Apa yang mendorong anak bungsu itu pulang kepada bapaknya?

  • Prapaskah 4
  • Luk 15:1-3.11-32

Kepada siapakah Yesus mengarahkan perumpamaan ini dan mengapa?

Show
    • Bukan kepada orang katolik sebagai persiapan pada sakramen pengakuan dosa.
    • Pun pula bukan kepada komunitas Yesus.

    Penginjil Lukas sendiri mengatakan kepada siapa Yesus mengarahkan perumpamaan ini dan mengapa.

    Lukas menulis:

    Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka.

    Mereka itu adalah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang mengecam Yesus karena Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.

    .menerima dan makan bersama dengan orang-orang berdosa

    Lalu di mana masalahnya?

    Perlu diketahui

        • pertama-tama bahwa di Israel ketika orang makan bersama makanan dihidangkan dalam satu piring besar bagi semuanya, dan masing-masing orang dengan tangan mengambil bagiannya dari piring yang satu itu.
        • Hal kedua adalah bahwa orang berdosa adalah orang najis dan segala sesuatu yang disentuhnya menjadi najis, Segala yang diraba orang yang najis itu menjadi najis dan orang yang kena kepadanya menjadi najis juga (Bil 19:22) Najis berarti bahwa hubungan dengan Tuhan putus. Jadi isi piring itu dinajiskan oleh tangan orang berdosa, maka mereka semuanya menjadi najis, termasuk Yesus!

    Kritik yang dilontarkan mereka kepada Yesus adalah bahwa Yesus tidak menghormati perbedaan antara najis dan suci sebagimana tertulis dalam Kitab Taurat. (Lihat terutama Kitab Imamat.)

    Akan tetapi apa yang belum dimengerti oleh orang parisi dan ahli Taurat adalah bahwa

    bukan Yesus yang tertular oleh kenajisan orang berdosa, melainkan sebaliknyalah: adalah orang berdosa yang disucikan oleh kesucian Yesus.

    Apa yang mendorong anak bungsu itu pulang kepada bapaknya?

    Foto: Internet

    Setelah penjelasan ini mari kita mendengarkanYesus yang berkata,

    Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.

    • Anak yang sulung dipakai olehYesus untuk mempersonifikasi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sedangkan
    • Anak yang bungsu dipakai oleh Yesus untuk mempersonifikasi orang-orang berdosa yang makan bersama Dia.

    Lalu Yesus bercerita bahwa

    anak yang bungsu berkata kepada ayahnya,

    Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.

    Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

    Mengapa si bungsu minta itu?

    Karena si bungsu:

    • Merasa bahwa ayahnya bersikap paternalistis, konservatif dan kolot..
    • Hidup di rumah bersama ayah dirasa monoton.
    • Ia tak tahan lagi hidup bersama ayahnya, ia mau lepas, mau bebas, mau menjadi orang modern, mau mencari emansipasi.
    • Selagi masih muda ia mau mencari pengalaman yang memberikan sensasi yang semakin membahagiakan, seperti tertulis dalam Kitab Kebijaksanaan Salomo: Masa muda cepat lewat, maka marilah kita menikmati segala yang dapat menyenangkan, marilah kita minum air anggur yang mahal serta wangi-wangian (narkoba) sepuas-puasnya! (Keb 2, 5-9)

    Jadi si bungsu minta dari ayahnya bagian warisan yang menjadi haknya.

    Permintaan untuk menerima bagian warisannya telah diajukan oleh si bungsu, akan tetapi Yesus mengatakan bahwa ayah berikan bagian warisannya juga kepada anak yang sulung, di mana anak sulung menerima dua kali lipat lebih banyak dari pada adiknya, sebab demikianlah ditetapkan oleh Hukum Taurat (Ul 21:17).

