Artikan apa itu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal berikan contoh

Artikan apa itu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal berikan contoh

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu naik dan turun. 

Social climbing/mobilitas sosial vertikal naik adalah sebuah bentuk prilaku dari seseorang yang ingin menunjukan dan meningkatkan status atau derajad sosial. Contohnya seorang karyawan yang menjadi manager.

Sedangkan Social Sinking/ mobilitas sosial vertikal turun adalah turunnya kedudukan seseorang ke tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya. Contohnya Tahun lalu, Irwan adalah seorang Kepala Sekolah, akan tetapi karena kinerja yang buruk, Tahun ini Irwan diturunkan dari jabatannya menjadi guru biasa.  

tirto.id - Mobilitas sosial merupakan salah satu kajian penting dalam sosiologi. Sebab, ia menggambarkan bagaimana dinamika dalam kelas-kelas sosial masyarakat. Istilah mobilitas sosial secara umum dipahami sebagai pergerakan individu-individu dalam masyarakat untuk naik ke level sosial-ekonomi ke atas atau turun ke bawah. Kesimpulan pergerakan itu naik atau turun dikaitkan dengan posisi keluarga individu yang mengalami mobilitas sosial.

Jadi, mobilitas sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menggapai kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik atau lebih buruk dari orang tuanya, demikian merujuk sebuah ulasan di weforum.org.



Sementara dalam kajian ilmu sosial dan sosiologi, mengutip laman Lumen Learning, istilah mobilitas sosial mengacu kepada pergerakan posisi sosial individu atau kelompok dari waktu ke waktu. Umumnya, mobilitas sosial dikaitkan dengan perubahan kapasitas ekonomi (kekayaan) dan status sosial individu maupun keluarga. Meski demikian, mobilitas sosial juga dapat dihubungkan dengan perubahan kualitas kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.

Ada beberapa definisi yang bisa dicermati untuk memahami makna dari konsep mobilitas sosial. Sebagaimana dikutip dalam artikel bertajuk "Mobilitas Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan Perumahan Kota Baru Parahyangan" yang dimuat oleh Jurnal Sosioglobal (Vol. 3, No. 1, 2018), Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menjelaskan bahwa mobilitas sosial ialah wujud dari suatu keinginan seseorang, baik berupa status atau penghasilan yang lebih tinggi dari orang tuanya.

Kegagalan ataupun keberhasilan dalam mencapai keinginan itulah yang disebut dengan mobilitas sosial. Maka, Horton dan Hunt mengonsepsikan pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Adapun mengutip Modul IPS terbitan Kemdikbud, definisi Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Artinya, mobilitas sosial merupakan proses perubahan kedudukan atau status sosial seseorang atau kelompok dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi maupun lebih rendah dari sebelumnya, atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan. Jika berpijak pada definisi-definisi di atas, contoh mobilitas sosial dalam kehidupan sehari-sehar mudah ditemui. Sebagai misal, mobilitas sosial yang terjadi pada orang yang lahir dari keluarga miskin, tetapi kemudian menjadi penjabat ataupun pengusaha sukses, sehingga kehidupannya jauh lebih sejahtera dan terhormat dari orang tuanya. Mobilitas sosial bisa mewujud dalam berbagai jenis. Setidaknya ada 4 jenis mobilitas sosial dalam kajian sosiologi. Ketiganya adalah mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.

Contoh Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal bisa berupa pergerakan individu atau kelompok naik-turun dari satu jenis tingkat sosial ekonomi ke tingkat sosial ekonomi lainnya. Mobilitas sosial sering kali terjadi karena faktor pekerjaan, pendidikan, bahkan bisa juga karena pernikahan. Sesuai dengan namanya, mobilitas sosial vertikal dibagi menjadi dua, yakni ke atas atau ke bawah.

Mobilitas sosial vertikal ke atas disebut dengan social climbing. Sedangkan mobilitas sosial vertikal ke bawah biasanya disebut dengan istilah social sinking.

Berdasarkan penjelasan di dalam Modul IPS terbitan Kemdikbud (2017), social climbing adalah mobilitas sosial yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang dari status sosial rendah ke yang lebih tinggi.

Contoh mobilitas sosial vertikal social climbing ialah ketika seorang karyawan berhasil bekerja dan menghasilkan prestasi baik, kemudian diangkat jadi kepala bagian, lalu manajer, hingga mencapai posisi direktur di suatu perusahaan. Kesuksesan mereka yang menduduki jabatan kepala daerah, menteri atau presiden juga contoh dari mobilitas sosial ke atas. Keberhasilan Presiden Joko Widodo, yang lahir dari keluarga biasa serta kemudian meniti karier sebagai pengusaha mebel, lalu menjadi Wali Kota Solo dan lantas Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya menjabat posisi kepala negara, adalah contoh dari mobilitas sosial.

Adapun social sinking adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Di banyak kasus, social sinking berisiko memicu gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Contoh mobilitas sosial vertikal jenis social sinking adalah ketika seorang pejabat di suatu lembaga harus diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh lainnya adalah saat seorang anak pengusaha produsen susu yang sukses gagal meneruskan bisnis orang tuanya, hingga perusahaannya bankrut dan ia terlilit utang serta jatuh miskin.

