Dalam beberapa kasus, peran sekolah dalam mencegah bullying masih terbilang minim. Banyak sekolah yang seolah menutup masalah bullying dan menganggapnya sebagai sesuatu yang benar. Belum lagi, tindakan bullying pada anak ternyata dilakukan tanpa sadar oleh guru di dalam sekolah. Show
Padahal, sekolah adalah tempat yang sebagian waktunya dihabiskan oleh anak-anak selain di rumah. Tentunya peran guru adalah sebagai pengganti orang tua di mana guru harus membela jika ada anak yang menjadi korban. Sayangnya, masih banyak guru yang mungkin cuek dan menganggap jika masalah yang terjadi pada anak-anak adalah hal wajar. Peran Sekolah dalam Mencegah BullyingSeperti yang diketahui, kasus bullying terus mengalami peningkatan tanpa sadar. Hal ini dilakukan tanpa sadar jika tindakan tersebut bisa memberikan luka dan trauma pada anak. Nah, untuk mencegah terjadinya bullying pada anak di sekolah, peran sekolah dan guru tentu sangat penting. Berikut beberapa perannya yang bisa membantu mencegah tindakan bully. 1. Menanggapi Masalah dengan SeriusSering kali sebagai guru, ketika terjadi masalah antara anak muridnya, guru cenderung menanggapinya dengan biasa saja. Padahal hal tersebut bisa saja menjadi salah satu bentuk bullying. Apabila terus dibiarkan maka akan membuat korban merasa semakin tersudut dan tidak ada yang membantu. Itulah kenapa seorang guru harus peka dengan muridnya. Jangan langsung menyalahkan tanpa mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Jika masalah yang terjadi ditangani dengan serius, tentunya anak yang menjadi korban akan merasa sedikit aman. 2. Memberi Tahu Mana yang Benar dan Mana yang SalahPeran sekolah dalam mencegah bullying bisa dilakukan dengan membentuk karakter anak. Caranya dengan memberitahukan mana yang benar dan mana yang salah. Anak-anak cenderung tanpa sadar melakukan bullying karena didikan orang tua atau pun karena lingkungannya. Jadi, sebagai guru atau pengganti orang tua, guru harus bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Saat ada anak yang melapor menjadi korban pembullyan, cobalah untuk menanggapinya dengan memberikan empati. Kemudian, jangan langsung menyalahkan atau mengkritik anak yang melakukan bully. Ada baiknya untuk memberitahukan bahwa tindakan tersebut bisa memberikan dampak cukup besar terhadap mental seseorang. Dengan membuat anak nyaman baik di pihak korban atau pelaku, tindakan bullying setidaknya akan lebih berkurang. Jika perlu, terapkan hukuman tertentu pada anak yang melakukan bullying. baca juga : Tips Membentengi Anak dari Tindak Kekerasan Seksual 3. Menyediakan Waktu untuk BerkonsultasiSetiap sekolah pastinya menyediakan pelajaran BK atau ruangan untuk konseling. Namun, cukup banyak juga sekolah yang kurang memaksimalkan penggunaan BK. Secara umum, anak-anak yang biasanya melanggar aturan sekolah akan masuk ruangan tersebut. Lalu, bagaimana dengan anak yang ingin menyuarakan pendapatnya tapi merasa takut? Itulah kenapa dibutuhkan waktu untuk berkonsultasi pada setiap anak. Tujuannya untuk menemukan korban bullying yang takut untuk mengungkapkan perasaannya. Jika setiap sekolah menyediakan waktu agar muridnya bisa melalukan konsultasi, tindakan bullying pasti bisa berkurang. 