    Apa yang telah dilakukan ayah itu memang sesuai dengan hukum yang berlaku, namun sangat tidak dianjurkan oleh kitab suci: « Selama engkau masih hidup, jangan mengalihkan hartamu kepada siapapun. Sebab lebih baik anak-anakmu meminta kepadamu dari pada engkau terpaksa harus mengulurkan tangan minta kepada anak-anakmu. Hanya mejelang hari-hari ajalmu bagikanlah warisanmu. » (Sir 33:22.24)

    Karena nafsunya untuk pergi, anaknya tidak menunggu ayahnya mati untuk mendapat warisan. Minta warisan berarti bahwa baginya ayah sudah mati.

    Akan tetapi ayahnya dengan hatinya besar memenuhi keinginan anaknya.

    Untuk menghormati kebebasan anaknya, ayah melakukan itu tanpa bertanya atau melawan keputusan anaknya.

    Dalam diri ayah terjelma figur Allah, Bapa Yesus,

    • yang adalah kasih murni,
    • yang selalu menghormati kebebasan manusia,
    • menghormati manusia mempergunakan kebebasannya untuk melepaskan diri dari kasih Allah.

    Sejak Allah menciptakan manusia yang dibekali kebebasan, Allah sudah menandatangani segala konskwensinya!

    Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya (yang berupa harta yang tak dapat dibawa serta dijadikan uang) lalu pergi ke negeri yang jauh.

    ia pergi ke negeri yang jauh

    Istilah « negeri yang jauh » acuannya adalah kepada nabi Yeremias di mana negeri yang jauh menunjukkan dunia orang kafir, tempat penyembah berhala dan negeri pembuangan, «Janganlah takut, hai Israel! Sebab sesungguhnya, Aku menyelamatkan engkau dari tempat yang jauh.» (Yer 46 :27)

    Itu berarti bahwa si bungsu tidak hanya meninggalkan ayahnya, melainkan juga iman ayahnya akan Allah Israel.

    Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya

    Dengan bersikap demikian si bungsu menunjukkan bahwa ia adalah orang yang tidak bijaksana. Sebagaimana cepat-cepat ia menuntut warisannya dari ayahnya dengan cepat-cepat pula ia telah memboroskan warisan itu. Warisan, hasil perjuangan dan jerih payah ayahnya, ia boroskan dalam sekejap mata. Ia hanya sibuk mengejar kepuasan diri.

    Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat

    Lalu ia pergi melayani seorang majikan di negeri itu

    « pergi melayani» adalah istilah yang dipakai oleh Perjanjian Lama untuk menunjuk-kan orang yang meninggalkan Tuhan Allah dan pergi melayani allah-allah lain. (1Raja 11:2 ; 2Raja 3:3)

    Di rumahnya ia memiliki harta, sekarang ia berhamba kepada seorang asing yang kafir. Ia telah meninggalkan seorang ayah, untuk menemukan seorang majikan.

    Ia telah meninggalkan iman Israel akan Yahwe untuk menyembah allah-allah lain.

    Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya

    .. jenis pekerjaan yang paling menghinakan bagi bangsa Israel, sebab babi itu termasuk binatang yang najis. Najis berarti bahwa memutuskan dan menghalangi hubungan dengan Tuhan. (Im 11 :7 ; Ul 14 :8)

    ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu.

    Ia tidak diberi makan, maka makanan babi pun ia kejar.

    Ia makan makanan babi: ia menjadi setara dengan babi: lambang degradasi morilnya.

    Langkah demi langkah si bungsu itu telah menjerumuskan dirinya ke titik yang paling hina bagi seorang Israel.

    Lalu ia menyadari keadaannya.

    Dosa tak pernah memenuhi janjinya!

    Dosa menjanjikan kebebasan, kepuasan, kebahagiaan yang dipetik adalah rasa sedih, rasa malu, kebingungan dan tak jarang tangisan. Hidupnya berantakan dan masa depan menjadi gelap.

    Terdesak oleh kelaparan kelaparan itu bukan hanya kekurangan makanan tapi juga kekurangan makna hidup ia menyadari keadaannya, katanya:

    Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

    Terdesak oleh kelaparan ia ingat akan ayahnya. Ia tidak menyesal sebab telah meninggalkan ayahnya, telah membuat ayahnya prihatin dan menderita.

