Apakah Efektif komputer dijadikan sebagai media pembelajaran?

sesuainya ketepatan ukuran dan jarak komponen, dan hasil gambarnya tidak bisa digadakan.

6. Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Departemen Pendidikan Nasional 2008: 352, menyatakan bahwa efektif berarti ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya, manjur atau mujarab dan dapat membawa hasil. Menurut E. Mulyasa 2003: 82, mengutarakan efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas sering kali berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapain tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Efektivitas dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa proses belajar-mengajar dikatakan berhasil, adalah daya serap terhadap materi pembelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok yang ditetapkan dalam tujuan pengajaran. Pembelajaran dikatakan efektif berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK 1 Sedayu tahun 2004, apabila memenuhi syarat Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar siswa yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai indikator- indikator kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75 dari seluruh tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan memanfaatkan aplikasi software proteus pada mata pelajaran elektronika kompetensi dasar menggambar teknik elektronika dan layout pada PCB dapat diartikan bahwa keberhasilan yang dicapai setelah penggunaan media pembelajaran berbasis komputer. Keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan mencapai minimal 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut, dengan kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran elektronika di SMK 1 Sedayu adalah 75,00. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas dapat diuraikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh tindakan atau usaha mendatangkan hasil dan penilaian yang dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Tolak ukur untuk menyatakan bahwa proses belajar-mengajar pada penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dapat dikatakan berhasil, adalah daya serap terhadap materi pembelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual mapun kelompok yang ditetapkan dalam tujan pengajaran. Prestasi belajar yang ditetapkan baik secara individual mapun kelompok yaitu sesuai dengen Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar siswa yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai indikator-indikator kompetensi atau mencapi tujuan pembelajaran minimal 75 dari seluruh tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelas yaitu kelas yang diterapkan dengan penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan mencapai minimal 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan media pembelajaran berbasis komputer yang pernah dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Giyanti Titik Wardani 2008 melaksanakan penelitian dengan judul “ Efektivitas Pembelajaran IPS melalui Penggunaan Media Berbasis Komputer di SMP Negeri 26

Efektivitas Penggunaan Komputer

180

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KOMPUTER

SEBAGAI MEDIA PRESENTASI TERHADAP PENINGKATAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN

PENJAS

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Cigalontang,

Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015)

H. Imron Hadade

Program Studi Teknologi Pendidikan, Konsentrasi Teknologi Pembelajaran

Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,Garut

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan efektivitas penggunaan komputer sebagai media

presentasi dalam pembelajaran Penjas, diantranya; 1). Menemukan perbedaan motivasi peserta

didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan komputer sebagai media presentasi

pada pelajaran Penjas; 2). Menemukan peningkatan motivasi setelah pembelajaran menggunakan

komputer sebagai media presentasi pada pelajaran Penjas; 3). Menemukan perbedaan hasil

belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan komputer sebagai

media presentasi pada pelajaran Penjas; 4). Menemukan peningkatan hasi belajar setelah

pembelajaran menggunakan komputer sebagai media presentasi pada pelajaran Penjas. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif, adapun metodenya dengan eksperimen satu kelas

(tunggal) dengan teknik pengumpulan data melalui tes dan angket (obsevasi terstruktur). Hasil

penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa 1). Terdapat perbedaan Motivas belajar peserta

didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media komputer dalam pelajaran Penjas;

2). Terdapat peningkatan Motivasi belajar setelah peserta didik memperoleh pembelajaran

penggunaan komputer sebagai media dalam pelajaran Penjas; 3). Terdapat perbedaan hasil belajar

peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media komputer dalam pelajaran

Penjas;. 4). Terdapat peningkatan hasil belajar setelah peserta didik memperoleh pembelajaran

penggunaan komputer sebagai media dalam pelajaran Penjas. Untuk itu, perlu dikembangkannya

pembelajaran menggunakan komputer sebagai media.

Kata kunci: Pembelajaran dengan Media Komputer, Motivasi Belajar, Hasil Belajar.

Abstrack

The aim of this research is to nd effectiveness of using computer as presentation media in

Physical Education learning, including: 1). To nd the diference of students motivation before

and after learning by using computer as presentation media in Physical Education learning; 2).

To nd the increasing of motivation after learning by using computer as presentation media int

Physical Education learning; 3). To nd diference of students’ result learning before and after

learning by using computer as presentation media in Physical Education learning; 4). To nd

increasing of students result after learning by using computer as presentation media in Physical

Education learning.

This research uses a quantitative approach, while the experiment method with one class (single)

and technique of the data using tests and questionnaires (structured observation). The research

results obtained show that: 1). There are difference of Motivation learning before and after

learning by using computers in Physical Education learning; 2). There is an increasing learning

of motivation after the students acquire learning by using computer as a medium of learning

in the Physical Education learning; 3). There are differences of students results before and

after instruction using computer media in Physical Education lessons; 4). There is increasing

of learning results after the students acquire learning by using computer as a medium in the

Physical Education learning; this efor, it is necessary to develop learning by using the computer

as a medium.

Keywords: Learning with Computers Media, Motivation Learning Results Learning

Efektivitas Penggunaan Komputer 181

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Pendahuluan

Kemajuan teknologi dewasa ini dan di

masa yang akan datang terutama di bidang

informasi dan komunikasi menyebebkan dunia

menjadi sempit cakupannya. Interaksi antar

bangsa baik dinsengaja maupun tidak disengaja

menjadi semakin intensif. Demikian juga yang

terjadi di Indonesia dan negara-negara di dunia,

globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa

dihindari. Dalam bidang pendidikan, peran guru

untuk mendidik peserta didik menjadi manusia

yang selalu mengikuti perkembangan zaman

tampa meninggalkan akar budaya sangat penting

dalam menentukan perjalanan generasi bangsa

ini, (Darmawan, 2013 : 8). Guru dituntut menjadi

pendidik yang bisa menjembatani kepentingan-

kepentingan itu. Pernyataan di atas merupakan

tantangan bagi semua guru untuk meningkatkan

kompetensi yang ada untuk mempermudah dalam

memberikan pendidikan dan pembelajaran

terhadap peserta didik.

