Halo adik-adik, tahukah kalian mengapa dunia IPA menggunakan satuan-satuan pengukuran yang baku? Tentu saja ada alasannya. Nah, alasan inilah yang akan kakak jelaskan dalam materi kali ini.
Show Sebagaimana yang diketahui, pengukuran telah menjadi bagian penting dalam dunia IPA dan salah satu aspek penting yang terkait dengan pengukuran adalah satuan.
Berdasarkan jenisnya, satuan terbagi menjadi dua, yaitu satuan baku dan satuan tidak baku. Meskipun keduanya sama-sama sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dunia IPA konsisten memilih satuan baku untuk menyertai setiap aktivitas pengukuran. Mengapa seperti itu? Yuk, berikut ini kakak jelaskan alasannya...
Setidaknya, ada tiga alasan mengapa sehingga dunia IPA menggunakan satuan-satuan pengukuran yang baku, antara lain sebagai berikut: Misalnya, satuan kilogram alat ukurnya adalah neraca atau timbangan. Alat ukur ini mudah ditemukan di mana saja. Baca lebih lanjut tentang: Alat Ukur Besaran Massa. Selain itu, satuan baku juga mudah dikonversi ke satuan lainnya. Misalnya, dari satuan kilogram diubah menjadi satuan gram, bisa dilakukan dengan menggunakan faktor konversi. Jadi, ada tiga alasan mengapa dunia IPA memilih menggunakan satuan-satuan pengukuran yang baku, yaitu hasil pengukuran satuan baku akan selalu sama, bersifat seragam/standar, dan mudah digunakan atau dikonversi ke satuan lain. Gimana adik-adik, udah paham kan alasan yang mendasari dunia IPA menggunakan satuan-satuan pengukuran baku. Jadi, jangan bingung lagi yah saat mendapat pertanyaan seputar satuan baku.Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
3+ Alasan Dunia IPA Menggunakan Satuan Pengukuran Baku 2020-07-31T08:12:00-07:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Afdan Fisika
Mengapa dunia IPA menggunakan satuan satuan pengukuran yang baku, pertanyaan seperti ini mungkin pernah berada di dalam benakmu. Seperti yang diketahui, pengukuran sudah menjadi bagian penting di dalam dunia IPA. Pengukuran bahkan bisa dikatakan sebagai sebuah aspek penting. Salah satu yang berkaitan dengan pengukuran ialah satuan. Pertanyaan Mengapa Dunia IPA Menggunakan Satuan Satuan Pengukuran yang Baku? Namun, untuk IPA, lebih sering menggunakan satuan baku untuk semua aktivitas pengukuran yang dilakukan. Mengapa bisa demikian? Setidaknya terdapat 3 alasan mengapa penggunaan satuan baku ini dilakukan, antara lain: 1. Hasil pengukuran selalu sama Contohnya, kamu mengukur panjang meja dengan menggunakan meteran kemudian memperoleh hasil pengukuran 1 meter, kemudian saudaramu juga melakukan pengukuran, nantinya ia juga akan memperoleh hasil yang sama. Berbeda jika menggunakan satuan yang tidak baku seperti jengkal, bisa jadi hasil pengukuran antara dirimu dan saudaramu akan berbeda karena terdapat perbedaan hasil jengkal. 2. Satuan baku memiliki sifat standard an seragam Beda bila menggunakan satuan yang tidak baku, orang-orang yang ada di tempat atau belahan dunia berbeda bisa kesulitan mengikuti pengukuran yang sudah dilakukan di tempat lain. 3. Mudah digunakan serta dikonversi dalam satuan lain Bahkan tidak perlu mencari alat ukur yang sesuai, kamu bisa mencari alat ukur yang pas dengan satuan yang dipergunakan. Contohnya saja seperti satuan kilogram menggunakan neraca serta timbangan. Dari penjelasan di atas, mengapa dunia IPA menggunakan satuan satuan pengukuran yang baku disebabkan karena hasil pengukuran akan sama, satuan baku memiliki sifat seragam dan mudah diubah ke satuan lain. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah Jawaban: yang terjadi jika pengukuran menggunakan satuan tidak baku adalah hasilnya akan berbeda beda.. contoh mengujur meja menggunakan jengkal, setiap jengkal anak akan berbeda beda hasilnya.. 