    Ia ingat ayahnya bukan karena ia kehilangan ayahnya, melainkan karena

    ia kehilangan makanan yang ada di rumah ayahnya; hatinya tidak tergerak oleh perasaan menyesal karena ia telah membuat ayahnya menderita. Hatinya tergerak oleh kelaparan, ia mau makan dan ia ingat bahwa: orang upahan bapaku berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

    Maka

    Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku

    Ia mau pulang, akan tetapi belum tentu ayahnya akan membuka pintu rumahnya dan mengizinkan ia masuk, sebab setelah terima bagian warisannya, ia tak punya hak terhadap ayahnya, dan ayahnya sudah tidak punya kewajiban apa pun lagi terhadap anaknya.

    Maka ia menyusun strategi untuk tidak ditolak oleh bapanya.

    Kiranya belum cukup bagi dia telah menyakiti hati ayahnya dengan meninggalkan dia, telah meninggalkan iman bapanya akan Allah Israel!

    Sekarang ia tega memperdaya bapanya, menipu bapanya dengan merumuskan suatu doa tobat yang munafik.untuk dapat makan.

    Mari kita dengarkan rumusan doa tobatnya itu:

      • Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
      • aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;
      • jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
      • berdosa terhadap sorga berarti berdosa terhadap Allah
      • dan terhadap bapa .

    (bohong, tidak benar bahwa ia merasa bersalah terhadap ayahnya. Dari ayahnya hanya kesempatan untuk makan! ); aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa (ini pun tidak benar, ia tidak peduli ayahnya...ia menyatakan ini hanya untuk melunakkan hati ayahnya untuk mencapai tujuannya, yaitu menjadi salah seorang upahan bapanya sebab orang upahan bapanya berlimpah-limpah makanannya.

    Mengapa ia minta agar dijadikan salah seorang upahan bapa? Sebab ia tahu bahwa setelah menerima bagian warisannya ia tak punya haknya apa pun terhadap ayahnya, dan ayahnya sudah tidak punya kewajiban apa pun lagi terhadap anaknya.

    Dapat makan! Itulah tujuan « doa tobat itu »!!!

    Anak bungsu itu bukan teladan seorang yang telah bertobat! Ia seorang penipu dan egois!

    Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya .

    Dan bapanya, reaksinya bagaimana?

    Yesus melukis sikap ayah terhadap anaknya yang seperti itu dengan lima kata kerja. Ayahnya:

    1. telah melihatnya ketika ia masih jauh
    2. tergeraklah hatinya oleh kerahimannya
    3. berlari mendapatkan dia
    4. merangkul dia
    5. mencium dia

    Ayahnya:

    1. telah melihatnya ketika ia masih jauh

    Di Israel rumah mempunyai teras sebagai atap maka ayahnya suka naik ke teras untuk melihat kalau-kalau anaknya kembali sebab anaknya bagaimana pun membutuhkan kasih sayangnya. Dengan minta warisannya anak menganggap ayahnya sudah mati bagi dia. Akan tetapi bagi ayahnya anak itu tetap hidup. Setiap hari ia menantikan dia. Dan hari itu dari teras, ayahnya melihat bahwa orang yang muncul di jauh sana, benar-benar anaknya.lalu, apakah sikapnya?.

    2. tergeraklah hatinya oleh kerahimannya

    Pernyataan ini dalam bhs kita terdiri dari 4 kata yang menerjemahkan hanya satu kata saja dari bhs yunani yang dipakai oleh Lukas.

    Kata yang satu itu adalah splangk-nizomai.

    splangk-nizomai adalah = perasaan dan gerakan rahim yang dialami oleh seorang ibu ketika ia mengalami bahwa anaknya mulai hidup dalam rahimnya, yang mendorong ibu menyambut, melindungi dan mengembangkan kehidupan anaknya itu.