Memperoleh layanan pendidikan bermutu

merupakan hak seluruh warga Negara Indonesia.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945 kepada Pemerintah untuk

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional, yang mampu

meningkatkan keimanan, ahlak mulia serta

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, yang selanjutnya diatur dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pendidikan terjadi melalui

pembelajaran atau proses belajar mengajar di

sekolah. Di dalam proses pembelajaran terjadinya

interaksi antara guru dan peserta didik guna

mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai

pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi

pendidikan anak tetapi juga pada sikap anak di

sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada

umumnya. Guru dalam pengertian jabatan profesi

adalah orang yang mengabdikan dirinya dalam

bidang pendidikan melalui interaksi edukatif

secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam hal

ini, guru memerlukan metodologi pembelajaran,

baik itu metode atau juga media pembelajaran.

Tinjauan lsafat, adat istiadat dan kebudayaan

tradisional, penelitian emperik, dan teori-teori

pembelajaran sepakat menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan seperangkat prinsip

yang sistematis dan berbasis penalaran sebagai

kerangka kerja konseptual dan telah teruji

secara emperis dalam menberikan penjelasan

dan pemecahan masalah fenomena pembelajar.

Berdasarkan paradigma konstruktivisme

tentang belajar tersebut, maka media-mediated

instruction atau pendayagunaan media

menempati posisi cukup strategis dalam rangka

mewujudkan situasi belajar secara optimal.

Situasi belajar yang optimal merupakan salah

satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar

peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar

yang optimal juga merupakan salah satu cerminan

hasil pendidikan yang bermutu dan bermakna

(berkualitas). Untuk itu, Inovasi pembelajaran

yang dilakukan guna meningkatkan kualitas

pendidikan membutuhkan berbagai sentuhan

dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting

yang telah terbukti banyak membantu di bidang

pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran

ialah dengan pemanfaatanTeknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK). Peranan teknologi dalam

bidang pendidikan sangat luar biasa dan telah

banyak membantu dalam proses belajar dan

mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

TIK dalam pembelajaran lebih dikenal dengan

Efektivitas Penggunaan Komputer

182

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

istilah Teknologi Pembelajaran.

Teknologi Pembelajaran merupakan usaha

sistematik dalam merancang, melaksanakan,

dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar

untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada

penelitian tentang proses belajar dan komunikasi

pada manusia yang menggunakan kombinasi

sumber manusia dan manusia agar belajar

dapat berlangsung efektif. Dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung, ada dua aspek

yang menonjol, yakni metode pembelajaran dan

media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.

Metode adalah teknik atau cara mengajar seorang

guru dalam menyampaikan dan berinteraksi

dengan peserta didik, sehingga proses belajar

berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran

tercapai. Sementara, media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim kepada penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

minat siswa yang menjurus kearah terjadinya

proses belajar. Jadi, media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan.

Proses pembelajaran yang berlangsung

di sekolah masih banyak mengalami hambatan

seperti peserta didik kurang memperhatikan

pelajaran, mengantuk, mengobrol, dan sering

keluar masuk kelas. Hal tersebut berdampak

pada proses pembelajaran yang tidak efektif

dan esien sehingga hasil pembelajaran pun

jauh dari kompetensi dasar yang seharusnya

dikuasai oleh peserta didik. Salah satu pemicu

masalah tersebut adalah penggunaan metodologi

pembelajaran (teknik dan media) yang digunakan

guru kurang tepat, dalam hal ini berkaitan

dengan pendayagunaan media pembelajaran di

sekolah. Masih banyak guru yang belum atau

tidak bisa sama sekali mempergunakan media

sebagai alat bantu media pembelajaran, padahal

dengan media penyampaian proses belajar

mengajar lebih efektif dan efesien dan hasil

serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

baik. Media pembelajaran yang baik harus

memenuhi beberapa syarat, media pembelajaran

harus meningkatkan motivasi dan hasil belajar

dalam pembelajaran. Penggunaan komputer

sebagai media mempunyai tujuan memberikan

motivasi kepada pembelajar. Penjelasan di atas,

dalam masalah pendayagunaan media presentasi

pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri 3

Cigalontang yang ada di Kaupaten Tasikmalaya.

Pada umunya guru dalam menyampaikan

materi hanya bertumpu pada media pembelajaran

yang selama ini digunakan yaitu buku teks

sebagai sumber belajar. Sebagian besar guru

tidak pernah menggunakan komputer sebagai

media pembelajaran di dalam proses kegiatan

belajar mengajar, hal ini berdampak pada proses

pembelajaran yang kurang efektif dan esien

dan hasil tujuan pembelajarannya pun tidak

sesuai dengan kompetensi dasar yang ditentukan.

Artinya bahwa dengan kurangnya pemanfaatan

komputer sebagai media pembelajaran dalam

proses pembelajaran, berdampak tidak ada

perkembangan dalam peningkatan motivasi

dan hasil belajar di SMP Negeri 3 Cigalontang

Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan

permasalahan yang terdapat di lapangan,

mengenai masalah pendayagunaan media

pembelajaran dengan ini akan diadakan penelitian

tentang efektitas penggunaan komputer sebagai

media presentasi terhadap peningkatkan motivasi

dan hasil belajar dalam embelajaran Penjas

di SMPNegeri 3 Cigalontang, Tasikmalaya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

tentang (1) perbedaan motivasi peserta didik

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

Efektivitas Penggunaan Komputer 183

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

penggunaan komputer sebagai media presentasi

pada pelajaran Penjas; (2) peningkatan motivasi

peserta didik setelah memperoleh pembelajaran

dengan penggunaan komputer sebagai media

presentasi pada pelajaran Penjas; (3) perbedaan

hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan penggunaan komputer

sebagai media presentasi pada pelajaran Penjas;

(4) peningkatan hasil belajar peserta didik setelah

memperoleh pembelajaran dengan penggunaan

komputer sebagai media presentasi pada

pelajaran Penjas.

Kajian Literatur

Dalam Teknologi Pendidikan, istilah

teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu

technologis. Technie berarti seni, keahlian atau

sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi

menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai

penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah

atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.

