Ketika Anda telah menyelesaikan presentasi Anda, maka tentu Anda akan menghadapi sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab itu, audiens Anda akan menanyakan beberapa pertanyaan yang mereka akan ajukan. Bisa jadi ada selusin audiens Anda yang mengangkat tangan untuk bertanya. Ada beberapa pertanyaan dapat Anda jawab dengan mudah. Namun, ada juga kemungkinan beberapa pertanyaan yang Anda akui bahwa Anda tidak memiliki jawabannya atau tidak ingin menjawabnya. Itulah pertanyaan yang Anda takuti. Pertanyaan-pertanyaan itu bisa terkait dengan fitur-fitur dalam rilis produk yang baru, waktu acara pendanaan seperti penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), atau komentar pada beberapa acara yang layak diberitakan baru-baru ini yang merupakan topik yang hangat secara politik. Dalam situasi seperti ini memberikan jawaban yang jelas dan langsung mungkin merugikan Anda dalam beberapa hal. Jadi pertanyaan sebenarnya adalah bagaimana Anda dapat menanggapi dengan cara yang dapat menjaga kredibilitas Anda dan memuaskan penanya. Berita baiknya, Matt Abrahams yang merupakan seorang Professor yang mengajar di Sekolah Pascasarjana Bisnis Universitas Stanford dimana dia mengajar dua kelas yang sangat populer yang berhubungan dengan Komunikasi Strategis dan Presentasi Virtual yang Efektif menjelaskan bahwa ada 3 langkah yang dapat gunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mari kita bahas ketiga langkah tersebut. Langkah # 1 : Reframe Saat dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit, disarankan Anda mulai dengan memparafrasekan pertanyaan (mengungkapkan kembali pertanyaan) sebelum menjawab. Parafrase ini menegaskan bahwa Anda mendengar pertanyaan dengan benar, memvalidasi penanya, memberi Anda waktu untuk berpikir, dan memungkinkan Anda untuk mengubah pertanyaan agar Anda lebih mudah untuk menjawabnya. Misalnya, bayangkan seorang calon klien yang penting bertanya kepada Anda tentang ketersediaan fitur tertentu dalam produk Anda yang Anda tahu tidak mungkin ada di masa mendatang. Parafrase pertanyaan yang mungkin Anda sampaikan, “Anda bertanya tentang peta jalan kami dan bagaimana kami memprioritaskan fitur produk kami.” Parafrase ini memperluas pertanyaan, memberi Anda kesempatan untuk menetapkan visi yang lebih luas dan mungkin menyoroti fungsi yang berdekatan atau terkait dengan fitur yang dicari oleh prospek Anda. Pembingkaian ulang ini melalui parafrase memberi Anda cara untuk mengubah pertanyaan menjadi sesuatu yang lebih mudah diatur dan memungkinkan Anda memfokuskan kembali komunikasi Anda. Langkah # 2 : Blame Memberikan alasan yang sah untuk tidak menjawab pertanyaan secara langsung adalah alat lain untuk pertanyaan jenis ini. Mengutip masalah hukum, pedoman peraturan, atau praktik masa lalu dapat menjadi alasan yang sah bagi Anda untuk tidak menanggapinya secara langsung. Alternatifnya, Anda dapat menggunakan kebijakan yang ada yang melarang mengomentari pertanyaan seperti yang ditanyakan. Terakhir, Anda dapat menyalahkan ketidakmampuan Anda untuk menanggapinya karena kurangnya informasi yang Anda miliki tentang topik tersebut. Misalnya, jika seseorang menanyakan pendapat Anda tentang arah baru pesaing, Anda dapat mengatakan bahwa Anda ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam sebelumnya untuk memastikan tanggapan Anda benar. Langkah # 3 : Explain Dalam beberapa situasi, Anda dapat menyatakan bahwa Anda tidak dapat menjawab pertanyaan secara langsung, tetapi Anda dapat berbagi beberapa alasan atau kerangka kerja yang akan digunakan dalam menangani topik pertanyaan. Misalnya, jika Anda bekerja untuk sebuah perusahaan dan ditanya tentang rencana IPO-nya, Anda dapat menjawab dengan mengatakan, “Pertanyaan Anda mengacu pada keputusan internal yang mungkin atau mungkin tidak kami buat, tetapi pilihan kami akan selalu didorong oleh keinginan kami untuk melayani klien, karyawan dan investor kami.” Menjelaskan prinsip dibalik jawaban Anda memungkinkan Anda memenuhi kewajiban untuk menanggapi pertanyaan tanpa mengungkapkan informasi yang tidak ingin Anda bagikan. Ketika Anda menghadapi pertanyaan yang Anda tidak mengetahui jawabannya atau tidak ingin menjawabnya, maka Anda dapat menggunakan 3 langkah tersebut. Misalnya, Anda ditanya, “Kapan fitur ini akan dimasukan dalam produk Anda?”