    Dalam Kitab suci splangk-nizomai = tergerak oleh kerahiman hanya dipakai untuk Allah dan untuk Yesus saja; merupakan suatu tindakan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah dan oleh Yesus saja, sebab splangk-nizomai berarti: membangkitkan kehidupan di mana kehidupan tidak ada.

    dalam PL (Kel 34:6; Ul 7:7; Yes 54:8; Yer 31: 2 dst)

    dalam Injil (Luk 7:13; t 9:36; Mat 14:14; Mrk 6:34;Luk 10:33; Luk 15:20.)

    Manusia hanya bisa berbagi belas kasih perasaan iba atau sedih melihat orang lain menderita. Manusia tidak mampu membangkitkan kehidupan di mana kehidupan tidak ada.

    Ketika orang berdosa apa pun alasannya mau kembali kepada Allah, maka ,

    Allah Bapa Yesus, tidak marah, tidak merasa dihina oleh dosa manusia, tidak menghukum manusia Ia hanya = splangk-nizomai = tergeraklah hatinya oleh kerahimannya.

    3. berlari mendapatkan dia

    Karena sangat rindu berjumpa dengan anaknya, berlarilah ia mendapatkan anaknya.

    Karena sangat rindu berjumpa dengan anaknya, ayahnya berbuat sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan, yaitu: berlari sebab dalam kebudayaan itu jika seorang tua berlari ia kehilangan reputasinya di mata masyarakat sebab tak pantaslah seorang tua berlari. Tapi hasratnya untuk memulihkan reputasi anaknya yang tercemar itu begitu urgen, sehingga tak ragu-ragulah ia kehilangan reputasinya sendiri untuk memulihkan reputasi anaknya; reputasi anaknya yang tercemar itu lebih utama dari pada menjaga reputasinya sendiri di mata orang. Ia tidak tega menunggu, maka berlarilah ia mendapatkan anaknya.

    Apabila kita berdosa, kita takut mendekati Allah. Yesus mengatakan bahwa bukan kita perlu mendekati Allah. Yesus minta agar kita membuka hati untuk menerima, untuk menyambut Allah BapaNya sebab Bapanyalah lari mendapatkan kita.

    4. merangkul dia

    Anak itu, sebagai penjaga babi, adalah najis.

    Ayahnya adalah suci.

    Ayahnya tidak mengatakan kepadanya,

    Lakukanlah semua ritus yang ditentukan oleh agama agar kamu memulihkan kesucianmu. Baru setelah itu saya akan merangkul kamu!

    Ternyata hasrat ayah untuk mengkomunikasikan kasih sayangnya kepada anaknya tak dapat terbendung lagi maka ayah merangkul dia sekuat-kuatnya seperti terungkap dalam bhs yunani.

    Dan apakah yang terjadi?

    Bukan ayah tertular kenajisan anaknya melainkan kesucian ayahnya menyucikan anaknya.

    5 mencium dia

    mencium menerjemahkan kata kerja bhs yunani katefilesen dalam bentuk yang berarti bahwa ayahnya tak kunjung selesai mencium dia Mencium itu adalah tanda penyambutan, tanda sukacita, tanda pengampunan. Ayah mengampuni anaknya, sebelum anaknya minta ampun kepadanya. Inilah injil, yaitu, kabar sukacita yang disampaikan Yesus kepada kita: Allah, BapaNya, mengampuni kita sebelum kita minta ampun kepadaNya agar kita pun seperti Dia mengampuni orang sebelum orang datang minta ampun kepada kita.

    Anaknya dalam kebingungannya sebab ia tak menduga bahwa ayahnya akan meyambut dia dengan cara demikian ia mulai mengucapkan doa tobat yang munafik sebab ia tidak menyesal atas apa-apa melainkan dengan doa tobat ia mau melunakkan hati ayahnya spy diterima sebagai upahan karena upahan ayahnya diberi makanan berlimpah-limpah. Dan ia kembali hanya karena di sana ia mati kelaparan, bukan karena ia rindu kepada ayahnya.