Sedang dalam arti luas menurut Association for

Educational Communication and Technology

(AECT) dalam Saputra.A, dkk. (2013:8)

adalah proses yang kompleks dan terpadu yang

melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan

organisasi untuk menganalisis masalah, mencari

problem solving, melaksanakan evaluasi dan

mengelola pemacahan masalah yang menyangkut

semua aspek belajar manusia. Sedangkan menurut

Darmawan, (2014:2) pemaknaan teknologi

yang menghsilkan sebuah kajian ilmu yang

disebut dengan teknologi pendidikan bahkan

dalam perkembangannya telah melahirkan ilmu

teknologi pembelajaran. Teknoogi pendidikan

dan teknologi pembelajaran membawa upaya

terwujudnya berbagai ide dan pemikiran serta

prosedur tindakan yang harus dilakukan dalam

rangka mewujudkan proses inovasi dalam dunia

pendidikan sehingga mampu menghasilkan

sesuatu yang baru baik itu yang berhubungan

dengan ide, proses, prosedur, dan hasil yang

berhubungan langsung maupun tidak langsung

dengan berbagai sumber belajar yang meliputi

lingkungan, orang, alat, prosedur, konsep, teori,

teknologi, media, seta prosedur pemecahan

masalah itu sendiri.

Sedangkang telaah mengenai teknologi

pembelajaran di dalamnya terdapat pemahaman

terhadap teknologi dan pembelajaran.

Pembelajaran yang mnegadopsi hasil pikir dan

rancang bangun suatu ide yang diwujudkan dalam

produk tertentu dan memberikan kemudahan

dalam pembelajaran, maka istilah salah satu

pemahaman terhadap teknologi pembelajaran di

samping pemahaman lainnya bahwa teknologi

pembelajaran merupakan suatu teknologi, yaitu

teknologi sebagai ide dan rancang bangun

tentang bagaimana suatu proses pembelajaran

bisa berkualitas. Darmawan (2014:3). Sedangkan

menurut Deterline yang dikutip Saputra. A,

dkk (2013:10) berpendapat bahwa teknologi

pembelajaran merupakan pengembangan

ataupun aplikasi dari teknologi perilaku yang

digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan

perilaku tertentu dari pebelajar secara sitematis

guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu

sendiri.. Belajar berkaitan dengan perkembangan

psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu

diperoleh, kemampuan yang harus dipelajari,

cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu

menciptakan kondisi yang kondusif, sarana dan

fasilitas yang mendukung, dan berbagai faktor

eksternal lainnya.

Komputer merupakan hasil karya manusia

yang mampu membawa perubahan besar dalam

berbagai bidang pekerjaan manusia, termasuk

dalam bidang pendidikan. Dalam bidang

Efektivitas Penggunaan Komputer

184

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

pendidikan, komputer sebagai hasil teknologi

modern sangat membuka kemungkinan-

kemungkinan yang besar untuk menjadi alat

pendidikan. Khusus dalam pembelajaran,

komputer dapat digunakan sebagai alat untuk

menyampaikan informasi atau ide-ide yang

terkandung dalam pembelajaran kepada pesera

didik. Selain itu, menurut Darmawan (2013:91),

bahwa komputer dapat juga digunakan sebagai

media yang memungkinkan peserta didik belajar

secara mandiri dalam memahami suatu konsep.

Hal ini sangat memungkinkan karena komputer

mempunyai kemampuan mengkombinasikan

tek, suara, warna, gambar, gerak, dan video,

serta memuat suatu kepintaran yang sanggup

menyajikan proses interaktif. Pada umumnya

dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi

berbasis komputer merupakan cara untuk

menghasilkan atau menyampaikan materi

dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikroprosesor, dimana informasi

atau materi yang disampaikan disimpan dalam

bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan.

Hal di atas pada umumnya dikenal dengan

pembelajaran berbantuan komputer. Dalam

pembelajaran berbantuan komputer, peserta didik

berhadapan dan berinteraksi secara langsung

dengan komputer. Interaksi antara komputer

dan peserta didik ini terjadi secara individual,

sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta

didik akan berbeda dengan apa yang dialami

oleh peserta didik yang lainnya. Program

pembelajaran berbasis komputer merupakan

program pembelajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan

sofware komputer berupa program komputer

berisi materi pelajaran dalam bentuk latihan-

latihan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Robert Heinich, Molenda dan

James D. Russel, dalam Rusman, (2012:291)

yang menyatakan bahwa “Computer system can

deliveri instruction by allowing them to interact

with the lesson programed into the system; this is

referred to computer based instruction”.Sistem

komputer dapat menyampaikan pembelajaran

secara individual dan langsung kepada para siswa

dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran

yang diprogramkan ke dalam sistem komputer,

inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis

komputer.

Media Presentasi secara umum media

merupakan kata jamak dari medium, yang

berarti perantara atau pengantar. Kata media

berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,

seperti media dalam penyampaian pesan, media

pengantar magnet atau atau panas dalam bidang

teknik. Istilah media digunakan juga dalam

bidang pengajaran atau pendidikan sehingga

istilahnya menjadi media pendidikan atau media

pembelajaran. Selanjutnya, media pendidikan

atau media pembelajaran, Sanjaya, (2010:163)

mengemukakan bahwa media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai

untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio,

televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.

Namun demikian, media bukan hanya berupa

alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain

yang memungkinkan siswa dapat memperoleh

pengetahuan. Gerlach dan Ely dalam Sanjaya,

(2010:163) menyatakan: “A medium, conceived

is any person, material or event that establishs

condition which enable the learner to acquire

knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach

secara umum media itu meliputi orang, bahan,

peralatan, atau kegiatan yang menciptakan

kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam

fungsinya, media pembelajaran, Hamalik

Efektivitas Penggunaan Komputer 185

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

dalam Arsyad (2014:19) mengemukakan

bahwa pemakain media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan nmembawa pengaruh-pengaruh psikologi

terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi

dan minat siswa, media pembelajaran juga

membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Hasil Belajar ditinjau dari prosesnya,

pembelajaran adalah komunikasi, karena dalam

proses pembelajaran terdapat komunikator,

komunikan dan pesan. Agar pesan pembelajaran

yang disampaikan dapat diterima siswa dengan

mudah, maka diperlukan desain dan strategi

pembelajaran yang tepat, salah satu didalamnya

adalah penggunaan media presentasi dalam

pembelajaran. Sedangkan belajar munurut

Dimyati dan Mudjiono, (2013:10). Menjelaskan

bahwa belajar merupakan kegiatan yang

kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.

Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut adalah pertama, stimulus

yang berasal dari lingkungan, dan kedua,

proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.

Masih menurut Gagne belajar terdiri dari tiga

komponen penting, yaitu kondisi eksternal,

kondisi internal dan hasil belajar. Selanjutnya,

dilihat dari psikologi belajar, Musqon (2012:63)

mendenisikan belajar sebagai perubahan

kelakuan, suatu change of behavior, psikologi

belajar juga perlu dipertimbangkan guru dalam

memilih media pembelajaran. Pertimbangan

bagaimana anak belajar, motivasi belajar, serta

aspek lain sangat diperlukan.

Dilihat dari psikologi pembelajaran,

Surya (2013:111) menggambarkan suatu proses

yang dinamis karena pada hakekatnya perilaku

belajar diwujudkan dalam suatu proses yang

dinamis dan bukan sesuatu yang diam atau pasif.

Secara psikologis pebelajaran dapat dirumuskan

bahwa “Pembelajaran ialah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu peubahan perilaku secara menyeluruh,

sebagai hasil dari interaksi inividu itu denan

lingkungannya.”Perubahan perilaku sebagai

hasil pembelajaran. Selain itu, menurut Surya

(2013:205) bahwa hasil pembelajaran ditandai

dengan perubahan seluruh aspek kepribadian.

(a). Pembelajaran merupakan suatu proses yang

disengaja; (b). Pembelajaran terjadi karena ada

dorongan dari dalam dan tujuan yang ingin

dicapai; (c). Pembelajaran merupakan suatu

pengalaman yang dibentuk secara sengaja,

sistematis, dan terarah. Pada dasarnya dalam

diri setiap orang terdapat kebutuhan untuk

melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil

yang sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut

sebagai kebutuhan untuk berprestasi (need

for achievement) dan mendorong individu

untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin

sehingga menghasilkan satu prestasi tertentu.

Dari penjelasan di atas, ada beberapa cara untuk

meningkatkan hasil belajar salah satunya adalah

dengan memperhatikan dan mencermati gaya

belajar dan cara belajar yang baik. Berbicara

masalah hasil belajar mungkin tidak terlepas

dengan motivasi belajar.Pentingnya peranan

motivasi dalam proses pembelajaran perlu

dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan

berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada

siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan,

baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar

siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna

Efektivitas Penggunaan Komputer

186

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam

konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut

berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

Motivasi, Peran motivasi dalam proses

pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat

dianalogikan sebagai bahan bakar untuk

menggerakkan mesin motivasi belajar yang

memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif

untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi

yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh

negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.

Motif dan motivasi merupakan perilaku konatif

sebagai sumber dinamika yang menentukan

kualitas kekuatan perilaku. Motivasi menurut

Surya, (2013:58) adalah merupakan sumber-

sumber perilaku upaya-upaya yang dilakukan

untuk meninmbulkan atau meningkatkan motif.

Seperti telah diejelaskan di atas, motif merupakan

motor penggerak dinamika perilaku individu

dalam mencapai tujuan. Kualitas dinamika

perilaku akan bergantung pada kekuatan motif

sebagai sumber penggeraknya. Menurut Sanjaya

(2010:249) bahwa dalam proses pembelajaran,

motivasi merupakan salah satu aspek dinamis

yang sangat penting. Sering terjadi siswa

yang kurang berprestasi bukan disebabkan

oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi

dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar

sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan

segala kemampuannya. Dalam proses

pembelajaran tradisional yang menggunakan

ekspositori sebagai strategi pembelajaran utama,

kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh

guru. Oleh sebab itu, pandangan modern tentang

proses pembelajaran menenpatkan motivasi

sebagai salah satu aspek penting.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya

adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivtas sik untuk menhasilkan perubahan

holistik dalam kualitas individu, baik dalam

hal sik, mental, serta emosional. Pendidikan

jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah

kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya

menganggapnya sebagai seseorang yang

terpisah kualitas sik dan mentalnya. Mahendra

(2008:3), menjelaskan pendidikan jasmani

diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat,

namun essensinya sama, yang jika disimpulkan

bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani

memanfaatkan alat sik untuk mengembangkan

keutuhan manusia. Dengan kata lain bahwa

melalui sik, aspek mental danemosional pun

turut berkembang. Selanjutnya, pendidikan

jasmanidalam KTSP adalah suatu proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani yang

didesain untuk meningkatkan kebugaran

jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat

dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif,

dan afektif setiap siswa.

Efektivitas dalam sebuah proses

pembelajaran, guru selaku pengajar memegang

peran yang amat sentral dalam keseluruhan proses

belajar mengajar. Guru dituntut harus mampu

mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar

terjadi prilaku pembelajaran yang efektif dalam

diri siswa. Guru diharapkan mampu menciptakan

interaksi belajar mengajar yang sedemikian rupa

sehingga siswa mampu mewujudkan kualitas

perilaku belajar secara efektif dan kondusif.

Menurut Poerwadarminta, (2003:311) Dalam

kamus bahasa Indonesia efektitas berasal

dari kata efek : akibat,( hasil pengaruh dari

sesuatu) dan efektif: ada efeknya (pengaruh,

akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan.

Efektivitas Penggunaan Komputer 187

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Sedangan menurut Siagaan, (2001:24) dalam

http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/

download/972/781 efektivitas adalah keaktifan,

daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu

kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan

sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya

menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering

atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian

esien, meskipun sebenarnya ada perbedaan

diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada

hasil yang dicapai, sedangkan esiensi lebih

melihat pada bagaiman cara mencapai hasil yang

dicapai itu dengan membaandingkan antara input

dan outputnya.

Peserta didikdalam proses pendidikan,

peserta didik merupakan salah satu komponen

manusiawi yang menenpati posisi sentral. Peserta

didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan

perhatian dalam semua proses tranformasi

yang disebut pendidikan. Menurut Desmita

(2014:39) sebagai salah satu komponen penting

dalam sistem pendidikan, peserta didik sering

disebut sebagai “raw material” (bahan mentah).