. Penerapan 3 langkah tersebut adalah sebagai berikut : Reframe : “Anda bertanya tentang proses prioritas fitur kami …” Blame : “Kami memiliki kebijakan perusahaan yang mencegah kami membicarakan tentang peta jalan produk kami.” Explain : “Meskipun saya tidak dapat membahas fitur spesifik tersebut, saya dapat memberi tahu Anda bahwa semua keputusan kami tentang fitur tersebut dipandu oleh kemudahan penggunaannya untuk klien kami.” Demikianlah, 3 langkah menjawab pertanyaan yang Anda tidak mengetahui jawabannya atau tidak ingin menjawabnya. Pertama, reframe. Kedua, blame. Ketiga, explain. Dengan meluangkan waktu untuk berlatih menjawab pertanyaan sulit, maka Anda akan merasa lebih nyaman pada saat dihadapkan pada pertanyaan tersebut. Mulailah dengan melakukan latihan sebelum sesi tanya jawab :
Selanjutnya, berlatihlah menanggapi pertanyaan yang berpotensi menantang dengan suara yang lantang. Anda bahkan mungkin ingin merekam tanggapan Anda secara digital. Terakhir, validasi ide Anda dengan membagikan jawaban potensial Anda kepada kolega untuk memastikan konsistensi dan dukungan untuk pendekatan Anda. Setelah Anda bersiap untuk jenis pertanyaan ini, maka Anda dapat mempertahankan ketenangan dan kredibilitas Anda sambil tetap menguasai ruangan selama sesi tanya jawab. Sumber : erry-ricardo.com
Menganggapi Isi Buku, Meresensi dan Menyunting Resensi – Pernahkah kamu memberikan penilaian setelah membaca sebuah buku? Apa saja yang kamu nilai? Dalam resensi, penilaian terhadap buku disebut dengan menanggapi. Topik ini akan kamu pelajaran pada pembahasan kali ini sebagai tahap keempat dalam merensi sebuah buku. Menganggapi Isi Buku, Meresensi dan Menyunting ResensiMenganggapi Isi BukuMenanggapi isi buku berarti mengomentari isi buku dengan menyampaikan penilaian, saran atau kritik, dan memberitahukan kepada khalayak umum tentang kelayakan buku tersebut untuk dibaca. Tanggapan ada yang bersifat positif bahkan ada pula yang negatif. Beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika menanggapi isi buku yaitu sebagai berikut. 1. Menggunakan kalimat yang efektif Contoh: Buku ini ditulis dengan sangat baik. Bahasanya ringan dan topiknya mudah dipahami. Buku ini cocok dibaca oleh semua usia dan semua kalangan. 2. Mengguunakan alasan yang jelas Contoh: Dengan topik yang begitu menarik, penulis berhasil membuat buku ini menjadi buku bacaan favorit (best seller). Namun, karena penggunaan bahasa yang “tinggi” dan istilah ilmiah yang terlalu banyak, buku ini hanya cocok untuk dibaca kaum intelektual. 3. Menggunakan bahasa yang santun dengan menghindari kata yang akan membuat penulis tersudutkan Contoh: Buku yang ditujukan untuk remaja ini ternyata banyak memuat pembahasan yang seharusnya ditujukan untuk orang dewasa sehingga buku ini sebaiknya tidak dibaca oleh remaja, khususnya siswa sekolah tingkat menengah. 4. Jangan menanggapi hal di luar isi buku Contoh: Buku komunikasi ini tidak layak dibaca dan dikonsumsi mahasiswa jurusan komunikasi. Penulisnya tidak cakap dan kurang kompeten untuk menulis sebab kuliahnya pun tidak rampung, bahkan dia dikenal sebagai mahasiswa yang terkena DO dari kampus tempatnya kuliah. Tanggapanmu akan lebih baik jika disertai bukti yang terdapat pada isi buku. Setelah memberikan tanggapan, kamu dapat menjelaskan pula alasan penilaianmu dengan menyajikan bagian-bagian isi buku yang berhubungan dengan tanggapanmu. 1. Menggapi isi buku berarti mengomentari isi buku dengan menyampaikan penilaian, saran atau kritik, dan memberitahukan kepada khalayak umum tentang kelayakan buku tersebut untuk dibaca.