    Doa tobat yang telah ia susun terdiri dari tiga pernyataan:

    Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,

    aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;

    jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

    Akan tetapi ia hanya diberi kesempatan oleh ayahnya untuk mengucapkan kedua pernyataan pertama saja yaitu:

    Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.

    sebab ayahnya menginterupsi dia untuk memberikan perintah kepada hamba-hambanya sebelum si bungsu sempat meneruskan dengan permintaanya,

    jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

    Dengan menginterupsi doa tobat anaknya berarti bahwa

    • bukan orang berdosalah yang harus berbicara
    • melainkan Ayahlah yang mau berbicara dan mengatakan kepada anaknya yang berdosa,

    Anakku, cukuplah sudah. Ayah tak mau tahu tentang masa lalumu, tak mau tahu mengapa engkau telah minta bagian warisan itu dan bagaimana kamu telah pakai warisan itu, mengapa engkau pergi, ke mana pergi, apa yang telah kauperbuat, dan mengapa engkau kembali

    Yang penting adalah bahwa engkau sudah kembali.

    Maka sekarang diamlah dan dengarkanlah sebesar apa kasih-sayang ayah bagimu.

    Mari kita ikuti langkah-demi langkah kejutan pernyataan kasih sayang ayah kepada anaknya yang bungsu itu yang baru keluar dari situasi di mana langkah demi langkah ia telah menjerumuskan dirinya ke titik yang paling hina bagi seorang Israel:

    • Ia telah meninggalkan Allah Israel untuk menyembah dewa-dewa lain; ia disuruh menjaga babi, binatang yang najis bagi orang Israel. Ia telah makan makanan babi.

    Mari kita simak dengan saksama setiap perintah yang diberikan ayah kepada hamba-hambanya untuk memulihkan martabat anaknya yang seperti itu.

    Setiap perintahnya merupakan petunjuk teologis yaitu pesan untuk iman kita yang sarat maknanya.

    Perintah pertama

    Pertama-tama pemulihan situasi anaknya itu adalah urgen, mendesak, harus dilakukan dengan segera. Maka kepada hamba-hambanya ayah berikan perintah tegas,

    Lekaslah,

    bawa ke mari jubah yang terbaik dan pakaikanlah itu kepadanya.

    jubah yang terbaik.

    jubah yang terbaik.

    Perintah ini bukan untuk mengganti pakaian anaknya yang bau dan kotor karena ia telah menjaga babi dengan pakaian yang bersih.

    Pada waktu itu apabila seorang raja mau menyatakan kehormatan kepada seorang bawahan, atau mau mengangkatnya untuk jabatan tertentu, ia meganugerahkan kepadanya baju yang terbaik, yang mahal.

    Salah satu acuannya adalah Firaun dengan Yusuf di Mesir:

    Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. (Kej 41:42-43).

    Maka dengan perintah, Lekaslah, bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya ayah mau memulihkan secepatnya martabat dan reputasi anaknya seperti sebelumnya bahkan lebih dari sebelumnya.

    Jangan kita lupa konteksnya:

    Yesus sedang menggambarkan bagaimana Bapanya bersikap apa bila Ia berjumpa dengan orang berdosa. dengan kita.

    Perintah kedua:

    .. kenakanlah cincin pada jarinya

    Acuannya tetap Firaun yang menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf. (Kej 41:42)

    Cincin pada jarinya: bukan sebagai hiasan melainkan sebagai cincin meterai, segel resmi kuasa dan wewenang penuh untuk bertindak, untuk transaksi uang dan harta, kartu kredit. Kartu kredit ayahnya diberikan kepada anaknya.

    Tapi jangan lupa: si bungsu itu sudah tidak punya hartanya lagi, sebab ia sdh diberi bagian warisannya dan sudah diboroskannya.

    Lalu apakah maksudnya perintah ayah,Kenakanlah cincin pada jarinya ?