Menurut Desmita (2014:40) pengertian peserta

didik adalah sebagai berikut, (1). Peserta didik

adalah individu yang memiliki potensi sik dan

psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan

yang unik. Potensi-potensi khas yang dimilikinya

ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan

sehingga mampu mencapai taraf perkembangan

yang optimal; (2). Peserta didik adalah individu

yang sedang berkembang. Artinya peserta didik

tengah mengalami perubahan-perubahan dalam

dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada

diri sendiri maupun diarahkan pada penyesuaian

dengan lingkungan; (3). Peserta didika adalah

individu yang membutuhkan bimbingan individu

dan perlakuan manusiawi. Sebagai individu yang

sedang berkembang, maka proses pemberian

bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada

tingkat perkembangannya; (4). Peserta didik

adalah individu yang memiliki kemampuan

untuk mandiri. Dalam perkembangannya peserta

didik memiliki kemampuan untuk berkembang

ke arah kedewasaan. Di samping itu, dalam diri

peserta didik juga terdapat kecenderungan untuk

melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak

lain. Karena itu, setahap demi setahap orang tua

atau pendidik perlu memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk mandiri dan bertanggung

jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri.Dari

pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan peserta didik adalah

individu yang sedang mengalami perkembangan,

dimana mempunyai potensi sik dan psikis yang

khas serta adanya dorongan untuk mandiri agar

mencapai otensi yang optimal maka perlu adanya

bimbingan dan perlakuan manusiawi.

Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.

Bentuk metode eksperimen yang digunakan

adalah desain penelitian eksperimen kelompok

tunggal. Penelitian dilakukan pada subjek yang

sama sebanyak 20 orang, yaitu desain kelompok

tunggal dengan prates dan pascates. Desain ini

dimulai dengan penentuan subjek sebagai sampel

eksperimen. Kemudian, subjek diberikan tes

yang disebut dengan prates, kemudian subjek

diberi perlakuan, dan akhirnya subjek diberi tes

lagi yang disebut dengan pascates, untuk melihat

ada atau tidak adanya pengauh perlakuan.

Berbicara desain penelitian eksperimen, menurut

Sanjaya (2013:100) menyatakan bahwa:

Desain eksperimen adalah rancangan yang

sistematis yang disusun terlebih dahulu, dapat

Efektivitas Penggunaan Komputer

188

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam

melaksanakan eksperimen itu sendiri sehingga

data yang diperoleh benar-benar menyakinkan

untuk dapat dijadiakan bahan dalam merumuskan

suatu generalisasi.

Instrumen pada penelitian ini

dikembangkan dua buah instrumen yang terbagi

menjai dua katagori yaitu tes dan non-tes. Instrume

katagori tes, yang terdiri dari pre-test dan post-

test dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

keterampilan siswa yang berkaitan dengan bahan

ajar yang diberikan. Sedangkan instrumen non-

tes berupa observasi untuk menggali tentang

keefektifan dan kemanfatan komputer sebagai

media pembelajaran penjaskes. Observasi

ini dibuat dengan skala likert. Skalalikert ini

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Dalam skala ini nilai yang sangat tinggidengan

alternatif jawaban sangat setuju, sedangkan nilai

yang sangat rendahdengan alternatif jawaban

sangat tidak setuju. Darmawan (2014:169).

Observasi yang dibuat menggunakan observasi

terstruktur berupa angket dengan alternatif

jawaban adalah sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Teknik yang digunakan dalam melakukan

pencatatan pengalaman tersebut pada penilaian

ini menggunakan lembar observasi. Lembar

observasi dikembangkan dalam rangka untuk

mengetahui kondisi obyektif masalah dan potensi

yang ada pada subyek penelitian, sehingga

hasil yang didapat memperkuat data-data yang

diperoleh dari observasi penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini secara berturut-turut akan

disajikan tentang dua hal yaitu, yang pertama

tentang pengolahan atau analisis data untuk

menghasilkan temuan dari motivasi belajar dan

hasil belajar, yang didapat dari hasil data pretest

dan postest keduanya, dan yang kedua adalah

pembahasan atau analisis temuan dari hasil

pengolahan data tersebut. Sebelum kegiatan

proses pembelajaran, peserta didik diberikan

dahulu pretest soal Penjas dan motivasi yang

berkaitan dengan permaianan bola besar.

Kemudian dilaksanakan proses pembelajaran

dengan menggunkan komputer sebagai media

presentasi sebanyak empat kali pertemuan, setiap

pertemuan dua jam pelajaran (4 x 40 menit),

kemudian dilakukan postest soal Penjas dan

motivasi.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, penggunaan media

komputer khususnya dalam pembelajaran dapat

digunakan sebagai alat untuk menyampaikan

informasi atau ide-ide yang terkandung dalam

pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu,

komputer dapat juga digunakan sebagai media

yang memungkinkan peserta didik belajar secara

mandiri memahami suatu konsep. Hal ini sangat

memungkinkan karena komputer mempunyai

kemampuan mengkombinasikan teks, suara,

warna, gambar, gerak, dan video, serta sanggup

menyajikan proses interaktif. Berdasarkan

penjelasan di atas, pembelajaran dengan media

komputer adalah pembelajran yang menggunakan

perangkat lunak yang digunakan peserta didik

sebagai alat untuk menyampaikan informasi,

menyerap dan memahami materi pelajaran yang

dibuat guru. Pada penelitian ini, pembelajaran

dengan menggunakan media komputer dalam

pelajaran Penjas dapat membantu dalam hal,

diantaranya: (a).Penggunaan komputer memberi

fasilitas bagi pengguna untuk mengulang apabila

diperlukan, selain itu juga untuk memperkuat

Efektivitas Penggunaan Komputer 189

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

proses belajar dan memperbaiki ingatan; (b).

