagi masyarakat Indonesia, tanpa memandang posisi, derajat, atau statusnya, sehingga tidak ada jurang pemisah di antara keduanya dalam hal kebutuhan ini sebagai warga negara. Amalan Pancasila sila ke-5, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, merinci amalan yang mengandung makna dan nilai-nilai yang luhur. Contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 dalam mengamalkan perintah nilai-nilainya dapat diterapkan pada lingkungan terkecil, yakni dalam rumah atau keluarga, sekolah, sampai lingkungan yang lebih luas. Sudarmono menjelaskan melalui bukunya yang berjudul Pancasila dan Beberapa Pemikiran Tentang UUD 1945 (1997). Sikap dan pengamalan yang penting dari Pancasila dapat dirinci menjadi poin-poin praktis yang menjadi pedoman kehidupan masyarakat dan bangsa. Menurut pendapat PJ. Suwarno dalam Pancasila Budaya Bangsa (1993) mengungkapkan bahwa Pancasila merupakan budaya negara, tetapi kelima perintah tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, namun dalam pelaksanaannya dapat kita telusuri perbedaan kekuatan masing-masing sila. Masih ada lima, tetapi tidak semua perintah memiliki sifat yang sama. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa istilah Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu Panca dan Sila. Panca berarti “5” dan Sila berarti “dasar”, “asas”, atau “prinsip”. Soekarno, yang kemudian menjadi presiden pertama Republik Indonesia, memperkenalkan 5 Sila pada hari terakhir sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato yang disampaikan Bung Karno, nama Pancasila terlintas spontan dicetuskan, seperti bunyi pidato berikut ini:
“Sila artinya asas, prinsip, atau landasan, dan berdasarkan kelima asas tersebut, mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi,” tambahnya seraya menambahkan bahwa ia adalah tokoh nasional dan bapak Proklamator. Oleh karena itu, Pancasila dapat diartikan sebagai rumusan dan pedoman dalam kehidupan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Artinya Pancasila menjadi cerminan bagi tindak-tanduk masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya sebagai warga negara yang baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila- sila pancasila tidak dibentuk sembarangan. Setiap sila memiliki makna yang sangat luas dalam tujuan yang positif dalam kehidupan bangsa dan negara. salah satunya Sila ke-5 Pancasila yang memiliki nilai yang luhur, yakni keadilan berlaku bagi setiap warga negara. Artinya tidak mengenal posisi, derajat, status, gender, umur, dan jenis klasifikasi lainnya. Keadilan adalah hak bagi setiap warga negara. Hal ini tertuang dalam pancasila, yang artinya menjadi prinsip yang harus ditegakkan oleh warga negaranya agar segala aktivitas kebangsaan bisa berjalan dengan baik, dengan dijunjungnya nilai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Butir-Butir Pengamalan Sila Ke-5 PancasilaUntuk informasi lebih lanjut tentang praktik tersebut, Pancasila sila ke-5, yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” memiliki butir atau poin-poin pengamalan seperti berikut ini:
Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-5Setelah mengetahui butir-butir sila ke-5 pancasila di atas, maka Grameds sudah bisa memetakan bagaimana kira-kira contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 ini. Dari kelima sila dalam Pancasila, sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dalam praktiknya memberikan arti yang cukup penting dalam kehidupan bersosial di Indonesia. Termasuk dalam rumah atau keluarga, sekolah, atau lingkungan masyarakat yang lebih luas. Berikut ini contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 Pancasila: Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-5 Di Rumah Atau Keluarga
Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-5 Di Lingkungan Masyarakat
Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-5 di Sekolah