    Maksudnya adalah bahwa ayah memberi kuasa penuh atas harta ayah sendiri. Seluruh harta kekayaannya diletakkan dalam tangan anaknya yang seperti itu!

    Si bungsu dalam sekejap mata telah memboroskan warisannya.

    Sekarang ayah memberi kepadanya kuasa penuh atas hartanya sendiri! Tanpa ada jaminan bahwa nanti malam, anaknya pergi lagi dari rumah dan memboroskan juga harta ayahnya sehingga ayahnya bisa kehilangan segalanya!

    Akan tetapi ayahnya masih menaruh kepercayaanya penuh kepada anaknya itu. Kepadanya diberi peluang, kesempatan baru!

    Dan Yesus tidak mengatakan bagaimana di kemudian hari perilaku anaknya itu apakah ia telah mengelolah harta ayahnya dengan bijaksana, ataukah ia telah memboroskan juga harta ayahnya.

    Demikianlah sikap, Allah, Bapa Yesus, terhadap kita orang berdosa!

    Ia tidak hanya memulihkan kepercayaanNya penuh kepada kita, bahkan jauh lebih dari itu: Ia mempertaruhan hartanya milikNya sendiri dan diserahkan kedalam tangan orang yang seperti kitaDan apakah hartanya milik Bapa sendiri, selain dari pada Yesus, Puteranya? Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yoh 3:16-17)

    Perintah ketiga:

    .. kenakanlah sepatu pada kakinya

    Mengenakan sepatu pada kakinya, ini pun unsur yang penting. Pada waktu itu

    hanya tuan rumah dan anak-anak nya mengenakan sepatu.

    Pembantu dan budak selalu kakinya telanjang.

    Lalu dengan mengenakan sepatu pada anaknya, ayah mengatakan, Engkau tetap anakku. Aku tak pernah menganggap kamu sebagai seorang pembantu. Aku tak pernah menolak kamu sebagai anakku, apa pun telah terjadi dalam hidupmu!

    Tapi ada maknanya satu lagi, yaitu, mengenakan sepatu berarti berakhirnya masa perkabungan (Yeh 24:17; Yes 20:2) sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali.

    Perintah keempat:

    .. ambillah anak lembu tambun itu

    Anak lembu tambun disembelih hanya pada kesempatan yang istimewa (Kej 18:7) dan dikhususkan bagi Tuhan (2Sam 6:13).

    Sekarang ayah itu mengatakan, Tidak! anak lembu tambun itu tidak dikhususkan bagi Tuhan melainkan dikhususkan bagi anakku ini, yang kekuatannya harus dipulihkan kembali, karena pengalaman hidupnya telah melemahkan dan melelahkan dia.

    Dan marilah kita makan dan bersukacita sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali ia telah hilang dan didapat kembali!

    Maka mulailah mereka berpesta!

    Itulah cara Allah Bapa Yesus memperlakukan orang berdosa!

    ************

    Sekarang Yesus menampilkan

    anak yang sulung

    • yang mempersonifikasi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat

    Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah pembimbing rohani di Israel. Mereka mengecam Yesus karena Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Dengan demikian Yesus tidak menghormati firman Allah terutama Kitab Imamat di mana ditentukan apa yang najis dan apa yang suci dengan kata lain apa yang menghubungkan manusia dengan Allah dan apa yang memisahkan manusia dari Allah.

    Yesus berkata,

    Tetapi anaknya yang sulung .

    anaknya yang sulung menerjemahkan kata bhs yunani: presbiteros.

    Di Israel disebut presbiteros juga orang tua-tua, ahli-ahli Taurat dan para imam kepala di bawah pimpinan Imam Besar waktu itu: Kayafas Mereka merupakan Mahkamah Agama badan kegamaan Yahudi yang tertinggi yang mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh di bidang agama, juga untuk mengadili dan menjatuhkan hukuman, juga hukuman mati.