Dengan pembelajaran media komputer guru

tidak lagi memdominasi kegiatan pembelajaran

terutama dalam hal menyampaikan materi

pelajaran karena peserta didik dapat mempelajari

dan menyimak pelajaran secara langsung, baik

secara individu maupun kelompok. Peran guru

dalam hal ini hanya sebagai fasilitator, dengan

catatan sebelum pembelajaran berlangsung guru

menyiapakan materi yang akan diberikan dalam

bentuk multimedia; (c). Pembelajaran berbantuan

komputer sangat eksibel dalam mengajar dan

dapat diatur menurut keinginan perancang,

selain itu, suasana pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan karena penggunaan komputer

membuat peserta didik lebih termotivasi untuk

belajar; (d). Selain itu komputer dapat pula

menilai hasil belajar setiap peserta didik dengan

segera. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani

sebaiknya tidak hanya dilakukan mentransfer

pengetahuan terhadap peserta didik, tetapi juga

membantu untuk megembangkan wawasan

peserta didik dalam menggali pengetahuan

lebih dalam. Sehingga hasil akhir adalah

adanya peningkatan hasil dan motivasi juga

terdapat perbedaan hasil dan motivasi setelah

pembelajaran.

Pertama: Perbedaan Motivasi Belajar Sebelum

dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan

Media Komputer dalam Penjas

Perbedaan motivasi belajar sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan media

komputer terdapat perbedaan, ini terbukti

dengan hasil pengujian hipotesis perbedaan

motivasi belajar dengan uji Wilcoxon yaitu

“Terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan media komputer pada pelajaran

Penjas”.Perbedaan motivasi belajar sebelum dan

sesudah pembelajaran tersebut, yaitu terdapat

peningkatan motivasi sesudah pembelajaran

menggunakan media komputer, dibandingkan

dengan motivasi sebelum pembelajaran dan

perbedaan motivasi belajar tersebut terdapat

pada katagori tinggi. Penjelasan di atas, sesuai

dengan pendapat (Tzeng, 1999) dalam artikel

jurnal Chang (2009:1) bahwa Previous studies

indicate that computer-assisted instruction

(CAI) programs have important factors that

can motivate, challenge, increase curiosity and

control, and promote fantasy in children. Dari

pendapat tersebut mrnunjukan bahwa penelitian

sebelumnya menunjukkan program pembelajaran

berbantuan komputer memiliki faktor penting

yang dapat memotivasi, tantangan, meningkatkan

rasa ingin tahu, dan mengeluarkan imajinasi pada

anak-anak.

Dengan adanya perbedaan motivasi belajar

yang tinggi tersebut diharapkan pula terjadi

perbedaan hasil belajar yang tinggi sebelum

dan sesudah pembelajaran menggunakan media

komputer. Berdasarkan hasil penelitian diatas

ternyata penggunaan pembelajaran menggunakan

media komputer memberikan pengaruh yang

positif tehadap peningkatan motivasi dan hasil

belajar peserta didik dalam pelajaran penjaskes di

kelas VII SMP Negeri 3 Cigalontang Kabupaten

Tasikmalaya.Dari hasil penelitian di atas,

didukung pendapat Sanjaya (2010:28) bahwa

dalam proses pembelajaran motivasi merupakan

salah satu aspek dinamis yang sangat penting.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi

bukan disebabkan oleh kemampuannya yang

kurang, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak

adanya dorongan atau motivasi.

Efektivitas Penggunaan Komputer

190

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Kedua: Peningkatan Motivasi Belajar Sebelum

dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan

Media Komputer dalam Penjas

Peningkatan motiasi belajar penjaskes

dengan menggunakan komputer motivasi peserta

didik meningkat signikan dan berada pada

kategori tinggi, ini terbukti pada uji hipotesis

peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran

menggunakan komputer dengan uji t yaitu

“Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik

dalam pembelajaran Penjas melalui pembelajaran

menggunakan media komputer”.Dari hasil

perhitungan statistik peningkatan hasil pretest

dan posttest motivasi belajar, untuk data motivasi

sebelum dengan bentuk angket skor rata-rata

46,83 dengan jumlah data 30, standar deviasi

1,392 dan standar error mean 0,254 sedangkan

untuk data motivasi sesudah dengan bentuk

angket skor rata-rata 70,47 jumlah data 30 dengan

standar deviasi 1,042 dan standar error 0,190.

Berdasarkan data di atas terlihat skor angket

rata-rata sebelum pelajaran Penjas adalah 46,83

atau 59% dari skor ideal 80, sedangkan rata-rata

sesudah pembelajaran adalah 70,47 atau 88%.

Dari data tersebut terlihat bahwa, setelah kegiatan

pembelajaran dilakukan, secara umum terjadi

peningkatan motivasi belajar rata-rata sebesar

23,64 atau sekitar 29,55%. Penjelasan di atas

sesuai dengan pernyataan (Chang, 2003), dalam

artikel Yeh (2009:2) bahwa found that educational

computer games were great motivational tools

in teaching learners in different areas. Dari

pendapat tersebut menunjukan bahwa game

komputer dalam pendidikan membuat motivasi

besar terhadap peserta didik dalam pembelajaran

di daerah yang berbeda. Uraian di atas sejalan

dengan Darmawan (2012:92) bahwa media

komputer membantu peserta didik memperoleh

umpan balik terhadap pelajaran secara leluasa

dan dapat memicu motivasi belajar.

Kedua penjelasan di atas, didukung

dengan pernyataan Sanjaya (2010:209) bahwa

penggunaan media dapat menambah motivasi

belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap

materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

Dari beberapa pendapat di atas, bahwa dengan

penggunaan media dalam hal ini media komputer

dalam pembelajaran dapat meningkatkan notivasi

belajar sehingga berpengaruh pada peningkatan

hasil belajar pesrta didik.