4. Membantu Anak untuk Menunjukkan PrestasiSekolah adalah tempat anak untuk mendapatkan ilmu dan mengembangkan bakat terpendamnya. Selain itu, sekolah juga bisa menjadi tempat yang positif apabila lingkungannya juga positif. Sayangnya pasti setidaknya ada satu anak yang membawa energi negatif sehingga memicu terjadinya pembullyan. Namun, jika sekolah mampu menjadikan anak-anaknya berkembang dan menemukan prestasi mereka, tentu tindakan bullying bisa dikurangi. Jadi, guru bisa membantu anak untuk menunjukkan prestasinya sehingga tercipta lingkungan positif. 5. Melibatkan Orang TuaSaat masalah yang terjadi ternyata memang menjurus atau memicu ke arah pembullyan, ada baiknya untuk melibatkan orang tua. Tujuannya bukan untuk membuat orang tua malu, melainkan membantu menemukan solusi yang terbaik bagi pihak pelaku dan korban. Pasalnya, jika dibiarkan nantinya bisa saja terjadi kasus bunuh diri. Jadi, tidak ada salahnya jika pihak sekolah ingin mempertemukan orang tua pelaku dan korban. Hal ini akan membantu orang tua untuk mengetahui perkembangan anak sehingga bisa tahu letak kesalahan anak ada di mana. Jika dirasa tidak memungkinkan, pihak sekolah bisa meminta bantuan secara eksternal sebagai peran sekolah dalam mencegah bullying. Di atas adalah beberapa peran dari pihak sekolah yang akan membantu anak agar tidak mengalami bullying di sekolah.
Bullying Di sekolah, Kenali Dan Cegah Sejak DiniSiang ini, sampai di rumah, Nana tertunduk lesu. Wajahnya tampak murung, seperti terlihat sedih, jengkel, dan takut. Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir gadis mungil berusia 10 tahun ini. Apa yang membuatnya seperti ini? Nana adalah gadis berusia 10 tahun, ia duduk di bangku sekolah dasar. Nana adalah anak yang periang, cerdas, dan penurut. Nana termasuk anak yang memiliki banyak teman di sekolah. Nana disukai, karena Nana tidak pernah memilih-milih teman untuk bergaul. Tetapi, kenapa siang itu Nana terlihat murung? Kebetulan, tidak lama berselang, ibu Nana pulang dari tempatnya bekerja. Ibu Nana bekerja sebagai tukang jahit di sebuah usaha konveksi milik tetangganya. “Lho, nak, kok murung? Ada apa? Tidak biasanya kamu seperti ini.” Tanya ibu kepada Nana. Nana hanya diam dan menggelengkan kepala. Sang ibu semakin bingung dengan keadaan ini. Sore itu juga, ibu menuju ke rumah Tea, untuk mencari tahu apa yang telah dialami oleh Nana. Tea adalah teman sekelas Nana. Setelah ibu Nana sampai di rumah Tea, dan memberi salam kepada ibu Tea serta memberi salam kepada Tea, ibu Nana langsung bertanya kepada Tea. “Nak Tea, maafkan ibu telah mengganggu waktu nak Tea, ibu mau menanyakan kejadian yang menimpa Nana, apakah nak Tea tahu penyebabnya?” Tanya ibu Nana pada Tea. “Iya ibu, tadi di sekolah, Nana sempat diejek oleh kakak kelas kami, katanya sepatu Nana ada jendelanya. Begitu, bu.” Ucap Tea. Raut wajah ibu Nana, mendadak menjadi sedih. Na, Gramedians, dari potongan cerita di atas, sedikit terbuka ya, mengenai gambaran sebuah kejadian yang menimpa seorang adik kelas, dan dilakukan oleh kayak kelas. Kejadian ini bukan kejadian yang menyenangkan, melainkan kejadian yang tidak mengenakkan, membuat seseorang malu, jengkel, dan ujung-ujungnya menjadi murung. Hal yang dialami oleh Nana, adalah tindakan bullying. Nana menjadi korban bullying yang dilakukan oleh kakak kelasnya. Peristiwa bullying ini terjadi di sekolah, maka disebut sebagai bullying di sekolah. Sebagaimana kita tahu, bullying merupakan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Meski disebut sebagai tempat belajar, tempat bersosialisasi, dan tempat mengenal budi pekerti, sekolah juga berpotensi menjadi tempat merebaknya kasus bullying. Setiap warga sekolah, dalam lokasi tertentu, berpotensi menjadi pelaku, maupun korban