    Maka dengan kata = presbiteros = yang dimaksudkan bukan hanya pribadi anak yang sulung itu, akan tetapi juga orang tua-tua, ahli-ahli Taurat dan imam-imam yang merupakan Mahkamah Agama, yang mengecam Yesus.

    ia berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah,

    ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.

    Reaksinya bagaimana?

    Memang terkejut dan keherananlah dia. Sebab dalam rumah itu suasana jauh dari bergembira, terutama setelah adiknya pergi, yang ditangisi oleh ayahnya seperti orang mati. Akan tetapi anak sulung itu dari pada pergi ke rumah untuk melihat apa yang terjadi, ia curiga, ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Dijawabnya: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.

    Kita sudah tahu bahwa anak lembuh itu disembelih hanya untuk pesta yang besar. Ayah begitu bahagia bahwa si bungsu itu telah pulang sehingga ia mau merayakan peristiwa itu bersama seluruh rumah dengan menyembelih anak lembuh. Akan tetapi anak sulung itu dari pada ikut bahagia dan berpesta marahlah ia dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar ..

    Ayahnya keluar, sebagaimana ayahnya telah keluar untuk mendapatkan si bungsu, sekarang ayah keluar bertemu dengan anaknya yang sulung.

    dan berbicara dengan dia...

    Kata berbicara telah dipakai untuk menerjemahkan kataparekaleo yang dipakai oleh penginjil Lukas. Parekaleo berarti: mempersilahkan, mengundang, membujuk

    memohon agar anaknya masuk.

    Jangan kita lupa bahwa Yesus sedang berbicara tentang Bapanya, yang keluar utk berjumpa dng orang berdosa. Bapanya keluar bukan untuk menyuruh anaknya masuk, ia keluar untuk parekaleo yaitu memohon agar anaknya masuk .

    Tetapi ia menjawab ayahnya, Telah bertahun-tahun aku melayani bapa . itulah unek-unek yang dilontarkan anak yang sulung kepada ayahnya.

    Aneh! Ia hidup bersama ayahnya seperti bersama seorang majikan: bertahun-tahun aku melayani bapa Ada sesuatu yang tidak berkembang secara wajar dalam relasinya dengan ayahnya.

    dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku

    Anak sulung itu yaitu: institusi agama yang mengecam Yesus karena makan bersama orang berdosa mengimani Allah itu sebagai majikan dan tuan yang harus dilayani. Kalau Allah dilayani dengan setia maka Allah wajib memberkati mereka dengan memberikan seekor anak kambing, yaitu Allah wajib memberi imbalan atas jasa dan perbuatan mereka. Surga pun dianggap imbalan atas jasa-jasa manusia.

    Di sini pun logika anak sulung itu mentok, sebab pada awal perumpamaan dikatakan bahwa: ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka! Dan anak sulung itu telah menerima dua kali lipat lebih banyak dari pada adiknya. Jadi kambing itu sudah milik dia, bukan milik ayah lagi.

    Sekarang kita lihat bahwa anak sulung itu punya masalah bukan hanya dengan ayahnya tapi juga dengan adiknya.

    Mari kita perhatikan percapannya dengan ayahnya. Ia berkata kepada ayahnya,

    Tetapi baru saja datang anak bapa .

    Anak sulung mengatakan anak bapa´ ia tidak mengatakan adikku

    Sepertinya ia merasa bahwa ayahlah yang salah dalam mendidik anaknya, maka ia mengatakan anak bapa´ ia tidak mengatakan adikku. Tetapi makin keruhlah isi hatinya, sebab ia mengatakan bahwa: anak bapa´ telah memboroskan harta kekayaan bapa

    Pernyataan ini tidak benar samasekali sebab dalam perumpamaan Yesus bercerita bahwa anak bungsu itu telah memboroskan harta miliknya. bukan : harta kekayaan bapa Pernyataannya bernada fitnah thp adiknya!

    Dan sekarang makin jorok isi hatinya. Ia menyatakan bahwa adiknya memboroskan harta kekayaan bapa, bersama-sama dengan pelacur-pelacur.

