Apa saja manfaat dari pergaulan remaja yang bersifat positif

Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya jatuh ke dalam lubang pertemanan yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi Ayah dan Bunda untuk memahami ciri-ciri pergaulan sehat, seperti adanya rasa percaya, kejujuran, hingga saling menghargai.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Ilustrasi pergaulan sehat di kalangan remaja.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya terlibat dalam pergaulan sehat. Oleh karena itu, Anda terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan pergaulan sehat dan karakteristik dari pertemanan tersebut.Pengertian pergaulan sehat adalah proses interaksi antara individu dengan individu lain maupun kelompok yang berlangsung secara normal dan positif.Yang dimaksud normal adalah setiap individu menyadari bahwa pergaulan itu dilakukan agar setiap orang bisa mengembangkan kepribadiannya secara positif.Pergaulan yang sehat akan membentuk karakter individu yang baik. Sebaliknya, pergaulan tidak sehat (misalnya pergaulan bebas) akan mendatangkan risiko yang mengancam masa depan anak.

Apa saja karakteristik dari pergaulan sehat?

Ciri-ciri pergaulan sehat perlu diketahui orang tua. 

Remaja adalah fase yang krusial pada anak karena di saat inilah mereka mulai lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya dibanding orang tua.Anda mungkin akan melihat mereka berganti selera musik, melakukan hobi yang baru, atau menggunakan pakaian yang mirip dengan teman dekatnya.Teman yang baik akan memberikan pengaruh yang baik, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengenali karakteristik pergaulan yang sehat agar mereka tidak terjerembab dalam pergaulan bebas yang berpotensi merusak masa depannya.Sejumlah karakteritisik pergaulan sehat yang dimaksud adalah:Prinsip pergaulan sehat yang tak boleh diremehkan adalah saling menghargai. Teman dekat anak harus mengetahui hak dan kewajibannya sebagai seorang individu sehingga tidak ada privasi yang dilanggar dalam pergaulan sehat tersebut.Kepercayaan adalah hal positif yang dibangun secara bertahap seiring berlangsungnya pergaulan sehat. Namun, rasa ini bisa hancur ketika ada janji yang tidak ditepati.Pergaulan yang sehat tidak akan membuat anak malu dengan kondisinya sendiri karena teman-temannya dapat menerima mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya.Komunikasi yang dimaksud adalah mampu menjadi pendengar yang baik saat temannya memiliki masalah dan memberi nasehat yang baik bila diperlukan.Konsep pergaulan sehat ini dapat membantu anak ketika dilanda masalah. Pasalnya, si kecil bisa merasa didengarkan oleh teman-teman di sekitar ketika ingin mengutarakan unek-unek yang menghantuinya selama ini.Salah satu prinsip dasar pergaulan yang sehat adalah adanya dukungan di dalam pertemanan. Dikutip dari Scoop Empire, dukungan dari teman dapat membuat anak menjadi lebih semangat dalam menghadapi permasalahannya.Ketika teman-teman anak memberikan dukungan, mereka dapat merasakan dukungan emosional yang dibutuhkan.Ada banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh anak ketika mereka berada di dalam pergaulan yang baik.Ciri-ciri pergaulan sehat adalah adanya cinta dan kasih sayang dari teman-teman di sekitar anak.Jika teman-temannya menyayangi dan mencintai mereka meskipun memiliki kekurangan, itulah yang dinamakan dengan pergaulan sehat.Teman-teman yang berada di dalam pergaulan sehat tidak akan berekspektasi lebih terhadap anak. Mereka mau bermain dan mencintainya tanpa embel-embel apa pun. Contoh pergaulan sehat ini juga bisa membuat anak merasa diterima di lingkungannya.Contoh pergaulan sehat selanjutnya adalah saling memaafkan. Teman-teman anak tidak akan mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu. Justru sebaliknya, mereka bisa membantu si kecil untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.Tujuh karakteristik pergaulan sehat di atas juga harus dicapai dengan cara yang positif, yakni dengan tidak melibatkan alkohol dan obat-obatan terlarang.Alkohol dan narkoba dapat mengakibatkan anak berlaku agresif, melakukan seks bebas, serta melakukan tindak kriminal yang akan menjerumuskannya pada pergaulan tidak sehat.