2.3. Kelemahan Satuan Tidak Baku Mengapa dalam melakukan pengukuran harus digunakan satuan pengukuran yang baku brainly? Satuan pengukur harus baku agar hasil pengukuran yang dilakukan oleh siapapun, dimanapun, kapanpun hasilnya sama dan objektif. Selain itu, agar memudahkan konversi dari satuan satu ke satuan lainya. Mengukur adalah membandingkan besaran dengan besaran sejenis sebagai satuan; menghasilkan ukuran yang terdiri atas nilai dan satuan. Contoh mengukur, mengukur panjang meja dengan penggaris dengan cara membandingkan panjang meja dan panjang penggaris. Contoh satuan tidak baku: Apakah pengukuran tidak baku? Pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda-beda karena menggunakan alat ukur yang tidak baku atau tidak standar. Ternyata pengukuran menggunakan alat ukur yang tidak baku menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda walaupun benda yang diukur adalah benda yang sama. Apakah kita tidak pernah luput dari kegiatan pengukuran?Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupan manusia. Apakah seseorang menembak satu sasaran?1. Ketepatan (Accuracy) harga yang sebenarnya. Sebagai contoh yang sederhana seseorang menembak satu sasaran. Dari contoh ini dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki ketepatan yang tinggi dalam menembak. Demikian pula h alnya dengan proses pengukuran. Apakah satuan tidak baku digunakan untuk menutupi bangun? Luas suatu bangun adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutupi secara rapat (tanpa bertumpuk) bangun tersebut. Satuan tidak baku untuk mengukur luas suatu daerah dapat berupa daun ataupun buku. Dengan demikian satuan luas tidak baku yang dimaksud adalah satuan luas yang belum dibakukan. Dalam proses pengukuran paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu:
Hasil pengukuran tidak mungkin mencapai kebenaran yang absolut karena keterbatasan dari bermacam faktor. Yang diperoleh dari pengukuran adanya hasil yang dianggap paling mendekati dengan harga geometris obyek ukur. Meskipun hasil pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menimbulkan penyimpangan pengukuran yaitu lingkungan. Lingkungan yang kurang tepat akan mengganggu jalannya proses pengukuran. 1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur Jika kesalahan dalam pengukuran tidak diperhatikan maka sifat-sifat merugikan ini tentu akan menimbulkan banyak kesalahan dalam pengukuran. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan, dan sebagainya. 2. Kesalahan pengukuan karena benda ukur Tidak semua benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, seperti rol atau bola baja, balok dan sebagainya. Kadang-kadang benda ukur terbuat dari bahan alumunium, misalnya kotak-kotak kecil, silinder, dan sebagainya. Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau tekanan dikenakan pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang bersifat elastis maka penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi. Oleh karena itu, tekanan kontak dari sensor alat ukur harus diperkirakan besarnya. Di samping benda ukur yang elastis, benda ukur tidak elastis pun tidak menimbulkan penyimpangan pengukuran misalnya batang besi yang mempunyai penampang memanjang dalam ukuran yang sama, seperti pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan sebagainya. Batang-batang seperti ini bila diletakkan di atas dua tumpuan akan terjadi lenturan akibat berat batang sendiri. Untuk mengatasi hal itu biasanya jarak tumpuan ditentukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar. Jarak tumpuan yang terbaik adalah 0.577 kali panjang batang dan juga yang jaraknya 0.544 kali panjang batang. Kadang-kadang diperlukan juga penjepit untuk memegang benda ukur agar posisinya mudah untuk diukur. Pemasangan penjepit ini pun harus diperhatikan betul-betul agar pengaruhnya terhadap benda kerja tidak menimbulkan perubahan bentuk sehingga bisa menimbulkan penyimpangan pengukuran. 3. Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur Bagaimanapun presisinya alat ukur yang digunakan tetapi masih juga didapatkan adanya penyimpangan pengukuran, walaupun perubahan bentuk dari benda ukur sudah dihindari. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pengukuran. Manusia memang mempunyai sifat-sifat tersendiri dan juga mempunyai keterbatasan. Sulit diperoleh hasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran walaupun kondisi alat ukur, benda ukur dan situasi pengukurannya dianggap sama. Kesalahan pengukuran dari faktor manusia ini dapat dibedakan antara lain sebagai berikut: kesalahan karena kondisi manusia, kesalahan karena metode yang digunakan, kesalahan karena pembacaan skala ukur yang digunakan. 1. Kesalahan Karena Kondisi Manusia Kondisi badan yang kurang sehat dapat mempengaruhi proses pengukuran yang akibatnya hasil pengukuran juga kurang tepat. Contoh yang sederhana, misalnya pengukur diameter poros dengan jangka sorong. Bila kondisi badan kurang sehat, sewaktu mengukur mungkin 2. Kesalahan Karena Metode Pengukuran yang Digunakan Alat ukur dalam keadaan baik, badan sehat untuk melakukan pengukuran, tetapi masih juga terjadi penyimpangan pengukuran. Hal ini tentu disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat. Kekurangtepatan metode yang digunakan ini berkaitan dengan cara memilih alat ukur dan cara menggunakan atau memegang alat ukur. Misalnya benda yang akan diukur diameter poros dengan ketelitian 0,1 milimeter. Alat ukur yang digunakan adalah mistar baja dengan ketelitian 0,1 milimeter. Tentu saja hasil pengukurannya tidak mendapatkan dimensi ukuran sampai 0,01 milimeter. Kesalahan ini timbul karena tidak tepatnya memilih alat ukur. 3. Kesalahan Karena Pembacaan Skala Ukur Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dari alat ukur yang sedang digunakan akan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca skala ukur. Kesalahan ini sering disebut, dengan istilah paralaks. Paralaks sering kali terjadi pada si pengukur yang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya dia melihat skala ukur pada waktu alat ukur sedang digunakan. Di samping itu, si pengukur yang kurang memahami pembagian divisi dari skala ukur dan kurang mengerti membaca skala ukur yang ketelitiannya lebih kecil
4. Kesalahan karena faktor lingkungan Ruang laboratorium pengukuran atau ruang-ruang lainnya yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak peralatan ukurnya. Ruang pengukuran yang banyak debu atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menganggu jalannya proses pengukuran. Disamping si pengukur sendiri merasa tidak nyaman juga peralatan ukur bisa tidak normal bekerjanya karena ada debu atau kotoran yang menempel pada muka sensor mekanis dan benda kerja yang kadang-kadang tidak terkontrol oleh si pengukur. Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau remang-remang dapat mengganggu dalam membaca skala ukur yang hal ini juga bisa menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran. Akan tetapi, untuk penerangan ini ruang pengukuran sebaiknya tidak banyak diberi lampu penerangan. Sebeb terlalu banyak lampu yang digunakan tentu sedikit banyak akan mengakibatkan suhu ruangan menjadi lebih panas. Padahal, menurut standar internasional bahwa suhu atau temperatur ruangan pengukur yang terbaik adalah 20°C apabila temperatur ruangan pengukur sudah mencapai 20°C, lalu ditambah lampu-lampu penerang yang terlalu banyak, maka temperatur ruangan akan berubah. Seperti kita ketahui bahwa benda padat akan berubah dimensi ukurannya bila terjadi perubahan panas. Oleh karena itu, pengaruh dari temperatur lingkungan tempat pengukuran harus diperhatikan. Sumber: indrasanjaya91.blogspot.com Dapatkan Informasi Training Kalibrasi Terdekat Untuk info Training bisa Anda dapatkan di laman berikut. |