    Tetapi Yesus dalam perumpamaannya tidak mengatakan itu. Yesus mengatakan bahwa anak bungsu itumemboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya- foya. Titik!

    Mengapa ia mengarang informasi itu yang mencemarkan nama baik adiknya? Dari mana ia tahu bahwa adiknya bersama-sama dengan pelacur-pelacur? Dalam matanya ada balok, sehingga penglihatan hatinya jelek (Mat 7:5)

    Ia yang belum pernah melanggar perintah bapa merasa punya hak untuk mengadili, menfitnah dan mencemarkan nama saudaranya!

    Inilah riwayat Anak Sulung!

    Mana lebih parah : situasi anak bunsgu atau situasi anak sulung?

    Mana lebih berdosa : anak bungsu atau anak sulung?

    Sekarang, marilah kita kembali kepada ayah

    Kata ayahnya kepadanya:

    • Anakku,engkau selalu ada di sini dengan aku.
    • Semua yang kumiliki adalah milikmu juga.
    • Tetapi kita harus berpesta dan bergembira, sebab adikmu itu sudah mati, tetapi sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, tetapi sekarang telah ditemukan kembali.

    sebab adikmu itu Artinya apa pun perbuatannya, ia tetap adikmu

    Akan tetapi Yesus membiarkan perumpamaannya terbuka:

    tanpa mengatakan bagaimana tanggapan kedua anak itu terhadap ayahnya

    dan bagaimana perkembangan relasi antara anak sulung dan anak bungsu.

    Yesus menutup perumpamaanya dengan pernyataan kebesaran kasih sayang ayah bagi kedua anakNya itu. Ayah tidak berpihak.

    dengan kata lain .

    Ayah itu yaitu Allah, Bapa Yesus mencintai anaknya yang bungsu orang yang egois itu yang kembali mencari ayahnya bukan untuk minta maaf kepadanya, akan tetapi untuk mencari makan. Namun ia dipestakan ayahnya dengan meriah setelah diserahkan ke dalam tangannya kartu kreditnya atas seluruh kemilikan ayah sendiri. Tanpa jaminan apa pun. Namun, Ayah itu yaitu Allah, Bapa Yesus mencintai juga anakNya yang sulung Si presbiteros itu yang mempersonifikasi orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan semua anggota Mahkamah agama Yahudi. Ayah telah menyatakan kasih sayangnya setimpal kebutuhan anaknya masing-masing.

    Ayah itu adalah gambar Allah, Bapa Yesus, yang mencintai manusia bukan setimpal dengan kesalehan dan jasa-jasa manusia, melainkan setimpal dengan kebutuhan dan kelemahan manusia masing-masing!

    Dalam perumpamaan ini ada 3 tokoh yang berperan: seorang ayah dengan kedua

    anak laki-laki.

    Perumpamaan terbagi atas 2 bagian.

    • Dalam bagian pertama yang berperan adalah anak yang bungsu.
    • Dalam bagian kedua yang berperan adalah anak yang sulung.
    • Ternyata bahwa kedua anak ini sama-sama belum mengenali hati ayahnya.

    Namun ayah menanggapi persepsi yang negatif kedua anaknya terhadap diriNya dengan hati besar dan dengan kasih sayang yang mengagumkan.

    Maka figur ayahlah yang memesona karena kasih-sayangnya yang tak terbatas bagi kedua anaknya.

    Dan kedua anakNya itu berada juga dalam diri kita masing-masing.

    P. Otello Pancani, SX

    Rate this:

    Bagikan:

    • Click to share on Facebook (Opens in new window)
    • Click to share on Twitter (Opens in new window)
    • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
    • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
    • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
    • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
    • Click to share on Skype (Opens in new window)
    • More
    • Click to print (Opens in new window)
    • Click to email this to a friend (Opens in new window)
    • Click to share on Pocket (Opens in new window)
    • Click to share on Reddit (Opens in new window)

    Like this:

    Like Loading...

    Related