Artikan apa itu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal berikan contoh

Infografik SC Mobilitas Sosial. tirto.id/Sabit


Contoh mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial pun bisa terjadi secara horizontal. Proses ini berlangsung ketika perpindahan dari satu posisi ke posisi sosial tertentu berada di level yang sama. Mobilitas seperti ini bisa dipicu oleh perpindahan dari sebuah pekerjaan pada pekerjaan lain yang sama bergengsinya. Jadi, definisi mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal juga bisa diartikan sebagai peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat. Artinya, tidak ada perubahan derajat sosial atau kedudukan di dalam proses mobilitas horizontal. Contoh mobilitas sosial horizontal adalah ketika seorang kepala sekolah dimutasi ke sekolah lain untuk menempati jabatan yang sama, yakni kepala sekolah. Contoh lainnya adalah saat seorang bintang pemain sepakbola dari sebuah klub elite yang ditransfer ke klub papan atas lainnya di sebuah liga.

Contoh Mobilitas Sosial Antargenerasi

Mobilitas sosial juga bisa terjadi dalam konteks antargenerasi. Bentuknya seperti ketika anak-anak mencapai status yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada leluhurnya.

Mengutip laman Sumber Belajar Kemdikbud, mobilitas sosial antargenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa terjadi gerak naik dan turun atau vertikal maupun horizontal.

Contohnya adalah ketika seseorang yang berhasil menjadi pejabat tinggi negara atau pengusaha sukses pada mulanya lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai PNS, sementara kakek dan neneknya merupakan petani di desa.

Contoh Mobilitas Sosial Intragenerasi

Proses mobilitas sosial dapat pula berlangsung dalam konteks intragenerasi. Ini artinya mobilitas sosial berupa peralihan status atau kedudukan sosial terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan bisa naik-turun (vertikal) dan horizontal.

Contoh dari mobilitas sosial intragenerasi adalah ketika seorang PNS guru memiliki anak yang memegang gelar sarjana dan lolos seleksi cpns dengan sebagai guru pula. Sang ayah memiliki karier bagus sehingga berhasil mencapai posisi kepala dinas pendidikan. Kemudian, sang anak juga memiliki kinerja baik sehingga berhasil pula dipilih oleh kepala daerah untuk menjadi orang nomor satu di dinas pendidikan.

Artikan apa itu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal berikan contoh

Freepik

Perbedaan mobilitas vertikal dan mobilitas horizintal serta contoh-contohnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Bobo.id - Indonesia dikenal dengan keragaman masyarakatnya yang dipengaruhi oleh mobilitas sosial.

Mobilitas sosial masyarakat Indonesia merupakan pendorong terjadinya keragaman.

Apakah yang dimaksud dengan mobilitas sosial?

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

Misalnya, seseorang yang mengalami perubahan kedudukan status sosial baik dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, maupun sebaliknya.

Contoh mobilitas sosial adalah seseorang yang naik jabatan dalam pekerjaan, sehingga status sosialnya berubah.

Mobilitas sosial ini dibagi menjadi dua, yakni mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.

Lalu, apa perbedaan mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal?

Kita bahas bersama-sama, yuk!

1. Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, bisa lebih tinggi maupun lebih rendah.

Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Mobilitas atau Perpindahan Penduduk

Mobilitas vertikal memiliki dua jenis, yakni:

a. Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)

Mobilitas vertikal ke atas adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang.

Contoh:

- Naik jabatan pekerjaan.

- Naiknya pemberian upah atau gaji bagi karyawan.

- Naiknya pendapatan pengusaha dan pedagang, sehingga mempengaruhi status sosial dan pembayaran pajak.

- Pelantikan seseorang menjadi orang yang mengemban kekuasaan, misal pelantikan ketua RT, Kepala Desa, dan seterusnya hingga Presiden

- Pelajar yang lulus sekolah, kemudian mulai bekerja atau meneruskan pendidikan.

b. Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social Sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang.

Baca Juga: Apa Itu Mobilitas Penduduk? Ini Penjelasan dan 5 Faktor Penyebabnya

Proses ini juga akan menimbulkan perubahan hak dan kewajiban.

Contoh:

- Pegawai yang diturunkan jabatannya.

- Karyawan yang dipecat perusahaan atau dirumahkan.

- Seseorang yang terlibat pelanggaran hukum yang harus dipidana kurungan penjara.

- Pemimpin yang lengser atau habis masa jabatannya.

- Menjadi pengangguran.

2. Mobilitas Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.

Sehingga, mobilitas horizontal hanya adalah peralihan individu dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lain dalam derajat yang sama

Contoh:

Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Mobilitas Penduduk

- Karyawan yang dipindah tugaskan di daerah lain.

- Murid pindahan dari sekolah lain ke sekolah baru.

- Mahasiswa yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dari satu desa ke desa lain.

- Program pertukaran pelajar.

- Tukang ojek konvensional beralih menjadi tukang ojek online.

Jadi, berdasarkan uraian di atas, perbedaan mobilitas vertikal dan horizontal adalah arah geraknya.

Mobilitas vertikal menyebabkan perubahan kedudukan sosial, baik lebih tinggi maupun lebih rendah, sedangkan mobilitas horizontal tidak.

Itulah perbedaan serta masing-masing dari bentuk-bentuk mobilitas seseorang.

Pernahkah teman-teman mengalami salah satu bentuk mobilitas di atas?

Tipe mobilitas sosial apa yang kalian alami?

Uraikan pengalaman kalian, ya!

(Penulis: Tyas Wening, Grace Eirin)

Baca Juga: Contoh-Contoh Mobilitas Sosial Vertikal yang Terjadi di Masyarakat

----

Kuis!

Berikan contoh social climbing!

Petunjuk: Cek halaman 2!

Tonton video ini juga, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News