Ketiga: Perbedaan Hasil Belajar Sebelum dan

Sesudah Pembelajaran Menggunakan Media

Komputer dalam Penjas

Perbedaan hasil belajar dapat dibuktikan

dengan hasil pengujian hipotesis perbedaan

hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan media komputer dengan uji t

yaitu “Terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan media komputer pada pelajaran

Penjas”. Pada hasil penelitian terdapat perbedaan

hasil belajar sebelum peserta didik mendapatkan

pembelajaran menggunakan komputer, dimana

dari hasil perhitungan statistic hasil pretest dan

posttest terdapat perbedaan hasil, untuk data

pretest dengan bentuk soal objektif dengan skor

rata-rata test sebesar 47,00 dengan jumlah data

30, standar deviasi ssebesar 9,899 dan standar

error sebesar 1,807 sedangkan untuk data

posttest dengan bentuk soal objektif dengan skor

rata-rata test sebesar 84,13 dengan jumlah data

30, standar deviasi sebesar 8,905 dan standar

error sebesar 1,626. Dari data di atas, bahwa

penggunaan komputer sebagai media dapat

membedakan hasil beajar peserta didik sebelum

dan sesudah pembelajaran. Data di atas sesuai

dengan pernyataan Palmer W. dkk. (1999),

Efektivitas Penggunaan Komputer 191

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

dalam Darmawan (2013:27) bahwa penggunaan

komputer multimedia merupakan salah satu

pemanfaatan media komunikasi komputer yang

akan membantu aktivitas belajar siswa yang

mungkin lebih siap dari pada sebelumnya.

Pernyataan ini sesuai dengan artikel jurnal

Kusantati (2014:37) bahwa penggunaan media

dalam pembelajaran memiliki manfaat yang

sangat positif, dalam penyampaian materi dapat

diseragamkan, Proses pembelajaran menjadi lebih

jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi

lebih interaktif, esiensi waktu dan tenaga, dalam

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,

Kedua uraian di atas, diperkuat Darmawan

(2013:91) bahwa dalam pembelajaran berbantuan

komputer, peserta didik berhadapan dan

berinteraksi secara langsung dengan komputer.

Sehingga apa yang dialami oleh seorang peserta

didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh

peserta didik lainnya. Sesuai dengan pendapat

di atas, Sanjya (2010:164), bahwa pengalaman

langsung semacam itu tentu saja merupakan

proses belajar yang sangat bermanfaat, sebab

dengan mengalami secara langsung kemungkinan

kesalahan persepsi akan dapat dihindari.

Keempat: Peningkatan Hasil Belajar Sebelum

dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan

Media Komputer dalam Penjas

Dengan terlihatnya perbedaan hasil

belajar tersebut dimana hasil belajar sesudah

diberikan pembelajaran menggunakan komputer

lebih tinggi dibandingkan dengan skor hasil

belajar sebelum pembeajaran. Dan perbrdaan

skor tersebut pertanda adanya peningkatan

hasil belajar. Adapun peningkatan hasil belajar

penjaskes dengan menggunakan komputer

berada pada kategori tinggi, ini terbukti pada

uji hipotesis peningkatan hasil belajar setelah

pembelajaran menggunakan komputer dengan

uji t yaitu “Terdapat peningkatan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran Penjas

melalui pembelajaran menggunakan media

komputer”. Peningkatan ini terbukti dari sokr

rata-rata sebelum materi permainan bola besar

pada pelajaran penjas adalah sebesar 47,00 atau

47% dari skor ideal 100. Skor tersebut berarti

kurang dari criteria ketuntasan minimal pelajaran

penjas yaitu 75, dan test sesudah pembelajar

sebesar 84,13 atau 84,13% dari skor ideal 100

yang artinya lebih besar dari kriteria ketuntasan

minimal. Dari data tersebut terlihat bahwa,

setelah kegiatan pembelajaran dilakukan, secara

umum terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata

sebesar 37,13 atau sekitar 37%. Melihat data di

atas, sejalan dengan Sanjaya (2010:169) bahwa

peran media pembelajaran sangat diperlukan

dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru

dapat menggunakan lm, televisi, atau gambar

untuk memebrikan informasi yang lebih baik

kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal

yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Gee:2003)

dalam artikel jurnal Chuang (2009:1) bahwa The

use of multimedia in education has signicantly

changed people’s learning processes. Results

from a number of research studies indicate that

appropriately designed multimedia instruction

enhances students’ learning performance

in science, mathematics, and literacy. Dari

pendapat tersebut mnunjukan bahwa penggunaan

multimedia dalam pendidikan telah berubah

secara signikan dalam proses pembelajaran di

masyarakat. Hasil dari sejumlah studi penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran multimedia

yang dirancang dengan tepat meningkatkan

kinerja belajar siswa dalam ilmu, matematika,

dan keaksaraan

Efektivitas Penggunaan Komputer

192

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Penjelasan di atas, didukung pendapat

Muspiqon (2012:193) bahwa media pembelajaran

berbasis komputer sangat diperlukan, sebab media

komputer memiliki karakteristik yang mudah

difahami dan digunakan dalam pembelajaran.

Hal ini, sesuai dengan pernyataan Sahlan dan

Prastyo (2012:105) bahwa penggunaan media

secara kreatif akan memunginkan audiens (siswa)

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan

performa mereka sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Dari beberapa pendapat di

atas, bahwa dengan penggunaan media dalam

hal ini media komputer dalam pembelajaran

dapat meningkatkan aktivitas belajar sehingga

berpengaruh pada peningkatan hasil belajar

pesrta didik.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Dari hasil penelitian dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Komputer Sebagai

Media Presentasi Terhadap Peningkatan Motivasi

dan Hasil Belajar dalam Pembelajar Penjas” yang

telah dilakukan, peneliti dapat mengambil empat

kesimpulan dibawah ini. Pertama pembelajaran

menggunakan komputer sebagai media presentsi

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada pelajaran Penjas. Temuan ini didasarkan

pada meningkatnya skor hasil belajar peserta didik

setelah diberikan pembelajaran menggunakan

komputer sebagai media presentasi dan

peningkatan hasil belajarnya ada pada katagori

tinggi. Kedua terdapat perbedaan hasil belajar

peserta didik sebelum dan sesudah pembelajar

menggunakan komputer sebagai media presentasi

pada pembelajaran penjas. Temuan ini terbukti

bahwa pembelajaran menggunakan komputer

sebagai media presentasi dapat memberikan

perubahan skor yang positif dari hasil belajar

sebelum diberikannya pembelajara ke skor hasil

belajar sesudah diberikan pembelajaran. Ketiga

pembelajaran menggunakan komputer sebagai

media presentasi dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik pada pelajaran Penjas.