Nah, itulah penjelasan tentang contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 Pancasila, baik di rumah atau keluarga, sekolah, atau lingkungan masyarakat yang lebih luas. Apakah Grameds berniat mempraktikan contoh sikap yang baik ini? Tentu pengamalan nilai-nilai pancasila dapat menuntun masyarakat Indonesia menjadi warga negara yang baik. Termasuk menerapkan contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 di atas. Rekomendasi BukuJika Grameds tertarik belajar tentang pengamalan dan contoh sikapa yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang lainnya, maka bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com atau www.ebooksgramedia.com, seperti rekomendasi buku berikut ini: selamat belajar. #SahabatTanpabatas Berikut ini rekomendasi buku tentang pancasila beserta ulasan singkatnya: 1. Pancasila Kekuatan Pembebas karya Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik ParahyanganBuku ini merupakan upaya untuk lebih merevitalisasi nilai-nilai Pancasila, falsafah negara ini. Filosofi, nanti idealisme bangsa dan semangat bangsa yang melandasi bangsa harus selalu ada sebagai obor yang menerangi tangga dan jalan bangsa Indonesia, bukan diletakkan di atas takhta yang tak tersentuh. Buku ini ingin menyampaikan bahwa Pancasila adalah milik negara ini dan harus diperlakukan dengan menjunjung tinggi kewargaan dan kebhinekaan (Bhineka Tunggal Ika). Selain itu, karya ini juga merupakan upaya untuk terus menumbuhkembangkan Pancasila dan menghidupkannya secara ilmiah karena sesuai dengan semangat zaman. Sangat penting bagi penulis dan pendukung kursus ini untuk memperbarui dan menafsirkan filosofi negara ini dengan cara yang dinamis dan efisien. Karena selalu ada harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Salah satu dinamisme hidup di tengah masyarakat negeri ini. Pengayaan buku teks ini bertujuan agar Pancasila tidak disterilisasi pada waktu-waktu tertentu atau ditangkap oleh kelompok-kelompok tertentu, tetapi harus melampaui ruang-waktu kehidupan ini. Dia adalah identitas negara, dari Saban hingga Merauke, dari kepala eksekutif negara hingga masyarakat umum. 2. Spiritualisme Pancasila karya Heri Herdiawanto, Fokky Fuad Wasitaatmadja, Jumanta HamdayamaHari ini, negara kita berada dalam sebuah bangsa dan wilayah dengan distorsi serius dalam kehidupan dan administrasi bangsa. Konflik etnis, epidemi kejahatan, konflik antar elit politik, korupsi okultisme yang merajalela, dan tindakan lain yang melanggar aturan dasar dan norma negara. Karena berbagai persoalan, masyarakat mendambakan idealisme Pancasila yang selama ini ditinggalkan. Pancasila adalah ideologi yang terbentuk atas dasar karakter bangsa Indonesia, multi etnis, multi geografis, dan multi budaya. Buku ini hadir untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman baru tentang keberadaan dan keabadian nilai-nilai Pancasila. Buku ini diharapkan dapat membantu generasi muda, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, untuk menyegarkan kembali Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Falsafah Pancasila: Epistemologi Keislaman Kebangsaan karya Dr. Fokky Fuad WasitaatmadjaIde-ide Buya Hamka sebagai seorang filosof, pendeta, dan penulis Indonesia sudah cukup untuk mengisi bidang pemikiran di banyak bagian buku ini. Hal ini sengaja diungkapkan penulis untuk mengkaji gagasan segar Pancasila, yang memiliki gagasan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai tulang punggung Pancasila, dan Buya Hamka, yang saat ini masih sangat relevan dengan konsep Islam. Sedangkan, Soekarno yang merupakan bapak proklamator pantas menyandang gelar filosof Indonesia. Ide-idenya cukup segar untuk menjelaskan nilai filosofis nasionalisme Indonesia dan semangat Islam sebagai agama modern. Menurut Sukarno, Islam telah menjadi bara api perjuangan melawan penjajah kolonial Hindia Belanda. Kapitalisme menjadi musuh bersama karena melahirkan paham penindasan dan kolonialisme, yang menurutnya Islam adalah sumber perjuangan rakyat Indonesia untuk menghancurkan kolonialisme. Buku ini berusaha mempertimbangkan ide-ide Soekarno tentang Islam dan kebangsaan Indonesia. Ide-ide Soekarno terkadang mengkonfrontasi Buya Hamka dan Nazir dalam menafsirkan makna nilai-nilai Alquran dan filsafat Islam Pancasila, tetapi sebagai bapak negara, mereka memahami pentingnya Pancasila sebagai dasar. 4. Mengamalkan Pancasila dalam Terang Iman Katolik karya Petrus Danan WidharsanaBuku “Mengamalkan Pancasila dalam Terang Iman Katolik” yang tersedia saat ini memberikan pemahaman dan wawasan yang komprehensif kepada semua pihak khususnya umat Katolik tentang Iman Katolik yang dapat selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan memahami dan memahami buku ini, umat Katolik semakin yakin akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. |