3. Tanggapan akan lebih baik jika disertai bukti yang terdapat pada isi buku. Meresensi Buku PengetahuanKetika mempelajari dan mempraktikkan tahap-tahap sebelumnya, apakah kamu tetap menggunakan buku pengetahuan yang sama? Jika ya, berarti kamu akan lebih mudah melakukan tahap selanjutnya yang akan kita pelajari kali ini, yaitu tahap menulis resensi. Pada tahap menulis resensi, kamu hanya tinggal menyatukan hasil praktikmu dari tahap pertama hingga tahap sebelum menulis, yaitu hasil membuat data buku, menunjukkan kelebihan dan kekurangan buku, merangkum isi buku, hingga menanggapi isi buku. Semua itu akan lebih mudah jika dari awal kamu menggunakan buku yang sama. Kalau pun tidak, kamu tinggal mengikuti langkah-langkah tersebut. Sebagaimana telah disampaikan bahwa menulis resensi berarti mengulas sebuah buku dengan menyampaikan pertimbangan terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam buku. Tujuan menulis resensi antara lain adalah sebagai berikut.
Sistematika penulisan resensi yang perlu kamu ikuti adalah sebagai berikut. 1. Pendahuluan Pada bagian ini, kamu cukup menuliskan data buku atau identitas buku sebagaimana telah kita pelajari sebelumnya. 2. Pembahasan Pada bagian ini, yang harus kamu tulis adalah rangkuman dan gambaran umum isi buku. 3. Penutup Pada bagian penutup, tulislah kelebihan dan kekurangan buku dan tanggapanmu terhadap isi buku. Perhatikan contoh resensi di bawah ini dengan saksama! 1. Meresensi adalah mengulas sebuah buku dengan menyampaikan pertimbangan terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam buku.
3. Sistematika penulisan resensi adalah sebagai berikut.
Menyunting ResensiSudahkah kalian meresensi buku pengetahuan? Jika sudah, sekarang lakukanlah tahap terakhir dari proses meresensi, yaitu menyunting resensi yang telah kamu buat. Menyunting merupakan tahap paling penting sebab pada proses ini kamu dapat memperbaiki resensi yang telah kamu tulis sehingga layak dibaca khalayak umum. Berikut ini adalah langkah yang perlu kamu lakukan dalam menyunting resensi.
Perhatikan contoh resensi yang pernah disampaikan pada tahap meresensi buku pengetahuan di bawah ini! Resensi buku pengetahuan di atas masih terdapat banyak kesalahan, terutama dalam segi penulisan kalimat dan ejaan yang ditandai dengan tulisan tebal pada kata, frasa, atau tanda baca. Suntingan resensi buku di atas yang tepat adalah seperti berikut. Setelah disunting, resensimu siap untuk dipublikasikan kepada orang lain melalui media massa, majalah sekolah, mading sekolah, atau internet. Selamat mencoba!
|