Temuan ini didasarkan pada meningkatnya skor

motivasi belajar peserta didik setelah diberikan

pembelajaran menggunakan komputer sebagai

media presentasi, dan peningkatan motivasi

belajarnya ada pada katagori tinggi. Keempat

terdapat perbedaan motivasi belajar peserta

didik sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan komputer sebagai media presentasi

pada pelajaran penjas. Temuan ini berarti ketika

sesudah diberikan perlakuan dapat merubah

motivasi sebelum pembelajaran dengan motivasi

setelah pembelajaran.

Saran

Adapun saran dari penelitian ini di

antaranya adalah; Pertama penggunaan

komputer sebagai media presentasi dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil

penelitian ini diperoleh hasil belajar peserta didik

melalui pembelajaran menggunakan komputer

sebagai media presentasi terjadi peningkatan

hasil belajar peserta didik yang signikan, pada

nilai awalnya peserta didik mendapat nilai rata-

rata dibawah kriteria ketuntasan minimal, tetapi

setelah pembelajaran menggunakan komputer

sebagai media presentasi nilai rata-rata hasil

belajar peserta didik diatas kriteria ketuntasan

minimal. Sehingga dari hasil tersebut diharapkan

pada mata pelajaran lain dapat menggunakan

pembelajaran menggunakan komputer sebagai

media presentasi sebagai salah satu langkah untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kedua

penggunaan komputer sebagai media presentasi

inipun mendapat tanggapan yang sangat baik

Efektivitas Penggunaan Komputer 193

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

dari peserta didik, dimana pada hasil penelitian

diperoleh perbedaan motivasi sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan komputer

sebagai media presentasi dan perbedaan

pada motivasi ini menuju kepada perbedaan

peningkatan motivasi yang positif sehingga perlu

dikembangkannya pembelajaran menggunakan

komputer sebagai media presentasi pada mata

pelajaran lain sebagai upaya untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik. Ketiga dari hasil

penelitian diperoleh data peningkatan hasil

belajar dan motivasi belajar peserta didik dalam

1 rombongan belajar, maka untuk itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut pada sekolah

dengan kondisi yang lebih luas dan heterogen,

sehingga diperoleh temuan yang lebih mendalam

mengenai pembelajaran menggunakan komputer

sebagai media presentasi. Keempat selanjutnya

bagi peneliti dalam penelitian ini secara umum

terlihat ada peningkatan hasil dan motivasi

belajar walaupun tidak mencapai 100%,

untuk itu disarankan melanjutkan penelitian

dengan aspek lain pada kajian yang lebih luas,

misalnya mengapa masih ada yang rendah hasil

maupun motivasi belajar dengan pembelajaran

menggunakan komputer sebagai media

presentasi sehingga dapat diketahui kekurangan

dan kelebihan pembelajaran tersebut.

Pustaka Acuan

Arsyad, A., (2014), Media Pembelajaran.Jakarta

: PT. Rajagrando Persada

Darmawan, D., (2014), Inovasi Pendidikan,

Pendekatan Praktik Teknologi

Multimedia dan Pembelajaran online.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Darmawan, D., (2013), Teknologi Pembelajaran.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Darmawan, D., (2013), Pendidikan Teknologi

Informasi dan Komunikasi.Teori

dan Apliksi, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Darmawan, D., (2014), Metode Penelitian

Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Desmita ., (2013), Psikologi Perkembagan

Peserta Didik , Panduan Bagi Orang Tua

dan Guru dalam Memahami Psikologi

Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya.

Dimyati – Mujiono., (2013), Belajar daan

Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Mahendra., (2008), Bahan Ajar Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru. UPI Bandung

Musqon., (2012), Pengembangan Media dan

Sumber Pembelajaran. Jakarta : PT.

Prestasi Pustakaraya

Rusman., (2012), Model-model Pembelajaran,

Mengembangkan Profesional Guru.

Jakarta : PT. Rajagrando Persada

Sahlan – Prastyo., (2012), Desain Pembelajaran

Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta

: Ar-Ruzz Media

Sanjaya, W., (2012), Perencanaan dan Desain

Sistem Pembelajaran.Jakarta : PT.

Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W., (2013), Penelitian Pendidikan,

Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta :

PT. Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : PT Kencana Prenada Media

Group

Sanjaya, W., (2010), Kurikulum dan

Pembelajaran.Jakarta : PT. Kencana

Prenada Media Group

Surya, M., (2003), Psikologi Pembelajaran dan

Pengajaran.Bandung : Yayasan Bhakti

Efektivitas Penggunaan Komputer

194

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Winaya

Surya, M., (2013), Psikologi Guru Konsep Dan

Apliksi dari Guru Untuk Guru.Bandung

: Alpabeta

Dokumen Online Artikel Jurnal Nasional dan

Internasional

Chuang and Chen., (2009). Effect of Computer-

Based Video Games on Children: An

Experimental Study. Dalam Educational

Technology & Society, (online), vol

12 (2), 10 halaman. Tersedia: http://

citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download

?doi=10.1.1.462.9279&rep=rep1&type=

pdf, Juni 2015

Saputra. A, dkk., (2013). Pengantar Teknologi

Pendidikan. (online). Tersedia:

http://www.slideshare.net/

Romidwisyahri/makalah-teknologi-

pendidikan-29524192/24/04/2015

Yeh. K.C., (2009). Using an Educational

Computer Game as a Motivational.

Dalam Society for Information

Technology & Teacher. Tersedia:

http://www.cse.psu.edu/~kqy1/

papers/Yeh2009_Game_

Programming_Motivation.pdf, Juni

2015

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

pengelola Program Pascasarjana Teknologi

Pendidikan Konsentrasi Teknologi Pembelajaran

STKIP Garut, yang telah memberikan kontibusi

dalam penyelesaian artikel ini.tidak lupa penulis

ungkapkan penghargaan dan terima kasih kepada

Ketua Yayasan, Ketua STKIP dan Direktur

Program Pascasarjana STKIP yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

artikel ini. Ucapan terimaksih juga kami

sampaikai kepada Dr. Deni Darmawan,S.Pd

MS,. yang banyak memberikan bimbingan dalam

penyelesaian artikel ini. Semoga apa yang telah

bapak-bapak berikan mendapat balasan dari

Alloh SWT dan menjadi amal ibadah yang tinggi

di hadapan Alloh SWT.Amiiin..