bullying. Bullying di sekolah, dapat dilakukan oleh, guru kepada siswa, orang dewasa di lingkungan sekolah (staf tata usaha, pelaksana harian, atau petugas keamanan sekolah non guru), siswa senior kepada juniornya, atau siswa dengan sebayanya. Bentuk bullying yang terjadi di sekolahDalam berbagai aktivitas di sekolah, setiap warga sekolah, baik itu guru, karyawan, maupun siswa, selalu terlibat untuk ikut serta di dalamnya. Meski bertujuan mendidik, tidak jarang aktivitas-aktivitas ini memicu munculnya konflik yang berujung padai suatu bentuk tindakan bullying. Untuk diketahui bersama, ada beberapa jenis bullying yang mungkin dapat terjadi di lingkungan sekolah. Bullying jenis ini biasanya terlontar melalui kata-kata yang tidak menyenangkan. Dapat berupa ejekan, umpatan, cacian, makian, celaan, serta fitnah. Semua jenis ungkapan berupa kata-kata yang bersifat menyakiti orang lain, merupakan bentuk bullying verbal. Berbicara mengenai fisik, hal ini terkait erat dengan fisik atau tubuh seseorang. Bullying fisik merupakan bentuk kekerasan yang terjadi dengan menyakiti fisik seseorang. Bentuk kekerasan ini dapat berupa tendangan, pukulan, tamparan, atau meludahi seseorang. Di sekolah, bullying relasional terjadi karena muncul kelompok-kelompok tertentu yang berseberangan dengan kelompok atau individu lain, sehingga muncul pengucilan terhadap seseorang yang dianggap berseberangan, selain dikucilkan, seorang siswa yang dianggap “berbeda” dengan kebanyakan siswa di sekolah akan diabaikan, dicibir, dengan segala hal yang dapat membuat siswa tersebut diasingkan dari kelompoknya. Seperti halnya terdapat berbagai bentuk dan jenis bullying atau perundungan ini, terdapat pula beragam bentuk alasan perundungan dapat terjadi, dan bagaimana kita dapat mengatasi itu semua. Grameds dapat mempelajarinya melalui pembahasan yang ada di dalam buku Stop Bullying. Contoh kasus bullying di Indonesia yang terjadi di sekolah selama tahun 2020
Seorang siswa sebuah SMP, berinisial MS (13) menjadi korban bullying yang dilakukan oleh teman sekolahnya. Siswa tersebut diangkat oleh temannya yang berjumlah tujuh orang, kemudian dijatuhkan di paving. Bukan hanya sekali itu saja, korban juga diangkat lagi, kemudian dijatuhkan di dekat pohon. Korban mendapat perawatan di rumah sakit, akibat kekerasan fisik tersebut dan menyebabkan jari tengah tangannya diamputasi, karena tidak berfungsi lagi. Kejadian ini sangat berbahaya, meski pelaku hanya beralasan karena iseng. Sumber: tribunnews.com, guru pukul murid hingga siswi disabilitas mengalami bullying
Terjadi sekitar bulan Februari 2019. Seorang siswa sesekali mendorong gurunya, dengan mengarahkan kedua tangannya yang terkepal ke arah sang guru. Siswa tersebut melakukannya di dalam kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Siswa tersebut melakukan, sambil merokok di dalam kelas. Guru tersebut, tidak membalas, hanya memandang wajah siswanya. Kejadian tersebut direkam oleh temannya sambil menertawakan kejadian tersebut. Aksi ini dianggap sebagai lelucon oleh siswa tersebut. Namun hal ini termasuk sebuah aksi tidak pantas, dan termasuk dalam jenis bullying fisik. Sumber: okezone.com, 6 Kasus Kekerasan dan Bullying di Awal 2019, Nomor 2 Berakhir Tragis Contoh-contoh kasus di atas, merupakan sebagian kecil kisah yang menyedihkan dari para korban bullying yang mengalami pengalaman tidak menyenangkan. Namun tidak jarang pula para korban ini meregang nyawa akibat kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh sesamanya, termasuk kekerasan yang terjadi di sekolah. Seorang psikolog dan konselor, Yunita Kristanti Nur Indarsih, mengungkapkan faktor balas dendam juga dapat menjadi pemicu utama terjadinya bullying di sekolah, selain karena persaingan dan iri hati. Akar kepahitan yang dialami sejak dini, membuat anak usia sekolah, cenderung akan menyakiti sebayanya, meski si anak masih di usia taman kanak-kanak. Pengaruh dari orang dewasa menjadi model bagi anak-anak usia sekolah. Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Sehingga sikap dan cara bertutur mereka menyerupai orang dewasa yang dekat dengan mereka. Hukum Untuk BullyingKadang tindakan semacam ini dipandang remeh dan tidak mendapat perhatian dari para guru atau orang dewasa yang ada di lingkungan satuan pendidikan. Bullying merupakan suatu tindakan pelanggaran hak asasi manusia, maka dari itu, hal semacam ini memiliki payung hukum dalam perundang-undangan di negara kita. Selain undang-undang perlindungan anak. Kasus bullying di lingkungan satuan pendidikan mempunyai payung hukum seperti yang tertuang berikut ini. Pasal 54 UU Nomor 35 tahun 2014Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Pelajari berbagai hukum yang berhubungan dengan tindak pidana anak lainnya melalui buku Hukum Perlindungan Anak: Panduan Memahami Anak yang Berkonflik dengan Hukum. Deteksi bullying sejak diniUntuk kalian yang paham akan bahaya bullying. Alangkah baiknya, jika kita semua sama-sama berusaha menghentikan segala bentuk kekerasan, terutama di lingkungan sekolah, agar suasana belajar kita kondusif, nyaman, dan apa yang kita cita-citakan tercapai. Ada baiknya kita kenali bentuk-bentuk bullying dan lakukan langkah-langkah berikut sebagai upaya menghentikan bullying. Jika kalian dibully
Jika kalian melihat bullying
Dalam kasus perundungan terdapat berbagai pihak yang terlibat, dimana tindakan seseorang dapat mengubah keadaan yang ada tersebut. Seperti halnya yang dibahas pada buku The Bully, the Bullied, and the Bystander karya Barbara Coloroso. Kriteria Teman Yang BaikGramedians, jika kalian ingin mencari teman, yang bisa membuat pertemanan kalian nyaman, jadilah teman yang dapat menghadirkan pertemanan kalian bebas dari konflik atau berpotensi terjadi bullying. Seperti apa sih kriteria teman yang dapat membawa pertemanan kalian terbebas dari bullying. Simak beberapa saran berikut!
Teman yang baik cenderung saling memberi masukan positif terutama nasehat kepada kalian. Ketika kalian memiliki masalah, teman yang baik akan memberimu masukan yang baik pula. Namun, ketika kamu memiliki teman yang menyarankan kalian untuk berbuat sesuatu hal yang negatif, kalian harus berani mengatakan tidak, dan sebaiknya menjaga jarak dengannya.
Memiliki teman yang dapat diajak kerjasama merupakan keuntungan tersendiri bagi kalian. Kalian dapat saling melengkapi dan berkolaborasi, mau dan mampu menerima satu sama lain, merupakan satu upaya untuk memperkecil potensi terjadinya kasus bullying. Seorang teman yang baik, mau menerima apa adanya, bukan ada apanya. Apapun kondisi kalian, seorang teman yang baik tidak akan mempermasalahkan ataupun mempertanyakan. Karakter demikian tidak dimiliki oleh sembarang orang. Jadi, jika kalian memiliki rekan yang memiliki karakter demikian, maka tentu kalian patut bersyukur. Orang yang tidak Menerima kalian apa adanya juga memiliki kecenderungan akan berlaku tidak baik kepada kalian atau orang-orang yang dianggap memiliki kekurangan.