Manfaat pergaulan sehat untuk anak

Manfaat pergaulan sehat untuk anak

Seperti disinggung di atas, pergaulan sehat dapat membentuk karakter positif pada anak. Selain itu, mereka juga akan mendapat berbagai manfaat lain, seperti:
  • Membuat anak memiliki tujuan yang positif dalam hidup
  • Meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres
  • Meningkatkan kepercayaan dan harga diri anak
  • Menyemangati anak untuk menghindari pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, narkoba, dan seks bebas.
Pada beberapa lingkungan pertemanan, pergaulan sehat jug dapat meningkatkan kesehatan fisik anak secara keseluruhan.Studi menyebut anak yang memiliki koneksi sosial lebih banyak memiliki umur yang lebih panjang dibanding anak dengan lingkup sosial yang kecil.

Baca Juga

Ilmu Parenting untuk Orangtua Baru, Apa Saja?Beragam Cara Membuat Slime yang Aman Dimainkan oleh Anak6 Jenis Peer Pressure dan Dampaknya pada Anak

Bagaimana cara menjaga pergaulan sehat?

Setelah Anda memastikan anak terlibat dalam pergaulan sehat, ajari pula cara mempertahankan pola pertemanan tersebut. Beberapa hal yang bisa dilakukan anak dalam hal ini adalah:Pergaulan bebas harus didasarkan pada berbagai karakteristik yang disebutkan di atas. Jika ada salah satunya saja yang tidak dilakukan anak, maka mereka dapat kesulitan untuk mempertahankan pergaulan sehat.Semua orang punya pilihan dan pertimbangan masing-masing dalam bertindak. Hal ini terkadang tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut anak.Ketika masalah ini terjadi, mereka harus mengingat bahwa menghakimi perbedaan hanya akan merusak pertemanan yang telah dibangun.Setiap orang punya kesalahan dan kelemahan sehingga bukan kapasitas kita untuk menggunjingnya.Jika ada hal yang harus diperbaiki dari seseorang yang ada dalam lingkup pergaulan sehat anak, sebaiknya langsung biacarakan dengan orang tersebut melalui bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan.Pergaulan sehat bukan berarti tidak pernah ada konflik yang terjadi di dalamnya. Namun, pertemanan yang solid akan selalu membuka ruang untuk saling memaafkan sehingga hubungan baik kembali tersambung tanpa ada dendam maupun rasa sakit hati.Itulah penjelasan komprehensif mengenai pergaulan sehat. Ajarkan nilai-nilai pergaulan sehat sejak dini agar anak bisa mempraktikkannya ketika remaja dan beranjak dewasa.Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

tips parenting

Buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59cb1c61865eac91184466d3/16a86af37b446f9f93da2844c375d1ec.pdf
Diakses pada 9 Juni 2020
US Department of Health and Human Services. https://www.hhs.gov/ash/oah/adolescent-development/healthy-relationships/healthy-friendships/index.html
Diakses pada 9 Juni 2020
Western Health. http://westernhealth.nl.ca/uploads/Addictions%20Prevention%20and%20Mental%20Health%20Promotion/Healthy%20Relationships%20Resource%20Kit%20-%20Western.pdf
Diakses pada 9 Juni 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/friendships/art-20044860
Diakses pada 9 Juni 2020
Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/lifetime-connections/201809/6-rules-healthy-friendships
Diakses pada 9 Juni 2020
Scoop Empire. https://scoopempire.com/healthy-friendships-6-important-signs-of-a-good-friend/
Diakses pada 24 Maret 2022
Confident Counselors. https://confidentcounselors.com/2019/07/31/healthy-friendship-qualities/
Diakses pada 24 Maret 2022

Hypnoparenting adalah cara mendidik anak dengan memberikan sugesti-sugesti yang positif. Orangtua dapat melakukannya ketika anak berada dalam kondisi yang rileks.

25 Mei 2021|Dina Rahmawati

Ada banyak cara untuk memperkuat hubungan ibu dan anak perempuan, seperti menjaga komunikasi, mengajaknya bermain, hingga makan bersama di meja.

Cara melatih anak berbicara tidak hanya butuh kesabaran, tapi juga kreativitas dan dukungan orang tua.

Dijawab Oleh dr. Andre Zaini

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Sylvia V