Cara bertutur yang baik merupakan salah satu ciri dari seseorang yang memiliki karakter baik pula. Orang yang mudah mengeluarkan kata-kata kasar, yang berisi cacian, makian, celaan atau umpatan, memiliki karakter sama seperti apa yang ia lakukan. Dan kata-kata tersebut dapat menjadi pemantik konflik. Kejujuran adalah suatu kewajiban dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pertemanan. Kejujuran seseorang tidak dapat dinilai dengan apapun. Oleh karena itu, tidak hanya bagi diri kalian pribadi, seorang teman juga wajib memegang prinsip kejujuran yang baik Kebohongan juga memicu konflik yang bisa menjadi titik awal terjadinya bullying. Untuk para orang tua, hendaknya peka terhadap kondisi pribadi putra putri Anda. Pahami dan kenali kondisi putra putri Anda, karena mereka semua memiliki kemungkinan akan menjadi pelaku atau korban bullying. Untuk lebih jelasnya, kita kenali satu per satu ciri putra putri Anda. Dalam mencari dan menjaga hubungan dengan teman tersebut bukanlah hal yang sulit. Solusinya dapat Grameds temukan dalam buku Gimana Biar Punya Banyak Teman, Best Besties, Dan Diterima. Ciri anak yang rentan menjadi korban bullying
Seorang ahli di Indonesia yaitu Hanlie Muliani dan Robert Pereira di berbagai negara di dunia menyebutkan berbagai contoh nyata mengenai perlakuan bullying yang dialamai anak-anak dalam buku Why Children Bully? yang di dalamnya terdapat pembahasan mengapa anak-anak membully dan masih banyak lagi. Ciri anak yang suka melakukan tindakan bullying
Sekolah Yang Rawan Terjadi BullyingLingkungan sangat berpengaruh besar terhadap terjadinya bullying. Begitu juga sekolah, bagaimana ciri sekolah yang rawan terjadi bullying? Yuk kita simak bersama!
Peran Pendidik Untuk Mencegah BullyingSekolah merupakan tempat menimba ilmu, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengasah budi pekerti luhur bagi para siswa. Maka, hendaknya para pendidik mampu berperan aktif untuk mencegah terjadinya bullying dengan cara-cara seperti dibawah ini.
Pembentukan nilai-nilai persahabatan sejak dini sangat penting dilakukan di lingkungan sekolah agar tercipta hubungan pertemanan dan memunculkan semangat kolaborasi yang saling menghargai diantara murid-murid di sekolah, dengan sendirinya, hal ini akan menjauhkan mereka dari kekerasan.
Bullying sering dikaitkan dengan ego seseorang untuk mendapatkan sebuah pengakuan akan eksistensi dan dominasi dalam komunitasnya. Maka dari itu, para guru sebaiknya mendorong siswa untuk meningkatkan kapasitas dirinya melalui hal-hal positif seperti kegiatan sosial dan prestasi di sekolah daripada melakukan tindakan bullying.
Komunikasi efektif antara guru dan murid sangat penting, hal ini menjadi dasar keharmonisan hubungan di lingkungan satuan pendidikan, karena dengan komunikasi yang efektif berguna untuk membantu siswa agar mau berbagi masalah dengan guru mengenai permasalahan yang mereka alami. Siswa usia sekolah berada dalam masa pembentukan karakter dan kepribadian sosial, sehingga semua pihak yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan siswa di sekolah bertanggung jawab untuk mendampingi, membina, dan mendidik mereka. Nah Gramedians, pernahkah kalian berpikir bahwa mungkin teman kalian akan menjadi korban berikutnya apabila kalian tidak menghentikan bullying? Mari kita hentikan bullying mulai dari di kita, dan lakukan mulai sekarang.
|